Hari / Tanggal : Senin, 22 September 2014
Narasumber : Ustadz Haidir
Tema : Iman Kepada Allah
Notulen : Ana Trienta
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakaatuh...
Baik, kita langsung saja mulai setelah tahmid dan shalawat, membahas tentang rukun iman yang pertama dan utama; Beriman Kepada Allah.
Ungkapan beriman kepada Allah sepintas sangat sederhana, namun dia sesungguhnya memiliki makna yang dalam. Inilah inti tauhid kita. Kekeliruan dalam memahami konsep iman, akhirnya berujung pada kekeliruan memahami konsep beriman kepada Allah yang seringkali cukup diartikan sebagai sikap percaya akan adanya Allah. Hal ini tidak salah secara mutlak, namun juga tidak sempurna pemahamannya.
Beriman kepada Allah oleh para ulama harus mencakup 4 perkara
Eksistensi (keberadaan) Allah Ta'ala ini dapat dibuktikan dengan dalil fitrah, akal, apalagi dalil syar'inya yang banyak sekali.
Dalil Fitrah:
Setiap manusia secara fitrah telah mengimani keberadaan penciptanya, tanpa didahului proses berpikir atau belajar. Dan tidak berpaling dari kenyataan ini kecuali orang yang di dalam hatinya ada penyakit.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia yahudi, nasrani atau majusi." (HR; Bukhari, no: 1358 dan Muslim, no: 2658).
Dalil Akal:
Setiap manusia baik yang sudah ada maupun yang akan ada, pastilah ada pencipta yang menciptakannya. Karena tidak mungkin sesuatu itu mengadakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula ia ada secara tiba-tiba (spontan). Mereka tidak diciptakan tanpa ada asalnya, dan mereka tidak menciptakan dirinya sendiri.
Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala :
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ
"Apakah mereka ini diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)." (Q.S; Ath Thur : 35).
Karena itu, keimanan tentang keberadaan Allah, bukan tema utama dakwah para rasul, karena masalah ini sebenarnya bersifat aksiomatis, mesti demikian memang. Namun belakangan muncul juga generasi yang tidak mengakui adanya Allah. Sekarang lebih dikenal sebagai kaum atheis...
Kedua: Mengimani Rububiyah Allah Ta'ala.
Maksudnya meyakini bahwa hanya Allah Ta'ala saja sebagai Rabb, tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak ada yang membantu-Nya (tauhid rububiyah). Rabb artinya: Pencipta, Raja, dan Pengatur (pemelihara). Tiada pencipta, raja dan pengatur urusan makhluk selain Allah. Allah Ta'ala berfirman:
أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ
Juga firman-Nya,
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
"Katakanlah, Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?." (QS. Yunus: 31).
Ketiga: Mengimani Uluhiyah Allah
Maksudnya Dia adalah sesembahan yang haq, tiada sekutu bagi-Nya. Ilah artinya; Dzat yang pantas disembah dengan penuh kecintaan dan pengagungan. Allah Ta'ala berfirman :
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, dan tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkani Dia, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (Q.S; Al Baqarah :163).
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ali Imran: 18).
Setiap tuhan yang disembah selain Allah, maka penyembahannya adalah bathil. Allah berfirman,
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
"(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. Al Hajj: 62).
Inilah yang disebut tauhid uluhiyah dan inilah yang menjadi tema utama para rasul dalam dakwahnya, yaitu menyerukan manusia untuk beribadah semata-mata kepada Allah. Perhatikan seruan-seruan para nabi dalam Alquran, umumnya mengajak untuk beribadah, bukan sekedar mengakui adanya Tuhan, karena perkara adanya Tuhan, adalah perkara yang sudah diterima.
Maka, inti dari tauhid adalah bagaimana seorang muslim beribadah hanya kepada Allah, bukan sekedar percaya adanya Allah. Perhatikan surat An Nahl ayat 6, bagaimana seruan nabi Nuh, Al A'raf 59, seruan nabi Hud, Al A'raf 65, Nabi Shaleh, Al A'raf 73, Syuaib, Al A'raf 83 semuanya menyerukan untuk beribadah kepada Allah semata.
Beriman dengan nama dan sifat Allah harus melahirkan pengagungan terhadap kebesaran dan kemuliaan Allah, berikutnya menuntun kita untuk bersikap sesuai dengan keyakinan terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allah.
Keempat: Mengimani Nama-Nama dan Sifat Allah
Maksudnya; Menetapkan nama-nama Allah Ta'ala dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana yang telah ditetapkan Allah untuk-Nya dalam kitab-Nya, atau melalui lisan Nabi-Nya dalam hadits-haditsnya, dengan tanpa mengubah makna, meniadakan, menanyakan bagaimana hakikatnya dan menyerupakannya. Allah Ta'ala berfirman :
وَلِلَّهِ الأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
"Hanya milik Allah asma'ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma'ul husna itu." (QS; Al A'raf : 180).
Ini merupakan dalil yang menunjukan adanya nama-nama bagi Allah. Sedangkan firman-Nya,
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ وَلَهُ الْمَثَلُ الْأَعْلَى فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya-lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ar Rum: 27).
Jika kita imani Allah memiliki nama Arrahman Arrahim, maka kita muliakan Allah yang maha kasih, hendaknya kitapun memupuk rasa kasih terhadap sesama, dan selalu yakin dengan kasih sayang Allah kepada kita, walaupun musibah menimpa.
Begitu seterusnya terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allah yang lain. Thayib, sampai di sini dahulu bahasannya. Jika ada pertanyaan silakan.....
TANYA JAWAB
GRUP 108
Assalamualaikum ust, bagaimana pertanggungjawaban seseorang yang sudah terlahir dalam keluarga yahudi atau nasrani, dan sampai akhir hayat dia belum mendapatkan hidayah iman dari Allah?
Jawab
Hidayah dari Allah, tugas kita adalah menyampaikan atau mengajak. Jika juga belum dapat hidayah, itu bukan tanggungjawab kita lagi...
GRUP 109
Dalam buku agama SMP ada pertanyaan uraian : Mengapa Allah itu indah nama-namaNya? Jawabannya dibuku adalah karena Allah Maha Baik tapi bagaimana pendapat & jawaban ustadz untuk pertanyaan tersebut?
Jawab
Pertanyaan dan jawabannya tidak ada yang salah. Allah memang telah nyatakan bahwa namanya indah, bagus makanya disebut asmaul husna juga karena semua sifat Allah adalah baik, sempurna.
GRUP 112
Maksudnya beriman pada asmaul khusna itu apakah kita sekedar percaya dan yakin atau kita harus mengikuti asmaul husna tersebut dalam kehidupan sehari-hari?
Jawab
Beriman terhada asmaul husna;
- Meyakini adanya nama-nama dan sifat-sifat Allah yang disebutkan dalam Alquran.
- Meyakini bahwa nama dan sifat Allah mulia dan sempurna sesuai dengan kemuliaan Allah dan kesempurnannya.
- Bersikap dan bertindak sesuai dengan kandungan yang terdapat dalam nama-nama dan sifat tersebut. Misalnya Algafur, Allah maha pengampun, maka dia selalu minta ampun dan tidak berputus asa dengan ampunanNya...
Bedanya Ilah, Rabb, dan Ma'bud apa?
Jawab
Ilah artinya Tuhan yang disembah, sama artinya dengan ma'bud. Sedangkan Rabb artinya tuhan pencipta, pemberi rizki, mengatur alam ini. Allah adalah satu-satunya rabb dan ilah kita..
Kalo kita mengamalkan asma'ul husna seperti photo di atas?
Jawab
Apa maksudnya mengamalkan asmaul husna seperti poto diatas? Saya tidak paham.
GRUP 116
Ada beberapa orang meyakini Allah tapi juga percaya hal mistis, dia tetap ibadah kepada Allah, tapi dia juga percaya hal mistis & kepercayaan masyarakat tempo dulu seperti percaya hantu, isi dalam batu cincin, atau tanggal baik & buruk.. itu bagaimana? Apa ibadahnya tetap diterima?
Jawab
Percaya mistis, jika yang dimaksud bahwa perkara-perkara gaib yang dinyatakan ada dalam alquran dan hadits, seperti jin, setan, sihir, dia yakini adanya, itu bahkan bagian dari akidah. Tapi jika yang dimaksud adalah bahwa perkara-perkara tersebut dapat mendatangkan mudharat dan manfaat selain Allah, maka dia merupakan keyakinan syirik.
Menyambung pertanyaan di atas kalo kepercayaan daerah tertentu tuk menghilangkan aura negatif sseorang harus druwat dengan memohon kepada Allah apakah dalam Islam hal tersebut diperbolehkan?
Jawab
Mengusir atau menghalau keburukan dapat dilakukan dengan dua cara;
- Cara yang telah ditentukan syariat, seperti zikir-zikir yang sudah diajarkan, diruqyah syar'iyah, berdoa atau minta didoakan orang saleh.
- Cara yang dapat diketahui sebab akibatnya, seperti berhati-hati, bela diri, dll...
Adapun ruwatan tidak memenuhi kedua faktor di atas. Maka dia harus dihindari.
Apakah asmaul husna bisa dijadikan sebagai dzikir? Misalkan kita meminta rizki yang berkah & barokah bisakah kita berdzikir dengan menyebut Ar Razak ?
Jawab
Asmaul husna dapat dijadikan zikir jika memang sudah ada petunjuk nashnya tapi kalau tidak ada, terus kita rutinkan, sebaiknya jangan, karena zikir itu lebih khusus, tidak bisa dikarang-karang. Adapun sekedar berdoa dengan menyebut asmaul husna sesuai namaNya dengan permintaan kita, itu tidak mengapa. Misalnya kita katakan, Ya razzaaq, urzuqna, yaa gaffaar, ighfir lana...wahai yang maha pemberi rizki, berilah kami rizki, wahai yang maha pengampun, ampunilah kami.
GRUP 118
Ustadz mau bertanya. Salah satu wujud ibadah kita ke Allah diantaranya sholat. Tapi ada orang yang saya kenal. Islam tapi tidak melaksanakan sholat. Katanya islam nya islam ma'arifat. Jadi sholat nya ga diperlihatkan. Bahkan dia juga tidak ikut puasa. Apakah benar seperti itu yang bisa sholat tanpa menggerakkan anggota badan. Setahu saya Muslim harus sholat bahkan ketika sakit pun.
JawabOrang seperti itu ditunjukkan saja pribadi Rasulullah, jika dia sudah mengaku sudah ma'rifat, lebih ma'rifat mana dia dengan Rasulullah saw, namun beliau tetap shalat, berjamaah pula, dan mestinya terlihat. Istilah Islam ma'rifat dengan pemahaman seperti itu bukanlah ajaran Islam, tapi kesesatan yang dihias oleh Iblis....
GRUP 121
Ustadz, mau tanya nih.. Bagaimana cara mengajak mereka yang belum paham untuk ikut fastabiqul khairat, sama-sama beribadah kepada Allah dengan niat Allah, karena kebanyakan dari mereka, menyepelekan ibadah, dengan era kebarat-baratan saat ini.
Jawab
Mengajak orang lain memang macam cara dan pendekatannya tapi standar utamanya adalah; Ikhlas, kita paham dengan yang kita sampaikan, sabar, beri teladan, pergauli dengan baik, terus doakan dan jangan bosan. Selebihnya hidayah taufik di tangan Allah kalau dakwah nabi saja tetap ada yang menolak, apalagi kita, tapi pahala dakwah kita akan tetap Allah catat
Mengajak orang lain memang macam cara dan pendekatannya tapi standar utamanya adalah; Ikhlas, kita paham dengan yang kita sampaikan, sabar, beri teladan, pergauli dengan baik, terus doakan dan jangan bosan. Selebihnya hidayah taufik di tangan Allah kalau dakwah nabi saja tetap ada yang menolak, apalagi kita, tapi pahala dakwah kita akan tetap Allah catat
Di alquran sudah jelas اَللّهُ itu tidak beranak dan tidak diperanakan dan kita hanya wajib menyembah اَللّهُ dan tidak yang lain. Nah pertanyaan saya bagaimana dengan orang-orang yang tidak sadar akan keberadaan اَللّهُ apa mereka termasuk orang-orang yang tidak paham agama atau emang mereka tergolong orang-orang kafir yang meyakini atau menyembah selain اَللّهُ sedangkan mereka berstatus Islam
Dan gimana caranya kita menghadapi orang-orang yang mengaku "Islam", tapi lagi-lagi kekeh lebih percaya gaya hidup liberal? Mereka selalu mencibir kita yang berusaha untuk menjalankan cara yang diperintahkan Allah seperti di Al-Quran & sunnah.
Jawab
Pertanyaan 2-3 terkait dengan mereka yang enggan meyakini agama, atau mengaku beragama tapi menistakannya seperti paham liberal, tugas kita hanya menyampaikan dan sabar menghadapi fitnah dan umian dari mereka. Di sisi lain, kondisi seperti ini harusnya melecut kita untuk terus berpegang kuat dengan agama juga terus meningkatkan pemahaman agama kita.
PENUTUP :
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



