Home » , , , » JANGAN JATUH CINTA TAPI BANGUN CINTA

JANGAN JATUH CINTA TAPI BANGUN CINTA

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Sunday, September 14, 2014

Kajian Online WA Hamba الله SWT (Nanda)

Hari / Tanggal : Sabtu, 13 September 2014
Narasumber : Ustadz Umar Hidayat & Ustadzah Rochma Yulika
Materi : Kajian Islam
Notulen : Ana Trienta

Assalamualaikum wr wb
Bismillahirrahmanirrahim
Kita mulai dengan baca basmallah, semoga menambah berkah bagi kita yang sedang menyelesaikan perjalanan kehidupan inidan semoga Allah senantiasa menjaga kita dalam kebaikan dan ridla Nya. Ketika banyak pilihan hadir dalam hidup ini tapi kami memilih jalan dakwah sebagai pilihan utama kami karena terpatri semboyan nahnu du'at qobla kulli syai' kami da'i sebelum yang lain.

Saya share materi dulu
“Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khattab RA berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya diterimanya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang niatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya (akan diterima) sebagai hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah karena dunia yang ia cari dan wanita yang hendak dinikahinya, maka ia akan mendapati apa yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menilik satu hadits tentang niat ini menjadikan bekal luar biasa bagi makhluk yang bernama aktivis dakwah. Karena apa? Ya, karena tanggung jawabnya bakal lebih berat dibandingkan dengan muslim mukmin lainnya. Apapun yang menjadi sarana mereka untuk menjadikan Islam rahmatan lil ‘alamin, jika niatannya bukan karena Allah dan Rasul-Nya, maka yang akan mereka dapatkan hanya sebatas apa yang menjadi kehendaknya. Pujian orang lain? Oh, kecil! Jabatan? Apalagi… Atau, ini nih yang lagi banyak dicari aktivis dakwah muda. Ehhemmm… pasangan hidup yang sempurna. Insya Allah dikasih juga ko. Tapi, ya… sebatas kebaikan dan kesempurnaan dunia saja. Wallahu a’lam untuk akhiratnya.

Ya! Pobhia nikah muda menjadi bincangan hangat di kampus yang menjadi awal perkenalan saya dengan dunia tarbiyah. Banyak faktor yang mungkin menjadi latar belakang. Harapan saya, semoga faktor-faktor syar’i-lah yang menjadi alasan. Tapi tak bisa dipungkiri, mungkin karena saking pengennya, segala hal menjadi sebuah hal yang pantas untuk menjadi permakluman. Model nikah aktivis dakwah kampus saat ini terbilang nyeleneh. Apalagi dengan model ‘memilih’nya para ikhwan dengan siapa dia hendak menikah. Atau model lain seperti janjian antar akhwat ikhwan yang saling lobi dulu tanpa nuwun sewu dengan sang murabbi.

Wah…jangan-jangan saya malah yang kuno ya? Jangan-jangan model seperti ini sudah tidak lagi nyeleneh. Hmm… Whatever lah. Saya hanya mengamati saja. Ternyata model nikah yang menurut saya nyeleneh itu dengan model nikah yang menurut saya masih dalam garis syar’i dan manhaji murni; beda banget lho. Mereka yang beranggapan bahwa ‘Di Jalan Dakwah Aku Menikah ‘ini terlihat begitu damai gambaran rumah tangganya. Mereka dikaruniai anak-anak yang mudah diatasi, keuangan yang selalu cukup, atau kemudahan-kemudahan lain setelah menikah. Namun lain ternyata jalan hidup bagi mereka yang beranggapan bahwa ‘Aku Menikah di Jalan Dakwah’. Baru saja menikah, sudah banyak ujian yang datang menghampiri rumah tangga mereka. Sampai-sampai imbasnya konsentrasi dakwah mereka menjadi menurun.

Jadi ingat pesan Pak Cah, pakar kerumahtanggaan islami ini. Beliau mengingatkan untuk meletakkan prosesi pernikahan dan kekeluargaan dalam kerangka dakwah, karena Islam telah memberi amanat kepada kita untuk menunaikan pekerjaan kenabian yang satu ini, dakwah ilallah.

Ya, semoga dengan renungan hadits pertama tentang niat ini menjadikan aktivis muda yang sudah ingin menggenapkan separuh diinnya, tidaklah menjadikan ketidaksabaran sebagai alasan untuk berhak memilih pasangan hidup kita. Jadikan pilihan hidup kita tetap karena Allah dan Rasul-Nya dengan siapa dan kapan pun kita dipertemukan dengan jodoh kita. Jangan sampai setelah menikah, menjadikan diri dan keluarganya tidak dapat berkontribusi lebih untuk dakwah ini. Hanya karena jawaban Allah atas ketidaksabaran kita. Kembali menjadi renungan dalam-dalam. Apakah kita-para aktivis dakwah muda-hanya menjadikan dakwah sebagai sarana kita untuk menghendaki pasangan yang menurut kita sempurna, atau memang menjadikan dakwah sebagai sarana hijrah kita karena Allah dan Rasul-Nya? Maka jawab dengan jujur kata hati kita ini…

Salah seorang ummahat berkata kepada saya, “Berkonsentrasilah kepada perintah. Maka segala apa yang menjadi keputusanmu tidak keluar dari perintah itu sendiri. Sadar atau tidak kau sadari.”
Wallahu a’lam bisshawab…

Satu kisah yang bisa bikin meleleh

Kisah cinta yang membawa surga
Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja’ bin Amr An-Nakha’i, ia berkata, “Adalah di Kufah, terdapat pemuda tampan, dia sangat rajin dan taat. Suatu waktu dia berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha’.

Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran. Dan ternyata cintanya pada si wanita cantik tak bertepuk sebelah tangan. Karena sudah jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang untuk melamar gadis tersebut. Tetapi si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dojodohkan dengan sepupunya. Walau demikian, cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar. Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda, bunyinya, ‘Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku.’

Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, ‘Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu, sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar. Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobaranya.’

Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata, “Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu.” Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah. 

Akan tetapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda. Tubuhnya mulai kurus karena menahan rindunya, sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya. Dan pemuda itu seringkali berziarah ke kuburnya, Dia menangis dan mendo’akanya. Suatu waktu dia tertidur di atas kuburannya. Dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya, “Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?”

Dia menjawab, “Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan.” Pemuda itu bertanya, “Jika demikian, kemanakah kau menuju?” Dia jawab, “Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak.” Pemuda itu berkata, “Aku harap kau selalu ingat padaku di sana, sebab aku di sini juga tidak melupakanmu.” Dia jawab, “Demi Allah, aku juga tidak melupakanmu. Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah SWT) agar kita nanti bisa dikumpulkan. Maka, bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah.” Si pemuda bertanya, “Kapan aku bisa melihatmu?” Jawab si wanita: “Tak lama lagi kau akan datang melihat kami.” Tujuh hari setelah mimpi itu berlalu, si pemuda dipanggil oleh Allah menuju kehadiratNya, meninggal dunia.

Hmm, sebuah kisah cinta yang agung dengan berdasarkan janji bertemu di surga. Luar biasa. AllahuAkbar!! Apa hanya sekedar karena cinta atau punya target ukhrowi sehingga abadilah cinta itu

Coba saya share catatan tentang cinta. Untuk yang belum nikah niatkan menikah karena Allah. Untuk yang sudah terlanjur menikah maka upgrade cinta itu karena Allah.

RENUNGAN tentang CINTA 
CINTAILAH SANG MAHA PECINTA 
Oleh Rochma Yulika
  • Apa itu CINTA? Apakah telapak tanganmu berkeringat, jantungmu berdetak cepat, dan suaramu tercekat saat berada di dekatnya? Itu bukan CINTA itu SUKA 
  • Apakah kamu tak bisa melepaskan pandangan atau genggaman darinya? Itu bukan CINTA itu NAFSU 
  • Apakah kamu menginginkan dia saat dia sedang tidak ada? Itu bukan CINTA tapi itu KESEPIAN 
  • Apakah kamu ada di sana karena itulah yang diinginkannya? Itu bukan CINTA, itu KESETIAAN 
  • Apakah kamu menerima pengakuan cintanya karena kamu tak ingin menyakitinya? Itu bukan CINTA, itu KASIHAN 
  • Apakah kamu ada di sana karena dia memelukmu atau menggenggam tanganmu? Itu bukan CINTA itu KETERGANTUNGAN 
  • Apakah kamu ingin memilikinya karena tatapan matanya membuat hatimu berdegup kencang? Itu bukan CINTA itu TERGILA-GILA 
  • Apakah kamu memafkan kesalahannya karena kamu peduli padanya? Itu bukan CINTA itu PERSAHABATAN 
  • Apakah kamu mengatakan padanya setiap hari bahwa dialah satu-satunya orang yang kamu pikirkan? Itu bukan CINTA, itu DUSTA 
  • Apakah kamu ingin memberikan semua benda kesayanganmu untuknya? Itu bukan CINTA itu kedermawanan 
  • Apakah hatimu sedih dan sakit saat dia terluka, dan sebisa mungkin ingin mengobati lukanya? Itu barulah CINTA 
  • Apakah kamu tertarik pada orang lain, tapi tetap setia mendampinginya tanpa pernah menyesal? Barulah itu CINTA 
  • Apakah kamu menerima segala kesalahan dan kekurangannya karena itulah bagian dari dirinya? Barulah itu CINTA 
  • Apakah kamu menangis saat dia sedih meskipun dia kuat? Itulah CINTA 
  • Apakah kamu memaafkan dan bersedia tetap bersamanya saat dia menyakiti? Itu baru CINTA 
  • Apakah kamu akan tetap setia apapun yang terjadi, baik saat gembira maupun sengsara? Barulah itu CINTA 
  • Apakah kamu bersedia memberikan hatimu, hidupmu dan matimu untuk NYA itu baru CINTA CINTAILAH SANG MAHA PECINTA.....
Cinta itu bahaya LATEN. Ga tue kagak mudee yee. Coba ingat dan jujur seperti itu takdir akan cinta maka cinta karena Allah lebih dari segalanya, terutama untuk membangun rumah tangga dakwah. Batasi rasa cinta pada makhluk dengan hadirnya rasa cinta pada sang khaliq

Romantis itu.... 
Oleh: Rochma Yulika
  • Romantis adalah berada di depan ribuan manusia, lalu pasangan kita berkata : Dihadapanku ada ribuan gemintang, tapi tak tampak. Sebab kaulah matahariku
  • Romantis itu kala banyak kaki melangkah menuju taman yang indah tapi kami memilih melangkah di jalan dakwah
  • Romantis itu kala kekasih memberikan sekuntum bunga tapi kami lebih memilih memanjatkan sebait doa
  • Romantis itu kala pasangan kekasih saling memotivasi di jalan kebenaran bukan saling melemahkan lantaran bujuk rayu setan.
  • Romantis itu kala pasangan kekasih rela untuk sering berpisah lantaran amanah berharap rehat bersama di dalam Jannah
  • Romantis itu kala sepasang kekasih yang rela hidup di jalan dakwah hingga raih syahidah
  • Romantis itu ketika usia makin renta hati tetap berbunga-bunga
Eeiihh mau tak copasin kalo aku sama abi lagi ngegombal wkwkwk
Kita ini sama-sama sibuk, kalo mikir sekedar cinta-cintaan dakwah yang jadi fondasi utama dalam rumah tangga bisa terbengkelai.

Aku ingin berbagi:                           
Romantis yang indah itu terjadi ketika hujan turun teramat deras sementara sang istri berteguh sikap untuk mengaji, sang suami katakan, "Biar kuantar saja." Sang istri menolak, sambil katakan, "Aku bisa berangkat sendiri, Mas. Tak usahlah diantar." Mereka pun berdebat. Bukan untuk saling menjatuhkan, tapi untuk saling memuliakan. 

Sang suami katakan, "Adalah sebuah kebaikan mengantar kekasih yang menempuhi jalan kebajikan. Kumohon biarlah aku antar." Di tengah guyuran hujan suami istri terlihat begitu jelita.

Romantis yang mempesona itu terlihat ketika sang suami berujar, "Aku berharap di saat kematianku aku terbaring dalam pangkuanmu." 

Dengan tersenyum sang istri katakan, "Mas, dan ketahuilah bahwa saat Allah memanggilku kelak, engkau adalah salah seorang yang menyolatkan dan mendoakanku. Dan menjaga anak-anak hingga ia menjadi hamba Allah yang penuh ketaatan" Lalu, mereka pun menangis dalam pelukan penuh kasih sayang berharap Allah limpahkan kebarakahan.

Kemarin di jogja antri bensin kan? Nah via WA or BB kitat tetep bisa berbagi cinta dan romantisme

Everyday I Love You
Maka setiap lembar daun tampak seperti engkau memanggilku.
Setiap hembusan angin seperti pelukan mesra darimu.
Setiap gemercik air seperti bisikan lembutmu yang menggetarkan jiwaku.
Setiap terik matahari seperti kehangatan dekapanmu
Setiap antre bensin seperti kesetiaanku menunggumu
Abisalma

Maka dari itu jangan jatuh cinta tapi bangun cinta

Aku share cinta itu bahaya laten
Btw kalo ada yang di malang oktober tanggal 25 ummi talkshow disana bisa kopdar

Seperti api menyala-nyala kau hanya mampu menari disekitarnya, kau tak kuat melawannya. Dan seketika semua jadi abu semua jadi tiada seperti itulah cinta. Seperti angin membadai. Itulah cinta. Kau tak mampu melihatnya namun kau mampu merasakannya. Seperti banjir yang  menderas kau tak kuasa mencegahnya. Kau hanya bisa ternganga kala ia meluapi sungai-sungai. Menyeret benda angkuh yang bertahan di hadapannya. Bagai angin yang membadai. Yang memporak-porandakan semua yang ada di muka bumi. Bagai api yang membara. Yang mampu membakar benda-benda di sekitarnya. Setelah itu ia kembali tenang. Seperti seekor harimau kenyang yang terlelap tenang. Inilah cinta yang memiliki makna paling santun namun mempunyai kekuatan besar.
Seperti itu cinta, kita butuh biah (lingkungan) yang shalih untuk menjaga hati

Mengapa Menikah ??Karena mereka Jatuh Cinta. Mengapa rumah tangganya kemudian bahagia? Apakah karna jatuh cinta? Bukan, tapi karena mereka terus : " BANGUN CINTA " 
Jatuh Cinta itu gampang,10 menit juga bisa. Tapi bangun cinta itu perlu waktu seumur hidup. Mengapa Jatuh Cinta gampang ? Karena saat itu kita buta, bisu & tuli terhadap keburukan pasangan kita. Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada yang bisa ditutupi lagi. Dengan interaksi 24 jam per hari 7 hari dalam seminggu, semua belang tersingkap.. Di sini letak perbedaan Jatuh Cinta & Bangun Cinta Jatuh cinta dalam keadaan menyukai.

Namun Bangun Cinta diperlukan dalam keadaan jengkel. Dalam keadaan jengkel, cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik & bersama-sama mencari solusi yang dapat diterima semua pihak. Cinta yang dewasa tak menyimpan uneg-uneg, walau ada beberapa hal peka untuk bisa diungkapkan seperti masalah Keuangan, Orang tua & Keluarga/ Masalah Sex..

Namun sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut-larut. Syarat untuk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa saling memperhitungkan perasaan. Jika suami istri saling memperhatikan perasaan sendiri saja, mereka akan saling melukai. Jika dibiarkan berlarut, mereka bisa saling memusuhi & rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tapi neraka.

Apakah kondisi ini bisa diperbaiki? Tentu saja bisa, saat masing-masing mengingat komitmen awal mereka dulu apakah dulu ingin mencari TEMAN HIDUP atau MUSUH HIDUP ?

Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah Bermusuhan ?? Mencari teman hidup memang dimulai dengan Jatuh Cinta. Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah Membangun Cinta. Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa : 
• Saling Mengoreksi & Berunding, 
• Saling Menghargai & Tenggang rasa, 
• Saling Setia & Menopang 
• Saling Mendengarkan & Memahami, 
• Saling Mengalah & Bertanggung jawab 

Jatuh cinta itu sangat mudah, Namun butuh pengenalan yang sangat mendalam terhadap pasangan..:):D


Sebuah Kenangan Atas Cinta | Salim A Fillah 
Tiap Pahlawan Punya Kisahnya Sendiri.
Di perang Uhud, ketika tubuhnya memerisai Rasulullah dan tujuh puluh luka berlomba menguras darahnya, Thalhah ibn ‘Ubaidillah berdoa sambil menggigit bibir. “Rabbii”, begitu lirihnya, “Khudz bidaamii hadzal yauum, hattaa tardhaa. Ya Allah, ambil darahku hari ini sekehendakMu hingga Engkau ridha.” Tombak, pedang, dan panah yang menyerpih tubuh dibiarkannya, dipeluknya badan sang Nabi seolah tak rela seujung bulu pun terpapas.

“Kalau ingin melihat syahid yang masih berjalan di muka bumi”, begitu Sang Nabi bersabda, “Lihatlah pada Thalhah”. Dan Thalhah, yang jalannya terpincang, yang jarinya tak utuh, yang tubuhnya berlumur luka tersenyum malu dan menitikkan air mata. Terlihatlah di pipinya bening luh itu, mengalir di atas darah yang mengering merah. Tetapi tiap pahlawan punya kisahnya sendiri.

Satu hari ia berbincang dengan ‘Aisyah, isteri sang Nabi, yang masih terhitung sepupunya. Rasulullah datang, dan wajah beliau pias tak suka. Dengan isyarat, beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam meminta ‘Aisyah masuk ke dalam bilik. Wajah Thalhah memerah. Ia undur diri bersama gumam dalam hati, “Beliau melarangku berbincang dengan ‘Aisyah. Tunggu saja, jika beliau telah diwafatkan Allah, takkan kubiarkan orang lain mendahuluiku melamar ‘Aisyah.”

Satu saat dibisikannya maksud itu pada seorang kawan, “Ya, akan kunikahi ‘Aisyah jika Nabi telah wafat.” Gumam hati dan ucapan Thalhah disambut wahyu. Allah menurunkan firmanNya kepada Sang Nabi dalam ayat kelimapuluhtiga surat Al Ahzab, “Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada isteri Nabi itu, maka mintalah pada mereka dari balik hijab. Demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka. Kalian tiada boleh menyakiti Rasulullah dan tidak boleh menikahi isteri-isterinya sesudah wafatnya selama-lamanya.”

Ketika ayat itu dibacakan padanya, Thalhah menangis. Ia lalu memerdekakan budaknya, menyumbangkan kesepuluh untanya untuk jalan Allah, dan menunaikan umrah dengan berjalan kaki sebagai taubat dari ucapannya. Kelak, tetap dengan penuh cinta dinamainya putri kecil yang disayanginya dengan asma ‘Aisyah. ‘Aisyah binti Thalhah. Wanita jelita yang kelak menjadi permata zamannya dengan kecantikan, kecerdasan, dan kecemerlangannya. Persis seperti ‘Aisyah binti Abi Bakr yang pernah dicintai Thalhah. Begitulah, tiap pahlawan punya kisahnya sendiri.

Sesudah wafatnya ‘Utsman ibn ‘Affan di tangan para pemberontak, fitnah besar itu terjadilah. Thalhah bersama Zubair ibn Al ‘Awwam dan ‘Aisyah memerangi ‘Ali ibn Abi Thalib untuk menuntut bela kematian ‘Utsman, meminta ditegakkannya keadilan atas para pembunuh ‘Utsman yang sebagiannya kini menjadi penyokong utama kekhalifahan ‘Ali ibn Abi Thalib. Keadaan sangat tidak mudah bagi ‘Ali. Pilihan-pilihannya terbatas. Thalhah tahu itu. Tapi dia sendiri juga kesulitan bersikap lain di tengah kedua kubu.

Satu hari, dalam perang yang dikenal sebagai Waq’ah Jamal itu, ‘Ali mengirim utusan, memohon agar bisa berjumpa dengan kedua sahabat yang dicintainya; Thalhah dan Az Zubair. Mereka berdua datang. Mereka bertiga berpelukan. Tak terasa air mata meleleh. Kenangan-kenangan ketika ketiganya bersipadu di sisi Rasulullah berkelebatan dengan indah. Namun kini terasa menyesakkan. Menyakitkan. Dulu pedang mereka seayun, langkah mereka sebaris, tangannya bergandengan. Kini mereka harus berhadapan saling menghunus pedang, dengan mata saling menatap tajam, tapi hati tersembilu. Dan seolah tak ada jalan selain itu.

Sesudah menyeka air mata, ‘Ali menggenggam jemari Thalhah dan menatap dalam ke wajahnya. Dengan menghela nafas, ‘Ali mencoba menyusun kata. “Ingatkah engkau hai Thalhah, mengapa Allah turunkan ayat tentang hijab bagi isteri Nabi dan mengapa Dia melarang kita untuk menikahi janda beliau?” Thalhah terisak. Dadanya bergemuruh oleh malu dan sesal. Bahu kekarnya bergeletar. ‘Ali menepuk bahu Thalhah. “Ya”, katanya sambil mengalihkan pandangan, tak sanggup melihat tercabiknya batin Thalhah oleh kata-katanya.

Tapi demi perdamaian dan persatuan kembali kaum Muslimin, ‘Ali mau tak mau harus mengatakan ini. Ia menguatkan hati. “Ayat itu turun karena maksud hati dan ucapanmu untuk menikahi ‘Aisyah.”

‘Ali meraba reaksi Thalhah. Lalu Ia melanjutkan sambil menatap tajam pada sahabatnya itu. “Dan kini sesudah beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam benar-benar wafat, mengapa engkau justru membawa ‘Aisyah keluar dari hijabnya dan mengajaknya mengendarai unta dan berperang di sisimu?”

Thalhah menubruk ‘Ali, memeluk dan menangis di bahunya. Hari itu mereka sepakat berdamai dan menyudahi perang saudara. Dan di hari itu pula, sepulang dari kemah ‘Ali, Thalhah, bersama Az Zubair sahabatnya dibunuh oleh orang-orang yang tak menghendaki perdamaian. Dan ‘Ali ibn Abi Thalib dengan duka yang begitu dalam, sore itu, menggali kubur untuk kedua cintanya.

Seusai pemakaman, ‘Ali menimang putra Thalhah yang masih kecil. Kepada bocah itu dia berbisik. “Nak,’ kata ‘Ali, “Aku sungguh berharap, aku dan ayahmu termasuk orang-orang yang difirmankan oleh Allah di Surat Al Hijr ayat keempatpuluh tujuh; “Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadapan di atas dipan-dipan.” sepenuh cinta,
Salim A. Fillah

Kisah HAMKA
Pernah selintas aku baca kisah Allahu yarham. Semoga Allah merahmatinya. Beliau biasa disebut dengan panggilan HAMKA. Tak diragukan keshalihannya lantaran kisahnya yang menyejarah. Mendapati kebiasaanya shalat TAUBAT setiap hari. Terlintas tanya mengapa beliau selalu shalat TAUBAT sementara banyak orang tahu tentang keshalihannya.
Dalam sebuah percakapan, "wahai Abah, mengapa Abah selalu sholat Taubat, sementara kita tahu Abah adalah orang yang shalih dan taat beragama?"

Beliau menjawab, "Abah selalu shalat Taubat karena Abah takut jika dalam kehidupan sehari-hari cinta Abah pada Ummi melebihi cinta Abah pada Allah, maka Abah selalu shalat Taubat."
Sumber: Ayah karangan Irfan Hamka (hal 212-213)
سُبْحَانَ اللّه ​​اَللّهُ اَكْبَرُ.

TANYA JAWAB

Jujur umi saya iri dengan umiii. Kenapa umi dan aby berdakwah di aliran yang sama maksudnya umi berdakwah melalui tulisan, Bagi tipsnya donk, menemukan sosok imam yang memiliki hobby sama,
Jawab
Ga sengaja mb offie, dulu gimana ya bi bisa pada suka nulis gitu. Bukan rekayasa nih. 

GRUP 101 :
1. Assalaamu'alykum Ummi. Mau tny. Melihat sosok laki-laki yang menurut penglihatan kita dia rajin ibadahny akhlaqnya baik. Kemudian pihak perempuan menyampaikan ke murobiahnya dan di proseslah oleh murobiah. Sekarang sudah 2x pertemuan murobiah dengan laki-laki itu. Yang jadi kekhawatiran laki-laki dan perempuan ini beda haroqah, perempuan ada kendala lagi untuk mengikuti halaqah lagi karena dari haroqah laki-laki tidak mengenal halaqah. Gimana menyikapinya? Emang se ummi belum tau juga dia mau nerima saya atau tidak
Jawab
Dalam proses ta'aruf harus ada keterbukaan dan kejujuran. Karena pernikahan itu perjanjian Agung dan abadi. Jadi tidak sekedarnya. Halaqoh itukan cara yang kita yakini bisa mengantarkan kita ke jalan ketaqwaan. Tapi siapa yang bisa menjamin. Tidak ada. Artinya di luar sana (di luar halaqah) faktanya masih segitu banyak orang yang lebih sholih dari kita. Tapi jika itu dianggap sebagai keharusan bagi kita agar jalannya bahtera rumah tangga nanti lebih sakinah, mawadah aa rahmah ya katakan jadikan sebagai syarat tambahan. Karena faktanya juga jika menikah dengan beda harakah akhirnya banyak permasalahan. Bahkan ada yang sampai ditinggal pergi ga katuan rimbanya. Ada yang cerai. Atau minimal ada yang tidak lagi mau halaqoh bahkan memusuhinya. Ambilah keputusan terbaik musyawarahkan dengan murabiyahnya.

2. Ummi, in sya Alloh saya sebentar lagi menikah, kami berkenalan lewat kawan lalu dia membawa orang tuanya ke rumah, mengutarakan ingin menikahi saya, alhamdulillah orang tua saya menerima, tapi menikahnya ga segera beberapa bulan lagi, orang tua saya bilang saya harus kenal dulu pribadinya, lingkungannya dll, jadilah sambil mempersiapkan pernikahan, kami ga bisa terhindarkan dari yang sekarang disebut pacaran, padahal saya ga mau pacaran. Setelah itu saya merasa ibadah saya menurun, kumpul liqo jadi males, ikut kajian apa lagi.. Pun sepertinya murobbi saya maklum. Saya ingin bertanya, gimana ya cara mengembalikan perasaan cinta pada Alloh seperti yang saya rasakan dulu. Selalu berdosa rasanya, tapi ga bisa berpaling dari manusia yang ini. Mohon pencerahannya.. Jazakillah
Jawab
Selamat barakallah segerlah menikah itu jalan terbaik. Nanti pacaran setelah menikah karena kalo sudah waktunya menikah sunahnya disegerakan. Jika tidak (na'udzubillah) nanti banyak fitnah yang menggoda, minimal menggoda hati karena kalo sudah terlanjur CINTA sudah deh.. kopi bisa jadi rasa coklat. Indikasinya sudah ada kata "Selalu berdosa rasanya, tapi ga bisa brpaling dari manusia yang ini.." Coba usulkan pada orang tua agar dinikahkan secara agama (istilah lainnya sering disebut nikah sirri) tuk menghindari dosa. Jika itu juga susah, banyak puasa, tilawah dan sibukan diri dengan amaliyah hasanah. Jika itu juga belum mengubah rasa berarti tidak bisa ditawar-tawar lagi. Segera MENIKAH...

GRUP 102
1. Bun,doa yang bener untuk menjemput jodoh itu bagaaimana? 
Jawab
Kalau saya do'anya: "Ya Allah, beri saya kesabaran dalam ikhtiar menjemput jodoh dunia-akhirat di jalan yang Kau ridhoi. Hadirkan rindu di hatinya & hatiku untuk segera dipersatukan dalam menggapai cintaMu dan mencintai sunnah rasulMu.."
Tapi kita harus mohon petunjuk dengan sungguh-sungguh
Ciri-ciri jodoh itu ada penelitian loo, mirip watak, kebiasaan dll, namanya kufu (ada kemiripan wajah)

2. Menikah itu butuh kesiapan mental yg sprti bunda blg,bgmna cara kita menempa mental kita dari sekarang untuk menjalani kehidupan rumah tangga?
Jawab
Menikah itu mudah tapi menjaga pernikahan yang sulit. Kesiapan mental yang harus kita siapkan:
  1. Sadari bahwa kita akan hidup dengan orang lain yang punya banyak perbedaan
  2. Belajar untuk banyak memberi bukan sekedar belajar menerima
  3. Ingat bahwa kita ini bukan golongan malaikat yang pasti punya salah
  4. Tak semua yang jadi harapan kita pasti akan menjadi kenyataan
  5. Sediakan ruang di hati untuk hal-hal yang pahit ga hanya yang enak
3. Terus ada yang bilang kalo jodoh mah ga usah dipikirin, kalo dipikirin terus justru malah ga datang-datang jodohnya. Apa begitu bun?
Jawab
hehe gimana ya, tetap doa lah itu mah harus jadi tetap masuk plan. target

4. Bagaimana ketika melakukan proses mencari pasangan, ta'aruf semua itu dapat terjaga sebagai nilai ibadah & mengharap ridho alloh?
Jawab
Ada perantara. Bentar tahapan taaruf. Proses taaruf:
a. Gunakan perantara
b. Cari info yang benar tentang calon tersebut melalui perantara
c. Tukan info atau biodata melalui perantara
d. Proses taaruf harus didampingi
e. Khitbah
f. Nikah

5. Bagaimana meyakinkan kedua orangtua kita bahwa pilihan kita karena melihat dari agamanya adalah yg terbaik sdangkan biasanya orangtua lebih melihat bibit, bobot dllnya bukan dr segi agama?
Jawab
Butuh waktu memang dan bisa jadi itu hal yang tersulit bagi kita tapi serahkan dan mohon bantuan pada Allah, komunikasi dengan baik tunjukkan bahwa ada itikad baik dari calon tersebut kondisi orang tua beda-beda masing-masing tau cari ngambil hati mereka

6. Mengapa terkadang yang sudah menikah baik ikhwan & akhwatnya mengalami penurunan dalam da'wahnya?
Jawab
Nah itu kenapa umi dulu awal nikah nulis "Untuk Muslimah yang tak pernah kenal lelah berdakwah". Setiap pasangan harus punya komitmen bahwa pernikahan ini bukan sekedar berumah tangga tapi lebih dari itu yakni menjadi pendukung tegaknya kalimatullah, li i'la'i kalimatillah

7. Ada kekhawatiran dalam diri ketika belum menikah kita tahu banyak teori-teori islami dalam kehidupan rumahtangga baik dari buku-buku ataupun kajian-kajian yang kita dapat, di khawatirkan ketika kita sudah menikah & di beri cobaan malah kita melakukan hal-hal yang tidak sesuai teori islami. Bagaimana supaya kita bisa istiqomah antar teori dengan prakteknya?
Jawab
Tidak mungkin kita ini tidak ngalami ujian justru  dari situlah kita belajar, dari pasangan kita belajar tentang kehidupan

8. Tentang sholat istikharah, apa jawabanya pasti lewat mimpi? Seandainya sudah beberapa kali tapi belum ada mimpi gimana? Apa ada yang salah dengan sholatnya? Bagaimana ya agar ta'aruf tidak menjadi kabur maknanya menjadi pacaran? batasan-batasan dalam ta'aruf itu apa ya? Apa saling mengingatkan dalam kebaikan dilarang dalam ta'aruf? makasih bunda
Jawab
Tidak ada dalil yang menunjukkan tanda-tanda jawaban dari shalat istikharah. Ini memperkuat uraian di atas bahwa yang memilih adalah kita, bukan Allah memilihkan kita, tetapi kita berdoa agar Allah memberikan kekuatan kita dalam memilih.

Ulama besar Syafii, Iz bin Abdussalam mengatakan setelah istikharah seorang hamba hendaknya mengambil keputusan yang diyakininya dengan pasti. Ulama lain Kamaluddin Zamlakani mengatakan selesai shalat istikharah hendaknya seseorang mengambil keputusan yang sesuai keyakinannya, baik itu sesuai dengan bisikan hatinya atau tidak, karena kebaikan adalah pada apa yang ia yakini, bukan dari apa yang cocok di hatinya. Bisikan hati kadang dipengaruhi oleh perasaan subyektif dan tidak ada dalil yang menyatakan seperti itu. Imam Qurtubi juga mengatakan hal yang sama dan menambahkan hendaknya hatinya dibersihkan dari hal-hal yang mempengaruhinya. Ibnu Hajar juga mengatakan bahwa sebaiknya tidak mengikuti kecenderungan hati karena biasanya itu dipengaruhi oleh hal lain sebelum melaksanakan shalat istkharah.

Itu benar, misalnya seseorang yang sudah dirundung rasa cinta mendalam terhadap seseorang, mana mungkin ketika dia istikharah akan mendapatkan jawaban untuk tidak memilihnya. Setelah memilih dengan analisa dan pertimbangannya yang matang, hendaknya juga diikuti sikap tawakkal, bahwa itu mudah-mudahan pilihan yang tepat dan mudah-mudahan Allah akan memudahkan semuanya.

Banyak orang menanti jawaban istikharah melalui mimpi, atau melalui membuka Quran secara acak lalu mencoba mencari jawabannya melalui ayat yang tak sengaja terbuka, atau dengan butiran-butiran tasbih dan lain-lain. Itu semua tidak mempunyai landasan dalil dan hadist. Karena sesungguhnya istiharah itu bukan kita sedang memerintah Allah untuk memilihkan siapa jodoh kita dan kita hanya cukup berdoa saja dan menunggu petunjuk dan berpangku tangan. Itu adalah anggapan yang kurang tepat. Tapi dengan doa istiharah itu kita mohon agar Allah memberi kekuatan pada kita tuk memilih dan tidak salah pilih. kita sendirilah yang memilih. Maka mungkin hadis berikut bisa menjadi petunjuk cara mengambil keputusan atas pilihan kita. Rasulullah saw bersabda:

 الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ وَاطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي الْقَلْبِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ

"Kebaikan adalah apa yang membuat hati tenang dan mejadikan nafsu tenang, keburukan adalah apa yang membuat hati gelisah dan menimbulkan keraguan” (HR. Ahmad dll.)

Dalam masalah jodoh, Rasulullah saw bersabda 

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

"Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara, yaitu karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Carilah yang mempunyai agama niscaya kamu beruntung” (HR. Muslim dll).

Kedua hadist tersebut menunjukkan bahwa memilih adalah pekerjaan manusia. Agama memberikan petunjuk rambu-rambu untuk memilih dengan baik.

Rasulullah saw juga mencontohkan dalam sebuah hadist 

مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ أَحَدُهُمَا أَيْسَرُ مِنْ الْآخَرِ إِلَّا اخْتَارَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ

"Rasulullah saw ketika dihadapkan dua pilihan, beliau selalu memilih yang termudah selama itu tidak mengandung dosa, apabila itu mengandung dosa maka beliau menjauhinya” (HR. Muslim dll).

GRUP 108
1. Bagaimana cara menundukkan pandangan?
Jawab
Menundukkan pandangan itu menjaga hati, ga harus selalu nunduk

2. Bagaimana menjaga cinta-Nya agar tidak ternoda oleh cinta-cinta semu?
Jawab
Kita bermohon pada Allah supaya menguatkan ikatan mistaqan ghalidza sampe akhirat

GRUP 109
1. Begini bun, saya di khitbah oleh 2 ikhwan. Yang satunya lebih dewasa dari saya 7 tahun sudah bekerja, aktifis dakwah juga. Tapi sayang dia tidak seperti yang saya inginkan? Dia masih belum peka dengan islam masih bebas dengan cewek di luar sana dengan alasan teman. Yang kedua. Umurnya dibawah saya 6 tahun tapi dia ana banget bun, semua yang ana impikan ada pada dia. Seorang ustad di salah satu pondok salafi yang cukup terkenal di sini. Tapi dia masih mau melanjutkan studinya dulu. Menurut bunda saya harus bagaimana? Ana bingung bund.
Jawab
Kalo aku yang kedua umur meski ngga usah nunggu dia umurnya melintasinya. Nda bakal terkejar yang penting bagus agamanya. Usulku segera hitbah dan nikah saja nanti kuliah lagi nda papa, syukur bisa kuliah bareng in sya Allah kalo dia ikhwan yang sholih dan baik pasti mau....

GRUP 110
1. Mau tanya tentang mekanisme ta'aruf mba, teruss kalo ada ikhwan yang mau taaruf sama kita, eh tiba-tiba ga di setujuin sama orang tua ikhwannya karena beda daerah, itu harus gimana?
Jawab
Mba kalo tidak disetujuin jangan dipaksa mungkin belum jodohnya masih banyak ikhwan yang sholih sukses yang antri. Berhusnudzanlah pada Allah

****
Tata Cara Berta’aruf dalam Islam
Proses ’ta’aruf’ merupakan suatu proses awal menuju proses selanjutnya, yaitu khitbah dan akhirnya sebuah  pernikahan. Memang tidak semua sukses sampe tahap itu. Sang Sutradaralah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasaNya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggamanNya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka, mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan.

Berikut tata cara bertaaruf dalam islam dirangkum dalam pertanyaan dan jawaban
1)}. Bagaimana cara ta’aruf yang tidak melanggar agama, apa syaratnya?
Tidak ada aturan baku atau ketetapan khusus mengenai tata cara berta’aruf, namun harus tetap memperhatikan adab-adab dalam bergaul antara pria dan wanita. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan proses ta’aruf agar tidak melanggar agama, diantaranya:
1. Membersihkan niat karena Allah
Bersihkan niat, dan ikhlaskan menikah adalah ibadah semata untuk mencari ridhaNya. Tidak mudah memang menerima “calon suami” kita apa adanya, apabila yang datang tidak sesuai dengan “kriteria” yang kita harapkan. Di sinilah sandungan/ujian pertama keikhlasan kita.

2. Berupaya menjaga kesucian acara ta’aruf
Agar kesucian acara ta’aruf terjaga maka harus jaga rambu-rambu syariah (tidak boleh berkhalwat, menjaga pandangan, menjaga aurat dll,) memilih tempat yang tepat (bukan tempat mencurigakan seperti kamar kos yang sempit, dan lain-lain) serta menjaga rahasia ta’aruf (sebaiknya orang lain [kecuali perantara] hanya tahu rencana pernikahan dari undangan saja)

3. Kejujuran kedua belah pihak dalam ta’aruf
Selama proses ta’aruf maka kedua belah pihak dipersilahkan menanyakan apa saja yang kamu butuhkan untuk mengarungi rumah tangga nantinya contohnya mengenai keadaan keluarga, prinsip dan harapan hidup, sesuatu yang disukai dan tidak disukai dll. Didalam ta’aruf, kamu ngak boleh bohong, ceritakan dirimu apa adanya, sehingga kedua belah pihak akan mengetahui bagaimana calonnya tersebut.

4. Selama proses ta’aruf, kedua belah pihak serius dan sopan dalam berbicara serta menghindari membicarakan hal-hal yang tidak perlu.

5. Menerima atau menolak dengan cara yang ahsan
Jika selama ta’aruf ditemukan kecocokan maka akan dilanjutkan kejenjang selanjutnya, namun jika selama ta’aruf tidak ditemukan kecocokan maka calon bisa menyudahi ta’aruf dengan cara yang baik dan menyatakan alasan yang masuk akal. Segera sampaikan ketidakcocokanmu, jangan sampai membuat calon menunggu lama, karena akan dikhawatirkan calon akan sangat kecewa karena telah terlalu berharap kepadamu.

6. Agar ta’aruf tidak melanggar agama, maka sebaiknya diperlukan perantara. Mengapa?? Karena:
  • Dengan adanya perantara maka akan membantu kita untuk mencari informasi mengenai pasangan ta’aruf kita.
  • Ta’aruf yang dilakukan tanpa perantara maka akan rentan dari kebersihan hati, sebab jika ta’aruf dilakukan hanya berdua saja maka semua hal bisa saja terjadi. Kata-kata yang tidak sepatut dikeluarkan atau diumbar akan begitu mudah terlontarkan.
  • Dengan adanya perantara maka akan membantu mempertegas proses ta’aruf. Seorang perantara akan membantu memberikan batas waktu kepada pasangan ta’aruf, kapan deadline ta’aruf, kapan ta’aruf selanjutnya dilakukan, kapan pertemuan dengan orang tua, kapan acara lamaran dll. Semuanya akan menjadi jelas dan tidak berlama-lama. Berbeda dengan ta’aruf yang kamu lakukan berdua saja , kamu dan calon bisa nggak jelas dalam menentukan deadline.
  • Dengan adanya perantara maka sedikitnya akan mengurangi fitnah yang terjadi.
Kebanyakan orang mengira bahwa perantara ta’aruf adalah murabbi atau guru agama. Padahal siapa saja bisa menjadi perantara, misalnya orangtua, teman, saudara dan sebagainya. Kita pun bisa menjadi perantara, asalkan kita tahu dengan jelas siapa yang akan diperantarai dan mengetahui bagaimana cara ta’aruf yang dibenarkan oleh agama. Sebaiknya yang menjadi perantara adalah mereka yang telah menikah karena mereka sudah mengetahui proses menuju pernikahan dan untuk menghindari fitnah yang terjadi dengan salah satu calon ta’aruf.

2)}. Bagaimana proses ta’aruf yang sebenarnya?
Dalam hal ini juga tidak ada ketetapan khusus. Proses ta’aruf bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun harus tetap sesuai dengan adab-adab dalam bergaul antar lawan jenis.

Ada proses ta’aruf (ta’aruf yang saya ketahui jika melalui murabbi) dimulai dengan membuat proposal (biodata diri) kemudian saling menukar biodata, mengadakan proses pertemuan disuatu tempat dengan disertai murabbinya, proses percakapan dengan calon pasangan dengan hijab/tabir yang menghalangi keduanya saling bertatapan, proses melihat calon pasangan, proses meminta kepastian apakah ta’aruf akan dilanjutkan atau tidak, memberikan tenggang waktu untuk berpikir atau melakukan istikharah, kemudian jika pasangan sudah merasa cocok maka akan dilanjutkan pada proses selanjutnya yaitu kapan waktu khitbah dan proses selanjutnya.

Adapun proses yang saya ketahui jika melalui orang tua, saudara, sahabat dll yaitu dimulai dengan menanyakan apakah bersedia diperkenalkan dengan calon ta’aruf, menentukan kapan waktu ta’arufan, menentukan tempat pertemuan (biasanya pihak pria datang kerumah pihak wanita, namun juga bisa ditempat lainnya), memperkenalkan kedua calon ta’aruf (selama ini boleh mempertanyakan sesuatu yang diperlukan), kedua calon pulang kerumah masing2 dan diberikan tenggang waktu untuk berpikir atau istikharah, kemudian jika pasangan sudah merasa cocok maka akan dilanjutkan pada proses selanjutnya yaitu kapan waktu khitbah dan proses selanjutnya.

Kira-kira begitulah proses ta’arufan yang saya ketahui, maaf jika dalam proses ini saya salah menerangkan karna mengenai proses ta’aruf ini tidak ada ketetapan baku, tergantung masing-masing dan harus tetap sesuai dengan adab bergaul antar lawan jenis.

3)}. Apakah Boleh pada saat Ta’aruf saling mengirim sms, saling menelepon?
Untuk jawaban pertanyaan ini, saya akan mengutarakan 2 jawaban yang berbeda dari berbagai sumber.
a. Ada yang menyatakan menelepon ataupun saling berkirim sms, hukumnya adalah mubah selama aktivitas tersebut tidak mengajak kepada kemungkaran atau kefasikan, hanya membicarakan yang seperlunya untuk mengetahui atau mengenali calon pasangan.
b. Ada yang menyatakan saling SMS dilarang. Betapa banyak mereka yang tergelincir disebabkan fitnah komunikasi. Tak pandang bulu, baik orang awam atau para penuntut ilmu agama. Fitnah hati memang sesuatu yang sulit dikendalikan, apalagi dalam masa kesendirian. Manusia hatinya sangat lemah. Di saat itulah setan masuk. Sehingga, seseorang tidak bisa beralasan bahwa dirinya mampu menjaga hati untuk melegalkan SMS dengan calon tambatan hati. Saat pintu-pintu keakraban terbuka, keintiman akan terbentuk. Misalnya dengan mengirim kata-kata yang belum selayaknya terucapkan.

Nah…diantara kedua jawaban tersebut maka pikirkanlah yang terbaik menurut sahabat, namun alangkah baiknya untuk ber sms an (termasuk media lain yang hanya berkomunikasi berduaan saja dengan calon pasangan) perlu dihindari untuk menjaga hati, segala sesuatu mengenai pasangan bisa kita tanyakan kepada perantara. Tapi jika memang diperlukan dan mendesak serta tidak bisa melalui mahramnya maka harus tetap hati-hati, sms seperlunya saja, jangan ditambah-tambah dengan gurauan, rayuan ataupun yang sejenisnya yang tidak perlu. Karena syetan sangat pandai menggoda Bani Adam, maka berhati-hatilah dari tipu dayanya. Demikian juga pada umumnya seorang akhwat jika diberikan perhatian oleh seorang ikhwan baik lewat sms, tulisan atau yang sejenisnya maka dia akan tertarik walaupun ikhwan tersebut tidak ada niatan untuk menggodanya. Oleh karena itu hindarilah percakapan yang tidak penting, menghindari kata-kata yang dapat merusak hati dan jangan melampoi batas, ber sms hanya seperlunya saja dalam rangka proses menuju pernikahan. Karena dengan sering ber smsan dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah dan dapat terjerumus dalam kegiatan pacaran.

4)} Apakah dengan sekali ta’aruf langsung nikah bisa menjamin keluarga SAMARA?
Pertanyaan ini menurut saya sama halnya dengan pertanyaan “apakah dengan berpacaran berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun pacaran bisa menjamin keluarga SAMARA?

Dan jawabannya “tidak ada yang bisa menjamin apa-apa kecuali jika Allah menghendaki dan tergantung dengan usaha suami istri dalam memperjuangkan sebuah hubungan agar menjadi keluarga SAMARA”. Mengapa kita harus menjerumuskan diri kedalam tindakan sia-sia (pacaran) jika tindakan tersebut juga tidak menjamin apa-apa malah hanya akan menambah dosa.

Banyak kok pasangan-pasangan yang hanya ta’arufan beberapa kali bertemu memiliki keluarga SAMARA. Seperti halnya sahabat saya, yang masa ta’arufannya hanya sekali pertemuan. Dalam waktu yang sesingkat itu mereka saling bertanya, mengetahui apa yang dianggap mereka perlu. Setelah percakapan yang dirasa cukup, akhirnya mereka sepakat untuk melanjutkan kejenjang selanjutnya. 2 tahun sudah usia pernikahan mereka dan keluarga mereka sangat bahagia. Dan juga sepupu saya yang sudah 10 thn lebih usia pernikahan mereka yang bahagia juga dengan awal perkenalan melalui cara ta’aruf.

Banyak orang berpendapat, bagaimana caranya dengan waktu yang sesingkat itu kita bisa merasakan kecocokan, jika saya tidak menjalani hubungan bagaimana saya bisa mengetahui kecocokan dalam berumah tangga apalagi disaat terjadi masalah??

Wajar jika ada rasa khawatir nantinya akan tidak cocok, bagaimana nanti jika ada perbedaan dan pertengkaran, oleh karena itu persiapkan hati, yakin dengan proses yang dijalani, tanamkanlah sebuah komitmen inilah pilihan saya,dan saya harus siap dengan segala resikonya dan tidak lupa berdoa terus mohon di beri kelanggengan dalam rumah tangga. Namanya menikah tidak melulu harus sempurna, saling belajar dan mencoba mencari kesamaan dan jalan keluar yang terbaik jika ada pertengkaran. Yang terpenting dalam menjalaninya ikhlas tanpa paksaan, ikhlas dengan pilihan dan ikhlas menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan.

Banyak juga kok yang pernikahanya bahagia, tidak terjadi permasalahan yang serius dengan proses seperti ini. Sedangkan menjalani proses pacaran juga tidak menjamin anda bisa lebih mengenal calon pasangan, dari cerita-cerita teman tidak sedikit yang merasa terjadi perbedaan sikap dan karakter pasangan di saat telah memasuki jenjang pernikahan, hal ini tidak menutup kemungkinan pada saat pacaran yang jelek ditutupi, berbeda dengan ta’aruf dimana kedua calon pasangan diminta untuk jujur dan menurut saya disitulah letak penjajakan yg sebenarnya apakah si calon bisa menerima kekurangan tersebut.

Banyak orang mengatakan pernikahan adalah akhir dari cinta, namun yang sebenarnya pernikahan adalah awal dari sebuah cinta, karna dengan pernikahan inilah cinta yang sesungguhnya dibuktikan dan diperjuangkan. Oleh karena itu, selama ta’arufan, carilah sesuatu yang dapat membuat kita tertarik padanya. Sesuatu yang dapat membuat ketertarikan inilah yang akan berkembang menjadi cinta dan diperjuangkan selama pernikahan.

GRUP 111
1. Punya rasa suka dengan nafsu itu dekat banget ya ustadzah? Cinta karena Allah atau naksir karena godaan setan juga dekat ya? Ngebedainnya gimana ya ustadzah?
Jawab
Ngebedainnya ya tak mudah kecewa bila terluka tak mudah merana bila ga jadi miliknya, Beti alias beda tipis... kalo memang cinta karena Allah tak mudah galau. sandarkan segala urusan kepada Allah. Minta dengan sepenuh hati agar dijaga dari terjerumusnya kita dengan nafsu syaithoni

2. Niatnya mau jaga hati jdi takut dekat-dekat sama laki-laki apalagi ngambil hati kalo ada kata-katanya yang bisa bikin senyum-senyum, bahkan jadi sensi kalo digombal karena merasa gak dihormati sebagai perempuan, tapi jadinya malah dikira gak peka, ga nanggepin, pilih-pilih atau malah nolak padahal kita diam-diam aja (sebenarnya yah nunggu keberanian maju aja) tapi eh dah dkira nolak duluan. Gimana seharusnya ustadzah?
Jawab
Harus ditunjukkan al izah seorang muslimah jadi jangan xl alias Xtra lebay sama lawan jenis. ada yang malah dibuat-buat

GRUP 112
1. Aku mau tanya, bagaimana kita bisa yakin dan mantap dengan niat nikah kita? Lantaran hati dan mulut tidak berjalan seiringan.. Kadang dari lubuk hati ingiiiiin menikah karena niat yang lurus, karena ingin menerbangkan sayap dakwah lebih luas lagi, meningkatkan kualitas ibadah lebih giat lagi, ingin mengabdi lebih banyak lagi, tapi kadang setan merasuk tetiba, dan seketika niat tercoreng lagi. Lalu, bagaimana tatacara pernikahan yang islami?
Jawab
Ikhtiar cinta menemukan jodohnya, 4 kriteria harus masuk:
• Kecantikan
• Harta
• Keturunan
• Agama
tapi utamakan agama, tahapan-tahapanya. Bekal yang harus kita miliki sebelum menikah
1. Ilmu, memahami hakikat pernikahan
2. Kemampuan memenuhi tangung jawab
3. Kesiapan psikis, (kita akan hidup dengan orang lain itu yang perlu kita sadari)
4. Kesiapan ruhiyah, amaliah yang ok
5. Kesiapan menerima segala konsekuensi dalam hidup berkeluarga
6. Mengenal pasangan, melalui mediator misal ustadz  atau saudara yang kita percaya (perantara) ada fase taaruf khitbah dan nikah
7. kesiapan memberi nafkah terutama laki-laki


2. Apakah sehat ketika hati kita sudah terlanjur cenderung dengan seseorang. Namun, semakin kesini semakin ingin mendidik hati dan mambatasi jarak. Namun ketika rasanya berbulan-bulan sudah berhasil menjaga jarak, saat bertemu, luluh lagi. Tapi luluhnya dalam hati aja, dalam lisan dan perbuatan mah diem-diem aja. Gimana ya caranya agar hati tetap netral sementara hati udah terlanjur terkontaminasi sama seseorang. Rasanya kalau hati netral, diisi sama Allah aja dihatiku, itu lebih menentramkan.
Jawab
Virus dan harus dikasih obat, cari teman yang bisa diajak bicara atau curhat sama ummi

3. Assalamu'alaikum ustadz umar & ustadzah yulika. Bagaimana dengan pasangan yang dikenal dari sosmed ustadz/dzah? kan biasanya tanpa perantara itu ya? kadang mereka itu saling mempercayai kata-kata satu sama lain, terus foto-foto. Bagaimana mensikapinya nya? sebagai teman terkadang agak risi juga, sudah pernah memberi saran tapi tidak digubris. syukron
Jawab
Wahh hati-hati ga usah diikuti ntar bisa jadi masalah


GRUP 113
1. Ketidaksabaran dalam memilih pasangan hidup itu ciri-cirinya apa? Bagaimana menghindarinya?
Jawab
Semoga bukan nafsu, tapi isti'jal  itu namanya buru-buru dan biasanya dekat dengan setan. Cara menghindarinya ya sabar. Sibukan diri dengan apa yang harus dipersiapkan sebelum nikah. Cita-cita studi atau karya-karya yang dahsyat. In sya Allah dengan itu tidak buru-buru lagi.

2. Kalau di atas kan si merah jambu dalam ikatan pernikahan, misalkan merah jambunya masih sekedar RASA. Masih dalam ambang-ambang semata??? Piye ?
Jawab
Tinggalkan mba. Hati-hati. itu berarti nafsu. Masih banyak yang harus dilakukan sebagai muslimah hebat.

3. Melawan ketakutan diri sendiri ketika kita sudah ketok palu memilih seorang ikhwan. Naaaah.. Ketakutannya takut salah pilih.. Karena kan mungkin dia belum tau kita, kita belum tau dia
Jawab
Jika sudah memilih pasti sudah banyak ihktiar dan istiharahnya. Maka pasrahkan pada Allah semoga itu yang terbaik. Dan segeralah menikah. Karena ada 3 hal yang tak boleh di tunda: sholat, mengubur jenazah dan menikah jika sudah tiba saatnya

4. Iya... gimana biar gak salah pilih. Apa seorang ikhwan yang akan menjadi jodoh kita itu pasti ada kemantapan hati saat akan berhubungan yang lebih serius bila sering ngambang gitu kira-kira gimana ya?
Jawab
Gamang biasanya tanda ragu alias belum mantap. tinggalkan. Atau istiharah lagi. Tapi jika makin gamang, tinggalkan saja. Biasanya nanti ada rasaa. Biasanya ada perasaan "waduh...eman ya...." Itu berarti ketahuan bahwa cintanya lebih banyak kadar nafsunya dari pada imannya (maaf jurus nebak)
Semoga bermanfaat

GRUP 115
1. Mau tanya ustadzah kalau si ikhwannya jauh dan akhwatnya menunggu termasuk zina hati ga ya walaupun si ikhwan dan si akhwat itu jarang saling komunikasi?? Apakah bisa disebut juga ta'arufkah karena kan ada perantaranya. syukron ustadzah
Jawab
Termasuk nanda. Setidaknya akan mengotori hati dan menjadi beban pikiran. Mungkin jarang komunikasi by visual, viber or hp. Tapi hati selalu bicara. Angan kadan nakal berimajinasi hadirnya sesosok pangeran. Ya sama saja. Itu makin mengeruhkan hati....
Bagiku itu bukan ta'aruf. Karena ta'aruf itu sama sekali bukan artinya =masa penjajagan atau pacaran. Karena ta'aruf itu ada cara (hasan), perantara (yang amanah dan fahim) dan limitasinya (baik waktu, tempat dan personalnya). Jadi kalo belum siap nikah jangan berpikir ta'aruf. Saya kira itu lebih ahsan kalo sudah berpikir ta'aruf  tandanya sudah siap nikah maka sunahnya jangan ditunda.

GRUP 116 
1. Bagaimana cara membanngun cinta  sedangkan masih taraf taaruf...
Jawab
Masa taaruf itu jangan membangun cinta dulu, hehe. Ngalir aja sih

2. Mbak mau tanya seputar istikhoroh bole ga? Gimana sih kita bisa yakin apakah sesuatu itu emang benar benar pilihan dari Allah baik tentang apapun terutama jodoh mba. Ada ga sih tandanya apa lewat mimpi atau apapun gitu mba  gitu siapa tahu bisa berbagi..
Jawab
Terus masalah istikharah boleh tapi kalo cuma satu dan sudah yakin baik ga perlu istikharah. Kita bermohon pada Allah supaya menguatkan ikatan mitsaqan ghalidza sampe akhirat

3. Apakah bedanya kecondongan itu dengan rasa suka mba diah? khawatirnya dari awal kita sudah suka sama orang tersebut
Jawab
Cinta itu melampaui batas ruang dan waktu kalo kita tak punya tali untuk jadi kendali maka akan menjadi "liar". Suka atau kecondongan kadang muncul itu bisa saja terjadi ada tapinya
sekali lagi waspada karena seperti itu tabiat cinta di atas sudah tertulis seperti apa cinta. Memang banyak yang bilang cinta itu misteri. Dalam buku baru ummi semoga segera terbit ada sub bab "Agar Cinta Tak Hadirkan Derita"
Suka cinta hakikatnya sama jika tak pada koridor yang benar maka bisa bahaya

4. Mau tanya, Kalo belum bertemu jodoh, lalu bagaimana kalau ada yang timbul rasa suka kepada yang bukan mahram ? Apakah itu wajar? Kalau tidak wajar bagaimana cara menanggulanginya ?
Jawab
Kembali lagi itu wajar tapi jika muncul seperti itu coba cari teman bicara yang bisa mengerti kita menasihati memotivasi bukan menghakimi. Cari lingkungan-lingkungan yang shalih yang senantiasa mengingatkan kita pada kebaikan. Berserah diri pada Allah, Dia yang hadirkan cinta semog aAllah menyegerakan obatnya

5. Tapi ada juga kan yang jodohnya malah kebalikannya bu itu gimana??? kalo mirip itu ga mesti wajah kan ya bu???watak juga bisa ya
Jawab
Iya.. bisa wajah bisa watak dll

***********
Ya Tuhan,
Jika cinta adala ketertawanan,
Tawanlah aku dengan cinta kepada-Mu,
Agar tak ada lagi yang dapat menawanku.

Ya Tuhan,
Jika rindu adalah rasa sakit yang tak menemukan muaranya,
Penuhilah rasa sakitku dengan rindu kepada-Mu,
Dan jadikanlah kematianku sebagai muara pertemuan dengan-Mu

Ya Tuhan,
Hatiku hanya cukup untuk satu cinta,
Jika aku tak dapat mengisinya dengan cinta kepada-Mu,
Kemanakah wajahku hendak kusembunyikn dari-Mu?
(M.Fauzil Adhim)

***********

Doa Kafaratul Majelis

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك


Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu laika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

Ketik Materi yang anda cari !!