Home » , , » Makna ILAH bagian 1

Makna ILAH bagian 1

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Friday, November 28, 2014

Rekapan kajian online hamba allah
Narasumber: ummi prasetiya
Materi: makna ilah bagian 1
grup 104
Notulen : mba dyra
Editor : Ira Wahyudiyanti

1‬: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله و على اله و صحبه و من اتبع الهدى، و بعد


 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat ilahi Rabbi, atas karunia-Nya kita bisa sama-sama berkumpul dalam rangka thalabulilmi, bersilaturahim, saling menasehati dan mengingatkan di majlis yang mulia ini dalam kadaan aman fi amanillah, sehat wal afiat.


 Mudah-mudaham setiap huruf yg kita baca bisa membuahkan pahala bagi kita semua, bisa menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajat di hadapan Allah Swt.

Semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada jungjunan kita Nabi Muhammad Saw., kepada keluarganya, sahabatnya, para tabi'in, tabiut tabiahum, kepada kita semua, serta kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman yang menjadikan sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang baik


Di awal pengajian ini mari kita sama-sama untuk menata niat, menguatkan niat dan melandasi langkah kita dengan niat ikhlas karena Allah Swt. Pada kesempatan inipun mari kita sama-sama hadirkan hati dan pikiran untuk mencari ilmu, serta setelah berakhirnya majlis ta'lim ini senantiasa mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk dibawa kepada keuarga kita dan bisa menguatkan keimanan dan membuahkan amal shaleh.
Amin ya robbal 'alamin...

Mari kita buka kajian kita malam ini dg membaca ummul quran....

Alfatihah......


Makna ILAH Bagian 1


Kalimat Laa ilaha illallah tidak mungkin kita pahami kecuali dengan memahami terlebih dahulu makna ilah yang berasal dari ‘aliha’ yang memiliki berbagai macam pengertian. Dengan memahaminya kita akan mengetahui motif-motif manusia mengilahkan sesuatu.

1. Aliha
:: Ada empat makna utama dari aliha yaitu sakana ilahi, istijaara bihi, asy syauqu ilaihi dan wull’a bihi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Sakana ilaihi (mereka tenteram kepadanya),

:: yaitu ketika ilah tersebut diingat-ingat olehnya, ia merasa senang dan manakala mendengar namanya disebut atau dipuji orang ia merasa tenteram.
Penggunaan kata Ilah dengan makna ini tersirat di dalam Al-Qur’an, di antaranya pada ayat berikut ini:

وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَىٰ قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَىٰ أَصْنَامٍ لَّهُمْ ۚ قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَل لَّنَا إِلَٰهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ ۚ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ﴿١٣٨﴾
“Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: “Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)”.
Musa menjawab: “Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)”.” (QS. Al-A’raaf: 138)


Ayat di atas menggambarkan kisah Bani Israel yang bodoh karena menghendaki adanya ilah yang dapat menenteramkan hati mereka.

b. Istijaara bihi (merasa dilindungi olehnya)
:: karena ilah tersebut dianggap memiliki kekuatan ghaib yang mampu menolong dirinya dari kesulitan hidup.

Penggunaan kata Ilah dengan makna ini bisa kita simak dalam Al-Qur’an antara lain pada ayat berikut ini:
وَاتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنصَرُونَ﴿٧٤﴾
“Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan.” (QS. Yaasiin: 74)

Ayat di atas menggambarkan orang-orang musyrik yang mengambil pertolongan dari selain Allah, padahal berhala-berhala tersebut tidak dapat memberikan pertolongan (lihat QS. Al-A’raaf ayat 197).

c. Assyauqu ilaihi (merasa selalu rindu kepadanya),
:: Ada keinginan selalu bertemu dengannya, baik terus-menerus atau tidak. Ada kegembiraan apabila bertemu dengannya.
قَالُوا نَعْبُدُ أَصْنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عَاكِفِينَ﴿٧١﴾
“Mereka menjawab: “Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya”.” (QS. Asy-Syu’araa’: 71)

Ayat di atas menggambarkan para penyembah berhala yang sangat tekun melakukan pengabdian kepada berhala karena selalu rindu kepadanya.

d. Wull’a bihi (merasa cinta dan cenderung kepadanya).
:: Rasa rindu yang menguasai diri menjadikannya mencintai ilah tersebut, walau bagaimanapun keadaannya. Ia selalu beranggapan bahwa pujaannya memiliki kelayakan untuk dicintai sepenuh hati.
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah…” (QS. Al-Baqarah: 165)

Ayat di atas menggambarkan adanya sebagian manusia (orang-orang musyrik) yang menyembah tandingan-tandingan (أَندَادًا) selain Allah dan mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, karena mereka sangat cenderung atau dikuasai olehnya.

2. Abadahu

Selanjutnya, Aliha bermakna abaduhu yang berarti mengabdi/menyembahnya. Karena empat perasaan di atas demikian mendalam dalam hatinya, maka dia rela dengan penuh kesadaran untuk menghambakan diri kepada ilah (sembahan) tersebut. Hal ini sebagaimana perkataan orang Arab di mana aliha bermakna abadahu, seperti dalam kalimat: “aliha rajulu ya-lahu” yang artinya “lelaki itu menghambakan diri pada ilahnya”.

Dalam hal ini ada tiga sikap yang mereka berikan terhadap ilahnya yaitu::
kamalul mahabah,
kamalut tadzalul, dan
kamalul khudu’.


Kamalul mahabbah
(dia amat sangat mencintainya),

:: sehingga semua akibat cinta siap dilaksanakannya. Maka dia pun siap berkorban memberi loyalitas, taat dan patuh dan sebagainya.

Orang kafir yang menjadikan sesuatu selain Allah sebagai ilahnya, demikian senangnya apabila mendengar nama kecintaannya, serta tidak suka apabila nama Allah disebut.
وَإِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَحْدَهُ اشْمَأَزَّتْ قُلُوبُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ ۖ وَإِذَا ذُكِرَ الَّذِينَ مِن دُونِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ﴿٤٥﴾
“Dan apabila hanya nama Allah saja disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati.” (QS. Az-Zumar: 45)

Sedangkan kecintaan seseorang terhadap sesuatu tanpa dasar yang benar, dapat membentuk sebuah penghambaan tanpa disadarinya. Rasulullah SAW bersabda,

“Celakalah hamba dinar (uang emas), celakalah hamba dirham (uang perak), celakalah hamba pakaian (mode). Kalau diberi maka ia ridha, sedangkan apabila tidak diberi maka ia akan kesal.” (HR. Bukhari)
Hal ini disebabkan kecintaan yang amat sangat terhadap barang-barang tersebut.

Kamalut tadzulul (dia amat sangat merendahkan diri di hadapan ilahnya).

:: Sehingga menganggap dirinya sendiri tidak berharga, sedia bersikap rendah serendah-rendahnya untuk pujaannya itu.
Dalam hal ini, orang-orang kafir sangat menghormati berhala-berhalanya sembahannya. Sebagaimana dalam firman Allah SWT,
وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا﴿٢٣﴾
“Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”.” (QS. Nuuh: 23)

Dalam catatan sejarah, orang-orang musyrik marah karena berhala-berhalanya dipermalukan oleh Nabi Ibrahim AS, sehingga mereka menghukum Nabiyullah untuk membela berhala-berhala. Reaksi kemarahan tersebut menandakan bahwa mereka begitu rendah diri dan hormat terhadap berhala-berhalanya. Peristiwa ini terekam dalam Al-Qur’an:
قَالُوا مَن فَعَلَ هَٰذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ﴿٥٩﴾
“Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zhalim”.” (QS. Al-Anbiyaa’: 59)


Kamalul khudu’ (dia amat sangat tunduk, patuh)

:: sehingga akan selalu mendengar dan taat tanpa reserve, serta melaksanakan perintah-perintah yang menurutnya bersumber dari sang ilah.
Dalam hal ini, orang-orang kafir pada hakikatnya mengabdi kepada syaithan yang telah memperdaya mereka. Hal ini tersirat dalam perintah Allah SWT,
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? …” (QS. Yaasiin: 60)
Begitu mengabdinya mereka kepada syaithan, mereka sangat patuh sehingga bersedia membunuh anak-anaknya untuk mengikuti program ilah-ilah sembahannya.
وَكَذَٰلِكَ زَيَّنَ لِكَثِيرٍ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ قَتْلَ أَوْلَادِهِمْ شُرَكَاؤُهُمْ لِيُرْدُوهُمْ وَلِيَلْبِسُوا عَلَيْهِمْ دِينَهُمْ ۖ
“Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya.” (QS. Al-An’aam: 137)

..........................(Bersambung......)


SESI TANYA JAWAB

1.Tanya ::

Di atas menyebutkan kamalul khudu, yang di artikan. Akan selalu mendengar dan taat tanpa reserve , serta melaksanakan perintah yabg menurutnya bersumber dari sang ilah.

Yang aku mau tanya, contoh yang bersumber dr sang ilah apa saja umi ? Boleh di beritahukan secara lengkap. Karna, menyinggung ttg syiah yang makin kesini juga semakin "terselubung"
Jzkillah umi...

Jawab ::
Bersumber dr Allah mungkin bunda...kalau ilah itu banyak, krn makna ilah adl segala hal yg dicintai.
Yg bersumber dr Allah tentu Al Qur'an dan sunnah.
Kamaalul khudlu' thd 2 sumber hukum adl sbh kewajiban.

Hubungannya dgn Syiah apa ya?

Justru menurut sy, jika kita memperdalam ajaran2 yg berasal dr dua sumber hukum td, insyaallah tumbuh furqon (pembeda) shg bisa terjaga dr hal2 yg menyimpang.

2.Tanya ::

Assalamualaikum
umi mw tanya entah nyambung gk,bag mana ttg ruqyah mi..ada yg n ada hadits ktx org yg me n d ruqyah tdk akn mencium bau surga...betulkh mi..maafsblumx

Jawab ::
Rosulullah SAW mengatakan bahwa
pada umatnya terdapat tujuh puluh ribu orang
yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
Lalu beliau bangkit dan masuk ke dalam
rumahnya. Sebagian sahabat berkata,
“Barangkali mereka adalah para sahabat
Rosulullah SAW”. Sedangkan sebagian yang lain
berkata, “Barangkali mereka adalah orang-orang
yang dilahirkan pada masa Islam. Sehingga mereka tak pernah berbuat syirik kepada Allah
sedikitpun.” Berikutnya mereka menyebutkan
beberapa kemungkinan yang lain.
Mereka memberitahukan perkaranya kepada
Rosulullah SAW tatkala beliau keluar. Maka
beliau bersabda,
ﻫُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻟَﺎ ﻳَﺴْﺘَﺮْﻗُﻮْﻥَ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻜْﺘَﻮُﻭْﻥَ ﻭَﻟَﺎ
ﻳَﺘَﻄَﻴَّﺮُﻭْﻥَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮْﻥَ
“Mereka itu adalah orang-orang yang tidak
meminta diruqyah, tidak meminta dikay, tidak
bertathayyur dan hanya bertawakal kepada Rabb
mereka”.
Dalam hadits itu Nabi Muhammad SAW
menyebutkan golongan yang masuk surga tanpa
hisab dan adzab. Mereka itu adalah orang-orang
yang:

A. Tidak minta diruqyah.
Demikianlah yang ada dalam shahihain. Juga
pada hadits Ibnu Mas'ud radhiyallâhu'anhu dalam
musnad Imam Ahmad rahimahullâh. Sedangkan
dalam riwayat Imam Muslim ( ﻭَﻻَ ﻳَﺮْﻗُﻮْﻥَ )
artinya yang tidak meruqyah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:
"Ini merupakan lafadz tambahan dari prasangka
rawi dan Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam tidak
bersabda ( ﻭَﻻَ ﻳَﺮْﻗُﻮْﻥَ ) karena Nabi
Shallallâhu 'Alaihi Wasallam pernah ditanya
tentang ruqyah, lalu beliau menjawab:
ﻣَﻦِ ﺍﺳْﺘَﻄَﺎﻉَ ﺃَﻥْ ﻳَﻨْﻔَﻊَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﻓَﻠْﻴَﻨْﻔَﻌْﻪُ
“Barangsiapa diantara kalian mampu memberi
manfaat kepada saudaranya, maka berilah padanya
manfaat" (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Majah dari
Jabir)
dan bersabda:
ﻟَﺎﺑَﺎْﺱَ ﺑِﺎﻟﺮُّﻗَﻰ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺷِﺮْﻛًﺎ
"Boleh menggunakan ruqyah selama tidak terjadi
kesyirikan padanya." (HR. Muslim, Abu Daud
dari Sahabat Auf bin Malik)
Ditambah lagi dengan amalan Jibril 'alaihissalam
yang meruqyah Nabi Shallallâhu 'Alaihi
Wasallam dan Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam
meruqyah shahabat-shahabatnya. Beliaupun
menjelaskan perbedaan antara orang yang
meruqyah dengan orang yang meminta diruqyah:
" Mustarqi (orang yang meminta diruqyah) adalah
orang yang minta diobati, dan hatinya sedikit
berpaling kepada selain Allâh. Hal ini akan
mengurangi nilai tawakkalnya kepada Allâh.
Sedangkan arrâqi (orang yang meruqyah) adalah
orang yang berbuat baik."

Beliau berkata pula:
"Dan yang dimaksud sifat golongan yang
termasuk 70 ribu itu adalah tidak meruqyah
karena kesempurnaan tawakkal mereka kepada
Allâh dan tidak meminta kepada selain mereka
untuk meruqyahnya serta tidak pula minta di
kay." Demikian pula hal ini disampaikan Ibnul
Qayyim.


3.Tanya :
salah satu kabupaten di sulawesi selatan skrng lagi maraknya pengkristenisasian...

ketika saya melakukan baksos di daerah sana.. saya begitu kaget ternyata tempat saya nginap merupakan salah satu korban penkristenisasian...

beliau menangis karena takut sudah murtad..
yng ingin saya tanyakan

apakah pada saat pembabtian seperti itu apakah mereka sudah dianggap keluar dri islam atau murtad??

kalo sudah dianggap murtad.. apakah mereka boleh kembali keagama islam.. dan apa yg harus mereka lakukan... sebab mereka tdk tahu kalo mereka ternyata di babtis..?

Jawab ::
Pembabtisan dilaksanakan dengan terpaksa atau kemauan sendiri. Bila di lakukan terpaksa
Maka org tersebut harus bertaubat dengan sesungguhnya.

Bila di lakukan krn kemauan sendiri, maka ia harus mengucapkan dua kalimat syahadat lagi di depan ulama. Disamping itu ia juga harus bertaubat dgn sungguh2.


4.Tanya ::
Bunda sya mw tanya soal ISIS yg katnya msh marak dindonesia serta commuitas indonesia damai afwan sya agk lupa.. kmrn sya lht itu djkrta bnyk yg memberikn brng sperti kalung, gelang dan jg pin pda masyarkt pi mereka tdk pham dr tlisan tersebut ternyta dr orng2 kristen.. bgmn itu bunda

Jawab ::
Cara qt menanggapi hal itu adalah apakah informasi yg anti dpt valid atau tidak. Sikapi dgn cara bijak y ukhti. Smakin marak isis dan syiah. Maka umat islam harus bersatu dengan semakin kuat pondasi qt agar tidak tergoyahkan iman qt.
Sikap yg islami pula harus di tunjukkan sehingga ada perbedaan yg signifikan dengan isis dan syiah. Afwan jika jawabannya kurang mengena.

Sekian yg bisa Saya sampaikan. Segala kekurangan Saya mohon maaf & semoga bermanfaat bagi kita semua.
Mari kita akhiri kajian hari ini dg mengucap bacaan Hamdalah & doa kafaratul majelis.

Doa Kafaratul Majelis :

سبحانك اللهم وبحمدك
 أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”. ​السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

~~~~~~~~~~~~~
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!