Kajian
Online Hamba الله SWT
Rabu,
19 November 2014
Narasumber
: Ustadzah Neneng
Rekapan
Grup Nanda 118 (Arin)
Tema:
Menjadi
Pribadi Muslim Sejati (Lanjutan)
Editor : Herniza MR / Rini
Ismayanti
Bismillah…
Assalamu'alaykum wr.wb.
Alhamdulillah mudah-mudahan tidak
mengambil kecuali pengajaran dan ilmu juga tidak meninggalkan kecuali kebajikan
dan manfaat. Aamiin.
Mudah-mudahan sepekan tak jumpa tidak ada bekas kecuali
catatan kebaikan dan tidak meninggalkan apapun kecuali manfaat juga tidak
menambah apapun kecuali pengajaran dan ilmu. Aamiin..
Innalhamdalillahi nahmaduhuu
wa nashta.'iinuhu wa nashtaghfiruh... wa na'udzubillah min suruuri anfusina wa
min syayyi 'amaalina.. mayyahdillahi falaa mudhillallah wa mayyudlilhuu falaa
haa di yaallah.
Segala puji milik Alloh Rabb
semesta alam, dan kita memujiNya, kita berlindung kepada Alloh dari kelemahan
kealfaan kita, dan kita beristighfar dari segenap kekurangan, ketidaksempurnaan
amal amal kita, Alloh Maha mengetahui niat dan Maha menyaksikan bahwa kita
berjumpa semata karena Alloh, semata berharap Alloh SWT mencatat waktu kajian kita
sebagai amal sholih, dan semata karena kita berharap bahwa ini bermanfaat bagi
diri kita di dunia dan sampai di saat kita dikembalikan kehadapan Alloh SWT. In
sha Alloh..
Sebelum kita masuk pada kajian ini dimohon bagi yang belum
bersuci hendaklah bersuci, yang belum menutup aurat silahkan menutup aurat, yang
belum niat sama-sama kita berniat dan memulainya dengan bacaan basmallah dan
luruskanlah agar niat yang lain sirna hanya niat karena Alloh yang Maha kekal
lah yang mengisi setiap relung jiwa kita.
Bismillahirrahmaanirrahiim
Saya juga bukanlah manusia yang sempurna juga saya belum tentu lebih baik dari akhwat sekalian akan tetapi saya mengambil bagian jalan orang-orang yang telah dahulu. Dahulu menempuh jalan ini, yakni jalan para nabi dan rasul. Mudah mudahan Alloh SWT merahmati kita semua agar kita menjadi hamba-hambaNya yang senantiasa berharap dan istiqomah hidup dan mati hanya di jalan keselamatan ini. Aamiin…
Saya juga bukanlah manusia yang sempurna juga saya belum tentu lebih baik dari akhwat sekalian akan tetapi saya mengambil bagian jalan orang-orang yang telah dahulu. Dahulu menempuh jalan ini, yakni jalan para nabi dan rasul. Mudah mudahan Alloh SWT merahmati kita semua agar kita menjadi hamba-hambaNya yang senantiasa berharap dan istiqomah hidup dan mati hanya di jalan keselamatan ini. Aamiin…
Mari kita sama-sama buka surah Al Araf ayat ke 180. “Dan
Alloh memiliki asma’ul husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepadaNya
dengan menyebut asma’ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyalahartikan nama-namaNya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang
mereka perbuat”
Alloh SWT memerintahkan kepada kita untuk memohon, memint,
berdoa kepadanya dengan namanya yang terbaik. Karena sungguh manusia itu
diciptakan Alloh SWT memang fii kabad suka berkeluh kesah. Suatu waktu sahabat rasulullih
SAW setelah sholat langsung berlalu tidak berdzikir dan berdoa. Lalu nabi SAW
langsung menegurnya, dengan sebuah pertanyaan, Apakah engkau tidak membutuhkan
Alloh SWT? Allohu laaailaaha illa huwarrohmaaanurrohiiimmm al maalik kuddus
salaam mu minul muhaimiinul aziiz alim Alloh dialah Rabb semesta alam,
penguasanya, pemeliharanya, pengaturnya, pemberi rezeki, pemberi kehidupan,
pengatur kematian. Maha Mengetahui Mahaa menyaksikan.
Akhwatifillah, apakah Alloh mengetahui apa saja yang kita
lakukan? Dihadapan banyak manusia. Disaat sendirian apakah Alloh mengetahuii
apa-apa yang kita katakan kepada manusia lain kepada diri kita sendiri. Apakah
Alloh mengetahui apa apa yang kita sembunyikan dari mata manusia. Wallahi. DIA ALLOH SWT Maha Mengetahui apa
yang kita perbuat, yang kecil yang tersembunyi yang nampak.yang disaksikan yang
tertutupi yang terbuka. Dia Alloh SWT Maha Mengetahui bahkan apa yang kita
rasa, apa yang kita pikirkan apa yang kita dengar, apa yang kita gumamkan. Bahkan
apa yang terlintas dalam fikiran kita. Karenanya mari kita luruskan niat kita. Yaa
Alloh kami semata hadir dalam kajian karena berharap Engkau akan mengampuni
dosa-dosa kami yang sangat banyak Engkau sudi membersihkan jiwa kami dan Engkau
ridho menjadikan kami hamba-hambaMu yang mewarisi Surga.
Melanjutkan pekan yang lalu, mari kita lihat kembali
bagaimanakah agar kita menjadi seorang muslim yang berkepribadian selayaknya
muslimah. Aqidah kita salim, selamat, benar, ibadah kita lurus shohih, sesuai
tuntunan dan akhlaq kita juga baik, bermanfaat dan mencerahkan. Fondasii dasar dari
kepribadian islami ada pada aqidahnya yang benar dan menancap dalam hati dan
keyakinannya. Mulai dari syahadat yang ternyata menuntut kita untuk benar-benar
menyadari betapa besar peristiwa persaksian, janji, sumpah yang telah kita
ucapkan kepada Alloh SWT.
Mari kita lihat aspek apa saja yang harus melandasi akad kita
kepada Alloh SWT, pekan lalu saya sudah membagikan tiga hal. Hayoo apa saja yang
masih ingat? Ya saya ingatkan lagi:
1.
Ilmu
2.
Penerimaan yang tulus
ikhlas bahwa syahadat kita adalah benar karena kita menerima Alloh SWT sebagai
Rabb kita
3.
Syahadat kita adalah karena
kita meyakini dengan sebenar-benar yakin.
Lalu kita lanjutkan ya apakah lagi syarat agar syahadat kita
diterima Alloh SWT
4.
Keikhlasan
Dalam surah Al Bayyinah ayat ke 5
“Padahal mereka hanya
diperintah menyembah Alloh dengan ikhlas menaatiNya semata-mata karena
menjalankan agama dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat dan
demikian itulah agama yang lurus benar.”
Dan dalam surah Al Kahfi ayat 110
Alloh meminta agar hati perasaan dan jiwa kita bersyahadat
berislam beribadah adalah semata karena berharap pertemuan dengan Alloh SWT.
Maka upayakanlah sekuat kemampuan dan tenaga kita untuk meluruskan niat
memperjuangkan ikhlas itu dalam jiwa kita
5.
Kejujuran
Jujurlah, benarlah, berislam dengan benarlah dalam hati kita.
Tidak ada kebohongan di dalamnya atau kepura-puraan. Dalam surah Al Baqarah
ayat 8-9:
“Dan diantara manusia
ada yang berkata Kami beriman kepada Alloh dan hari akhir padahal sesungguhnya
mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Alloh dan
orang-orang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri mereka sendiri tanpa
mereka sadari”
6.
Cinta
Mencintai di jalan kebenaran islam dan mencintai Alloh SWT
7.
Kepatuhan, ketundukan,
ketaatan.
Buktikanlah tunjukkanlah dengan mematuhi perintah Alloh SWT
dengan sungguh-sungguh. Mudah-mudahan Alloh SWT memberi kita taufik kemampuan
untuk menjadi hamba-hambaNya yang taat dan ikhlas. Aamiiin. Wallohualam
TANYA JAWAB
1.
Ustadzah kata-kata ini
contohnya apa? merinding bacanya. Dan
diantara manusia ada yang berkata Kami beriman kepada Alloh dan hari akhir
padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka
menipu Alloh dan orang-orang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri mereka
sendiri tanpa mereka sadari. Syukron umi
Jawab:
Itu adalah contoh yang terjadi pada masa rasululloh SAW. Mereka
mengaku beriman tetapi saat bertemu dengan sahabat dan kaumnya yang juga
munafik mereka mengolok-olok orang beriman. Oleh karena itu bagi kita yang sudah
berislam perbaharuilah terus syahadat dan keislaman kita. Ciri dari keislaman yang
paripurna adalah pekerjaan hatinya seperti apa yang kita bahas hingga nomor 7 tadi.
Ada kan suka kita temui di depan kita sih seperti iya sepemahaman tapi pas
dibelakang mereka berkata-kata lain bahkan mencaci. .
Tanggapan:
Ustadzah sepertinya jaman sekarang juga banyak yang suka saling menjelekkan 1 sama lain padahal mereka 1 agama
Ustadzah sepertinya jaman sekarang juga banyak yang suka saling menjelekkan 1 sama lain padahal mereka 1 agama
Jawab:
Walau bukan tentang aqidah ya tapi tetap itu adalah juga keburukan. Niat setiap melakukan apapun karena wujud ketaatan wujud syukur, wujud sabar karena Alloh. Setelah niat beramallah karena Alloh SWT mengikuti petunjuk nabi muhammad SAW. Itu wujud dari aplikasi syahadat hingga kita meraih taqwa
Walau bukan tentang aqidah ya tapi tetap itu adalah juga keburukan. Niat setiap melakukan apapun karena wujud ketaatan wujud syukur, wujud sabar karena Alloh. Setelah niat beramallah karena Alloh SWT mengikuti petunjuk nabi muhammad SAW. Itu wujud dari aplikasi syahadat hingga kita meraih taqwa
2.
Ustadzah, kegeeeran dengan
Allah boleh tidak ya? Contohnya: untung saya tidak berteman dengan dia. Kalau tidak
akan gini, gini, gini. Allah sayang sama saya. Apakah itu jatuhnya sombong?
Jawab:
Boleh, itu namanya bersyukur. Saat jadi sombong jika
kemudian kita sebut-sebut terus kepada sesama manusia. Tapi ya waspada terhadap
hati kita harus, cuma ya jangan terlalu parno alias paranoid. Justru Alloh suka
hamba-hambaNya yang senantiasa bersyukur
3.
Ustadzah kalau kita
ceritakan kebaikan kita sama orang tua dengan niat biar mama kita itu percaya
dan tidak khawatir sama kita, karena hidup kita jauh sama orang tua jatuhnya
sombong juga ya?
Jawab:
In sha Alloh tidak sombong artinya menolak kebenaran dan
membenci nasihat
Tanggapan:
Maksudnya um? Menolak kebenaran dan membenci nasihat?
Jawab:
Jadi kalau menceritakan kebaikan kita dengan niat menyemangati orang tua in sha Alloh mudah-mudahan kebaikan itu juga akan mengalir kepada mama kita karena mereka ridho kepada aktivitas kita
Jadi kalau menceritakan kebaikan kita dengan niat menyemangati orang tua in sha Alloh mudah-mudahan kebaikan itu juga akan mengalir kepada mama kita karena mereka ridho kepada aktivitas kita
4.
Nah um saya masih bingung
ketaqwaan, cara kita mengetahui kalau kita bertaqwa kepada Allah bagaimana um?
Jawab:
Sesungguhnya ketaqwaan itu adalah tingkatan tertinggi dari kepribadian islam yang ingin kita semua raih. Saat kita melaksanakan setiap perintah Alloh SWT dan menjauhi setiap laranganNya. Taqwa itu bukan hasil jadi sesaat akan tetapi proses terus menerus hingga kita mati. Kita sendiri sulit menggolongkan kita pada golongan taqwa atau tidak. Hanyaa Alloh SWT dan diri kita yang mengetahui kualitas kita
Sesungguhnya ketaqwaan itu adalah tingkatan tertinggi dari kepribadian islam yang ingin kita semua raih. Saat kita melaksanakan setiap perintah Alloh SWT dan menjauhi setiap laranganNya. Taqwa itu bukan hasil jadi sesaat akan tetapi proses terus menerus hingga kita mati. Kita sendiri sulit menggolongkan kita pada golongan taqwa atau tidak. Hanyaa Alloh SWT dan diri kita yang mengetahui kualitas kita
Tanggapan:
Iya
um cara kita istiqomah bagaimana um?
Jawab:
Istiqomah
ibarat membangun karakter, membentuk perilaku baik, membiasakan kebaikan. Bagaimana
membiasakan yang baik mulai dari sekarang, mulai dari yang kecil, yang bisa kita
lakukan, mulai dari diri kita sendiri. Itu kalau kata Aa Gym. Referensi lain
banyak ya, mulai dari niat yang lurus, lalu mulailah beramal, setelah itu tetap
luruskan niat, setelahnya terus gali ilmu, terus perdalam pemahaman, lalu
beramal lagi. Begitu terus In sha Alloh mudah-mudahan kita kembali kepada Alloh
SWT dalam keadaan sedang berupaya sungguh-sungguh ketaqwaan. Aamiin.
Demikian kajian kita hari ini. Kita
tutup dengan membaca hamdalah, istighfar 3x, dan doa kafaratul majelis.
Doa Kafaratul Majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب
إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan
memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamualaikum wr wb.
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment