Home » , , » PARENTING – MENGENAL LEBIH JAUH GAYA BELAJAR ANAK

PARENTING – MENGENAL LEBIH JAUH GAYA BELAJAR ANAK

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Thursday, November 6, 2014

Kajian Online WA Hamba  اللَّهِ SWT Nanda 106
Hari, tanggal : Kamis, 06 November 2014
Narasumber  : Ustadzah Endah Susilowati
Materi   : Mengenal Lebih Jauh Gaya Belajar Anak
Notulen : Ririn
Editor    : Ira Wahyudiyanti & Hernizah


Assalamu'alaikum wr. wb... Ukhtynaa...
Saya akan posting materi. Tapi mohon jangan disela dulu sampai benar-benar tuntas.

MENGENAL LEBIH JAUH GAYA BELAJAR ANAK
By: Endah Susilowati, M.Pd.
(Ibu Rumah Tangga Sejati, Dosen, Trainer & Promotor STIFIN Fingerprint)


Setiap anak unik, berbeda dan istimewa. Mereka memiliki kelebihan serta cara berpikir yang berbeda-beda pula. Ada banyak faktor seperti pendidikan, pola asuh, asupan,hereditas, dll yang turut andil dalam pembentukan pola pikir serta kepribadian anak.
Dalam dunia STIFIn, faktor lainnya lagi adalah belahan otak dominan turut berperan dominan menentukan jenis mesin kecerdasan dan berimbas pula dengan pola cara belajarnya. Secara umum kita mengenal "Learning Style" atau gaya belajar meliputi:
a.       Visual
b.      Auditori
c.       Kinestetik
Namun ini ternyata masih sangat global. Derivasi dari ketiga konsep tersebut ternyata cukup beragam. Akan kita bahas dalam sesi kali ini. Merasa tergelitik, ketika seorang ibu mengeluhkan, "Anak saya jarang belajar bu?". Saya pun menanyakan, "Prestasinya bagaimana bu?". "Alhamdulillah masuk 5 besar". "Lho"..

Cukup sering mendapat curhat seperti ini. Hal ini terjadi karena sang ibu belum mengetahui apa itu "Belajar"? Ternyata macam-macam cara belajar sesuai belahan otak adalah :
a.    Merekam, dibahasakan bervariasi, menggunakan peraga dan mengulang sambil menulis. (visual-kinestetik).
b.  Menandai bacaan yang penting, merekam secara visual dan mengulang latihan soal. (visual-kiestetik).
c.       Menalar bacaan untuk mendapatkan logika isi & intisarinya (visual) kutu buku
d.      Menalar bacaan dan membuat struktur & temanya.
e.       Memahami konsep kalau ada ilustrasinya, film video atau bahasa tubuh.
f.       Merumuskan sendiri tema yang dipelajari (yang dibaca yang penting) dan menyimpulkan sendiri.
g.     Mendengar sampai dapat 'feel' nya (auditori). Daripada baca sendiri, malah lebih masuk diceritain.
h. Diskusi dengan guru/orangtua/teman sambil mereview secara verbal (belajarnya berisik & ngribetin orang lain). Tidak bisa belajar sendiri, harus ada temannya. (auditori).
i.    Merangkum & mengurainya kembali sampai tuntas, bisa menggunakan latar musik. Tipe anak yang belajar sambil nonton TV tapi masih masuk. (Kinestetik-auditori)

     Ketika sudah mengetahui cara belajar kita maupun putra/i kita. Maka sebagai orangtua akan lebih bijak dan tidak memaksakan kehendaknya. Karena memang bisa jadi kita dan anak kita berbeda belahan, wajar ketika memiliki cara pandang berbeda dalam hal "Belajar".

Demikian materi kali ini, semoga tidak terlalu berat dipahami ya.
Syukron atas perhatiannya.
Wassalamu'alaikum wr. Wb.


TANYA JAWAB
1.    Seperti yang tadi ustadzah bilang bahwa kita harus paham makna belajar yang sebenarnya.. Nah yang mau saya tanyakan.. apakah tingkat kecerdasan seorang anak berbanding lurus dengan perilakunya/perkembangan psikologisnya? Karena yang saya temukan kenyataannya disni bahwa anak-anak yang pintar ternyata berperilaku sangat terbalik dari nilai kecerdasan otaknya. Afwan mohon penjelasan ilmunya ustadzah ...
Jawab:
Tingkat intelligensi VS Behaviour. Tentu 2 hal yang berbeda.  Pola asuh, pendidikan akhlak, lingkungan, keteladanan, nutrisi, stimulasi akan berpengaruh terhadap diri pribadi seorang anak. Cerdas itu beragam. Lihat kecerdasan majemuk Howard Gardner. Setiap anak maupun kita pasti memiliki kelebihan dan dibalik itu pasti memiliki kekurangan.

2.     Kira-kira pola asuh yang bagaimana yang baiknya diterapkan kepada anak? Otoriter, demokratis atau yang lain ustadzah ? Karena kan setiap orang tua pasti mengharapkan anaknya tidak hanya pintar.. tapi juga berperilaku baik
Jawab:
Pola asuh yang humanistis, sebagaimana prophetic parenting. Tidak memaksakan kehendak, arif dan bijak menyikapi perbedaan pendapat antara  orangtua dengan anak. Menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah yang utama.

3.      Ustadzah, bagaimana cara menyikapi perbedaan pendapat dengan anak? Terkadang anak dan ortu masing-masing berpikir pendapat mereka benar dan yang terbaik...bahkan tidak sedikit ortu yang memaksakan apa yang mereka inginkan untuk dilakukan sang anak kedepannya
Jawab:
Orangtua harus mengenal betul anaknya baik kelebihan, kekurangan, kepribadian, personality, karakter, cara belajar, potensi dominan, pola pikir, cara kerja otak, dll. Baru orangtua akan lebih bijaksana dalam bertindak dan tidak memasakan kehendak. Dengan kecanggihan teknologi, kesemuanya bisa diketahui. Alhamdulillah, sudah saya coba ke anak-anak saya melalui analisa fingerprint.


Demikian materi hari ini. Semoga bermanfaat.
Terimakasih atas perhatiannya. Kita tutup kajiannya ya ukhtie.
Doa Kafaratul Majelis

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaykum wr wb.


Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

Ketik Materi yang anda cari !!