Kajian Online Hamba الله SWT
Rabu, 31 Desember 2014
Narasumber : Ustadz
Ivan Adha
Rekapan Grup Nanda M110 (Shofie)
Tema : Psikologi
Editor
: Rini Ismayanti
MINDSET
Bismillah.
pada kesempatan malam ini saya akan sharing mengenai mindset, bahasa sederhananya adalah pola pikir. Saya akan sharing betapa pentingnya mindset ini, sampai2 dalam beberapa studi terbaru, banyak yang menguatkan fakta bahwa kesuksesan dalam hidup ini banyak dipengaruhi oleh mindset. Banyak sekali saat ini training motivasi yang mengatakan pentingnya mindset positif (baca: berpikir positif).
pada kesempatan malam ini saya akan sharing mengenai mindset, bahasa sederhananya adalah pola pikir. Saya akan sharing betapa pentingnya mindset ini, sampai2 dalam beberapa studi terbaru, banyak yang menguatkan fakta bahwa kesuksesan dalam hidup ini banyak dipengaruhi oleh mindset. Banyak sekali saat ini training motivasi yang mengatakan pentingnya mindset positif (baca: berpikir positif).
Kita dulu mgkn
bertanya-tanya, kemana teman-teman yang dulu sering menjadi juara kelas?
Kemanakah mereka yang sering menjadi kebanggaan guru? Bukan yang saat ini kita
lihat di media massa, televisi.
Mereka yang sering
muncul di media massa, menjadi ilmuwan terkemuka, seniman berpengaruh, ekonom
atau bahksn CEO cemerlang, ternyata banyak sebagian besar dulunya bukan siswa yang
paling pintar di sekolahnya. Malcolm Gladwel dalam bukunya the outliers (2008)
menemukan bahwa para penerima hadiah Nobel ternyata bukanlah orang yang berIQ
tinggi seperti yang diduga banyak orang.
Berdasarkan
bukti-bukti ilmiah terbaru, sekarang ditemukan orang yang melewati sekolahnya
dgn mudah lebih berpotensi mjadi seorang ‘passenger’, penumpang kehidupan. Mereka
sudah puas dengan apa yang dicapai masa lalu dan percaya ‘pintu’ masa depan
akan datang dgn sendirinya menemui mereka. Apa yang ditemukan oleh Carol Dweck dalam
Mindset (2009) sgt mengejutkan, anak2 yang menemukan sesuatu dengan mudah atau
mendapatkan kemudahan di sekolah atau cepat mendapat nilai A di kelasnya
mempunyai tendensi memiliki fixed mindset.
Fixed mindset adalah cara
berpikir yang terbentuk saat seseorang mndapatkan kemudahan yang membuatnya ingin
berlindung dalam kemudahan itu. Akibatnya terpatri dalam pikiran mereka bahwa
hidupnya akan selalu mudah. Lalu mereka duduk manis di kursi penumpang. Hidup yang
sudah selesai dan kurang menghargai proses belajar yang harus dilewati dengan
kerja keras dan perjuangan.
Michalko dalam buku Caraeative
Thinkering (2011) menyebutkan fixed mindset cenderung terbentuk pada
orang-orang yang memiliki karakter high self-monitors. Orang seperti ini
perhatian utamanya adalah ‘terlihat hebat dan cerdas’ . mereka sangat peduli
thdp bagaimana orang lain melihat (baca: mengevaluasi) diri mereka. Bagi mereka,
kemampuan adalah sesuatu yang tetap, statis, bawaan lahir atau bawaan sekolah.
Mereka tidak percaya kalau orang lain yang tak secerdas mereka bs berubah atau
mengalahkannya.
Dan tentu sj orang-orang
ini berada pada pusat perhatian dan lama beradaptasi pada keadaan itu, krn
kcerdasan melekat pada mereka, mereka harus bisa ditunjukkan. Masalahnya orang-orang
seperti ini menurut Dweck punya kecendrungan membentuk cara pandang orang lain
agar mereka terlihat hebat. Mereka punya kecendrungan atribusi eksternal, dalam
arti tidak mampu melakukan sesuatu, mereka akan menyalahkan orang lain dan
tidak mau mengakui kesalahannya.
Mereka menjadi seperti
seorang looser dan beranggapan mengakui kekurangan adalah sebuah penghinaan terhadap
kehormatan dan berarti mengakui dirinya tak berharga. Dan bila suatu tidak
mudah, menuntut kerja keras atau bahkan terlalu lama proses yang harus dilalui
maka ini mengancam citra diri, yang berati bisa dianggap tidak cerdas, tidak
berbakat. Mereka hanya ingin terlihat hebat, sekalipun sudah tidak belajar
hal-hal baru lagi. Maka bila orang-orang seperti ini diburu oranganisasi/perusahaan/komunitas/masayaarakat/,
maka hal ini sama seperti berburu passengers.
Passenger akan menjadi
beban, sama seperti obesitas yang tubuhnya dipenuhi lemak. Adapun lemak adalah
suatu pilihan, akan dibuang atau dikonversi menjadi energi. Menurut Dweck,
mindset adalah sebuah belief, yang berarti, meski tidak mudah, ia dapat diubah
mnjadi growth mindset.
Lalu, seperti apa
karakter orang dengan fixed mindset?
Berikut adalah
ciri-cirinya:
1. Memiliki beliefs “saya
adalah orang cerdas, hebat. Ingin terlihat berkinerja dan pandai.” tetapi utk
menjaga citra ini, mereka tidak menyukai tantangan-tantangan baru, dan hanya
berbuat apa yang dikuasai saat ini
2. Kurang tekun
menghadapi rintangan dan enggan menghadapi kesulitan
3. Terbiasa mdapatkan
quick dan perfect performance. Tidak gigih berjuang.
4. Tidak terbiasa
menghadapi umpan balik negative. Bagi mereka kritik terhadap hasil kerja atau
kapabilitasnya adalah kritik terhadap pribadi. Cenderung mengabaikan kritik
negative dan mengisolasi dari orang-orang kritis.
5. Tidak dapat
menerima keberhasilan orang lain, karena dianggap keberuntungan. Lebih dari itu
keberhasilan orang lain adalah ancaman bagi dirinya.
Bagaimana dgn karakter
growth mindset?
1. Bukan didasarkan
external attributions sehingga kalau mengalami kesulian (setbacks) tidak
menyalahkan orang lain atau membuat alasan, melainkan siap mengoreksi diri,
mengambil inisiatif
2. Rela mengambil
resiko, tidak takut gagal sebab kegagalan bukan utk orang lain. Kegagalan
adalah hak kita utk menghadapi tantangan, dan bila terjadi selalu berpikir ada yang
bs dijadikan pelajaran
3. Mereka percaya
kecerdasan dapat ditumbuhkan krn otak memiliki kesamaan dengan otot, yaitu dapat
dijadikan kuat dan besar asalkan dilatih. Latihan ditujukan untuk mendapatkan
kemajuan
Lantas, bagaimana
melatih mindset kita agar menjadi growth mindset?
1. Hadapi dan selalu
miliki tantangan. Hidup yang tak berarti adalh hidup yang tak ada tantangan
sama sekali. Dengan adanya tantangan, kita akan mejadi lebih kuat
2. Bertahan dalam
menghadapi rintangan dan ujian. jangan biarkan ujian kecil menciutkan
hati. Citra diri kita tidak ditentukan oleh keberhasilan atau kejatuhan, tetapi
oleh kehormatan. Kegagalan adalah kesempatan utk belajar, demikian jg untuk
kemenangan
3. Usaha dan kerja
keras. Di zaman serba teknologi ini, kerja keras bukanlah hal yang harus ditinggalkan
atau diganti oleh kerja cerdas. Tidak ada kerja cerdas tanpa kerja keras. Kerja
keras adalah mutlak untuk menggembleng ketrampilan dan keunggulan
4. Kritik orang lain
adalah sumber informasi, tentu tidak semua kritik baik untuk didengar, namun
jangan ambil kritik sebagai serangan thdp pribadi. Jangan pula bekerja utk
menyenangkan orang yang mengkritik. Terimalah kritik sbg konsultasi gratis
5. Datangilah orang-orang
yang sukses dan bergurulah pada mereka. Semua orang berhak untuk berhasil
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan
kita tutup kajiannya ya..
kita tutup kajiannya ya..
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment