Kajian Online Hamba الله SWT
Jum’at, 12 Desember 2014
Narasumber : Ustadz Umar
Hidayat, M.Ag.
Rekapan Grup Nanda 121-122 (Baita)
Tema : Kajian Islam
Editor
: Rini Ismayanti
SEBANYAK
PINTU-PINTU SURGA
Assalamu'alaikum wr wb
Nanda
Sholihat Perindu Surga; apakah sudah siap kajian?
kajian
sore ini berbincang "Sebanyak Pintu-pintu Surga" ada 8 bagian yang saya
share...mudah-mudahan bersabar dan bisa dipahami dan dipahamkan...
baik
saya mulai ya... Nanda Sholihat Perindu Surga
Kalau
sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari
langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum
semerbak. Bahkan, sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih
baik dari pada dunia dan isinya. (HR. Bukhari) Mereka dilayani oleh wildanun
mukholladun; dengan membawa gelas, cerek dan sloki berisi minuman yang diambil
dari air yang mengalir (Al-Waqi’ah: 17-18).
Kita
tidak sekedar menakjubi surga, tapi merindukan menempatinya. “Sulit”. “Tidak
mudah”. Begitulah bayangan saya tentang masuk surga. Apalagi jarak yang masih
sedemikian jauh, entah kapan mengalaminya. Masuk surga adalah harapan dan
impian setiap muslim. Bagaimanapun kondisi kemuslimannya. Lagi-lagi ketika
membayangkan masuk surga, terbayanglah betapa berat sayaarat yang harus
terpenuhi. Ini sering terjadi karena kita sendiri terbebani oleh bayangan dalam
benak dan pikiran kita. Sayangnya bayangan itu justru bayangan yang
berat-berat, bukan bayangan yang ringan-ringan atau memudahkan. Bahkan jika pun
kita susah membayangkan, itu sudah menjadi penderitaan tersendiri.
Saya
jadi mendapatkan pelajaran yang baik tentang bayangan itu. Coba sekarang kita
ganti menjadi bayangan yang “ringan dan mudah”. Atau malahan tidak usah sama
sekali dibayangkan kalau pada akhirnya memberatkan. Sekarang kita jalani saja
dengan apa yang kita mampu dan terus menerus kita lakukan. Menikmati garis
tawakal. Tentang surga kita hanya tahu perkara ghoib ini dari Sabda Nabi atau
firmanNya. Bahkan surga itu hak prerogative Allah Swt. Tugas kita meniti jalan
ikhtiar dan mendoa kepadaNya. “Ya Allah ijinkan kami memasuki surgaMu.” Mari
menggenapkan ikhtiar dengan amal kita.
Seperti
Rasulullah mengisahkan. Anas Ibn Malik menceritakan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al-Nasa’i, perihal orang yang disebut-sebut
sebagai penghuni surga. Diceritakan oleh Anas, “Suatu hari kami bersama para
sahabat yang lain duduk dalam satu majlis bersama Rosululloh SAW. Di
tengah-tengah memberi wejangan beliau berkata, “Sebentar lagi akan lewat di
hadapan kalian seorang lelaki penghuni surga”. Para Shahabat ra. pun saling
bertatapan, di sana ada Abu Bakar Ash Shiddiq ra., Utsman bin Affan ra., Umar
bin Khattab ra., dan beberapa Shahabat lainnya. Tak lama berselang, tiba-tiba
muncul seorang lelaki anshar dengan janggut masih basah oleh air wudlu. Ia
berjalan dengan tangan kiri menjinjing sandal”.
Keesokan
harinya dalam kesempatan yang sama, Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam
kembali berkata begitu, “Akan datang seorang lelaki penghuni surga”. Tak lama
kemudian lelaki itu kembali muncul. Dalam kesempatan yang lain, untuk ketiga
kalinya Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam mengatakan hal yang sama.
Demi
menghapus rasa penasaran, sahabat Abdullah Ibn Amr Ibn Al-Ash mencoba
membuntuti lelaki anshar yang disebut-sebut Rosululloh sebagai penghuni surga.
Abdullah Ibnu Amr berhenti sejenak sambil berpikir mencari alasan yang tepat
untuk dapat menyelidiki orang itu. Setelah menemukan alasan yang tepat, ia
menghentikan langkah lelaki itu dan berkata, “Wahai kawan, dapatkah kamu
memberi pertolongan? aku bertengkar dengan ayahku dan berjanji tidak akan
menemuinya selama tiga hari. Maukah kamu memberi tumpangan selama tiga hari
itu?”, pinta Abdullah Ibn Amr. Setelah diperbolehkan, Abdullah Ibn Amr
mengikuti lelaki itu menuju rumahnya dan bermalam di rumah itu selama 3 hari.
Tujuan
Abdullah Ibn Amr bermalam tidak lain agar ia dapat melihat apa gerangan ibadah
yang dilakukan orang itu hingga Rosululloh menyebutnya sebagai penghuni surga.
Sampai dengan malam ketiga, Abdullah Ibnu Amr tak melihat sesuatu yang istimewa
dari lelaki itu dalam ibadahnya, sampai ia hampir saja meremehkan amalan ibadah
lelaki itu.
Akhirnya
Abdullah Ibn Amr berterus terang kepadanya, “Hai hamba Alloh, sebenarnya aku
tidak sedang bertengkar dengan ayahku dan juga tidak sedang bermusuhan. Aku
hanya ingin membuktikan apa yang telah dikatakan Rosululloh tentang dirimu.
Beliau katakan dalam sebuah majlis sampai 3 kali, “Akan datang seorang di
antara kalian lelaki sebagai penghuni surga”. Aku ingin tahu apa amalan yang
membuatmu demikian dan aku ingin menirukan agar bisa mencapai kedudukan seperti
dirimu”.
Orang
itu berkata, “Yang aku amalkan setiap hari tak lebih dari apa yang kau
saksikan”. Saat Abdullah Ibn Amr hendak berpamitan pulang, orang itu kembali
berkata, “Demi Alloh, amalku tidak lebih dari yang kau lihat, hanya saja aku
tak pernah menyimpan niat buruk terhadap sesama muslim (juga yang lain). Aku
juga tak pernah ada rasa dengki kepada mereka yang mendapat anugerah dan
kebaikan dari Alloh”.
Mendengar
pernyataan itu, Abdullah Ibn Amr membalas, “Begitu bersihnya hatimu dari
prasangka buruk dan perasaan dengki kepada orang lain. Inilah nampaknya yang
membuatmu berada di tempat yang mulia itu. Sesuatu yang tak dapat aku lakukan”.
Hati yang bersih dari prasangka buruk dan perasaan dengki kepada sesama hamba
Alloh, terlihat sederhana. Tapi justru itulah yang sebenarnya paling sulit
dilakukan.
Barangkali
kita mampu Qiyamullail, sujud, rukuk di hadapanNya, tapi amat sulit
menghilangkan kedengkian kepada orang lain. ”Inilah justru yang tidak dapat
kita lakukan”, demikian kata Abdullah Ibn Amr Ibn Al-Ash.
😇amal lain surga. Memaafkan
itu sikap yang sangat sering ditunjukan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Dalam
sebuah perkampungan Yahudi, Khaibar, Zainab binti al-Harits, istri Salam bin Misayakam,
salah seorang pemimpin Yahudi berhasil memperoleh hadiah karena dapat
membubuhkan racun pada paha kambing yang disajikan kepada Rasulullah SAW yang
beliau makan bersama Bisayar bin Bara bin Marur.
Bisayar
sempat menelan daging beracun itu, tetapi Rasulullah SAW baru sampai
mengunyahnya, lalu dimuntahkannya kembali sambil berkata, "Daging ini
memberitakan kepadaku bahwa dia beracun." Beberapa hari kemudian Bisayar
meninggal dunia. Rasulullah SAW memanggil wanita Yahudi tersebut dan bertanya,
"Mengapa engkau sampai hati melakukan hal itu."
Wanita
itu menjawab, "Sungguh kaum ku tidak ingin membunuhmu, sekiranya engkau
seorang raja tentu akan mati karena racun itu dan kami akan merasa senang,
tetapi jika engkau seorang nabi, tentu akan diberitahu oleh Allah bahwa daging
itu mengandung racun, dan ternyata engkau memang seorang Nabi." Kemudian
Rasulullah memaafkan wanita itu.
Begitupun
kisah Bilal bin Rabbah. Dalam riwayat Imam Bukhari, “Rasulullah berkata kepada
Bilal, “Ceritakanlah kepadaku amal apa yang amat engkau harapkan dalam Islam,
sebab aku mendengar suara kedua sandalmu di surga?” Bilal menjawab; “Tidak ada
amal ibadah yang paling kuharapkan selain setiap aku berwudhu baik siang atau
malam aku selalu shalat setelahnya sebanyak yang aku suka.”
bersabar menunggu Nanda Sholihat membaca
katakan
lanjut.......bila usai
Serasa
tidak aneh. Mungkin bathin kita justru protes “Pantas saja itu kan para Sahabat
Nabi? Lha kita ini apa?” Baiklah. Masih ingat kisah seorang Wanita yang sudah
bertahun-tahun dikubur namun jasad dan wajahnya tampak seperti baru dikuburkan.
Bahkan dengan senyuman manis lagi sangat berseri wajahnya. Apa sesungguhnya
gerangan yang terjadi.
Ketika
ditanyakan kepada ibundanya, “apa yang telah dilakukannya selama hidup di
dunia, sehingga mendapatkan kemulian tersebut”. Amal istimewa selama hidupnya
adalah tilawah Qur’an setiap habis sholat meskipun hanya sebentar.
Ada
juga cerita seorang akhwat (muslimah), yang terkena bencana Tsunami di Aceh
saat sedang mengisi dauroh di sebuah kampus ternama di Aceh. Jasadnya tidak
rusak, bahkan pakaiannya masih utuh tanpa ada yang robek. Padahal, masayaa
Allah kebanyakan orang yang meninggal di lokasi yang sama dengannya mengalami
luka-luka yang mengerikan. Ibu ini adalah seseorang yang senantiasa menjaga
auratnya semenjak berusia baligh sampai dia meninggal dunia.
Masih
cerita nyata dari Aceh, saat proses pencarian korban tsunami. Relawan-relawan
yang setiap hari tugasnya berhadapan dengan mayat-mayat yang setengah membusuk,
hancur dan bau dikarenan lama terendam di air dan tertimpa reruntuhan bangunan,
suatu hari mencium bau yang sangat wangi. Mereka penasaran darimana sumber bau
wangi itu diantara bau busuk dari mayat-mayat yang lain. Bau wangi ini terasa
sangat istimewa, ibarat pengharum ruangan yang menyejukkan dan harum melegakan.
Seakan-akan jadi penghibur bagi mereka yang bertemankan dengan bau-bau mayat
bergelimpangan yang menusuk hidung.
Setelah
lama mencari, akhirnya menemukan sumber bau yang istimewa itu, ternyata dari
salah seorang korban tsunami. Subhanallah, mayat ini amat istimewa, selain
mengeluarkan bau yang wangi, jasadnya tidak rusak sedikitpun. Bahkan wajahnya
dihiasi dengan senyuman kebahagiaan. Bak senyuman surgawi. Karena istimewanya
mayat ini, para relawan memutuskan untuk tidak menguburkan jenazahnya di
kuburan massal seperti mayat-mayat yang lain.
Dicarilah
identitas korban dengan mengumumkan penemuan jenazah tersebut kepada masayaarakat.
Tidak lama kemudian, ada anggota keluarga yang mengenali jenazah tersebut dan
membawa pulang jenazahnya untuk dikuburkan secara layak.
Namun,
tetap saja membuat relawan-relawan itu penasaran dan bertanya, “apa yang telah
dilakukan Sang jenazah selama hidup didunia?” Salah seorang anggota keluarganya
menjelaskan, Ia adalah seorang hafidzah yang istiqomah menjaga hafalannya.
Memuraja’ah hafalannya setiap hari.
Subhanallah.
Menakjubkan.
Bayangkan
yang ringan dan mudah atau teruslah mengerjakan kesholihan. Amal istimewa
adalah jalan yang memudahkan menuju surgaNya. Mungkin amal itu sepele dalam
pandangan mata kita, tapi mulia dihadapanNya. Mungkin ringan dalam rasa dan
pikiran kita, tetapi berat timbangan dihadapanNya. Sedang kemalasan dan
ketaksungguhan itulah hijab yang meruntuhkan konsistensi amal kita.
Nabi
kita yang mulia bersabda dalam beberapa hadis. Sungguh, kontinu dan membiasakan
diri dengan suatu amalan itu paling dicintai Alloh SWT, meskipun hanya
sedikit (Dari Ummul Mukminin Aisayaah ra. Dan HR Muslim: 783).
Sesungguhnya
surga itu memiliki banyak pintu, dan setiap orang akan memasuki pintu-pintu
tersebut sesuai amal terbaiknya selama hidup, sesuai kemampuan (HR Muslim: 782)
dan konsistensinya. Kemuliaan mereka terlihat dari konsistennya mereka menjaga
amalnya. Meskipun sederhana, tapi tidak banyak orang yang konsisten dan mampu
melaksanakannya. Merekalah orang-orang pilihan yang memiliki keunggulan
dibandingkan yang lain.
Imam
an-Nawawi-rohimahulloh- mengatakan, “Sesungguhnya amal sedikit tapi kontinu
lebih baik dari pada amal banyak namun terputus karena dengan kontinunya amal
sedikit akan melanggengkan ketaatan, dzikir, muroqobah (merasa diawasi Alloh
SWT, niat, ikhlas, dan mengharap kepada Sang Pencipta. Dan buah dari amalan
sedikit tetapi kontinu berlipat-lipat lebih banyak daripada amal banyak namun
terputus, (Sayaarah Shohih Muslim 6/71).
Beberapa
hadis dan ayat Al-Qur’an menunjukkan banyak amal yang dapat mengantarkan kita
ke surgaNya. Umar bin Khaththab r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada seseorang dari kami yang berwudhu, lalu ia menyempurnakan wudhunya,
kemudian ia membaca: 'Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang disembah dengan
sebenarnya kecuali Allah SWT, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allah SWT
dan rasul-Nya, kecuali dibukakan pintu-pintu surga yang delapan, ia bisa masuk
dari pintu yang dikehendakinya." (HR. Muslim).
Dari
Abu Hurariroh Ra ia berkata Rasulullah SAW telah bersabda: Barangsiapa yang
menafqahi suami isteri di jalan Allah dari hartanya, ia akan dipanggil dari
pintu-pintu surga, dan bagi surga ada delapan pintu, barangsiapa yang termasuk
golongan ahli sholat ia akan dipanggil dari pintu sholat, dan barngsiapa yang
termasuk ahli shodaqoh ia akan dipanggil dari pintu shodaqoh dan barangsiapa
yang termasuk ahli jihad ia akan dipanggil dari pintu jihad dan barangsiapa
yang termasuk ahli shaum ia akan dipanggil dari pintu shaum (Muttafaq Alaih).
dikatakan oleh Abu Bakar Ash-Shidiq Ra. Kepada Rasulullah SAW : Tidak masalah
bagi seseorang dari pintu mana dia dipanggil, tetapi adakah orang yang
dipanggil oleh semua pintu itu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Ia, Dan aku
berharap engkau termasuk diantara mereka (Muttafaq Alaih) (lihat Nihayatul
Bidayah Wan Nihayah karangan Ibnu Katsit jilid II halaman 214)
Banyak
sebab yang menjadikan seseorang mudah masuk surga: Taqwa (Qs. 68:34), beriman
dan beramal yang ikhlas karena Allah (Qs. 2:25), orang yang taat meninggalkan
maksiat (HR. Bukhari) dan konsiten dalam ketaatan (Qs 46:13-14), orang yang
taubat dan mohon ampun kepada Allah (Qs. 3:133-136), hijrah dari yang buru ke
yang baik (Qs.9:20-22).
Bersebab
khusayau dalam sholatnya mudah masuk surgaNya (Qs.23:1-11). Bersebab menuntut
ilmu sayaar’i (HR. Muslim).
Bersebab
selalu berwudhlu dengan sempurna (HR. Muslim). Bersebab selalu sholat nafilah
atau sholat sunah rawatib (HR. Muslim). Bersebab membangun masjid (HR. Bukhari
Muslim).
Bersebab
menyantuni anak yatim (HR. Muslim). Bersebab menyebarkan salam dan member makan
pada fakir dan miskin (HR. Tirmidzi).
Bersebab
seseorang memiliki perangai yang baik, tawadhu’ dan lembut memudahkannya masuk
surga (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Bersebab
menginfakkan sepasang hartanya (emas, perak dan lain-lain) di jalan Allah, maka
dia akan dipanggil dari pintu-pintu Surga, diriwayatkan Abu Hurairah. Bersebab
“Orang-orang yang lemah dan diremehkan. Andaikan orang ini bersumpah atas nama
Allah (berdoa), pasti Allah kabulkan”
mereka masuk surge. (HR. Bukhari dan Muslim). “Miftah al-jannah hub
al-masakin (Kunci surga adalah mencintai orang-orang miskin).” (Ats-Tsa’labi,
Tafsir ats-Tsa’labi, IV/184).
Bersebab
mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah dengan penuh keikhlasan, maka dia akan
masuk surga.“ (HR. Imam Ahmad dengan sanad yang shahih).
Atau
Rasulullah S.A.W bersabda “Adapun 3 orang yang pertama kali masuk surga adalah sayaahid,
seorang hamba yang tidak disibukkan oleh dunia dan taat kepada Rabbnya dan
orang fakir yang memiliki tanggungan namun ia menjaga diri dari meminta minta
(HR. Ahmad).
Mata
air surga ada yang bernama Salsabil yang akan diberikan kepada orang-orang yang
mendekatkan diri kepada Allah (Muqorrobin) sedang para abror (orang-orang yang
berbuat baik) maka Allah memberi mereka air yang diberi campuran kafur (air
dingin yang aromanya wangi) dan zanzabil/jahe (air hangat yang juga
beraroma
segar) ( Al Insan: 5 dan 17)
Pintu-pintunya
Di dalam surga terdapat delapan pintu diantaranya adalah pintu Ar-Rayyan yang
diperuntukan bagi orang yang
shaum
(puasa). Seorang wanita yang rajin shalat 5 waktu dan shaum, lalu meninggal
sedang suaminya ridha maka ia akan dipersilakan untuk masuk surga dari pintu
manapun yang ia sukai. Pintu-pintu surga akan senantiasa terbuka orang yang
shalat akan masuk pintu shalat, yang berjihad akan dipanggil dari pintu jihad,
dan yang bersadaqah akan masuk dari pintu
shadaqah
(HR. Bukahri Muslim) .
Luas
dan lebar pintu surga seperti jarak pengendara tercepat selama tiga hari, jarak
antara satu pintu dengan pintu lainnya seperti Makkah dan Bushra (Mutafaqun
Alaih) Derajat Surga Rasulullah S.A.W bersabda,”Sesungguhnya disurga terdapat
100 tingkatan yang disediakan Allah bagi yang berjihad di jalan-Nya. Jarak
antara satu tingkat dengan tingkatan yang lainnya seperti jarak antara langit
dan bumi. Maka jika kalian minta kepada Allah mintalah Surga Firdaus ” (HR.
Bukahri).
Yang
Terakhir kali Masuk Surga Hamba yang terakhir kali masuk surga adalah orang
yang melintasi titian, terkadang jalan dan terkdang memrangkak dan terkadang
dilalap api hingga hangus. Allah memerintahkannya untuk masuk surga, namun ia
melihat seakan surga telah penuh sesak. Allah berkata kepadanya bahwa ia akan
diberi kenikmatan sepuluh kali dunia dan isinya hingga ia merasa dipermainkan
Allah. Namun Allah berfirman: Itulah derajat penghuni surga yang paling rendah
kelasnya (sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Sebanyak
pintu-pintu surga. Ada yang lebih menghentakan jiwa. Allah telah memberikan
kesempatan kepada setiap kita sama, meski kemampuan kita berbeda. Dua puluh
empat jam waktu kita dalam sehari, begitu banyak ibadah yang bisa menjadi
amalan unggulan kita. Dan Allah mencintai amal yang kita lakukan secara
konsisten meskipun sedikit. Milikilah amalan istimewa yang hanya dirimu dan
Allah saja mengetahuinya. Lakukanlah dengan Ikhlas dan istiqomah. Dan Allah
tidak akan pernah mengabaikan amal kita. Sesungguhnya mereka yang beriman dan
beramal sholeh, tentulah Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
mengerjakan amal(nya) dengan baik.
Mereka
itulah orang-orang yang mendapatkan surga 'Adn, sungai-sungai mengalir di
bawahnya, dalam surga itu mereka diberi perhiasan gelang emas dan mereka
memakai pakaian hijau dari sutera halus dan tebal dan mereka duduk sambil
bersandar di atas dipan-dipan yang indah, itulah pahala yang sebaik-baiknya dan
tempat istirahat yang indah.(al-Kahfi : 30-31).
Orang
yang imannya kuat tidak mudah putus asa, galau, atau bête, dan berani menghadapi tantangan untuk
mendapatkan ridlo dan surgaNya, bukan lantaran ia memiliki percaya diri yang
tinggi; tetapi lantaran keyakinan yang sangat kuat bahwa tiada daya dan upaya
selain dari Allah Swt. Mereka yakin Allah akan menolongnya sehingga mereka tak
gentar sedikitpun menghadapi kesulitan. Semoga Allah mempertemukan kita di
surgaNya.
TANYA
JAWAB
Pertanyaan
:
1.
Ustad, menolak keputusan orang yang lebih tua karena keputusan.. itu melanggar
aturan Allah. Bagaimana cara menyampaikannya ustad? Takut menyakiti &
menyinggung perasaannya apalagi kami lebih muda
2.
Subhanallah. Meraih surga itu gampang sebenernya ya. Ustd, Bushra (Mutafaqun
Alaih) itu apa? Ustd, katanya setiap manusia sebelum masuk surga akan masuk
neraka dulu untuk dicuci dosa-dosa sebelumnya. Apakah itu bener? Cukupkah
dengan istiqomah dijalan-Nya dan bertaubat langsung masuk surga?
3.
Ustd. Gimana untuk jadi Muslim yang memahami Islam, menjalankan perintah-Nya,
sunnah & mencintai Allah Swt. Namun terhindar dari munafik?
4.
Ustd, aku pernah baca 12 ciri-ciri wanita yang dimuliakan oleh Allah, ternyata
keliatannya mudah yaa Ustd. Jadi istri & ibu salehah udh banyak pahala.
Salah satunya wanita yang jaga puasa ramadhan, jaga kemaluan, dan menjaga
amanah suami akan dibukakan pintu surga dari manapun.
Kenapa
sebenernya untuk wanita itu mudah untuk masuk surga tapi penghuni neraka paling
banyak perempuan juga yaa Ustd?
5.
Ustd. Aku pernah baca 'Biarlah Ibadahmu menjadi Rahasiamu sebagaimana kamu
merasiakan Dosa"mu'. Nah misalny kita mau mengajak orang lain untuk
menjalankan ibadah bersama lewat sosmed misalny, apakah termasuk ke sifat Riya dalam
ibadah?? Jadii suka enggan ngajak orang
karena klo kita ngajak baik malah di bilang Riya.
6.
Seperti dkatakan sebelumnya penghuni neraka kan kbnyakan
wanita. Dan karena wanita yang tidak bisa menjaga lisannya seperti halnya.
Ghibah atau gosip. Klo semisalnya kita membicarakan seseorang hanya dalam hati
termasuk dosa ga ustadz?? Cntoh : ketika mlihat orang lain cara berpakaiannya kurang sopan.
Lalu dalam hati bicara 'ya ampun tuh orang bajuny'. Gmna ustadz??
7. Berarti
untuk menghindari dengki yang termasuk penyakit hati itu salah satunya adalah
tawadu' yaa Ustd?
8. Ustadz,,kalo kita masuk syurga itu
semata mata karena ridho Allah y?adakah sumber yang mendukung pernyataan
tersebut?
9.
Ustad, di dunia kita akan diuji untuk mendapatkan rahmatNya, bagaimana mbedakan
itu ujian ato azab Allah ya..??
10.
Klo mendengarkan orang yang mengghibah
bagaimana cara kita memotong pembicaraan mreka ustadz??
Jawaban
:
1.
joko sembung punya ade......ngga
nyambung de tapi ngga papa. EsTeWe
Jika ingin tidak mau menyakiti ya jangan
menyakiti mba.. Sampaikan dengan bahasa yang paling baik. seolah pakai bahasa
komfirmasi. Jadi tidak kentara sdengan mengoreksi or membetulkan.
Misal:
menurut ibu....kalo begini....benar ngga....
or
menggunakan pertanyaan: bu klo ada orang
seperti ini.....menurut ibu gmn?
2.
Iya mba Insyaa Allah Allah melihat proses usaha kita bukan hasilnya, karena
masing-masing kita berbeda kemampuannya.
Muafaqun
alaihi = hadis yang diriwayatkan oleh imam bukhari dan imam muslim. biasanya
status hadisnya shohih.
Lalu
tentang surga n neraka ; itu perkara ghoib tak satu pun yang tahu kecuali Allah
n rasulNya. n kita hanya bs tahu dari al quran dan hadis. dalam hal surga n
neraka kita tidak bs spekulasi..... entar salah malah. Menurut sebagian ulama yang
mensayaarah/ menjelaskan isi hadis ; Iya mba. siapa pun yang berdosa akan
dihisab n dicuci (diloundry) di neraka smp habis dosanya br masuk surga.
tapi....tapi......sekali lagi tapi...jika Allah berkehendak lain, kita nda bisa
berbuat apa-apa sebagai makhluk. Selamat ber istiqomah.
3.
Ya hindari diri dari sifat-sifat orang munafiq. kukuhkan diri menjadi muslim
sejati
4.
Ternyata suka mbantakin kata ya bener mudah ke surga mudah pula ke neraka.
begitulah cara Allah mentarbiyah kita. tinggal mau pilih yang mana.....
5.
Kembali pada niatnya mba. dan menjaga niat agar tetap karena allah saat
mengajak orang lain.. Rasa takut
biasanya akan menghalangi kita beramal, bahkan kita jadi orang yang tidak bisa berbuat banyak untuk
beramal.
6-7.
Membatin seseorang / ngrasani (bhs jawa) juga berdosa. Sebaiknya mendoakan. Lalu
ketika menasehati / memberi teguran/ masukan pakailah bahasa yang terbaik.
Untuk
menghindari dengki, ya jangan mendengki.
8. Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa
Rosulullah SAW bersabda : “Tidak ada amal soleh seseorang dari kalian yang bisa
menyebabkan masuk surga”. Para sahabat bertanya : “Dan engkau juga tidak bisa,
ya Rosulullah?”. Beliau menjawab : “Aku juga tidak bisa, kecuali bila Allah
melimpahkan anugerah dan rahmatNya”.
Abdurrahman
bin Auf mendapat hadits Aisayaah r.a. istri Nabi SAW, berkata : Rosulullah SAW
pernah bersabda : Istiqomah kalian, bertaqarublah kalian dan gembirakan kalian,
sesungguhnya tidak ada amal seorang pun yang bisa menyebabkan masuk surga”.
Para sahabat bertanya : “Termasuk engkau juga tidak bisa ya Rosulullah?”.
Beliau menjawab : “Aku juga tidak bisa, kecuali bila Allah melimpahkan
rahmatNya. Karena itu beramallah kalian, sesungguhnya amal yang paliang disukai
Allah adalah yang langgeng meskipun sedikit”.
9.
Musibah atau bencana yang menimpa orang yang beriman yang tidak lalai dari
keimanannya, sifatnya adalah ujian dan cobaan. Allah ingin melihat bukti
keimanan dan kesabaran kita. Jika kita bisa menyikapi dengan benar, dan
mengembalikan semuanya kepada Allah, maka Allah akan memberikan pertolongan dan
rahmat sesudah musibah atau bencana tersebut.
Sebaliknya
bagi orang-orang yang bergelimang dosa dan kemaksiatan, bencana atau
musibah yang menimpa, itu adalah siksa atau azab dari Allah atas dosa-dosa
mereka. Apabila ada orang yang hidupnya bergelimang kejahatan dan
kemaksiatan, tetapi lolos dari bencana/musibah, maka Allah sedang menyiapkan
bencana yang lebih dahsayaat untuknya, atau bisa jadi ini merupakan siksa atau
azab yang ditangguhkan, yang kelak di akhirat-lah balasan atas segala dosa dan
kejahatan serta maksiat yang dilakukannya.
Sebenarnya
yang terpenting bukan musibahnya, tetapi apa alasan Allah menimpakan musibah
itu kepada kita. Untuk di ingat, jika musibah itu terjadi, disebabkan dosa-dosa
kita, maka segera-lah bertobat kepada Allah. Kalau musibah yang terjadi karena
ujian keimanan kita, maka kuatkan iman dan berpegang teguhlah kepada
Allah.
Siapa
saja berbuat kebaikan, maka manfaatnya akan kembali kepadanya. Sedangkan siapa
saja berbuat kejahatan, maka bencananya juga akan kembali kepada dirinya sendiri.
Bisa dibalas didunia atau di akhirat.
Perhatikan
firman Allah SWT berikut ini : ”Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka
dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan
barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang
ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di
dalamnya tanpa hisab”. (QS. Al Mukmin [40] : 40).
Perhatikan
juga dengan seksama firman Allah SWT berikut ini : “Apa saja nikmat yang
kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari
(kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap
manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS. An Nissa [4] : 79)
Ibnu
Katsir mengatakan bahwa makna “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari
Allah” adalah dari karunia dan kasih sayang Allah SWT. Sedangkan makna “dan apa
saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Berarti
dari dirimu sendiri dan dari perbuatanmu sendiri.
"Dan
tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali
atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula)
mengambil pelajaran?" - [QS. At Taubah:126]
10.
Jika berani ingatkan langsung
Jika
tidak samperin dia ajak pembicaraan yang lain..
Jika
tidak kasih isayaarat
Jika
tidak doakan ia
Kita akhiri kajian hari ini dengan lafadz Hamdallah dan do'a
kifaratul majelis.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan
memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaykum warahmatullah..
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment