Home » » HADIST (SYAKHSYATUL ISLAMIYAH)

HADIST (SYAKHSYATUL ISLAMIYAH)

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Wednesday, January 7, 2015


Kajian Hamba اَللّه Ta'ala 
Tanggal: 7 Januari 2015
Narasumber:Ustadzah Imas Notulen
Tema: Tafsir Alfatihah ayat 5
Editor: Wanda Vexia H
Admin M105 Nanda: Aya & Dyah
الحمد لله، الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم، و علي آله وصحبه أجمعين وبعد 

Segala pujian hanya hak Allah SWT semata, Arrahman Arrahiim, tiada ilah selainNya, shalawat dan salam semoga tercurah atas baginda Rasulullah SAW, ahlul bait, para sahabat, dan orang-orang mu'min yang senantiasa mengikuti jejak sunnahnya sampai yaumil akhir, 'Amma ba'du.

Alhamdulillah sekarang kita sudah berada di bulan Rabbiulawwal, bulan kelahiran Rasulullah SAW. Sebagai bukti cinta kita kepada Beliau SAW adalah mengimani dengan tashdiq bahwa Muhammad bin Abdullah adalah RasulNya, qudwah hasanah kita dalam kehidupan sehari-hari.

Apapun peran kita dan yang kita lakukan hendaknya merujuk kepada kehidupan Beliau SAW. Sebuah keniscayaan untuk kaum muslimin yang mengaku ber-nabikan Rasulullah SAW untuk mengetahui peri kehidupan Beliau SAW yang rujukannya adalah sirah nabawiyah.

Sirah nabawiyah inilah yang menjadi perantara perkenalan kita dengan Beliau SAW karena sirah nabawiyah memuat segala aspek kehidupan Rasulullah SAW, bukan hanya sejak lahir, bahkan keadaan jazirah arab sebelum Beliau SAW lahir diceritakan kepada kita, juga pasca wafatnya Beliau SAW. Sehingga kita memiliki gambaran yang utuh tentang kehidupan Rasulullah SAW.

Inilah salah satu kewajiban kita selaku muslim yang sudah sering melafadzkan syahadat risalah, atau syahadat kalimat ke dua, و اشهد ان محمد الرسول الله . Dengan paham sirah maka IinsyaAllah akan tumbuh kecintaan kita kepada beliau SAW. Dengan paham sirah maka iInsyaAllah kita dapat menyaksikan sekaligus tumbuh semangat dakwah dalam diri.

Dengan paham sirah maka insyaAllah kita akan tau sebab turunnya hadits-hadist Rasulullah SAW. Walaupun memang tidak semua hadits dituliskan dlm kitab-kitab sirah. Jika ikut dituliskan kebayang berapa ketebalan kitab yang ditulis oleh para ulama sirah.

Dan juga biasanya yang menuliskn hadits adalah para ulama yang khusus mendalami ilmu hadits. Mereka adalah para muhadditsin yang mewakafkn waktu, tenaga, pikiran bahkan bahkan seluruh kehidupannya untuk ilmu hadits.

Subhanallah pengorbanan yang luar biasa dari para ulama muhadditsin rahimahullah dalam meneliti hadits. Kita sekarang, Alhamdulillah tinggal menerima hadits dengan mudahnya. Bahkan yang tidak bisa bahasa arab pun, sudah ada terjemahannya. Semua serba instan. Dan alangkah malunya kita yang instan ini aja msh jaraaaang banget membukanya. Astagfirullah, padahal semakin sering baca hadits, maka seseorang akan makin sering juga bershalawat kepada Rasulullah SAW. Karena dengan membaca hadits, dipastikan kalimat Rasulullah SAW atau Nabi SAW akan sering dibacanya pula.

Melihat perjuangan para ulama muhadditsin ini selayaknya kita mendoakan mereka-meraka rahimahullah, semoga kasih sayang Allah SWT tercurah kepada mereka. Aamiin

Hadits adalah apa-apa yang disandarkan kepada Nabi SAW baik berupa ucapan, perbuatan, ketetapan, dan sifat-sifatnya. Ada juga yang memasukkan sirahnya. Saya hanya akan menuliskan secara garis besar saja dari kajian hadits ini, sebagai awal atau motivasi kita utk sering-sering membaca kitab-kitab hadits. Karena ilmu hadits sangat luas. Harus kuliah dulu jurusan hadits.

Pertanyaan Bunda, bagaimana hubungan antara hadits dan Al Qur'an dalam menjelaskan suatu hal? Hadits disebut juga sunnah, khabar atau atsar. Tetapi seringnya disebut hadits.

Hadits yang menurut pemeriksaan, benar datangnya dari Nabi SAW, oleh para ulama dinamakan shahih atau sah. Sedangkan hadits yang menurut pemeriksaan, tidak benar atau belum nyata benarnya dari Nabi SAW, para ulama menyebutnya dhaif (lemah).

Karena sesudah diperiksa ternyata ada yang meriwayatkan hadits itu orang yang berbohong atau lemah hafalannya (sering lupa). Jadi yang dhaif (lemah) itu bukan sabda Nabi SAW melainkan yang membawa sabda tersebut.

Sedangkan sabdanya sendiri boleh jadi dari Nabi SAW. Jawab: Al-Qur’an kita imani sebagai firman Allah SWT, yang adakalanya memuat hal-hal global atau umum sehingga butuh penjelasan/penafsiran. Naaah.. peran hadits disini yaitu sebagai bayang atau tafsir dari ayat-ayat Allah yang global tadi. Contohnya seperti ayat tentang perintah shalat. Walaupun ada ayat yang menyebut rukuk dan sujud, tetap yang menjelaskan shalat mulai dari niat, takbiratul ihram dan seterusnya sampai salam adalah dari hadits Rasulullah SAW.

Jadi kalo sekarang ada jamaah atau kajian al-Qur’ân kemudian menolak hadits, ini udah sesat menurut 'ijma ulama. Karena Islam tidak memisahkan antara keimanan kepada Allah SWT dan kepada Rasulullah SAW.

Dengan demikian maka al-Qur’ân juga tidak bisa dipisahkan dari hadits. Tentunya hadits yang diperkenankan untuk menjadi tafsir ayat al-Qur’ân adalah hadits-hadist yang shahih.

Beberapa istilah dalam hadits:
- Rawi : yang meriwayatkan, mengabarkan, membawa hadits. Menjadi ilmu tersendiri dalam hadits untuk diteliti, apakah rawi ini bisa dipercaya atau tidak.

- Sanad : Urutan rawi, dari para ulama muhadditsin sampai kepada Rasulullah SAW, atau hanya kepada shahabat atau hanya kepada tabi'in (generasi setelah shahabat, biasanya murid dari sahabat, tidak pernah bertemu Rasulullah SAW karena Beliau SAW sudah wafat).

- Matan hadits (isi hadits): Muatan hadits yang dibawa oleh perawi hadits, Istilah-istilah hadits bisa ditemukan dalam musthalahul hadits. Kenapa dalam pembagian hadits banyak istilah? Yang harus kita ingat sebagai basic yang akan terus terbawa jika kita memperdalam ilmu hadits. Misalkan selain hadits shahih dan dhaif juga ada istilah hadits mutawatir, ahad, hasan, lidzaatihi, lighairihi, hadits marfu', mauquf, maqtu, munqati, mudallas, hadits maudhu (palsu) dan sebagainya.

Sifat-sifat rawi yang menyampaikan hadits, diteliti oleh para ulama, seorang demi seorang, dan mereka harus memenuhi syarat ini :
1. 'Adl artinya adil, maksudnya rawi tersebut harus seorang muslim, yang baligh, berakal, tidak mengerjakan dosa-dosa dan selamat dari sesuatu yang dapat mengurangkan kesempurnaan dirinya

2. Dlabith, artinya orang yang hafalannya kuat

3. Tidak ada syadz (keganjilan, keanehan, melakukan hal yang asing di luar kebiasaan umum)

4. Tidak ada illat qadihah. Illat artinya penyakit, qadihah artinya yang tercela.

Baik, ini hanya pemicu aja, mudah-mudahan kita bisa lebih mencintai hadits-hadist Rasulullah SAW. Kalo sudah cinta, InsyaAllah diiringi kemauan untuk mengamalkannya.

Penutup
Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Aamiin.... 

Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
 
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” 
 
  Wassalamu'alaikum...

For more category please visit:
(www.kajianonline-hambaAllah.blogspot.com)

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!