Kajian
WA Hamba الله SWT
11
Februari 2015
Ustadzah
Ahyani (Ilmu Allah)
Editor:
Wanda Vexia
Grup
Ummi M5
Notulen:
Bunda Heni
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillahi
robbil'aalamiin
Ashsholaatu
wassalaam 'alaa rasuulillah
Bahasan
kali ini tentang ilmu Allah
عِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِىوَ ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS: Al-An'am Ayat: 59)
Ilmu Allah meliputi penjuru langit dan
bumi. Seluruh ilmu yang dimiliki manusia adalah ibarat setitik air laut
dibandingkan dengan air laut secara keseluruhan.
Sadari!!
Kita tidak punya hak untuk sombong, kufur, durhaka pada Allah.
Pahami!!
Keluasan ilmu Allah berarti Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dan yang
nampak. Berperilakulah!!
Allah
tahu keberadaan semut hitam diatas batu hitam di malam gelap gulita. Allah Maha
Tahu di tempat ramai maupun sepi. Mendekatlah!!
Ingat
kisah gembala:
Seorang anak gembala menggembalakan gembalaan milik
tuannya. Suatu saat Umar bin Khathab menguji kekuatan muraqabatullah-nya.
Dikatakan kepada anak tersebut, bahwa kambingnya akan dibeli dengan harga yang
lebih. Namun anak itu menolak. "Kamu bisa mengatakan kepada tuanmu
kambingnya dimakan binatang buas!" kata Umar ra. "Lantas dimana
Allah? Fa ainaLlah?" tanya anak tersebut. Subhanallah..
Maraji': Materi TB, Pustaka Nailul Silakan disimak dan
silakan jika ada yang mau didiskusikan. Saya sambi ya..
TANYA JAWAB
1.
Ustadzah, kalau kita belum bisa merasakan selalu diawasi Alloh bagaimana ya?
Apa karena kita banyak dosa? Atau karena masih mikir duniawi dan mengikuti
nafsu?
Jawab:
Bisa dua-duanya bunda Millah. Seperti bahasan 'ron' pekan lalu. Betapa
dosa-dosa kecil bisa menutupi amalan-amalan kita yang baik. Dan nafsu yang
paling besar mempengaruhi kita kemalasan, penyakit hati (iri, kesombongan,
dengki), dan sebagainya.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan,
عن ثَوْبَانَ عن النبي صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قال لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا من أُمَّتِي يَأْتُونَ يوم الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا الله عز وجل هَبَاءً مَنْثُورًا، أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ من اللَّيْلِ كما تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إذا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا (سَنَنُ اِبْنِ ماجه ج۲ / ص١٤١۸ وَصَحِيحَ أَلبانَي الْجَامِعَ الصَّغِيرَ: ٥ / ٣)
Dari
Tsauban, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sungguh saya akan memberitahukan tentang segolongan dari kaumku, mereka di hari kiamat akan diperlihatkan pahala kebaikan–kebaikan mereka yang banyak menyerupai besarnya gunung Tuhamah yang putih, kemudian tiba-tiba Allah meleburkan pahala mereka, tahukah kalian? mereka adalah dari saudaramu, sebangsamu, kalau malam beribadah seperti kalian, tetapi mereka ketika sendirian melakukan larangan-larangan Allah.” (HR. Ibnu Majah dan di shahihkan oleh Al-Albani)
Na'uudzubillah min dzaalik, tsumma na'uudzubillah min
dzaalik
2. Ustadzah, kadang saya merasa takut dengan manusia.
Takutnya karena kekejaman kejahatan mereka dimana mereka itu tidak takut sama
Allah. Akhirnya berbuat seperti itu. Harusnya saya tidak boleh takut dengan
manusia, tapi hati nurani bilang saya takut dengan kekejaman dan kejahatan
orang. Kita memang merasa was-was dengan tindakan kejahatan/kedzaliman
orang-orang yang tidak takut Allah. Gimana tuh ustadzah?
Jawab:
Rasa takut terhadap makhluq itu hal yang manusiawi. Tapi jangan dirawat ya bun.
Yang perlu dilakukan adalah: (a) Waspada atas maksud jahat orang lain. (b)
Mahram, yakinkan kita ada mahram yang menemani. (c) Banyak doa: Laa haula wa
laa quwwata illaa billaah Juga:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
[A’udzu
bikalimatillahittammati min syarri maa khalaq]
“Aku berlindung dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang di ciptakanNya”
“Barangsiapa membaca doa ini pada sore hari sebanyak tiga kali, tidak berbahaya baginya sengatan (binatang berbisa) pada malam itu”. (HR. Ahmad, An-Nasa’i)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِِ
[Allahumma innii a’udzubika minalhammi walhuzni
wal’ajzi walkasali walbukhli waljunbi wa dhola’idaini wa gholabatirrijali]
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” (HR. Al-Bukhari 7/158)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
Allahumma
inni as alukala’fwa wal aa’fiyata fiddunyaa wal aakhirati, Allahumma inni as
alukala’fwa wal aa’fiyata fii diinii wa dun-yayaa wa ahlii wa maalii.
Allahumahfadhnii min baini yadayya, wa min khalfii, wa ‘an yamiinii, wa ‘an
syimaalii, wa min fauqii, wa a’udzu biadhomatika an ugtaala min tahtii.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaranMu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ulat atau bumi pecah yang membuat aku jatuh dan lain-lain).” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
3.
Maksudnya orang-orang itu apa orang munafik ya ustadzah?
Jawab:
Orang yang mana? Yang di hadits? Bisa iya, bisa tidak. Bisa iya karena karakter
kemunafikannya. Bisa tidak karena dorongan hawa nafsunya. Wallahu a'lam bish
showab.
4.
Ustadzah, saat kita menghadapi takdir buruk cara dan sikap seperti apa yang
harus kita lakukan?
Jawab:
Balik lagi. Manusia itu Allah tetapkan sebagai khalifatullah fil ardh, bunda.
Malaikat menentangnya, karena manusia memiliki karakter perusak, tapi malaikat
tunduk dan taat pada ketetapan Allah. Makhluq lain menolak amanah ini, dan
manusia menerimanya karena manusia di sisi lain memang memiliki kelebihan
dibanding makhluq lainnya. Coba dibuka surah Al Baqarah ayat 30..
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS: Al-Baqarah Ayat: 30)
Terkait
gambar itu. Iya, kita kembali kepada niat awal yang mengirimkan. InsyaAllah
niatnya baik. Untuk kita waspada. Tapi memang baiknya memang nggak disimpan ya
bun. Supaya nggak salah. Khalifatullah fil ardh yang dibahas dalam surah Al
Baqarah ayat 30 maknanya adalah pemelihara bumi.
5. Bagaimana menyikapi taqdir buruk yang sudah
terjadi?
Jawab:
Jangan berlebihan dalam bersedih-sedih, akan mengakibatkan kufur. Khusnudzon
pada Allah, ada ibroh dari setiap kejadian. Berpikir rasional dan solusikan
yang terbaik. Serta tawakkal pada Allah, Allah Maha Mengetahui yang baik untuk
kita. Wallahu a'lam
6.
Ustadzah, berarti khalifatullah itu perusak?
Jawab: Bukan. Khalifatullah itu wakil Allah di muka
bumi. Untuk memelihara bumi. Tapi karakter manusia yang suka merusak itu yang
dikhawatirkan olah para malaikat.
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS: Al-Baqarah Ayat: 155)
ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji´uun" (QS: Al-Baqarah Ayat: 156)
Alhamdulillah, kajian kita hari ini
berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat.
Amiin....
Baiklah langsung saja kita tutup dengan
istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu
allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum...
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment