Kajian WA
Hamba الله SWT
Selasa, 17
Februari 2015
Ustadzah Eny
Tri (Penampilan Wanita di Depan Umum)
Editor: Wanda
Vexia
Grup Nanda M121
(Nur Sri & Reski)
Assalamualaikum..
Islam
menganjurkan kaum muslimin agar berpenampilan beda dan istimewa di
tengah-tengah umat manusia, baik dalam pakaian, penampilan, tingkah laku,
maupun pekerjaan, supaya menjadi uswah hasanah (suri teladan).
Berpenampilan baik dan indah dalam Islam sangat ditekankan khususnya kepada
wanita.
Wanita dalam
Islam sangat dimuliakan. Wanita mempunyai hak dan kedudukan yang sama dengan
laki-laki di sisi Allah Swt. Seperti dalam firman Allah Swt:
إِنَّ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَٰتِ وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلْخَٰشِعِينَ وَٱلْخَٰشِعَٰتِ وَٱلْمُتَصَدِّقِينَ وَٱلْمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلْحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَٱلْحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرًا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyua´, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar" (QS: Al-Ahzab Ayat: 35)
Walaupun demikian, dalam hal penampilan; laki-laki dan wanita tetap berbeda
dengan aturan yang berbeda pula. Aurat laki-laki dan wanita juga berbeda.
Oleh
karena itu mari kita membahas tentang penampilan wanita di muka umum, yang
sering bersangkut paut dengan hukum dan adab/akhlak. Sebelum mari kita bahas
tentang kewajiban umum wanita yang hampir sama dengan laki-laki.
Wanita sangat
diharapkan berperan dalam menciptakan masyarakat yang memiliki karakter umat
terbaik. Diantara karakter tersebut sebagai berikut:
* Mengakui dan mengenal baik tentang Allah SWT
* Menjalin kasih dan mencintai Allah SWT dan amanah dan penuh tanggung jawab atas penganugerahan kekuasaan, harta dan segala
nikmat lainnya.
* Mengabdi kepada Allah SWT dengan penuh ketulusan; baik dalam kaitan dengan
ibadah mahdhah (ritual murni) atau pun ibadah dalam makna yang luas.
* Selalu menjalin komunikasi dengan Allah SWT memohon pertolongan dari-Nya
dan antar mereka sendiri saling tolong menolong dalam kebaktian dan ketakwaan.
* Berupaya menciptakan komunitas umat yang dipenuhi segala macam nikmat khususnya
nikmat keimanan, ketakwaan, pengorbanan dan keshalihan.
* Berupaya menghindar dari segala faktor dan peluang yang bisa mendatangkan
keburukan, kesengsaraan, kemurkaan Allah Swt. dan kesesatan.
Dalam usaha
tampil di depan publik dan ikut berpartipasi dalam membangun umat, wanita
diatur oleh batasan-batasan syariat yang merupakan rahmat bagi wanita dan
menjaganya dari segala praktik eksploitasi dari siapapun.
Hukum dan
Adab Wanita Bekerja Dan Tampil Di Muka Umum
Pada dasarnya
wanita dibolehkan untuk bekerja dengan ketentuan hukum syariat sebagai berikut:
1.
Harus menutup aurat secara sempurna. Hal ini hukumnya adalah wajib. Sedangkan
aurat muslimah yang wajib ditutup adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan
kedua telapak tangan. Hal ini tidak boleh ditawar-tawar dan tidak ada
keringanan dalam kewajiban ini, selain kondisi-kondisi darurat, yang diizinkan
hanya seperlunya. Dalam kondisi sekarang dimana tidak ada lagi larangan menutup
aurat /memakai jilbab di kantor-kantor atau kampus maka tidak ada darurat untuk
membuka aurat.
2.
Wanita bekerja hukumnya boleh dengan syarat memperhatikan dan menjaga
batas-batas atau adab Islam, yaitu tidak ikhtilath (berbaur antara lelaki
dan perempuan), tidak membuka aurat, tidak kholwah (berdua dengan lelaki) dan
terhindar dari fitnah.
3.
Dalam kondisi normal, di depan umum yang kumpulan orang-orangnya terdiri dari
jenis laki-laki dan wanita; yang seharusnya tampil adalah orang laki-laki.
Dalam kondisi tertentu, yakni bila ada kebutuhan obyektif baik dalam skala umum
atau dalam ruang lingkup khusus dan tidak ada yang dapat melakukannya melainkan
wanita, maka wanita bersangkutan boleh tampil di depan umum; baik untuk
menyampaikan da’wah atau memberikan pelajaran dengan memperhatian
ketentuan-ketentuan Islam dan adab-adab berikut yaitu :
A. Mengenakan
Pakaian yang Menutup Aurat
وَأَوْرَثَكُمْ أَرْضَهُمْ وَدِيَٰرَهُمْ وَأَمْوَٰلَهُمْ وَأَرْضًا لَّمْ تَطَـُٔوهَا ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرًا
"Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu" (QS: Al-Ahzab Ayat: 27)
B. Tidak Tabarruj atau Memamerkan Perhiasan dan Kecantikan
وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya" (QS: Al-Ahzab Ayat: 33)
C. Tidak Melunakkan, Memerdukan atau Mendesahkan Suara
يَٰنِسَآءَ ٱلنَّبِىِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ ٱلنِّسَآءِ ۚ إِنِ ٱتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِٱلْقَوْلِ فَيَطْمَعَ ٱلَّذِى فِى قَلْبِهِۦ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفًا
"Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik" (QS: Al-Ahzab Ayat: 32)
D. Menjaga Pandangan
لَّيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَدْخُلُوا۟ بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَٰعٌ لَّكُمْ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ
"Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan" (QS: An-Nuur Ayat: 29)
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat" (QS: An-Nuur Ayat: 30)
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung" (QS: An-Nuur Ayat: 31)
E. Aman dari Fitnah
Fitnah sangat
kejam. A’isyah r.a. pun pernah difitnah oleh kaum munafikin berbuat senonoh
dengan seorang shahabat Shafwan. Peristiwa ini dikenal dalam sejarah dengan
‘haditsul ifki’. Fitnah sempat mengguncang rumah tangga Rasulullah Saw.
Oleh karena itu bila wanita tampil di depan umun lebih mengundang fitnah
daripada manfaat yang diperoleh, lebih baik tidak tampil. Allah SWT berfirman:
وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang
dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan
Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,
hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya" (QS: Al-Ahzab Ayat: 33)
Perkara-perkara
di atas sudah merupakan ijma’ ulama. Dengan
demikian wanita harus memperhatikan. Jangan sampai melanggarnya sehingga
menyesal kemudian tak berguna lagi. Apalagi kalau menyesalnya baru di neraka,
karena penyesalan pada saat itu tidak bermanfaat apa-apa.
Diantara penyebab
penyesalan ahli neraka adalah sebagai berikut:
v Karena tuli, tidak mau mendengar dan tidak mau menggunakan akal, sehingga
mereka menutup pintu masuknya kebenaran dan hidayah.
وَقَالُوا۟ لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِىٓ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ
"Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala" (QS: Al-Mulk Ayat: 10)
v Karena tertipu oleh bujukan dan konspirasi petinggi dan pemimpin yang
menyesatkan, sedangkan faktanya pemimpin itu cuma mengeksploitasi dan
memanfaatkan mereka, kemudian mereka berlepas tangan dan tak mampu
bertanggung jawab apa-apa di hadapan pengadilan Allah di akhirat.
وَبَرَزُوا۟ لِلَّهِ جَمِيعًا فَقَالَ ٱلضُّعَفَٰٓؤُا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۚ قَالُوا۟ لَوْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ لَهَدَيْنَٰكُمْ ۖ سَوَآءٌ عَلَيْنَآ أَجَزِعْنَآ أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِن
مَّحِيصٍ
Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri" (QS: Ibrahim Ayat: 21)
وَإِذْ يَتَحَآجُّونَ فِى ٱلنَّارِ فَيَقُولُ ٱلضُّعَفَٰٓؤُا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِّنَ ٱلنَّارِ
"Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?" (QS: Al-Mu'min Ayat: 47)
v Karena mencintai dan mengambil sekutu-sekutu selain Allah, sedangkan
sekutu-sekutu tersebut berlepas tangan dari mereka kelak ketika diazab di
akhirat.
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعَذَابِ
"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)" (QS: Al-Baqarah Ayat: 165)
وَقَالَ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوا۟ لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا۟ مِنَّا ۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ ٱللَّهُ أَعْمَٰلَهُمْ حَسَرَٰتٍ عَلَيْهِمْ ۖ وَمَا هُم بِخَٰرِجِينَ مِنَ ٱلنَّارِ
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami". Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka" (QS: Al-Baqarah Ayat: 167)
v Karena tertipu rayuan syaetan, padahal syaetan menjanjikan suatu kebohongan dan
kesesatan, bahkan jelas-jelas sebagai musuh yang benar-benar harus diperangi.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu" (QS: Al-Baqarah Ayat: 168)
إِنَّمَا يَأْمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلْفَحْشَآءِ وَأَن تَقُولُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
"Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui" (QS: Al-Baqarah Ayat: 169)
وَقَالَ ٱلشَّيْطَٰنُ لَمَّا قُضِىَ ٱلْأَمْرُ إِنَّ ٱللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ ٱلْحَقِّ وَوَعَدتُّكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ ۖ وَمَا كَانَ لِىَ عَلَيْكُم مِّن سُلْطَٰنٍ إِلَّآ أَن دَعَوْتُكُمْ فَٱسْتَجَبْتُمْ لِى ۖ فَلَا تَلُومُونِى وَلُومُوٓا۟ أَنفُسَكُم ۖ مَّآ أَنَا۠ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَآ أَنتُم بِمُصْرِخِىَّ ۖ إِنِّى كَفَرْتُ بِمَآ أَشْرَكْتُمُونِ مِن قَبْلُ ۗ إِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih" (QS: Ibrahim Ayat: 22)
إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ
"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala" (QS: Faathir Ayat: 6)
v Karena tidak shalat, tidak memberi makan orang miskin, ringan tangan berbuat
kebatilan dan mendustakan hari pembalasan.
مَا سَلَكَكُمْ فِى سَقَرَ
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" (QS: Al-Muddatstsir Ayat: 42)
قَالُوا۟ لَمْ نَكُ مِنَ ٱلْمُصَلِّينَ
Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat" (QS: Al-Muddatstsir Ayat: 43)
وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ ٱلْمِسْكِينَ
"dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin" (QS: Al-Muddatstsir Ayat: 44)
وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ ٱلْخَآئِضِينَ
"dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya" (QS: Al-Muddatstsir Ayat: 45)
وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ
"dan adalah kami mendustakan hari pembalasan" (QS: Al-Muddatstsir Ayat: 46)
Jadi bila
anda seorang wanita berhati-hatilah dengan peringatan Allah SWT di atas.
Karena banyak sekali wanita yang telah terjerat dalam lingkaran syaitan
dan ekploitasi media massa dengan penampilan-penampilan yang norak dan seronok
di televisi, panggung hiburan, tempat-tempat umum dan lain-lain. Bila telah
terperangkap syaitan sangat susah untuk bertaubat. Kasusnya banyak terjadi saat
ini.
Demikian,
semoga kita bisa mengambil manfaatnya. Aamiin.. Wassalam..
TANYA JAWAB
1.Ustadzah, agak curcol nih ya. Hehe Saya kan
orangnya agak pemalu. Saking pemalunya, kalo misalnya saya di suruh-suruh ibu atau orang-orang terdekat saya katakanlah untuk beli-beli. Kemudian di tempat orang yang jual-jual itu saya melihat
banyak gerombolan, yang jual sih ibu-ibu tapi yang gerombolan itu laki-laki. Saya memilih untuk pulang dan ga jadi beli-beli. Nah, nyampe dirumah tentu saya di marahin donk. La wong sudah nyampe tempat yang jualan kok malah beli. Saya kasih tau alasannya kok ya malah saya
dimarahi. "Yang namanya orang jualan kan ya pasti rame. Kalau mau sepi ya dikuburan.
La wong sudah nyampe tempat kok malah balik. Tinggal bilang mau beli apa, bayar, udah deh pulang". Nah, kalau sudah seperti itu seharusnya sebagai seorang wanita saya harus bagaimana ya ustadzah?
Jawab: Baiklah. Begini nanda, kita perhatikan dulu niat awal ya, awalnya mau belanja. Tapi ternyata disitu banyak gerombolan laki-laki. Saya belum tahu "gerombolan"
disini maksudnya bagaimana. Seandainya yang disebut gerombolan tadi memang bisa
membahayakan kita berarti langkah nanda sudah tepat untuk balik pulang. Tapi seandainya "gerombolan" tadi cuma sesama pembeli dan sekiranya tidak membahayakan kita ya kenapa harus balik? Niat awal kita disuruh ibu kita untuk
belanja ya kita tunaikan aja.
2. Permasalahannya
itu ada di diri saya ustadzah. Saya itu rasanya risih banget kalau harus berhadapan dengan gerombolan laki-laki. Ya meskipun gerembolan itu dalam arti tidak membahayakan
Jawab: Baik nanda
iiz. Nanda harus sedikit-sedikit bisa merubah itu, satu modal yang sangat bagus bahwa
nanda sudah tau masalah itu ada pada diri nanda sendiri. Jadi nanda tinggal
mencari semangat untuk merubahnya sedikit demi sedikit. Kalau misal setelah ini mau, maksud saya lain waktu kajian ini nanda iiz mau tau bagaimana biar makin percaya diri dan lain-lain. Mungkin saya bisa membantu. Atau mungkin teman-teman yang lain bisa berbagi tips atau
pengalaman untuk problem solvingnya.
3. Assalamu'alaikum... Saya mau
curcol juga yaa.. Tetangga saya
mau memperkenalkan saya dengan seorang ikhwan. Saya di suruh
datang kerumah tetangga saya. Saya datang bersama ibu saya. Ternyata
ikhwan tersebut datang berserta teman-teman empat orang. Disaat saya
datang, saya masuk saya di suruh dama ibu saya untuk salaman. Saya jelas
jelas menolak. Saya
bilang, nggak usah salaman. Kan sudah lihat wajah sudah ketemu. Saya ambil
posisi duduk disebelah tetangga saya dan adik ikhwan tersebut (akhwat) di dalam obrolan
saya diam saja. Ikhwan
tersebut ngobrol sama tetangga saya dan teman temanya sambil bercanda-canda. Saya cuma
sekedar senyum saja. Jika ditanya
maka saya akan jawab, jika tidak di tanya saya diam aja. Besoknya saya
ditegur sama ibu saya. Katanya... "kau
disuruh salaman aja nggak mau terus
nggak ada ngomong apa apa cuma diam aja ditanya kenpa
sama orang itu. Kamu basa
basi kek" Jujur saya
kecewa kenapa hal seperti itu saya ditegur. Apakah saya
salah ?
Jawab: Wa'alaikumsalam... yang
nanda lakukan sudah tepat. Kemudian
mengenai kekecewaan nanda tentang teguran tersebut, bisa jadi beliau belum paham.
Tidak ada salahnya nanda menjelaskan dengan bahasa yang tetap santun dan tidak menyakitkan. Karena memang sebagian orang sepuh masih mengganggap bahwa salaman
adalah cara untuk menghormati dan menghargai seseorang. Tidak perlu
bertanya apa salah kita, kita yang harus membuat semuanya jadi baik, apa lagi
maaf kepada ibu ya. Buat beliau mengerti
4. Ustadzah, saya juga
memiliki orang tua yang awam tentang batasan-batasan wanita dan laki-laki, juga
lingkungan sekitar yang masih "kolot" pemikirannya. Berikan
pemahaman ke ibu nya tentang batasan-batasan seorang wanita dan laki-laki serta bagaimana harus
bersikap.
Jawab: Nanda memberikan
pemahaman kepada ortu memang perlu waktu dan harus tau waktu yang tepat. Tp
Insya Allah orang tua akan mengerti jika kita selalu menjalankan kebaikan sesuai
aturan. Mungkin kalau orang tua terkesan "kolot" itu akan membutuhkan waktu dan
cara yang agak variatif. Saya kenal dengan beberapa ustadz yang ketika beliau datang ke rumah teman dan bertemu sang ibu yang sudah sepuh (nenek-nenek) beliau salaman dan mencium tangan si nenek. Dan
ketika ada yang bertanya tentang hal itu, beliau menjawab itu sebagai ungkapan hormat
kepada orang tua.
5. Ustadzah, mengenai salaman dengan lawan jenis kan memang tidak di bolehkan. Nah kalau laki-laki yang lebih tua (kakek-kakek) bagaimana? Kan orang tersebut tidak ada hubungan darah tapi sudah dianggap
dekat dengan orang tua.
Jawab: Tetap
menghindari salaman dengan yang bukan muhrim. Tidak usah takut atau
malu menjadi "aneh" karena ga mau salaman dengan lawan jenis
6. Curcol juga ya
ustadzah, kalau misal
posisinya di kantor ustazah dilingkungan yang semua orang akan menganggap kita orang aneh jika tidak mau bersalaman, apalagi dengan orang yang lebih tua atau atasan. Saya masih berusaha menolak dengan bersalaman ala orang sunda, tapi saat udah mau kena, saya berusaha untuk tidak terkena. Tapi ada aja
orang-orang yang langsung nyamber, sehingga jadi kena. Dan sekarang-sekarang saya lebih memilih cara menghindar jika harus bersalaman.
Jawab: Memang ya
masalah salaman ini kadang bikin kita ga enak hati bingung deh. Tapi kembali
lagi ke aturan ya.. Saya rasa sedikit demi sedikit salaman ini akan lebih bisa
diterima bahwa salaman tidak harus bersentuhan.
Seperti itu ya nanda-nanda sholihah.
Alhamdulillah, kajian kita
hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Amiin....
Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum...
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT




0 komentar:
Post a Comment