Allah ta'ala berfirman,
3. Mukallaf (yang diberikan beban)
5. Majziy (yang diberikan balasan)
Jawab : Ukhti Fitri, caranya adalah dengan sering-sering melihat orang-orang di bawah kita. Jika kita merenung sejenak, akan banyak sekali kita temui orang-orang yang ujiannya jauh lebih berat daripada kita. Dan itu baru sisi dunia, di sisi ujian spiritual, bahkan para Nabi, ujiannya jauh lebih berat daripada kita.
Dan coba sesekali kita perdalam membaca kisah para Nabi dengan seksama, Insya Allah akan sedikit meringankan perasaan kita. Adapun tentang doa yang tidak terkabul, justru di situlah ujiannya.
Ujian kesabaran, dalam hadits shahih dikatakan tidaklah seorang beriman berdoa kecuali baginya satu di antara 3 hal; dikabulkan doanya, dihindarkan dari keburukan yang senilai, atau dijadikan sebagai balasan di akhirat. Wallahualam
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kajian Online Hamba Allah SWT
Selasa, 10 Maret 2015
Narasumber :Ustadz Syakhul Robbin
Tema : Hakikat Manusia
Grup Nanda M106 (Meydillah Cahyawati)
Editor: Wanda Vexia
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan” (QS. Al Isra’: 70)
Hakikat manusia jika dirangkum dari dalil-dalil yang ada, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Makhluk (yang diciptakan)
Sebagai makhluk, ia diciptakan di atas fitrah Islam sebagaimana
makhluk-makhluk yang lain. Sebagai manusia dia tidak pernah menjadi
malaikat yang tercipta dari cahaya. Namun ia juga bukan iblis yang
tercipta dari api. Dilihat dari fisiknya, ia termasuk makhluk lemah,
memiliki banyak sekali keterbatasan dan kekurangan. Ia juga bodoh.
Sepandai-pandainya manusia, ia tetap tidak dapat mengetahui rahasia yang
belum Allah bukakan untuknya. Ia juga tidak dapat berdiri sendiri.
Bahkan untuk kelangsungan hidupnya saja manusia sangat bergantung kepada
pihak lain.
2. Mukkaram (yang dimuliakan)
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At Tiin: 4)
Betapapun ia tercipta dari tanah liat atau air hina, akan
tetapi Allah menghendaki agar ia menjadi makhluk yang mulia. Hanya
bestatus sebagai manusia saja, orang sudah dipanggil al-mukkaram [yang
dimuliakan]. Ini menunjukkan kekuasaan Allah yang absolut. Dengan
kekuasaan-Nya, makhluk yang tercipta dari tanah itu mendapat tiupan ruh
dari Allah swt. Di samping itu Allah juga memberikan berbagai kelebihan
padanya. Dalam hal penciptaan, ia diciptakan dengan penciptaan yang
paling sempurna. Akal merupakan kelebihannya yang paling istimewa. Bukan
hanya itu, alam semesta ini pun Allah tundukkan untuknya.
3. Mukallaf (yang diberikan beban)
"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan Khalifah dimuka bumi"………. (QS. Al Baqarah: 30)
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku" (QS. Ad Dzariyat: 56)
Sebagai makhluk yang telah di istimewakan dengan berbagai
kelebihan, manusia tidak dibiarkan tanpa tugas dan tanggung jawab.
Nikmat penciptaan dan berbagai kelebihan itu harus disyukuri dengan
melakukan ibadah secara benar dengan segala ketundukan dan keihklasan
kepada Allah yang telah memberikan nikmat-nikmat itu kepadanya. Potensi
besar yang diberikan kepadanya itu juga dimaksudkan agar ia mampu
mengelola bumi ini mewakili Allah mengatur kehidupan sesuai dengan yang
dikehendaki-Nya. sebagai khalifah ia tidak boleh bertindak
sekehendaknya.
4. Mukhayyar (yang bisa memilih)
"Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir." (QS. Al Insan: 3)
Kalau Allah menghendaki, manusia diciptakan tanpa akal dan
fikiran sehingga ia tidak dapat memilih apa yang hendak ia lakukan.
Keistimewaan hati dan akalnya itu, manusia menjadi makhluk pilihan
sehingga ia bebas memilih dan menentukan nasibnya sendiri. Akal dan
kebebasan ini sebenarnya adalah ujian. Bila ia menggunakan akal dan
hatinya dengan baik, ia akan beriman kepada Allah. Bila ia kemudian
sombong dan menutupi nikmat itu, ia akan mengidap kekafiran. Orang kafir
adalah musuh Allah.
5. Majziy (yang diberikan balasan)
"Barang siapa yang mengerjakan amal kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia akan mendapatkan balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan amal kejahatan seberat dzarrah pun niscaya dia akan mendapatkan balasannya pula" (QS. Az Zalzalah: 7 – 8)
Keberadaannya sebagai makhluk yang diberi kebebasan untuk
memilih itu bukan tanpa konsekuensi. Sesungguhnya nikmat-nikmat yang
telah dia terima sejak awal penciptaan, berbagai kelebihan yang tidak
diberikan kepada makhluk lain, dan tugas yang dibebankan kepadanya itu
akan diperhitungkan oleh Allah. Usainya keberadaan manusia di dunia,
Allah akan memberikan balasan secara adil dan proporsional di akhirat
berupa surga atau neraka. sebagian dari balasan itu kadang diberikan di
dunia. Satu kebaikan akan mendapat balasan sepuluh kali lipat kebaikan
atau berlipat-lipat sebagaimana yang Allah kehendaki. Demikian pula yang
buruk, ia akan mendapat balasan yang setimpal. Wallahu a'lam
TANYA JAWAB
1. Ustadz, point ke 3, tiap manusia itu ujiannya ber
beda-beda kan ya, kadang aku merasa beban ku jauh lebih berat dari yang lainnya,
kadang timbul rasa tidak adil, kadang timbul rasa putus asa ketika berdoa belum juga di kabulkan. Bagaimana cara menghilangkan fikiran itu semua?
Jawab : Ukhti Fitri, caranya adalah dengan sering-sering melihat orang-orang di bawah kita. Jika kita merenung sejenak, akan banyak sekali kita temui orang-orang yang ujiannya jauh lebih berat daripada kita. Dan itu baru sisi dunia, di sisi ujian spiritual, bahkan para Nabi, ujiannya jauh lebih berat daripada kita.
Dan coba sesekali kita perdalam membaca kisah para Nabi dengan seksama, Insya Allah akan sedikit meringankan perasaan kita. Adapun tentang doa yang tidak terkabul, justru di situlah ujiannya.
Ujian kesabaran, dalam hadits shahih dikatakan tidaklah seorang beriman berdoa kecuali baginya satu di antara 3 hal; dikabulkan doanya, dihindarkan dari keburukan yang senilai, atau dijadikan sebagai balasan di akhirat. Wallahualam
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kajian Online Hamba Allah SWT
Selasa, 10 Maret 2015
Narasumber :Ustadz Syakhul Robbin
Tema : Hakikat Manusia
Grup Nanda M106 (Meydillah Cahyawati)
Editor: Wanda Vexia
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment