Home » , , » BAHAGIANYA ORANG YANG IKHLAS

BAHAGIANYA ORANG YANG IKHLAS

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Wednesday, August 5, 2015

Kajian Online WA Hamba الله SWT

BAHAGIANYA ORANG YANG IKHLASH

: إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal  kita. Barang siapa mendapat dari petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, semoga doa dan keselamatan tercurah pada Muhammad dan keluarganya, dan sahabat dan siapa saja yang mendapat petunjuk hingga hari kiamat.

Sesungguhnya orang yang paling berbahagia adalah orang yang paling ikhlash. Semakin dia meningkatkan keikhlasannya maka dia akan semakin berbahagia.
Bagaimana dia tidak berbahagia?
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengetahui kebaikannya, Allāh mengetahui amalannya dan dia menyerahkan ibadahnya semata-mata hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Seseorang di atas muka bumi ini bahagia kalau dia bisa dikenal oleh orang yang mulia, dikenal oleh pejabat. Apalagi dia dikenal oleh misalnya bupati, apalagi dikenal oleh presiden misalnya. Dia bahagia, presiden mengenalnya.
Lantas bagaimana jika yang mengenalnya adalah Rabbul ‘ālamīn, Pencipta dan Penguasa alam semesta ini? Yang jika menghendaki sesuatu hanya mengatakan, “Kun, fayakun”.
Orang yang ikhlash adalah orang yang paling bahagia .
Suatu saat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah berkata kepada Ubay bin Ka’ab, Abu Mundzir radhiallāhu ‘anhu, kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
يَا أُبَيٍّ إِنَّ الله أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ القرآن
"Wahai Ubay, sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā memerintahkan aku untuk membacakan Al Qur’an kepadamu.”
Maka Ubay berkata:
هَلْ سَمَّانِي لك
Rasūlullāh, apakah Allāh menyebutkan namaku kepadamu?”
Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
سَمَّاكَ لي
Ya, Allāh Subhānahu wa Ta'ālā telah menyebut namamu dihadapanku.”
فَجَعَلَ أُبَيٌّ يَبْكِي
Maka Ubay bin Ka’ab pun menangis.
Kenapa? Ubay menangis karena sangat gembira.
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengenalnya, Allāh menyebut namanya.
Orang yang ikhlash, dia tahu bahwasannya Allāh mengetahui amal ibadahnya. Meskipun mungkin orang lain tidak ada yang melihatnya.
Mungkin orang lain tidak mempedulikannya, mungkin orang lain merendahkannya, tapi dia tahu dan yakin, bahwasannya apa yang dia lakukan, kebaikan yang dia lakukan diketahui oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Oleh karena itu, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullāh dalam kitabnya “Al Wasaail Al Mufidah Lil Hayati Sa’iidah” (Kiat-kiat Untuk Meraih Kabahagiaan), beliau menyebutkan:
“Di antara hal yang bisa mendatangkan kebahagian yaitu seseorang tatkala sedang berbuat baik kepada orang lain, jangan dia menganggap sedang bermuamalah dengan orang tersebut, tetapi sedang bermuamalah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā”.
Tatkala dia memberikan sumbangan kepada orang lain, tatkala dia memberikan bantuan uang kepada orang lain, dia ingat bahwasannya sekarang ini sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, Allāh sedang melihat dia memberi sumbangan.
Muamalah dia bukan dengan orang yang dia bantu, tapi muamalah dia dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Sehingga jika perkaranya demikian, yang dia harapkan hanyalah pujian Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yang dia harapkan Allāh mengetahui siapa dirinya.
Semakin dia ikhlash, semakin tidak ada orang yang mengetahui amalannya, Allāh akan semakin mengetahui dia, Allāh akan semakin mengenalnya, Allāh akan semakin mencintainya.
Oleh karenanya dia tidak peduli dengan komentar orang-orang yang dia bantu, dia tidak perlu dengan komentar orang lain.
Dan syi'arnya sebagaimana orang-orang yang bertakwa yang Allāh sebutkan dalam Al Qur’an:
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ الله لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
“Kami memberi makan kepada kalian karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, muamalah kami dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, bukan dengan kalian. Kami tidak butuh dari kalian terima kasih dan kami tidak butuh dari kalian baasan”(QS: Al- Insaan : 9)
Inilah orang yang paling ikhlash, orang yang paling bahagia.
Adapun orang yang tidak ikhlash, dia senantiasa sibuk mendengar komentar orang lain tentang bagaimana amalan dia. Apakah dia dipuji, apakah dia dicela.
Tapi orang ikhlash, dia tidak peduli dengan perkataan orang lain, yang penting dia baik di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Dia tahu bahwasanya pujian manusia tidak akan meninggikan derajatnya dan dia tahu bahwa celaan manusia pun tidak akan merendahkan derajatnya, yang penting dia baik di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Benar-benar konsentrasi dia, bawasannya dia bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Karenanya, bunda yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, diantara 7 golongan yang akan Allāh naungi pada dihari kiamat kelak, ada dua orang yang ikhlas yang Allāh menyebutkan atau Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam sebutkan tentang ciri khusus mereka itu ikhlas.
1. Yang pertama, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِ يَمِينِهِ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ
“Seseorang yang dia berinfaq dengan tangan kanannya kemudian dia sembunyikan sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan olah tangan kanannya.”
Dia bahagia tatkala dia tahu bahwasanya hanya Allāh yang mengetahui amalan dia. Dia tidak perdulikan komentar orang lain, bahkan dia sengaja menyembunyikan amalannya, agar yang mengetahui hanyalah Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Dia tidak butuh pujian orang lain.
2. Yang kedua, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam diantaranya.
رَجُلٌ ذَكَرَ الله خَلَاءٍ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Seseorang yang tatkala dia mengingat Allāh dalam bersendirian, maka kemudian matanya mengalirkan air mata”
Orang ini, dia bersendirian dan dia begitu merasakan kelezatan tatkala mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, tatkala mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Dia seakan-akan sedang berbicara langsung dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, sehingga diapun menangis meskipun tidak ada yang melihat dia, mengeluarkan air mata kebahagiaan.
Kenapa?
Allāh mengetahui tangisan dia, Allāh mengetahui dia mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
 Bahkan diantara tafsiran para ulama: "Demikian pula seseorang yang tatkala dihadapan orang banyak, namun saking ikhlasnya, dia bisa mengkondisikan dirinya seakan-akan dia sedang sendirian.
Kenapa? Karena dia tidak mempedulikan komentar orang lain.
Sehingga dia tetap menangis meskipun dihadapan banyak orang. Dia yakin sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Sehingga meskipun dihadapan banyak orang, dia tetap menangis karena mengagungkan keagungan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Para pamirsa yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, anda akan bahagia jika anda mengikhlashkan amalan ibadah anda hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Adapun jika anda kemudian sibuk dengan komentar orang lain, sibuk dengan pujian orang lain atau sibuk dengan cercaan orang lain terhadap anda, maka anda tidak akan pernah bahagia.
Karena tidak mungkin ada seorangpun yang akan dipuji oleh semua orang, tidak mungkin, mustahil.
Betapapun baiknya anda, pasti ada yang memuji dan pasti ada yang mencela.
Kalau Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, Rabbul 'ālamīn, Pencipta alam semesta ini tidak selamat dari celaan ciptaan-Nya, ciptaan makhluknya, seperti orang-orang yahudi mengatakan bahwasanya,
يَدُ الله مَغْلُولَةٌ
Tangan Allāh terbelenggu,”
Mereka mengatakan:
إِنَّ الله فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ
Sesungguhnya Allāh miskin dan kamilah yang kaya.”
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā tidak selamat dari cercaan makhluknya.
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang memiliki akhlak super mulia pun tidak selamat dari cercaan kaumnya.
Bagaimana dengan kita?
Bagaimana dengan anda?
Tentunya mengharapkan keridhaan seluruh manusia adalah sesuatu yang mustahil, sebagaimana perkataan Imam Syāfi’iy rahimahullāh:
رضا الناس غاية لا تدرك
Bahwasanya mencari keridhaan manusia adalah suatu hal yang mustahil (tujuan yang mustahil) untuk diraih”
Karenanya, ikatkan hati anda hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Yakinlah bahwasanya anda sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, maka anda akan bahagia karena Allāh yang akan membahagiakan anda dan anda tidak akan memperdulikan komentar manusia.

Wallāhu Ta'ālā A’lam bish-shawāb.

TANYA JAWAB
Q : Bunda.. Klo rasa ikhlas itu berawal dari rasa terpaksa, itu gimana bun?
A : Ikhlas kadang perlu pembelajaran, lihatlah ketika dulu kita belajar sholat, ingatkah bahwa kita di suruh-suruh atau malah dikejar-kejar dulu. Tak ada yang salah dengan proses, karena Allah melihat kita berproses bukan hasil akhir dari apa yangsdh kita lakukan. Itulah ke Maha Rahmanan Allah atas kita. So, jangan takut dengan rasa terpaksa itu, perlahan tapi pasti, tanamkan kesadaran bahwa ikhlas itu tak ada paksaan siapapun.

Q : Afwan Bun,,ane mau tau,,dulu sebelum merantau, sekilas kayaknya kalau pas haji besar,,salah satu orang di Masjid itu akan menyebutkan bahwa sapi/kambing dari A atau B,,gimana itu hukumnya,,bolehkah gak perlu disebut dari siapa hewan kurban itu,,maaf jika diluar materi,,syukron atas pencerahannya .
A : Khair, gak masalah dengan menyebutkan nama si A dan si B, semoga yang  punya kambing tak berniat pamer. Jadi usahakan kita yang menata hati, jangan pernah menghakimi orang lain. Kalo kita paham, cukup kita bilang pak punten yang kambing saya sebut saja dari abdullah (hambaNya Allah).

Q : Tanya bun..katanya apabila kita memberi truz kita tidak boleh berucap,katanya belum ikhlas,mis. 'Iy ان شا ء الله sy ikhlas'.
A : Kembali ya kita pahami, bahwa ikhlas itu pekerjaan hati antara kita dengan Allah. Mau di sebut dan tidak biarlah hanya kita dan Allah yangtahu, tak ada yangboleh menilai niatnya. Jika kita memberikan shodaqoh sambil marah-marah, itu terbilang ikhlas apa ga ya walaupun shodaqohny besar??
Wahhh sayang sekali ya, sudah memberi pake marah-marah. Apa itu ikhlas? Jika dia menolong benar-benar karena ada yang dalam kesulitan insyaallah tetap dapat pahala bunda. Jika ikhlas itu nilainya 1-100 maka ada range nilai di sana, siapa yang benar-benar dapat 100 dan siapa yang hanya 25 itu malaikat yang catat.
Q :  Subhanallah,,,maaf bunda mau bertanya,,,?? Sikap kita harus bagainama bun biar hati bisa iklas,,,tapi orang menyikapinya beda terhadap kita..kalau kaya begitu gimana yaa bun.......maaf bunda tolong ajari saya biar hati menjadi iklas,,
A : Tetaplah bersabar, coba kita lihat Rasul. Adakah yang  hidupnya lurus-lurus  saja? Tanpa ujian tantangan dan cobaan?  Anggap ini adalah ujian kenaikan iman yang harus kita lalui, bukankah ayatnya "apakah kau mengatakan beriman sbelum AKU mengujimu?"
Pernah baca tulisan Ust Rahmat Abdullah alm bunda? Bahwa Allah tahu sekali ujian seperti apa yang harus kita hadapi. Yang kuat dengan ujian harta dia gak akan diuji dengan hrta, bisa jadi malah dengan ujian wanita ia terlena. Jika bunda berhadapan dengan orang seperti itu, maka tekadkan hati bahwa bunda harus bisa mengalahkan ego bunda untuk membencinya, dan tetaplah berbaik sangka padanya. Karena sejujurnya orang yang menilai kita buruk, sedang memberikan feed back pada kita, agar kita semakin baik.

Segala yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

​السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Rabu,  5 Agustus 2015
Narasumber : Ustadzah Azizah
Rekapan Grup Bunda M12 (Laela)
Tema : Syakhsiyah Islamiyah

Editor : Rini Ismayanti

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!