بسم الله الر حمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita
nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga kita selalu istiqomah sebagai
shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan sebagai keluarga Al
Qur'an di JannahNya..
Shalawat beriring salam selalu kita hadiahkan kepada uswah
hasanah kita, pejuang peradaban Islam, Al Qur'an berjalan, kekasih Allah
SWT yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada keluarga dan para sahabat
nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti.
InsyaaLlah..
Aamiin
Aamiin
#####################
☆MATERI☆
Keutamaan Ikhlas Dan Menjaga Kelurusan Niat
Imam Ibnul Mulaqqin rahimahullah berkata, “Mengikhlaskan
niat untuk Allah ta’ala senantiasa menjadi syari’at/ajaran semenjak
masa-masa umat sebelum kita dan kemudian dilanjutkan di masa kita yang
datang sesudah mereka. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah
mensyariatkan untuk kalian agama sebagaimana apa yang telah diwasiatkan
kepada Nuh.” (QS. Asy-Syura: 13).
Abul ‘Aliyah menafsirkan, “Allah mewasiatkan kepada mereka untuk ikhlas kepada Allah ta’ala dan beribadah kepada-Nya yang tidak ada sekutu bagi-Nya”…(lihat al-I’lam bi Fawa’id ‘Umdah al-Ahkam Jilid 1 hal. 164)
Abul ‘Aliyah menafsirkan, “Allah mewasiatkan kepada mereka untuk ikhlas kepada Allah ta’ala dan beribadah kepada-Nya yang tidak ada sekutu bagi-Nya”…(lihat al-I’lam bi Fawa’id ‘Umdah al-Ahkam Jilid 1 hal. 164)
Saudari q yang dirahmati Allah,
Ikhlas adalah perkara yang sangat agung dan mulia. Dengan sebab
keikhlasan, amal-amal akan bernilai dan mendatangkan
pahala. Ikhlas merupakan pondasi agama. Allah ta’ala berfirman (yang
artinya), “Tidaklah mereka diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada
Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya seraya menjalankan ajaran
yang hanif/bertauhid…” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Syaikh as-Sa’di rahimahullah menerangkan: Makna ‘tidaklah
mereka diperintahkan’ yaitu dalam seluruh syari’at. Makna ‘kecuali untuk
beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya’ yaitu
supaya mereka menujukan segala bentuk ibadah -lahir maupun batin- dalam
rangka mencari wajah Allah serta mendapatkan kedekatan diri di sisi-Nya.
Makna ‘mengikuti ajaran yang hanif’ yaitu berpaling dari semua agama yang menyelisihi agama tauhid (lihat al-Majmu’ah al-Kamilah [7/657])
Makna ‘mengikuti ajaran yang hanif’ yaitu berpaling dari semua agama yang menyelisihi agama tauhid (lihat al-Majmu’ah al-Kamilah [7/657])
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya setiap amalan itu dinilai dengan niatnya. Dan bagi setiap
orang akan mendapatkan balasan sebagaimana apa yang dia niatkan.
Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia
yang ingin dia dapatkan atau karena wanita yang ingin dia nikahi, maka
hijrahnya hanyalah kepada apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim
dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu)
Ibnul Mubarak rahimahullah berkata, “Betapa banyak amalan
yang kecil menjadi besar karena niat, dan betapa banyak amalan yang
besar menjadi kecil karena niat.” (lihat Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam,
hal. 19)
Mutharrif bin Abdillah asy-Syikhkhir rahimahullah berkata,
“Baiknya hati dengan baiknya amalan. Adapun baiknya amalan adalah dengan
baiknya niat.” (lihat Iqazh al-Himam al-Muntaqa min Jami’ al-‘Ulum wa
al-Hikam, hal. 35)
Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata, “Sesungguhnya
amal-amal itu menjadi berbeda-beda keutamaannya dan akan semakin besar
pahalanya sebanding dengan apa-apa yang ada di dalam hati si pelaku
amalan, yaitu iman dan keikhlasan…” (lihat Bahjah al-Qulub al-Abrar,
dalam al-Majmu’ah al-Kamilah Juz 9 hal. 11)
Syarat Diterimanya Amalan
Ikhlas merupakan salah satu diantara dua syarat diterimanya amalan. Sebab amalan yang diterima di sisi Allah adalah yang ikhlas dan sesuai dengan tuntunan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (QS. Al-Kahfi: 110)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada dasar
perintah/ajarannya dari kami, maka amal itu pasti tertolak.” (HR. Muslim
dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha)
Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Sesungguhnya
amalan jika ikhlas namun tidak benar maka tidak akan diterima. Demikian
pula apabila amalan itu benar tapi tidak ikhlas juga tidak diterima
sampai ia ikhlas dan benar. Ikhlas itu jika diperuntukkan bagi Allah,
sedangkan benar jika berada di atas Sunnah/tuntunan.” (lihat Jami’
al-‘Ulum wa al-Hikam, hal. 19 cet. Dar al-Hadits).
Ibnu ‘Ajlan rahimahullah berkata, “Tidaklah menjadi baik
suatu amal tanpa tiga hal, yaitu: ketakwaan kepada Allah, niat baik, dan
cara yang benar.” (lihat Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam, hal. 19)
Imam Ibnul Qoyyim rahimahulllah berkata, “… Seandainya ilmu
bisa bermanfaat tanpa amalan niscaya Allah Yang Maha Suci tidak akan
mencela para pendeta Ahli Kitab. Dan jika seandainya amalan bisa
bermanfaat tanpa adanya keikhlasan niscaya Allah juga tidak akan mencela
orang-orang munafik.” (lihat al-Fawa’id, hal. 34)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, “Ikutilah
tuntunan, dan jangan membuat ajaran-ajaran baru, karena sesungguhnya
kalian telah dicukupkan.” (lihat Da’a’im Minhaj Nubuwwah, hal. 46)
Ibnul Majisyun berkata: Aku pernah mendengar Malik berkata,
“Barangsiapa yang mengada-adakan di dalam Islam suatu bid’ah yang dia
anggap baik (baca: bid’ah hasanah), maka sesungguhnya dia telah menuduh
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhianati risalah. Sebab Allah
berfirman (yang artinya), “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama
kalian.” Apa-apa yang pada hari itu bukan termasuk ajaran agama, maka
hari ini hal itu juga bukan termasuk agama.” (lihat al-I’tisham,
[1/64-65])
Hakikat Ikhlas
Sahl bin Abdullah at-Tustari rahimahullah mengatakan, “Orang-orang yang cerdas memandang tentang hakikat ikhlas ternyata mereka tidak menemukan kesimpulan kecuali hal ini; yaitu hendaklah gerakan dan diam yang dilakukan, yang tersembunyi maupun yang tampak, semuanya dipersembahkan untuk Allah ta’ala semata. Tidak dicampuri apa pun; apakah itu ambisi pribadi, hawa nafsu, maupun perkara dunia.” (lihat Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim, hal. 7-8)
Sahl bin Abdullah at-Tustari rahimahullah mengatakan, “Orang-orang yang cerdas memandang tentang hakikat ikhlas ternyata mereka tidak menemukan kesimpulan kecuali hal ini; yaitu hendaklah gerakan dan diam yang dilakukan, yang tersembunyi maupun yang tampak, semuanya dipersembahkan untuk Allah ta’ala semata. Tidak dicampuri apa pun; apakah itu ambisi pribadi, hawa nafsu, maupun perkara dunia.” (lihat Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim, hal. 7-8)
Abu Utsman al-Maghribi rahimahullah berkata, “Ikhlas adalah
melupakan pandangan orang dengan senantiasa memperhatikan pandangan
Allah. Barangsiapa yang menampilkan dirinya berhias dengan sesuatu yang
tidak dimilikinya niscaya akan jatuh kedudukannya di mata Allah.” (lihat
Ta’thir al-Anfas min Hadits al-Ikhlas, hal. 86)
Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Dahulu dikatakan:
Bahwa seorang hamba akan senantiasa berada dalam kebaikan, selama jika
dia berkata maka dia berkata karena Allah, dan apabila dia beramal maka
dia pun beramal karena Allah.” (lihat Ta’thir al-Anfas min Hadits
al-Ikhlas, hal. 592)
Diriwayatkan bahwa ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu
pernah berkata, “Amal yang salih adalah amalan yang kamu tidak
menginginkan pujian dari siapapun atasnya kecuali dari Allah.” (lihat
al-Ikhlasxx wa an-Niyyah, hal. 35)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ketahuilah, bahwasanya
keikhlasan seringkali terserang oleh penyakit ujub/merasa bangga dan
hebat. Barangsiapa yang ujub dengan amalnya maka amalnya terhapus.
Begitu pula orang yang menyombongkan diri dengan amalnya maka amalnya
pun menjadi terhapus.” (lihat Ta’thir al-Anfas, hal. 584)
Wallahu alam
Wallahu alam
TANYA JAWAB
1.Subhanallah, bunda materinya.. aku mau nanya bun.. gini
kan, misalnya kita iklas untuk melakukan sesuatu, apalah itu yya, terus
kita ngga ngumbar ngumbar ke siapa siapa, tapi hati orang itu bilang
"aku kan udah amal begini begitu dsb"
Itu gimana yya bun ? Syukron
Jawaban: Ikhlasunniyah hy kpd Allah beribadah hy krn Allah tentuny buka sesuatu yg mudah, perasaan ujub fan kagum terhadap kemampuan sendiri n mengenyamping kuasaNya tentuny tdk diperbolehkan coz kita juga tdk prnah tau apakah ibadah yg kita lakukan diterima atau tidak tetapi kita hy melaksanakan ibadah seauai tuntunan n iklash karenaNya
Itu gimana yya bun ? Syukron
Jawaban: Ikhlasunniyah hy kpd Allah beribadah hy krn Allah tentuny buka sesuatu yg mudah, perasaan ujub fan kagum terhadap kemampuan sendiri n mengenyamping kuasaNya tentuny tdk diperbolehkan coz kita juga tdk prnah tau apakah ibadah yg kita lakukan diterima atau tidak tetapi kita hy melaksanakan ibadah seauai tuntunan n iklash karenaNya
2.Assalammualaikum, Bunda, afwan sdkt melenceng dr materi ,
sy ingn bertanya ttg bi'dah, mengenai tahlilan 40 , 7 , 100 org yg
meninggal yg sdh familiar di lingkungan kita, sebagian sdh memahami itu
bkn ajaran islam, namun ad yg brpendapat bahwa niat kita mendoakan,
berharap salah satu dr jamaah yg hadir ada yg makbul doa nya, bgaimana
mnrt bunda?itu bidah bkn, apakah amalannya tertolak
Jawaban: Sayang q ketika kita beribadah melakukan amal baik semestinya mengikuti apa yg sudah dicontohkan oleh Rosulullah, utk minta didoakan, bahwa amal kebaikan hamba yg sdh mati itu ada pd 3 perkara sedekah jariah ilmu yg bermanfaat n doa anak2 yg sholih byk cara utk minta didoakan menyedekahkan harta kpd anak yatim n org2 baik dan minta didoakan la basa tdk mengapa hy saja apakah itu ada tuntunanny atau tidak itu yg wajib kita pahami
Jawaban: Sayang q ketika kita beribadah melakukan amal baik semestinya mengikuti apa yg sudah dicontohkan oleh Rosulullah, utk minta didoakan, bahwa amal kebaikan hamba yg sdh mati itu ada pd 3 perkara sedekah jariah ilmu yg bermanfaat n doa anak2 yg sholih byk cara utk minta didoakan menyedekahkan harta kpd anak yatim n org2 baik dan minta didoakan la basa tdk mengapa hy saja apakah itu ada tuntunanny atau tidak itu yg wajib kita pahami
3.Afwan...
Bagaimana hkumnya jika sy semangt beribah karna seseorng... tp aktivitas yg sy lakukan tdk pernh ditahu oleh yg memotivasi sy td. Dalam hati berkata : dia sungguh org yg rajin beribah... jd sypun harus rajin seprti dia.
Smoga bisa dipahami
Jawaban: Sayang q tidak mengapa, terkdg kita butuh org lain utk semanfat dlm beribadah bukankah syiar tdk hy dg perkataan n bahkan bil hal itu lebih baik
Bagaimana hkumnya jika sy semangt beribah karna seseorng... tp aktivitas yg sy lakukan tdk pernh ditahu oleh yg memotivasi sy td. Dalam hati berkata : dia sungguh org yg rajin beribah... jd sypun harus rajin seprti dia.
Smoga bisa dipahami
Jawaban: Sayang q tidak mengapa, terkdg kita butuh org lain utk semanfat dlm beribadah bukankah syiar tdk hy dg perkataan n bahkan bil hal itu lebih baik
4.Bunda, sy tanya lg, bgaimana jk saat beramal kita
mengharapkan Allah.membalasnya apakah itu kita sdh tergolong tdk ikhlas
atau ridho dg ketentuan Allah, misal: bersedekah 100 rb agar Allah
mengganti berlipat 10 jt, atau misal kita sumbangkan motor kita utk
sedekah berharap Allah gantikan mobil mewah, bagaimana dg amalan org
tsb. Bunda? Tertolak tdk
Jawaban: Sayang q, Allah itu maha adil tak berharappun Allah akan membalasnya dengan berlioat ganda bgt janji Allah dalam alqur'an
So murnikan ibadah kita hy kpd Allah niscaya Allah akan mbalasny dg berlipatganda
Jawaban: Sayang q, Allah itu maha adil tak berharappun Allah akan membalasnya dengan berlioat ganda bgt janji Allah dalam alqur'an
So murnikan ibadah kita hy kpd Allah niscaya Allah akan mbalasny dg berlipatganda
5.Bunda, bagaimana cara melatih sifat ikhlas?
Jawaban: Segala hal baik itu mesti dipaksakan...demikian juga dg keikhlasan....dalam melakukan sesuatu ketika ada keraguan lakukan saja terus menerus sembari perbayak istigfar, dan belajar utk memahaminy.
Jawaban: Segala hal baik itu mesti dipaksakan...demikian juga dg keikhlasan....dalam melakukan sesuatu ketika ada keraguan lakukan saja terus menerus sembari perbayak istigfar, dan belajar utk memahaminy.
Jawab:
6. Bunda, saat dipuji orglain bagaimana kita harus
menyikapi pujian itu? takutnya rasa bersyukur kita tercampur rasa bangga
secara tdk sadar.
lalu bagaimana cara memurnikan rasa bersyukur itu? adakah doa ketika kita dipuji orglain bunda agar terhindar dari rasa bangga?
lalu bagaimana cara memurnikan rasa bersyukur itu? adakah doa ketika kita dipuji orglain bunda agar terhindar dari rasa bangga?
Jawab:
7. Tanya
1.Bunda mau tanya tentang bid'ah hasanah yang tadi disebutkan..
Mau minta contohnya seperti apa?
2. Bagaimana mengistiqomahkan keikhlasan bunda..
Jzk
1.Bunda mau tanya tentang bid'ah hasanah yang tadi disebutkan..
Mau minta contohnya seperti apa?
2. Bagaimana mengistiqomahkan keikhlasan bunda..
Jzk
8. Bunda aku mu tanya,terkait keikhlasan dalam katagori
memafkan yg serng kta alami sndri,,kita brkata ikhlas dan sdah
memafkan,tetapi kta sdkit trpkir atau brtmu dng orang yg menyakti kta
menghndar dan mlah takt,apa itu menandakan kta blum ikhlas,trutma dng
peristwa yg trjadi..apa itu brdosa bun,apa itu trmasuk menentang
qadariah dr Allah..
Jawab:
9. Bagaimana jika ada orang yang melakukan amal tidak
dengan niat ikhlas? Namun semata² karena untuk kepentingan dan hawa
nafsu sendiri?
Jawab:
10. Assalamualaikumwrwb
Sy mau tanya boleh yaa :)
Adakah do'a atau kiat/tips agar niat kita terjaga hanya utk krn allah , misalnya dlm berbuat suatu kebaikan krn adanya pujian ditakutkan akan menjadi riya .
Adakah do'a atau kiat/tips agar niat kita terjaga hanya utk krn allah , misalnya dlm berbuat suatu kebaikan krn adanya pujian ditakutkan akan menjadi riya .
Jawab:
11. Bgaimana hukumnya klo besedekh krna kasihan sm orangnya.?
Or menolong org krna ingn balas budi. apakh termsuk niat yg ikhlas?
Or menolong org krna ingn balas budi. apakh termsuk niat yg ikhlas?
Jawab:
=========================
Penutup
Penutup
Jazakumullahu khairan katsiran atas ilmunya hari ini ,,
Semoga ilmunya bermanfaat untuk diri pribadi dan nanda semua, bisa diamalkan untum orang-orang di sekitar kita
Baiklah nanda kita tutup kajian kita hari ini dengan istigfar sebanyak2nya dan hamdallah serta do'a kafaratul majeli
Do'a kafaratul majelis
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
اسْتَغْفِــــرُ اللّــــهَ الْعَظِــــيْم
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
آمــــــــــــــــــين يَا رَبَّالعَالَمِين
Maha Suci Engkau yaa Allah dan dengan memujiMU aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau Aku mohon ampun dan bertaubat
kepadaMU
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
NB : PERTANYAAN NO. 5 - 11 belum dijawab
============================
============================
Rekapan Kajian Online Hamba الله
Selasa, 26 Syawal 1436H/11 Agustus 2015
Narasumber: Ustadz Malik
Tema: Keutamaan ikhlas dan menjaga kelurusan niat
Grup Nanda: 116
Notulen: Lily
Admin: Asri & Sari
Narasumber: Ustadz Malik
Tema: Keutamaan ikhlas dan menjaga kelurusan niat
Grup Nanda: 116
Notulen: Lily
Admin: Asri & Sari
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment