Kajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu,
26 Agustus 2015
Narasumber : Ustadz
Kaspin Nur
Rekapan Grup Bunda M03 (Bd Woro)
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor
: Rini Ismayanti
TAQWA
Bismillahirohmanirrohim.
Taqwa yang kita raih di bulan Romadhon kemarin artinya secara umum adalah melaksanakan segala perintah Allah dan mejauhi larangan -Nya
Ali bin Abi Thalib r.a...berkata: Taqwa itu adalah:
1. Takut kepada Allah Yang Maha Agung
2. Beramal sesuai Al quran
3. Bersyukur atas nikmat yang melimpah
4. Ridho dengan yang sedikit
5. Bersiap-siap menghadapi hari yang sangat panjang".
Titian Taqwa
Sebelum titian taqwa silahkan dicerna dulu materi diatas...atau kita diskusi dulu..insyaAllah
TANYA JAWAB
Q : “Takut pada Allah yang Maha Agung”. Dulu, waktu kecil walopun saya dididik secara non Islam (karena belum Islam), Bapak saya selalu bilang juga, 'jadilah kamu orang yang takut akan Tuhan, karena klo kamu tidak takut Tuhan, kamu bukan manusia'. Nah, itu kepegang sampai sekarang, alhamdulillah sebagai rem gitu. Cuman, ada beberapa ulama yang saya dalami, juga ilmu Psikologi yang menyatakan, supaya kita tidak mendoktrin terutama nya anak dengan statement 'Takut pada Tuhan' karena nanti bias nya, anak akan menganggap Allah itu "menyeramkan". Gimana ini, Ustd? Soalnya, saya ngalami tuuu, disuruh takut sama Tuhan, emang mindset nya jadi semacam itu kira2..
A : ya semua berubah...dimana setiap kata punya dua sisi
pengambilan sikap....justru anak anak juga harus dapat mengetahui rasa
takut...takut kepada Allah...yang ga boleh ditakuti takutin sama hantu
umpamanya. Tidak selalu
psikologi modern itu sesuatu yang benar dan harus diikuti. Anak anak juga
pemikiran nya berkembang seiring pengetahuan nya. Jadi tidak masalah mereka
didoktrin takut kepada Allah.
Q : Amalannya pak
A : Ini nih...
Ibnu Abbas berkata:
فَتَفَرَّقَ النَّاسُ وَلَمْ يُبَيَّنْ لَهُمْ فَتَذَاكَرَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا أَمَّا نَحْنُ فَوُلِدْنَا فِي الشِّرْكِ وَلَكِنَّا آمَنَّا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَلَكِنْ هَؤُلَاءِ هُمْ أَبْنَاؤُنَا فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
“Orang-orang pun jadi berselisih pendapat (mengenai 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan azab tersebut)sedangkan beliau tidak menjelaskan kepada mereka (siapa mereka itu). Para shahabat Nabi pun jadi berdiskusi. Mereka berkata, ‘Adapun kita lahir dalam kehidupan syirik akan tetapi kita beriman kepada Allah dan Rasul-Nya sedangkan mereka itu keturunan kita. ” Maka sampailah kepada Nabi pembicaraan mereka tersebut, lalu beliau pun bersabda:
هُمْ الَّذِينَ لَا يَتَطَيَّرُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“ Mereka itu orang yang tidak pernah melakukantathayyur, dan tidak pernah meminta diruqyahdan tidak meminta diobati dengankayserta bertawakkal hanya kepada Rabb mereka. ” (HR. Bukhari: 5311 dan Muslim: 216)
Menurut keterangan yang lain bahwa yang masuk surga tanpa hisab adalah orang beriman yang diuji dengan penyakit dan ridho terhadap penyakitnya.
Diriwayatkan dari at Thabrani dari Hasan bin Ali (cucu Rasulullah) bahwa Rasulullah pernah bersabda:” Wahai cucuku selalulah bersikap qana’ah , niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling kaya. Dan tunaikanlah kewajiban kewajiban, niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling berbakti pada Allah. Wahai cucuku sesungguhnya di syurga ada terdapat pohon bernama Balwa yang diperuntukan bagi orang orang yang dicoba dengan derita penyakit. Untukn metreka tidak diadakan penimbangan amal, dan juga tidak diselenggarakanh pengadilan. Tetapi malah dicurahkan pahala kepada mereka” .Beliau lalu membaca surat Az zumar ayat 10:“Sesungguhnya hanya orang orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas”.Wallahu'alam
Ibnu Abbas berkata:
فَتَفَرَّقَ النَّاسُ وَلَمْ يُبَيَّنْ لَهُمْ فَتَذَاكَرَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا أَمَّا نَحْنُ فَوُلِدْنَا فِي الشِّرْكِ وَلَكِنَّا آمَنَّا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَلَكِنْ هَؤُلَاءِ هُمْ أَبْنَاؤُنَا فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
“Orang-orang pun jadi berselisih pendapat (mengenai 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan azab tersebut)sedangkan beliau tidak menjelaskan kepada mereka (siapa mereka itu). Para shahabat Nabi pun jadi berdiskusi. Mereka berkata, ‘Adapun kita lahir dalam kehidupan syirik akan tetapi kita beriman kepada Allah dan Rasul-Nya sedangkan mereka itu keturunan kita. ” Maka sampailah kepada Nabi pembicaraan mereka tersebut, lalu beliau pun bersabda:
هُمْ الَّذِينَ لَا يَتَطَيَّرُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“ Mereka itu orang yang tidak pernah melakukantathayyur, dan tidak pernah meminta diruqyahdan tidak meminta diobati dengankayserta bertawakkal hanya kepada Rabb mereka. ” (HR. Bukhari: 5311 dan Muslim: 216)
Menurut keterangan yang lain bahwa yang masuk surga tanpa hisab adalah orang beriman yang diuji dengan penyakit dan ridho terhadap penyakitnya.
Diriwayatkan dari at Thabrani dari Hasan bin Ali (cucu Rasulullah) bahwa Rasulullah pernah bersabda:” Wahai cucuku selalulah bersikap qana’ah , niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling kaya. Dan tunaikanlah kewajiban kewajiban, niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling berbakti pada Allah. Wahai cucuku sesungguhnya di syurga ada terdapat pohon bernama Balwa yang diperuntukan bagi orang orang yang dicoba dengan derita penyakit. Untukn metreka tidak diadakan penimbangan amal, dan juga tidak diselenggarakanh pengadilan. Tetapi malah dicurahkan pahala kepada mereka” .Beliau lalu membaca surat Az zumar ayat 10:“Sesungguhnya hanya orang orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas”.Wallahu'alam
Q : Mohon penjelasannya Mereka itu orang yang tidak pernah
melakukan tathayyur
A : Tathayur itu meyakini tanda tanda tertentu membawa kesialan.
Itu bagian dari kesyirikan. Misal...ada suara burung...katanya mau ada yang
mati. Ada kupu kupu...katanya mau ada tamu. Mau pergi tibatiba batal karena
dicegat ular lewat. Atau semacam itu. Rumah tusuk sate...anturium bawa
rezeki..batu akik bikin laris dsbnya..itu adalah tathoyur dan haram.
Q : Apa itu sama dengan takhayul & khurafat stadz???
A : Ya...demikian...
Q : Maaf pak ustad, apa benar kalau anak diluar nikah itu apa pasti
susah menerima materi dalam hal sekolah?? Anak didik saya ada yang nakal banget,
pelajaran juga suka gak nyantol. Tadinya saya tidak begitu ambil hati. Kemudian
nenek anak tsb bilang agar sabar dan minta extra keras untuk mengajari anak itu
karena anak tsb anak diluar nikah...Bagaimana menyikapi dan mendidik anak seperti
ini dan apakah ada doa untuk menghaluskan hati nya?
A : Bu Waqidah...tidak selalu demikian. Tidak ada hubungannya
kecerdasan dengan pernikahan. Kalau keturunan mungkin saja...umpamanya bapak
ibu nya kurang cerdas. Tapi ini lebih ke pola asuh dan pola didik dirumah. Si
nenek juga ga bisa menyerahkan pendidikannya hanya pada sekolah. Tapi harus
sinergi antara ortu/ keluarga dan sekolah. Ibu mohon petunjuk kepada Allah
dalam hal ini.
Q : Ustad melanjut pertanyaan pola asuh anak sesungguhnya berapa %
kewajiban seorang ayah turut serta mendidik anak? Ataukah semua dipasrahkan
pada ibunya karena ibu tidak bekerja?
A : Kalau presentase mungkin semua harus 100% dalam mendidik
anak... tapi kalau waktunya kondisional...ini yang harus di komunikasi kan dengan
bini atau laki.
Q : Ustadz..apakah Kebesaran اَللّهُ pada alamnya diturunkan lewat tanda-tanda alam seharusnya supaya
lebih waspada saja...apa memang tathoyur? Seperti menabrak kucing, bawa sial..itu
perumpaan karena kucing kesayanyan Rasul ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ .lukisan /barang
kesayangan pecah, tandanya ada masalah hidup, dan kenyataannya memang ada..
A : Bukan begitu. Keyakinan seperti itu membuat rusak keimanan bu.
Kan aneh orang itu...nabrak orang malah kabur...nabrak kucing malah dipulasara
dan dikasih duit lagi. Kalau masalah kenyataan itu adalah karena diyakini demikian
dan dihubung hubungkan.
Q : Dulu ana pernah dapatkan gambar yang menjelaskan warna kuning
itu dilarang dalam agama... Apakah benar.. Ana sangat pengen tahu ini... Biar
ana bisa berhati-hati dalam memilih warna pakaian...
A : Warna itu kondisional dan proporsional aja. Pakaian kuning ga
masalah. Kalau gigi kuning mungkin bermasalah.
Q : Assalamualaikum ustadz mo nanya tapi ini d luar tema,,boleh
kan. Gini tadz gimana hukumnya memajang foto d rumah, baik itu foto walisongo/
foto keluarga?
A : Memajang foto gambar wali songo itu sebaiknya dihindari.
Karena itu bukan wajah aslinya hanya karangan dan sepertinya jadi kultus. Kalau
poto keluarga sebaiknya dipasang bukan di ruang tamu. Atau bukan sebagai
hiasan. Ini zaman fitnah. Harus hati hati. Sebagian bahkan mengharamkan pasang
foto. Walaupun ada juga yang membolehkan. Wallahu'alam.
Q : Masih masalah warna kuning, Ustd nih, Khusus laki-laki yang ga boleh pakai
warna kuning dan merah ya?
A : Boleh kok. Yang penting bersih dan suci.
Q : Apa di perbolehkan seorg istri merahasiakan tabungannya dari
suaminya?
A : Boleh.
Q : Berarti bohong dikit boleh ya ust ?
A : Bohong nya ga boleh. Kalau suami punya simpanan duit yang lain...istri ga wajib tau dan ga boleh cari tau. Yang penting tugas dan fungsi suami sudah berjalan sebagaimana mestinya. Jangan kepo gitu loh.. Nah itu...pandai pandai kitanya aja. Banyak masalah itu karena banyak keinginan tapi duit kurang. Ini masalah. Jadi harus di rem keinginan. Bahkan kebutuhan pun secukupnya aja.
Q : Berarti bohong dikit boleh ya ust ?
A : Bohong nya ga boleh. Kalau suami punya simpanan duit yang lain...istri ga wajib tau dan ga boleh cari tau. Yang penting tugas dan fungsi suami sudah berjalan sebagaimana mestinya. Jangan kepo gitu loh.. Nah itu...pandai pandai kitanya aja. Banyak masalah itu karena banyak keinginan tapi duit kurang. Ini masalah. Jadi harus di rem keinginan. Bahkan kebutuhan pun secukupnya aja.
Q : Nah, klo misal Suami nya acuh dengan kewajiban RT tapi punya
simpanan uang sendiri, gimana.. Ga
pengen kepo gitu tapi ga nutupi kebutuhan.. pan banyak Suami model gitu..
A : Nah itu harus ditagih. Bahkan mencuri dari dia pun boleh.
Karena itu kewajiban dia. Yang penting kebutuhan yang minimal terpenuhi
Q : Ust.. Klo seandainya kita niat sedekah untuk kesembuhan dari
sakit pada anak yatim.. Apa kita perlu bilang ke anak tersebut untuk minta di
doakan atas kesembuhan. Ato kasih aja
A : Boleh minta
didoakan boleh tidak...Allah Maha Mengetahui. Jadi terserah ibu aja. Atau ibu yang
berdoa mereka yang aamiinkan juga boleh.
Q : Ustadz, mana yang lebih utama, membayarkan hutang orang tua yang
sudah meninggal, atau mencukupi kebutuhan dapur untuk istri dan anak..?
A : Dua duanya utama. Dibagi bagi aja dulu...
Q : Kalau kasusnya seperti ini gimana ustadz, ada suami yang kerja
dengan gaji cukup besar, tujuannya untuk melunasi hutang orang tua. Setelah
terbayar, si suami berhenti kerja, dan kembali kerja serabutan yang
penghasilannya jauh dari kata cukup untuk menghidupi anak istrinya. Akhirnya si
istri ikut kerja juga untuk menambahi kekurangan nafkah. Sesekali si istri minta
tambahan nafkah ke suaminya, tapi suaminya selalu menjawab "jangan ngeluh
aja Ma, disyukuri aja penghasilanmu, berarti rejeki mama lebih besar dari
aku". Posisi mereka masih numpang di PMI, dan karena nafkahnya ga cukup,
akhirnya malah adik2 iparnya yang ikut nanggung kebutuhan hidup mereka.. Ini
gimana pak ustadz..?
A : Yah tanya mereka jangan tanya saya...itu bagaimana gituh... Semoga
kita semua senantiasa dalam kelimpahan dan keberkahan rezeki.
Semoga berkah buat kita semua
Mohon maaf lahir batin Wassalamualaikum
Banyak cucian di rumah desi
Cukup sekian terimakasih
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik”
Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)
Semoga berkah buat kita semua
Mohon maaf lahir batin Wassalamualaikum
Banyak cucian di rumah desi
Cukup sekian terimakasih
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik”
Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment