Home » , » MENCINTAI SAUDARA MUSLIM (Hadist Ke-13 dari kitab arbain)

MENCINTAI SAUDARA MUSLIM (Hadist Ke-13 dari kitab arbain)

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Tuesday, August 4, 2015



بسم الله الر حمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya. Shalawat beriring salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam, Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti. InsyaaLlah. Aamiin.


السلم عليكم ورحمةالله وبركته

Sebagai bahan diskusi kita kali ini tafadol ana sampaikan hadist ke 13 dr kitab arbain Hadits Ke-13.

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik rodhiallohu ‘anhu pelayan Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kamu sehingga ia mencintai bagi saudaranya (sesama muslim) segala sesuatu yang dia cintai bagi dirinya sendiri.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Hakikat Penafian Iman mencakup menafikan iman secara keseluruhan atau hanya menafikan kesempurnaan imannya. Suatu amalan yang menyebabkan pelakunya dinafikan imannya menunjukkan bahwa amalan tersebut merupakan amal kekafiran atau dosa besar. Dalam hadits ini penafian iman yang dimaksud adalah penafian atas kesempurnaan iman.
Mencintai Saudara Muslim laksana mencintai diri sendiri seorang muslim wajib merasa senang jika saudaranya memiliki agama yang baik. Dia senang jika saudaranya memiliki aqidah yang benar, tutur kata yang bagus dan perbuatan yang baik. Sebaliknya dia merasa benci jika keadaan saudaranya tersebut justru sebaliknya. Seorang muslim disunahkan untuk senang jika saudaranya mendapatkan kebaikan-kebaikan duniawi. Dia merasa senang jika saudaranya berharta, sejahtera, sehat, berkedudukan dan lain-lain dari kenikmatan duniawi, dan dia tidak senang jika saudaranya miskin, sengsara, dan menderita.
Mendahulukan kepentingan Saudara Muslim Jika dalam urusan dunia, mendahulukan kepentingan saudaranya termaksud perbuatan yang terpuji dan disunahkan, namun jika dalam urusan akhirat, mendahulukan saudaranya termasuk perbuatan yang makruh.






~TANYA JAWAB~
1. Ustadz, bagaimana sikap kita ketika mempunyai teman yang pergaulannya jauh dari agama? Terkadang ingin menasihati, tapi suka takut. Atau misalnya teman kita berpacaran, belum menutup aurat, kalau dinasehati secara langsung takut menjadi risih. Jazakallah khayr ustadz
Jawab:

1. Sikap kita sebagai seorang teman atau sahabat apalagi sesama muslim tetap mempergaulinya dgn baik
2. Kewajiban kita mengajak dan mengajak serta jgn bosan mengajaknya tuk lebih baik.
3. Doakan teman atau sahabat kita tersebut tuk diberi hidayah terutama di waktu-waktu utama dan makbulnya doa.

Bahwa habluminallah dan habluminannaas itu berkaitan erat dan sebuah kesatuan yang tidak terpisah atau dipahami secara parsial. Bahwa bukti iman itu adalah kecintaan dan kepedulian kita terutama sesama saudara muslim.

2.  Menyambung pertanyaan diatas ustdz, Kita sudah mengingatkannya dengan baik-baik ustadz. Tapi dianya malah menfitnah kita ustadz. Dia menjelek-jelekkan kita hanya karena kita mngingatkannya ustadz. Menghadapi orang kayak gitu gimana ya ustadz? Apa salahkalau kita diam saja dan menganggap kita tidak melihat dia ustadz?
3. Terkait dengan pertanyaan ukhti resti, bagaimana cara menasehati teman yg jauh dari agama, membuka aurat, dan masih pacaran tanpa menyinggung perasaannya ustadz? Sebab kalau dinasehati, kita malah dibilang kita sok alim.

Jawab nomor 2 dan 3 ya nanda, karena mirip:
Bismillah...
Ciri seorang muslim yg baik adalah sebagaimana dlm surat 5:54

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ} [المائدة : 54]

Bahwa seorang muslim yang dicintai Allah dan ia mencintaiNya menyeru pada yg ma'ruf dan mencegah yang munkar serta tidak takut/malu/sungkan dengan celaan orang-orang yang suka mencela. Ujiannya orang berbuat baik itu ada saja nanda sekalian. Akhwafillah yg dirahmati Allah, Rasul pun begitu, jadi tetaplah menyeru meski halangan dan rintangan menghadang (masak kalah sama kera sakti yg musyrik itu).
Tetap bergaul dengan baik ya, jangan putuskan silaturahim, kaidahnya ada di surat An-Nahl : 125, ''Ajaklah ke jalan tuhanmu dengan hikmah dan dengan perkataan yg baik dan debatlah dengan tetap menjaga kekeluargaan dan kebaikan''.

PENUTUP
Jazakallahu khairan katsiran atas ilmunya hari ini ustadz, Marilah kita tutup majelis ilmu kita pada malam hari ini dgn membaca hamdallah, istighfar sebanyak2nya swrta do'a kafaratul majelis.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
dan istighfar
أَسْتَغفِرُ اَللّهَ الْعَظيِمْ
dan doa Kafaratul majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك 
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika 

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

~~~~~~~~~~~~~

Kajian Online Hamba الله
Selasa,  19 Syawal 1436/04 Agustus 2015
Narasumber: Ustadz Cipto

Grup Nanda: 107
Notulen: Sari
Admin: Tira & Sari
Editor : Peni Sapta

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!