Kajian Online WA Hamba الله
SWT
Jumat, 18 November 2015
Narasumber : Ustadzah
Sulistyorini
Rekapan Grup Nanda M106 (Sari)
Tema : Kajian Muslimah
Editor
: Rini Ismayanti
WANITA DAN JODOHNYA
السلام عليكم ورحمة الله
وبركاته
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga
kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan
sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya..
Shalawat beriring salam
selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam, Al
Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada
keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari
akhir nanti. InsyaaLlah..
Aamiin
Aamiin
Jodoh memang hal yang
paling membingungkan di seluruh jagad raya ini. Sengaja dicari malah membuat
makan ati, benar-benar tak dicari malah jadi terlalu lama sendiri. Jodoh memang
termasuk kedalam rahasia yang hanya diketahui oleh Allah Azza wa Jalla. Tak
jarang rahasia tentang jodoh menjadi penyebab keresahan.
Bahkan bagi mereka yang
kurang iman, rahasia jodoh dijadikan alasan untuk menyekutukan Allah. Ditambah
lagi budaya masyarakat kita yang seolah menjadikan jodoh dan pernikahan sebagai
sebuah patokan kesuksesan seseorang.
Tidak jarang pemuda atau
pemudi yang dirasa sudah cukup umur untuk menikah selalu diberondong pertanyaan
klise “Kapan nikah?”. Sehingga banyak sekali yang malah panik mencari
kesana-kemari. Tebar pesona dimana-mana, minta dikenalkan pada teman, pasarah
saat dijodohkan oleh orang tua, membuka peluang laku dalam kontak jodoh di
internet, sampai melakukan ajian-ajian khusus enteng jodoh.
Apa benar, berikhtiar
mencari jodoh harus sekeras itu? Bukankah Allah telah memberikan setiap
makhluknya pasangan, bahkan jauh sebelum dunia ini ada?
“Maha Suci Allah yang
telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan
oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (Q.S.
Yasin:36)
Jadi tenang saja,
beriktiarlah dengan sewajarnya. Tidak perlu menggadaikan keimanan dengan
percaya pada orang ‘pintar’. Toh sebenarnya dia juga bersusah payah menemukan
jodoh yang kini menemaninya. Tapi bukan berarti kamu hanya berdiam diri,
layaknya jodoh adalah hal yang tidak berarti. Ada cara yang paling elegan untuk
mendapatkan jodoh impian. Cara elegan yang akan membuatmu lebih terlihat
sepadan dengan dengan jodoh impian.
Caranya adalah
memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang layak disandingkan dengan istri
atau suami dimasa depan. Mungkin salah satu alasan mengapa jodoh tak kunjung
datang adalah karena jodoh yang disediakan Allah jauh lebih baik dari diri kita
sekarang ini. Sehingga Allah belum mau menyandingkannya untuk kita.
Firman Allah:
“wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)..” (Q.S An-Nur:26)
“wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)..” (Q.S An-Nur:26)
Dalam kamus besar bahasa
Indonesia dijelaskan bahwa pengertian dari jodoh adalah orang yang cocok
menjadi suami atau istri; pasangan hidup; imbangan. Dengan kata lain pengertian
dari jodoh sendiri adalah orang yang sepadan, yang cocok jika
dipersatukan. Bukankah tidak ada satupun manusia yang mau disandingkan
dengan seorang yang jahat, egois lagi sadis? Maka jadilah seseorang yang
memiliki sifat layaknya kriteria jodoh yang diimpikan.
Kadang jika seseorang
tengah fokus memperbaiki diri hanya untuk mendapatkan keridhoan Allah, maka
jodoh akan datang dengan sendirinya. Mungkin Allah telah puas dan merasa kita
pantas mendapatkan jodoh yang telah ditentukan-Nya.
Saat kita berusaha memperbaiki diri, jalan untuk bertemu dengan jodoh yang telah dinanti akan semakin terbuka lebar. Dan saat kita telah berada dijalur yang tepat, jodoh yang datang akan lebih baik dan tepat untuk diri kita. Pasangan yang tepat untuk kehidupan yang lebih mapan dan mantap.
Yakinlah dengan janji
Allah, Ia akan merubah nasib sebuah kaum jika kaum tersebut berusaha untuk
merubahnya. Dan Allah adalah pembuat skenario terbaik yang paling sempurna dan
tidak ada duanya. Terus berikhtiar untuk perbaiki diri dan lantunkan doa-doa
dalam setiap keheningan malam. Insya Allah, bahagia akan datang pada waktu yang
paling tepat.
Jodoh, rezeki dan maut
adalah rahasia Allah yang tidak bisa kita ganggu. Tentunya, sebelum memutuskan
untuk memutuskan menikah kita akan melewati masa meyakinkan diri sendiri.
Apakah dia memang orang yang ditakdirkan Allah untuk kita? Bagaimana caranya
kita tahu bahwa dia adalah orang yang ditakdirkan Allah untuk kita atau bukan?
Setidaknya 7 hal berikut
ini bisa menjadi tanda bahwa si dia memang orang yang tepat untuk duduk di
pelaminan bersamamu.
1. Orangtua yang
Merestui
Orangtua adalah
perpanjangan tangan Tuhan di dunia. Seperti kata pepatah, ridho orangtua adalah
ridho Allah. Restu orangtua dan anggota keluarga lainnya juga bisa menjadi tanda
bahwa dia memang jodoh kita. Orangtua yang melahirkan dan membesarkan kita
biasanya punya feeling tertentu jika orang yang kita pilih tersebut memang
orang yang tepat untuk kita atau bukan. Jadi, jangan pernah remehkan restu
orangtua.
2. Merasa Nyaman Saat
Bersamanya
Jika kamu merasa nyaman
saat bersamanya dan tidak merasa tegang atau grogi, bisa jadi dia memang orang
yang ditakdirkan untuk menemani hidupmu hingga tua. Coba bayangkan berbagi
hidup dengan orang yang selalu membuatmu canggung atau tegang?
3. Cara Mencintai yang
Baik
Sebaik-baiknya cara
mencintai adalah mencintai karena Allah. Ia tidak mencintai kita karena fisik
atau materi, tapi karena Allah semata. Memang kita bisa memilih calon suami
atau calon istri berdasarkan rupa, harta dan agama. Tapi semua itu tetap harus
didasari cinta kepada Allah terlebih dulu, sehingga kehidupan rumah tangga
adalah jalan yang diretas bersama untuk menuju keridhoan Allah.
4. Menerima Apa Adanya
Jika si dia masih
menuntutmu ini itu yang mungkin sulit untuk kamu penuhi, jangan harap semua
akan selesai sampai setelah menikah. Justru orang yang selalu menuntut
pasangannya untuk menjadi yang ia inginkan akan terus melakukannya bahkan
sampai setelah menikah. Dia yang bisa menerimamu apa adanyalah yang akan
menjadi teman hidup yang menenangkan.
5. Dengarkan Kata Hati
Dari semua tanda-tanda,
kita sendirilah yang pada akhirnya akan memiliki jawaban tersebut. Maka
dengarkanlah kata hati. Untuk sesaat, coba tutup kuping dengan semua pendapat
orang lain dan dengarkan kata hati. Itulah kenapa kita harus mengenal dan
mencintai diri kita sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah.
6. Sholat Istikharah,
Libatkan Allah untuk
Setiap Pilihan. Terakhir, jawaban dari semua kegalauan yang ada dalam diri kita
adalah menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah, karena Allah lah yang
memiliki takdir hidup kita. Lakukan sholat istikharah dan serahkanlah segala
kegundahan kita kepada Allah, lalu tawakkal untuk menunggu jawabannya.
7. Berprasangka Baik
Sesungguhnya Allah itu
sesuai dengan prasangka hambanya. Maka jika kita sudah melalui proses untuk
menuju pernikahan, maka berprasangka baiklah kepada Allah bahwa dia memang
benar jodoh kita, dan jikapun bukan, maka Allah pasti akan menunjukkan jalan
yang benar jika kita bertawakal. Insha Allah.
Kita bukanlah penentu
akhir dari segala sesuatu. Kalaupun ada kesulitan atau jodoh yang tak kunjung
datang, sedang usia sudah merangkak senja, dan upaya pun telah maksimal, buang
jauh rasa kesal.
Sudah berjodohpun dan
tiba-tiba Allah menghendaki perpisahan yang tidak kita inginkan, juga menuntut
keikhlasan kita. Terpenting, hati dan sikap kita adalah yang terbaik yang kita
punya.
Ujian bisa datang dalam
bentuk apapun, bukan ujiannya yang salah. Tapi sikap terbaik kitalah yang
menentukan.
Semangat menjemput
pangeran masing-masing, selalu berharap dan memohon doa, Allah memberikan jodoh
terbaiknya untuk kita, dan menjadi Imam dunia-akhirat.aamiin
TANYA & JAWAB
Q : Ana mau nanya, di artikel dikatakan "Perbaiki diri dan
lantunkan doa-doa dalam setiap keheningan malam", Apakah ada doa-doa
khusus mengenai jodoh/pasangan hidup?
A : Untuk doa khusus
sebenarnya tidak ada, bisa dengan bahasa sendiri, tapi di qur'an surat
al-anbiya : 21
"Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri, dan Engkaulah ahli waris yang paling baik.”
"Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri, dan Engkaulah ahli waris yang paling baik.”
Q : Apabila ada saudara,
teman yang mengenalkan seorang ikhwan, bagaimana menyikapinya? Sementara
perkenalan itu tidak menuju ke ta'aruf yang sesuai syariat?
A : Perkenalan dengan
seorang ikhwan yang tidak menuju ta'aruf, kita juga harus bisa bersikap
sewajarnya, layaknya dengan orang yang baru kita kenal.
Q : Ustadzah mau tanya,
tadi poin nomor 2 disebutkan kalau kita merasa nyaman, tidak tegang atau grogi,
bisa jadi dia memang orang yang ditakdirkan menjadi jodoh kita. Lalu kalau
perkenalannya lewat proses ta'aruf bagaimana ustadzah?? Setau saya pertemuan
atau tatap muka antara akhwat dan ikhwan yang sedang manjalankan proses ta'aruf
dibatasi, jadi kemungkinan akan timbul rasa tegang, canggug atau grogi ketika
bertemu. Mohon penjelasannya ustadzah. Jazaakillah khair.
A : Proses taaruf adalah
jalan awal, memang tidak bisa bertemu atau bertatap muka dengan bebas, perasaan
grogi, tegang memang iya... Tapi setidaknya dalam diri dan di hati yang paling
dalam ada perasaan lega, lapang, tidak galau. Kondisi ini bisa jadi tanda awal,
paling tidak hati kita bergemuruh dengan tenang, tidak was-was.
Q : Jika laki laki itu
menuntut untuk bisa membaca al qur'an, apakah itu bukan termasuk menerima apa
adanya? Mohon penjelasannya ustadzah.
A : Kalau ada di satu
pihak menginginkan bisa membaca qur'an, tentunya kita sudah memantaskan diri
kita sendiri. Harusnya pihak tsb juga sudah bisa baca qur'an, tetapi tuntutan yang
tidak berdasar juga akan membuat hati kecewa, kalau memang mantap menikahi
pihak wanita yang belum bisa baca, tentunya ada kesediaan dan keikhlasan untuk membimbing,
mengajari dan menuntun pihak wanitanya.
Q : Ustadzah..kalau
misal kita memilih mendiamkan (cuek) itu dosa ngga? soalnya kalau kita terlalu
meladeni, yaaa...perempuan kan lemah ya, gampang larut dlam perhatian2 itu, maksudnya
si menjaga diri, tapi takutnya menjadi salah arti.
A : Sikap kita
sewajarnya, bukan cuek abisss atau terlalu meladeni, sikap demikian juga
menjadi penilaian sendiri buat pihak laki-laki. Wanita harus menempatkan
diri dengan bijak dalam sikap, tutur kata dan tindakannya.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment