Kajian Online
WA Hamba الله
SWT
Selasa, 12 Januari 2016
Narasumber : Ustadzah Malik
Rekapan Grup Nanda
M110 (Ranie)
Tema : Syakhsiyah
Islamiyah
Editor : Rini Ismayanti
CARA MENGELOLA HATI
السلام
عليكم
ورحمة
الله
وبركاته...
بسم
الله
الرحمن
الرحيم
الحمد
لله
الذي
أرسل
رسوله
بالهدى
ودين
الحق
ليظهره
على
الدين
كله
ولو
كره
المشركون
أشهد
أن
لا
اله
الا
الله
وحده
لا
شريك
له
وأشهد
أن
محمدا
عبده
ورسوله.
أما
بعد
Lantunan syukur
mari kita ucapkan kepada Allah Azza wa Jalla...
Dzat yang dengan
Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat yang dengan
Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat yang dengan
Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan indahnya
ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya, yang
mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah kepada
para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat yang telah
mati, memepersatukan bangsa yang tercerai berai, membimbing manusia yang
tenggelam dalam lautan syahwat, membangun generasi yang tertidur lelap dan
menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan, kemuliaan, dan
kebahagiaan.
Amma ba'd...
Ukhti fillah
sekalian. Telah hadir ditengah kita Bunda Malik yang akan berbagi ilmu pada
kita semua. Sebelum itu alangkah indahnya jika kita awali dengann lafadz
Basmallah
Bismillahirrahmanirrahim
Kepada Bunda waktu
dan tempat kami persilahkan
Beberapa cara
mengelola hati yang di sarikan dari Ihya Ulumuddin Imam Al Ghazali dan
Tazkiyatun Nafs Said Hawwa
1.
Ikhlas
Ikhlas adalah
dasar/pondasi dalam setiap amal. Orang yang ikhlas meniatkan segala tindakannya pada Allah. Ia
tidak memiliki pamrih yang bersifat duniawi. Tak jumawa saat dipuja dan tak
surut saat dicerca. Sabar saat diuji dengan
kesulitan dan syukur saat diberikan kemudahan. Keduanya baik untuknya, percaya
bahwa Allah akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi hambaNya.
2.
Pemaaf
اَللّهُ
saja maha pemaaf, sebuah Hadits Qudsi menyebutkan;
عَنْ
أَنَسِ
بنِ
مَالِكٍ
رَضِيَ
اللَّهُ
عَنْهُ
،
قَالَ
: سَمِعْتُ
رَسُوْلَ
اللهِ
صَلَّى
اللهُ
عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ
: (( قَالَ
اللهُ
تَبَارَكَ
وَ
تَعَالَـى
: يَا
ابْنَ
آدَمَ
،
إنَّكَ
مَا
دَعَوْتَنِيْ
وَرَجَوْتَنِيْ
غَفَرْتُ
لَكَ
عَلَى
مَا
كَانَ
فِيْكَ
وَلَا
أُبَالِيْ
،
يَا
ابْنَ
آدَمَ
لَوْ
بَلَغَتْ
ذُنُوبُكَ
عَنَانَ
السَّمَاءِ
،
ثُمَّ
اسْتَغفَرْتَنِيْ
،
غَفَرْتُ
لَكَ
وَلَا
أُبَالِيْ
،
يَا
ابْنَ
آدَمَ
إِنَّكَ
لَوْ
أَتَيْتَنِيْ
بِقُرَابِ
الْأَرْضِ
خَطَايَا
،
ثُمَّ
لَقِيتَنيْ
لَا
تُشْرِكُ
بِيْ
شَيْئًا
،
لَأَتَيْتُكَ
بِقُرَابهَا
مَغْفِرَةً
)).
Dari Anas bin Mâlik
Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya
selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni
dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam !
Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan
kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam !
Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi
kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan
sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh
bumi.” [HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].
Lantas apa hak kita
merasa lebih tinggi dari اَللّهُ
dengan pelit memberikan maaf?
Rasulullah seorang yang
pemaaf, bahkan saat Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal, orang munafik yang
senantiasa mengganggu langkah dakwah Rasulullah n mengganggu keluarga
Rasulullah . Rasulullah Bertekat memintakan ampun kpada اَللّهُ
lebih dari 70x.
Lantas apa kita masih
mengkalauaim sebagai pengikut Rasulullah yang menjadi kan beliau tauladan dalam
kehidupan bila enggan memberikan maaf?
3.
Baik sangka
Sebagai sesama
muslim, saudara seiman, bila kita mendapati saudara kita melakukan sesuatu yang
ga pas, kita senantiasa mencari 70 alasan pembenar kenapa saudara kita itu
melakukan hal tsb, kalau sampe 70 alasan tetap ga nemu korelasi antara alasan
pembenar dengan perbuatan saudara kita tsb, jurus terakhir. Owh mungkin saudara
kita itu punya alasan syar'i yang aku ga tau.
4.
Jangan marah dan berkeras hati
Bila marah timbul dalam hati kita, sering kali kita bertindak tanpa pertimbangan
akal. Jika akal sudah melemah, yang tersisa adalah hawa nafsu yang menguasai
dan syetan dengan mudah melancarkan
serangannya, lalu mempermainkan kita.
Adapun keras hati
membuat kita sulit berempati dan mengerti orang lain. Membuat kita sulit
menerima masukan dan nasehat. Marah mungkin hanya sekian menit, tapi efeknya bisa
jangka panjang. So think about it before get angry.
5.
Introspeksi diri
Ada aksi maka ada
reaksi, terkadang sikap buruk orang lain kpada kita adalah reaksi dari sikap kita
kpadanya. Sering kita ga menyadari dan sibuk menyalahkan orang lain tanpa mau
melihat kemungkinan sikap keliru kita kepadanya.
TANYA JAWAB
Q : Bunda,,ana mau
tanya,, Kadang kita susah banget memaaf kan seseorang,,dan kadang marah tapi
dalam hati bun,,? Intropeksi diri,,ana setiap kali dimarahi seseorang atau diomongin
di belakang ana, ana langsung intropeksi diri,,dan nyalahin diri sendiri
bun,,trus ana harus gimana bun,,,?
A : Sayangku, la
taghdob walakal jannah janganlah kamu marah maka bagimu syurga...ketika ada yang
memperlakukammu bgitu ikhlaskan semua karena Allah perbanyak istighfar dan
dzikir kpadaNya, berlatih terus untuk bersabar dan terus berdoa kpada Allah....
Q : Apa indikasinya
kalau berkeras hati bunda?
A : Suudzon terhadap
apa berlaku, gampang marah dan susah diberi nasihat....wallahu alam
Q : Mau tanya bun gimana
caranya kita menguatkan hati ketika kita sedang dalam masalah, misal nya dalam hal pekerjaan ketika kita salah
dan disalahkan oleh atasan kadang ada perasaan kesel dan sakit hati karena dimarahi
apa lagi di depan umum dimarahinnya nah gimana mengelola perasaan seperti itu
bun? Dan 1 lagi bun bagaimana ketika kita kesel ke orang kan sukanya
marah-marah atau sukanya nyalahin orang kayanya lega banget kalau udah marah, gimana
supaya kita ga gitu.
A : Jawabanny sama dengan
pertanyaaan no 1 ya
Q : Ana mau nanya
bund.... Kadang sebenarnya kita dah ikhlas melakukan sesuatu (menurut kita sih
dah ikhlas). Tapi terkdang ada yang tiba-tiba memberi pujian,,, sehingga untuk
selanjutnya kita melakukan hal yang sama menjadi lebih semangat karena di
bayangi oleh pujian itu....ana jadi ragu nih bund, brusaha tuk tetap ikhlas, tapi
pujian itu terus menghantui.... Apakah itu masih tergolong ikhlas bund?
A : Sayangku mari
kita menikmati proses untuk memurnikan keikhlasan karena Allah bahwa apa yang
kita lalukan karena Allah....sabar dan mengikhlaakan mengembalikan semuanya
karena Allah saja.
Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan
dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari Allah semata, mohon
maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar
masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu
allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu
aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku
memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment