Kajian Online WA
Hamba الله SWT
Rabu, 17 Januari 2018
Rekap Kajian Grup Bunda G1
Narasumber : Ustdzah
Rohma Yulika
Tema : Kajian Umum
Editor : Rini Ismayanti
Dzat yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan
mengagungakan-Nya...
Dzat yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi
diadzab-Nya...
Dzat yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap
manisnya Islam dan indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam
kecintaan kepadaNya, yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan
menghimpunkan kita untukuk mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah... tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad
SAW. Yang memberi arah kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana
membangakitkan ummat yang telah mati, mempersatukan bangsa-bangsa yang
tercerai berai, membimbing manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat,
membangun generasi yang tertidur lelap dan menuntun manusia yang berada dalam
kegelapan menuju kejayaan, kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma ba'd...
Ukhti fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah
indahnya kita awali dengan lafadz Basamallah
Bismillahirrahmanirrahim...
AL ADAB QABLAL 'ILM, AL 'ILM QABLAL 'AMAL
Oleh: Rochma Yulika
Belajar Beradab sebelum mencari ilmu agar mudahnya ilmu menjadi
nilai diri kita.
Menyampaikan ilmu dan menuntut ilmu itu adalah agenda kemuliaan.
Bukankah Rasulullah saja mengatakan bahwa ketika kita berjalan
menjemput ilmu maka itu tak lain adalah perjalanan menuju Surga.
Al adab qablal 'ilm
Hampir semua Ulama sepakat bahwa “al adab qoblal ilm” adab itu
sebelum ilmu.
Adab itu akhlak sebelum ilmu artinya seorang murid belajar adab
sebelum ilmu, seorang guru harus memiliki adab sebelum menyampaikan ilmu, dan
bahkan seorang murid belajar dari gurunya adab sebelum belajar ilmunya.
Hati yang bersih serta akhlak yang terpuji akan menjadikan apa
yang kita pelajari menjadi harta yang paling berharga yang kita miliki. Jangan
sampai kita melupakan perbaikan akhlak kita sebagai seorang murid, apalagi kala
menjadi guru. Penyampaian ilmu itu butuh keteladanan kerena keteladanan
seutama-utamanya cara dalam menyampaikan. Bil hal wa bil lisan. Teladan baru
menyusul lisan.
Mengapa demikian?
Allah SWT sudah mengingatkan kita dalam firmannya dalam surat Al
Jumu’ah: 5 “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat
kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa
kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah
tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”
Bahayanya ilmu tanpa adab akan merusak. Seolah ilmu hanya untuk
permainan. Kajian ilmu jadi trend dan tanpa ruh. Sehingga semua tiada bermakna.
Al 'ilm qablal 'amal.
Mu’adz bin Jabal –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,
العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ
“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang
setelah adanya ilmu.” (Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal.
15)
Bahkan dalam ayat Al Quran dikatakan bahwa kita diminta mengilmui
terlebih dahulu.
“Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang
berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS.
Muhammad [47]: 19).
Sebuah perkataan dan perbuatan tanpa ilmu akan menjadi sia-sia.
Dikhawatirkan akan menjadi taklid buta atau sekedar ikutan tanpa pengetahuan.
Maka wajiblah berhati-hati menyampaikan ilmu tanpa mampu beramal
dan beramal tanpa ilmu. Apalagi ilmu tanpa diiringi adab serta akhlakul
karimah.
Ilmu tanpa adab ibarat tanaman tanpa tempat yang subur untuk
ditanami, dan amal tanpa ilmu ibarat buah tak tahu dari mana dipetiknya.
Wallahu a'lam bisshawwab
Bismillahirrahmannirrahim
Demi Allah wahai saudaraku...
Ketahuilah bahwa ilmu itu milik Allah dan wajib kita ihtirom
terhadapnya.
Demikian hadits tentang orang-orang yang mengabaikan ilmu dan saya
sangat takut mendapat hukuman dari Allah. Ketika ada kajian OL tapi banyak yang
tak menghargai forum apalagi ilmu yang disampaikan.
Na'udzubillahi min dzalik
Dari Usamah bin Zaid, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِى النَّارِ ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِى النَّارِ ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ ، فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ ، فَيَقُولُونَ أَىْ فُلاَنُ ، مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ
“Ada seseorang yang didatangkan pada hari kiamat lantas ia
dilemparkan dalam neraka. Usus-ususnya pun terburai di dalam neraka. Lalu dia
berputar-putar seperti keledai memutari penggilingannya. Lantas penghuni neraka
berkumpul di sekitarnya lalu mereka bertanya, “Wahai fulan, ada apa denganmu?
Bukankah kamu dahulu yang memerintahkan kami kepada yang kebaikan dan yang
melarang kami dari kemungkaran?”
Dia menjawab, “Memang betul, aku dulu memerintahkan kalian kepada
kebaikan tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya. Dan aku dulu melarang kalian
dari kemungkaran tapi aku sendiri yang mengerjakannya.” (HR. Bukhari no. 3267
dan Muslim no. 2989)
Konsekuensi ini berat. Jangan sampai kajian hanya ikut trend tanpa
ruh. Materi hanya berlalu begitu saja tanpa dicermati dengan rasa penghormatan
terhadap ilmu tersebut.
Waspadalah
Mengabaikan ilmu berarti menyiapkan neraka bagi kita. Dan saya
berlindung dari hal itu.
Dan jika mengadakan KOL pastikan semua memerhatikan dengan seksama
bukan lantaran ustadz/ah nya tapi ILMU yang disampaikan itu milik Allah. Itu
sama halnya kita mengabaikan pemiliknya.
Ampuni kami ya Rabb
Satu lagi ancaman yang perlu jadi renungan....
Syaikh Abdullah bin Shalih Al Fauzan hafizhahullahberkata,
“Dan hendaknya diingat bahwa seseorang yang tidak beramal dengan ilmunya maka
ilmunya itu kelak akan menjadi bukti yang menjatuhkannya.
Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits Abu
Barzah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda, “Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan
bergeser pada hari kiamat sampai dia akan ditanya tentang empat perkara,
diantaranya adalah tentang ilmunya, apa yang sudah diamalkannya.”
Astaghfirullah....
Saya takut azab
TANYA JAWAB
Q : Berkaitan dengan materi yang telah ustadzah sampaikan, saya
selaku member HA sangat bersyukur dapat menjadi bagian di kajian online
ini.. pun bertemu dan mengikuti kajian
bunda yang tentunya salah satu pendiri HA..
yang ingin saya tanyakan, bagaimana ustadzah dan pendiri HA bisa
memprediksikan bahwa kelak HA bisa sebesar sekarang? dan kedepan bagaimana HA
bisa bertahan didalam derasnya arus informasi yang makin tak terkendali ini
ustadzah??
A : Waduh..Jawabnya gimana ya.. Besar harapan kami dl HA sebagai
kajian OL itu akan merambh sampe offline. Tapi sebenarnya belum besar karena
apa yang sempat dicita-citakan ada beberapa yang belum optimal. Lantas saya
sendiri karena benturan amanah offline tidak bisa mengawal laju perkembangannya.
Namun alhamdulillah member kita dari sabang sampai merauke, beberapa member
sudah saling kopadaar untuk saling silaturahmi. Karena ada target lain yang
mana akan muncul lingkaran-lingkaran offline untuk menambah pasukan dakwah di
offline
Q : Assalamualaikum bunda, dulu saya sempat ngajar selama 12 tahun
di sebuah SMA, alhamdulillah ilmu yang saya dapatkan di bangku kuliah bisa saya
transfer disana, (saya lulusan SI sastra inggris) nah setelah menikah dan punya 3 jagoan saya banting
stir keluar dari keilmuan saya...pertanggung jawaban saaya nanti bagaimana ?
mohon pencerahan nya
A : Materi di atas lebih pada ilmu agama yang dipake dalam
keseharian
Q : Bagaimana dengan orang-orang yang mengaku berilmu dan paling nyunah..Tapi
mereka seperti mengenyampingkan adab. Contohnya: suka mentahzir orang lain. Mengganggap
orang lain kafir, tidak mau bergaul dengan yang bukan golongannya, menyakiti orang
lain dengan merasa paling benar dan yang lainnya ahli bidah??
A : Dahulukan yang wajib yakni berakhlak mulia. Syekh ja'far
asshodiq mengatakan kedalaman agama seseorang tidak dilihat dari seberapa
banyak beribadah puasa dll tapi pada bagaimana memperlakukan orang lain. Jika masih
begitu belum paham secara utuh
Q : ustadzah, bagaimana kita menjaga keistiqomahan setelah mendapatkan
ilmu? bukankah manusia fitrahnya lupa dan salah..
A : Setiap ilmu yang didapat harus diikat. Catatlah ilmu dalam
buku. Buka kembali untuk mengulang. Saya saja ada buku yang dibaca berulang
kali.
Ya memang begitu kaidahnya. Diusahakan karena beratnya mencari
ilmu pahala besar. Kedudukan ilmu lebih dari amal
Q : Kalo kami dapat share ilmu
dan belum bisa jalanin berarti jangan
buru-buru di share ke yang lain Begitukah bunda...
A : Butuh hati-hati. Jika mau share baca dulu cerna. Sebenarnya kita
manusia juga berproses jika ada keinginan melaksanakan dan ketika share bisa jadi
motivasi. Semoga perjalanan kita terus ada peningkatan dalam akhlak dan amal.
Q : Saya terkadang suka ga baca kalau ada kajian online. Karena
kadang suka kelewatan, ketinggalan dan riweuh sama hal-hal lain. Akhirnya cuma scroll-scrol
ajah. Ga dipahami. Dan ternyata baru tau kalo itu dosa. Apa yang hrus saya
lakukan ya ?
A : Semisal kita sedang berjalan menuju majelis ilmu. Niat
menuntut ilmu tidak? Sama juga ikut KOL niat cari ilmu apa cara teman aja? Kan
niat di awal itu punya efek dari tindakan kita. Jika kita tahu maka mulai
sekarang hargai lah ilmu jika itu sebuah majelis ilmu. Kecuali memang itu grup
haha hihi yang ga ada tanggung jawab. Kalo misal accident telat baca karena
niat di grup ini cari ilmu usahakan dibaca dicerna dan diamalkan. Tanggung jawab
kita berat. Saya kalo ada tasqif saya catat. Biasanya catatan tangan saya
paling lengkap.
Alhamdulillah, kajian kita hari
ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari Allah
semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikalauah langsung saja kita tutup
dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engakau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment