Rekap
Kajian Online Hamba Allah Grup G1
Hari/Tgl:
Senin, 16 Juli 2018
Narasumber:
Ustadzah Widya
Materi:
Tiga Obat Untuk Penyakit Hati
Editor:
Sapta
▪➖▪➖▪➖▪➖▪➖▪➖▪➖▪➖▪➖▪➖▪➖▪➖▪➖▪➖▪➖
Assalamu
alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ
لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ
اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن،
أَمَّا بَعْدُ
Akhwat
salihah yang berbahagia,
Syukur
Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang
menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan
pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan
nikmatnya ibadah dan ketaatan kepada-Nya.
Saudariku
yang saya hormati,
Seperti
yang kita sadari bersama, umumnya manusia sangat sulit untuk melakukan ibadah
kepada Allah. Umumnya manusia sangat malas untuk diajak melakukan ketaatan
kepada Sang Pencipta. Mengapa?
Kita
semua akan memiliki jawaban yang sama, karena manusia dibekali dengan hawa
nafsu. Hanya saja, manusia berbeda-beda. Ada yang hawa nafsunya lebih menguasi
dirinya, sehingga dia bergelimang dengan maksiat, namun dia tidak merasa
bersalah. Ada yang hati nuraninya lebih mendominasi, sehingga dia menjadi hamba
yang taat.
Kaum
muslimin yang dimuliakan Allah,
Jika
kita perhatikan, sejatinya iman, islam, dan ketaatan kepada Allah adalah sebuah
kenikmatan. Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa ibadah bisa dirasakan kenikmatannya,
diantaranya firman Allah ketika menceritakan salah satu kenikmatan yang Allah
berikan kepada para sahabat,
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ
رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ
اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ
الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
Ketahuilah
olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauan kalian
dalam beberapa urusan benar-benarlah kalian mendapat kesusahan, tetapi Allah
menjadikan kalian ‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di
dalam hati kalian… (QS. Al-Hujurat: 7).
Atas
petunjuk Allah ta’ala, Allah jadikan para sahabat manusia yang bisa menikmati
lezatnya iman, bahkan Allah jadikan iman itu sesuatu yang indah pada hati para
sahabat. Sehingga kecintaan mereka kepada kebaikan, mengalahkan segalanya
Kemudian
dalam hadis dari Abbas bin Abdul Mutahalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ
مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
“Akan
merasakan nikmatnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabnya, islam sebagai
agamanya, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai rasulnya.”
(HR. Muslim, Turmudzi dan yang lainnya).
Dalam
hadis di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut tiga kriteria:
1.
Orang yang mentauhidkan Allah dengan sepenuhnya, sebagai bukti dia ridha Allah
sebagai Rabnya,
2.
Kemudian dia menjadikan syariat islam sebagai aturan hidupnya, sebagai bukti
dia ridha bahwa islam sebagai agamanya
3.
Dia mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hidupnya
orang
yang memiliki 3 kriteria ini akan merasakan lezatnya.
Dalam
hadis lain, yang mungkin hadis ini sering kita dengar, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam juga bersabda,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ
وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا
سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ
أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Tiga
hal, siapa yang memilikinya maka dia akan merasakan lezatnya iman: Allah dan
Rasul-Nya lebih dia cintai dari pada selainnya, dia mencintai seseorang hanya
karena Allah, dan dia sangat benci untuk kembali kepada kekufuran, sebagaimana
dia benci untuk dilempar ke neraka.” (HR. Bukhari, Muslim dan
yang lainnya).
Semua
dalil di atas menunjukkan betapa iman, islam, dan segala turunannya, merupakan
kenikmatan dan bisa dirasakan lezatnya.
Hadhirin,
jamaah yang Saya hormati,
Yang
menjadi tanda tanya kita, mengapa banyak orang justru merasa berat atau bahkan
merasa tersiksa ketika melakukan ketaatan? Bisa jadi, bahkan termasuk kita,
seringkali masih menganggap ketaatan itu sesuatu yang sulit bagi kita. Lalu
dimanakah nikmatnya iman itu?
Jamaah
yang berbahagia,
Sejatinya
kasus semacam ini juga dialami oleh fisik manusia. Seperti yang kita pahami,
hampir semua orang yang mengalami sakit, dia akan susah makan, dan semua terasa
pahit. Selezat apapun jenis makanan yang diberikan, orang sakit akan
merasakannya sebagai sesuatu yang pahit. Soto pahit, sate pahit, bahkan sitipun
pahit rasanya. Kenapa? Karena dia sedang sakit.
Seperti
itu pula, orang yang sedang sakit hati dan mentalnya. Selezat apapun nutrisi
yang diberikan, dia akan merasakan pahit dan berusaha menolaknya. Dengan ini
kita bisa menemukan jawaban, mengapa banyak orang tidak merasakan nikmatnya
iman? Karena kebanyakan manusia, hati dan jiwanya sedang sakit.
Jamaah
yang berbahagia,
Untuk
bisa mengembalikan pada kondisi normal, tentu kita harus berusaha mengobati
penyakit itu. Karena jika sakit ini dibiarkan, selamanya kita tidak bisa
merasakan nikmatnya nutrisi dan makanan. Hati sakit yang dibiarkan, selamanya
akan sulit untuk menikmati lezatnya iman.
Lalu
bagaimana cara mengobati hati?
Imam
Ibnul Qoyim, dalam karyanya Ighatsatul Lahafan (1/16 – 17) menjelaskan bahwa
ada 3 teori pokok untuk mengobati sesuatu yang sakit. Teori ini juga digunakan
dalam ilmu medis.
Dalam
dunia medis, ketika seorang dokter hendak mengobati pasien, dia akan
memberlakukan 3 hal:
Pertama,
[حِفْظُ القُوَّة] menjaga kekuatan. Ketika mengobati pasien, dokter akan
menyarankan agar pasien banyak makan yang bergizi, banyak istirahat, tenangkan
pikiran, tidak lupa, sang dokter juga memberikan multivitamin. Semua ini
dilakukan dalam rangka menjaga kekuatan fisik pasien.
Ibnul
Qoyim menjelaskan, orang yang sakit hati, salah satu upaya yang harus dia
lakukan adalah menjaga kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan
melakukan berbagai ketaatan. Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat
dan ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan sunah, serta fisiknya dipaksa untuk
melakukan ibadah dan ketaatan. Karena ilmu dan amal, merupakan nutrisi bagi
hati manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis riwayat
Bukhari, memisalkan ilmu sebagaimana hujan dan hati manusia sebagaimana tanah.
Karena hati senantiasa butuh nutrisi berupa ilmu.
Kedua,
[الحِمَايَة عَنِ الـمُؤْذِى] melindungi pasien dari munculnya penyakit yang baru atau
sesuatu yang bisa memparah sakitnya.
Dalam
mengobati pasien, tahapan lain yang dilakukan dokter adalah menyarankan pasien
untuk menghindari berbagai pantangan sesuai jenis penyakit yang diderita
pasien.
Hal
yang sama juga berlaku untuk penyakit hati. Seperti yang dijelaskan Ibnul
Qoyim, orang yang sakit harus menghindari segala yang bisa memperparah panyakit
dalam hatinya, yaitu dengan menjauhi semua perbuatan dosa dan maksiat. Dia
hindarkan dirinya dari segala bentuk penyimpangan. Karena dosa dan maksiat
adalah sumber penyakit bagi hati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menggambarkan bagaimana bahaya dosa bagi hati manusia,
إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ
خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ
وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ
الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ» {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ}
Sesungguhnya
seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam
hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan
bertaubat, hatinya akan dibersihakn. Namun jika dia kembali maksiat, akan
ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang
diistilahkan “ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, (yang artinya),
‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu
menutupi hati mereka.’ (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan sanadnya dinilai kuat oleh
Syuaib Al-Arnauth).
Ketiga,
[اِسْتِفْرَاغُ الـمَوَاد الفَاسِدَة] menghilangkan penyakit yang ada dalam dirinya
Tahapan
terakhir, setelah dokter memastikan jenis penyakit yang diderita pasien, dokter
akan memberikan obat untuk menyerang penyakit itu. Dokter akan memberinkan
antibiotik dengan dosis yang sesuai, atau obat lainnya yang sesuai dengan
penyakit pasien.
Di
bagian akhir keterangannya untuk pembahasan ini, Ibnul Qoyim menjelaskan bahwa
cara untuk menghilangkan penyakit yang merusak hati adalah dengan banyak
bertaubat, beristighfar, memohon ampunan kepada Allah. Jika kesalahan itu harus
ditutupi dengan membayar kaffarah maka dia siap membayarnya. Jika terkait
dengan hak orang lain, diapun siap dengan meminta maaf kepadanya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ،
كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ
Orang
yang bertaubat dari satu perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan
dosa itu. (HR. Ibn Majah).
Karena
dengan taubat, berarti dia menghilangkan penyakit hati berupa dosa dalam
dirinya.
Jamaah
yang saya hormati,
Obat
yang diberika seorang dokter akan berbeda-beda sesuai dengan jenis dan tingkat
penyakit yang diderita pasien.
Dokter
akan memberikan penanganan lebih, ketika sakit yang diderita pasien cukup
parah, bahkan sampai harus rawat inap di ICU atau bahkan CCU. Dengan rentang
waktu berbeda-beda, atau bahkan pemberian obat tanpa batas waktu. Termasuk
treatment operasi dan ampuntasi.
Sama
halnya dengan mereka yang sakit hatinya. Jika penyakit yang diderita sangat
parah, karena pelanggaran yang dilakukan adalah dosa besar, syariat memberikan
treatment sampai pada taraf hukuman had, seperti cambuk, potong tangan,
pengasingan, qishas, denda, hingga rajam.
Sebagaimana
anda tidak dibenarkan untuk menuduh dokter kejam karena melakukan bedah operasi
atau amputasi. Anda juga sangat tidak dibenarkan mengatakan islam kejam karena
memberikan hukuman kematian.
Allahu
a’lam.
Semoga
Allah melindungi kita dari segala penyakit hati yang berbahaya, dan menjadikan
hati kita, hati yang sehat, yang bisa merasakan lezatnya iman, islam, dan amal
soleh.
Amiin..
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
==========
TANYA
JAWAB
T:
Afwan bunda ijin bertanya. Apakah mendengarkan musik islami bisa mengobati
penyakit hati? Sebab Ada beberapa ustadz mengatakan jika mendengarkan musik itu
Haram?
J:
benar memang musik haram . Namun ada 2 waktu yang di perbolehkan, yaitu Hari
Raya dan Hari pernikahan.
Catatan
:
Lihat
Tafsir Ibnu Katsir, hal. 556/3
Idem
Idem
Lihat
Ighatsatul Lahafan karya Ibnul Qayyim, hal. 239
HR.
Bukhari, no. 5590
HR.
Hakim 4/40, Baihaqi 4/69
Lihat
penjelasan lebih lengkapnya di at Tahrim atau Ighatsatul Lahafan
HR.
Bukhari, no. 949, dan lain-lain
HR.
At Tirmidzi, no. 1080, dihasankan oleh Syekh Al-Albani
Lihat
At-Tahrim, hal. 151
HR.
Muslim, no. 275
T: Penyakit
hati jika bukan dari kita sepertinya susah akan sembuh/bangkit/move up.
Bagaimana jika langkah pertama menyembuhkan penyakit hati dari kejadian-kejadian
masa lalu adalah memaafkan? Memaafkan orang yang menyakiti kita dan memaafkan
diri Kita sendiri? Afwan bunda atas pertanyaan saya yang fakir ilmu ini.
J:
Hal
jazaaul ihsani ilal ihsan. Tiada kebaikan melainkan kebaikan pula sebagai
balasannya. Jika orang menyakiti kita tetapi kita menyayanginya maka jelas
dimata Allah siapa yang berbuat zalim? Adakah kita menang dimata Allah jika
kita membalas kezaliman orang yang menyakiti kita? Bukan kah kita sama dalam
pandangan Allah?? yuk tafakur
T:
Ijin bertanya ustadzah. Ketika pikiran kita tiba-tiba terlintas keingetan
kejadian masa lalu yang kurang syar'i. Apakah langkah pertama kita, langsung
mengucap istighfar berkali-kali,
cukupkah itu aja atau dilanjutkan lagi disaat doa ba'da sholat wajib, kita
ucapkan kalimat tobat janji lagi? Afwan.
J:
bertaubatlah
sampai engkau merasa kalung berat di
lehermu berangsur-angsur ringan. In shaa Allah sementara kita merasa perlu
membenahi diri dan sibuk mengingat kesalahan kita, manatahu Allah sedang
tersenyum menatap hamba hamba-NYA yang selalu sibuk menyucikan dosa-dosanya, SUNGGUH
ALLAH MAHA PENGAMPUN, tetaplah semangat akhwat salihah.
Sekian
dari ana, dikarenakan waktu yang sangat sempit ini. Akhiru kalam, Wassalamu'alykum
warrahmatullahi wabarrakatuh. Barrakallahu fiikum jamiy'an.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment