- Bubur Susu
- Bubur Susu Kentang
- Bubur Sayur
- Labu Kuning
- Kacang Lentil
- Brokoli
- Blueberries
Embun Pagi
Sabtu, 6 Agustus 2016
▪ Tiga Hal Penting Persiapan Menjadi seorang Ibu (Part 3) ▪
Nurhamida (Muwajih Kajian Online Hamba Allah)
a.Apabila ia memandang istrinya, maka ia mendapatkan ketentraman. Dalam hal ini yang harus dipersiapkan oleh para calon ibu adalah mulai belajar mengelola waktu dengan baik. Mengelola waktu untuk diri sendiri (merawat wajah dan badan agar sehat dan selalu harum, tapi tidak boleh pakai parfum jika keluar rumah, maksudnya di sini, harum badannya, tidak berbau, menjaga kebersihan diri mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki), menjaga penampilan yaitu dengan berpakaian taqwa, menutup aurat sesuai syariah bukan sesuai mode, menambah wawasan dan pengetahuan sebagai persiapan menjadi ibu. Seorang ibu yang cerdas akan melahirkan anak anak yang cerdas. Ibu yang pas-pasan pengetahuannya juga akan melahirkan anak yang pas-pasan juga.
Lalu mengelola waktu untuk keluarga. Sebelum menikah, maka pengabdian seorang muslimah adalah kepada orang tuanya. Berbaktilah kepada orang tua, insyaaAllah anak yang dilahirkan akan mencontoh ayah dan ibunya dalam berbakti kepada orang tua.
Mengelola waktu untuk masyarakat yaitu memberikan pelayanan kepada orang banyak sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang kita kuasai.
b.Apabila suami meminta haknya (tubuh istrinya) maka tidak boleh ada penolakan. Untuk masalah ini harus benar-benar diingat oleh para muslimah bahwa menolak permintaan suami yang ini, apabila suami tidak ridha, maka celakalah kita. Mengapa? Karena melalui Abu Hurairah ra:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Demi Dzat yang diriku dalam kuasa-Nya! Seorang suami yang memanggil isterinya supaya tidur bersama dengannya, tetapi isteri itu enggan (tidak mau) niscaya (malaikat) yang ada di langit marah kepadanya sampai suaminya itu reda marahnya.
c.Menjaga kehormatan suami apabila suami meninggalkan rumah.
Seorang muslimah perlu mengetahui bahwa menjaga kehormatan dan harta suami adalah lebih penting dari mengikuti kesenangan berkumpul dengan teman-temannya. Saat ini muncul kebiasaan hang out bareng teman di tempat- tempat makan atau mall yang seringkali menyita waktunya seharian. Padahal ada banyak hal bermanfaat terutama sebagai bekal dirinya di akhirat kelak. Mengapa tidak membuat kebiasaan yang baik yaitu dengan mempelajari ilmu agama agar menjadi bekal dalam mendidik anak dan mengembangkan keluarga. Atau menambah amalan kebajikan yang dapat dijadikan bekal di hari perhitungan. Perlu diingat, waktu sangat cepat bergulir. Pada saat seorang muslimah menyatakan ketaatan kepada seorang suami, maka ia sudah mulai masuk dalam kehidupan yang berat tak berpenjaga kecuali ia selalu menjaga imannya.
Rumah suami adalah istana surga seorang isteri. Jangan biarkan orang lain memasuki rumah suami tanpa izinnya. Apa contoh yang paling sering dilakukan para isteri?. Misalnya berchat ria dengan teman-teman prianya di belakang suami. Bahkan ada yang dengan bangga mengatakan "suamiku ngga marah kok, aku bahkan chat di depan dia". Masyaallah, ini bukan perkara ringan. Tanggung jawab kita kepada Allah. Walau suami diam (mestinya tidak boleh diam, Rasulullah saw menyebut pria macam ini dayus), seorang isteri harus tahu bahwa Allah tidak menyukainya.
🕌🗂🕌🗂🕌🗂🕌🗂🕌🗂🕌🗂🕌🗂🕌🗂🕌🗂🕌🗂🕌🗂
Div BBnA-HA/A/168/06/VIII/2016
===================================
Diperkenankan menshare artikel ini ke semua medsos jika dirasa bermanfaat tetapi dengan tetap mencantumkan narasumber aslinya, www.hambaAllah.net
Follow us
Twitter : @kajianonline_HA
Fb : KAJIAN ON LINE-HAMBA ALLAH
Web : www.hambaAllah.net
IG : @hambaallah_official
Join kajian HA via telegram
klik Bit.ly/kajian_HA
Ayo kirim karyamu;
Akhwat
Tuwuh +6281290734391
Anna +6287788217444
Ikhwan
Ridho +6289623801053
Jaka +6285716479466
posted by
EmbunPagi
www.hambaAllah.net

Tiga Hal Penting Persiapan Menjadi seorang Ibu (Part 3)
Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Saturday, August 6, 2016
🍿Embun Pagi
Jum'at, 5 Agustus 2016
▪ Tiga Hal Penting Persiapan Menjadi seorang Ibu (Part 2) ▪
Nurhamida (Muwajih Kajian Online Hamba Allah)
Hakekatnya peran istri maupun suami dalam sebuah rumah tangga adalah sama di hadapan Allah. Bukan menggunakan konsep saling menguasai tetapi saling mendukung dan memberi kontribusi agar mahligai perkawinan dapat ditegakkan. Kedudukan suami dan istri dalam melaksanakan kewajibannya (tugas dan fungsi) mendapatkan pahala yang sama dan seimbang.
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS: An-Nisaa : 32)
Namun istri juga perlu mengetahui bahwa Allah melebihkan kedudukan suami karena hal nafkah, sebagai kewajiban yang diperintahkan Allah.
“Kaum pria adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (pria) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (pria) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka dari itu, wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka, dan jauhilah mereka di tempat tidur, dan pukullah mereka. Jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar". (QS. An-Nisaa : 34).
(lihat juga Al-Baqarah 228)
Ayat diatas berbicara tentang hukum.Tentang hak dan kewajiban dasar suami istri yang wajib diketahui dan dipahami. Namun kebanyakan pasangan dewasa ini tidak mengerti tuntunan tersebut. Saat ini yang di dengungkan adalah kesamaan kedudukan, sehingga istri dibebankan juga bekerja untuk membantu ekonomi keluarga yang pada akhirnya merusak tatanan yang sudah Allah tetapkan.
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir, memberikan pemahaman bahwa pada hakikatnya istri itu adalah penentram hati suami". (QS. Ar-Ruum : 21)
Fungsi inilah yang seharusnya dipahami pertama sekali oleh seorang istri bahwa ia adalah penentram. Suami akan mencari istrinya tatkala ia membutuhkan agar terjadi keseimbangan dalam jiwanya. Apabila seorang suami meminta haknya, maka seorang istri tidak boleh menolaknya. Apakah hak suami itu?.
Yaitu jika ia memandang istrinya maka istrinya memberikan tatapan teduh dan ridha sehingga memberi ketentraman, jika suami memintanya, maka istri melayaninya dengan baik, jika suami meninggalkan rumah untuk bekerja, maka istri menjaga rumah dan kehormatannya agar tidak rusak nama baik dan kehormatannya.
Div BBnA-HA/A/167/05/VIII/2016
===================================
Diperkenankan menshare artikel ini ke semua medsos jika dirasa bermanfaat tetapi dengan tetap mencantumkan narasumber aslinya, www.hambaAllah.net
Follow us
Twitter : @kajianonline_HA
Fb : KAJIAN ON LINE-HAMBA ALLAH
Web : www.hambaAllah.net
IG : @hambaallah_official
Join kajian HA via telegram🏻
klik Bit.ly/kajian_HA
Ayo kirim karyamu;
Akhwat
Tuwuh +6281290734391
Anna +6287788217444
Ikhwan
Ridho +6289623801053
Jaka +6285716479466
posted by
EmbunPagi
www.hambaAllah.net

Tiga Hal Penting Persiapan Menjadi seorang Ibu (Part 2)
Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Friday, August 5, 2016
Embun Pagi
Kamis, 4 Agustus 2016
▪ Tiga Hal Penting Persiapan Menjadi seorang Ibu (Part 1) ▪
Nurhamida (Muwajih Kajian Online Hamba Allah)
Suatu pagi sorang ibu muda mengeluh kepada saya. Wajahnya kusut, kerudung yang dikenakan disampir seadanya menutupi kepala, belum lagi busana yang dikenakan, tampak sekali suasana hatinya yang kacau dari penampilannya.
“Bun, aku cape, kok gini ya jadi ibu itu..” tangisnya meledak di ujung kalimat yang susah payah dirangkainya.Saya biarkan dia melepas emosinya sampai ia tenang kemudian bercerita, menumpahkan beban yang menghimpit dadanya.
“Aku ngga mengira bun, setelah anakku lahir, hubunganku dengan ayahnya Faiz jadi jauh. Ayah Faiz kayak ngga ngerti keadaanku, yang namanya punya anak kecilkan ya memang begitu. Apa-apa kan mesti disiapin. Anak umur 4 tahun bisa apa bun? Mana rewelnya minta ampun kalau udah kepengen ngga bisa dibujuk, diemnya kalo aku kasih es krim atau memang dibelikan apa yang dimau.
Masalahnya ngga itu aja, pas Faiz lagi rewel, mbok ya suami itu bantuin aku, rumah udah kayak kapal pecah karena si mbak udah beberapa hari ngga datang. Ini minta dibuatkan nasi goreng lah atau bikin teh lah. Kan dia bisa ngerjain sendiri. Semuanya aku yang kerjain bun,ngga liat apa istrinya udah kepayahan.!
Kusabarkan bunda Faiz yang sedang emosi. Saya mengerti apa yang dirasakannya dan dialami bunda Faiz juga dialami oleh ibu-ibu muda yang lain di sekeliling kita. Bersyukur jika ada tempat mencurahkan hati yang benar, jika tidak, maka curcol (biasa sebutan orang ya) itu bisa jadi malah membuat masalah menjadi makin ruwet.
Karena boleh jadi, curcol itu ngga berhenti di tempat curhat saja, melainkan kemudian beredar di seantero jagat. Mulai dari mulut ke mulut teman atau yang jahat dimasukkan ke medsos. Kejauhan ya? Tidak. Karena itu memang pernah terjadi.
Dari pengalaman Bunda Faiz dan banyak ibu-ibu muda lainnya yang memiliki masalah yang serupa, saya dapat melihat bahwa setidaknya ada 3 hal yang harus dipersiapkan oleh seorang calon ibu.
1.Memahami peran seorang istri.
2.Memahami perbedaan karakter laki-laki dan perempuan.
3.Memahami cara mendidik anak.
Div BBnA-HA/A/166/04/VIII/2016
===================================
Diperkenankan menshare artikel ini ke semua medsos jika dirasa bermanfaat tetapi dengan tetap mencantumkan narasumber aslinya, www.hambaAllah.net
Follow us
Twitter : @kajianonline_HA
fb : KAJIAN ON LINE-HAMBA ALLAH
Web : www.hambaAllah.net
IG : @hambaallah_official
Join kajian HA via telegram🏻
klik Bit.ly/kajian_HA
Ayo kirim karyamu;
Akhwat
Tuwuh +6281290734391
Anna +6287788217444
Ikhwan
Ridho +6289623801053
Jaka +6285716479466
posted by
EmbunPagi
www.hambaAllah.net

Tiga Hal Penting Persiapan Menjadi seorang Ibu (Part 1)
Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Thursday, August 4, 2016
Narasumber : Ustadz Dian Alamanda
Tema : PARENTING
Notulen : Ana Trienta

MENJADI ORANG TUA YANG DICINTAI
Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Tuesday, September 29, 2015

Kurikulum ala Luqman al hakim
Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Wednesday, September 9, 2015
- Anak-anakmu bukan pilihanmu, mereka menjadi anak-anakmu bukan karena keinginan mereka, tetapi karena takdir Allah. Lihat QS.28:68, QS.42:49-50.
- Karena apa yang Allah takdirkan untukmu, maka itulah amanah yang harus ditunaikan. Lihat QS.8:27-28.
- Orangtualah yang ingin memiliki anak dan keinginanmu adalah janjimu kepada Allah. Maka tepatilah janjimu karena akan Allah minta pertanggungjawabannya. Lihat QS.5:1, QS.17:34, QS.13:19-24.
- Allah tidak membebanimu melampaui kemampuanmu, maka bersungguh-sungguhlah. Lihat QS.2:233, QS.64:16, QS.3:102, QS.22:78.
- Allah tidak mewajibkanmu membentuk anak-anakmu mahir dalam segala hal, tetapi Allah mewajibkan membentuk anak-anak yang sholeh terbebas dari neraka. Lihat QS.66:6, QS.46:15.
- Jangan berharap kebaikan dari anak-anakmu, bila tidak mendidik mereka menjadi anak-anak yang sholeh. Lihat QS.11:46, QS.19:59.
- Jangan berharap banyak pada anak-anakmu, bila kamu tidak mendidik mereka sebagaimana mestinya. Lihat QS.17:24.
- Didiklah anak-anakmu sesuai fitrahnya. Lihat QS.30:30.
- Janganlah menginginkan anak-anakmu sebagai anak-anak yang sholeh sebelum engkau menjadi sholeh lebih dahulu. Lihat QS.61:2, QS.66:6.
- Janganlah menuntut hakmu dari anak-anakmu,sebelum engkau memberi hak anak-anakmu. Lihat QS.1:5.
- Janganlah engkau menuntut hakmu dari anak-anakmu,sampai engkau memenuhi hak2 Allah atasmu. Lihat QS.2:83, QS.4:36, QS.6:151, QS.17:23-24.
- Berbuat baiklah pada anak-anakmu,bahkan sebelum mereka diciptakan.
- Janganlah engkau berpikir tentang hasil akhir dari usahamu mendidik,tetapi bersungguh-sungguhlah dalam mendidik. Lihat QS.11:93.
- Janganlah berhenti mendidik sampai kematian memisahkanmu. Lihat QS.15:99.
Narasumber : Ustadzah Dianda Azani
Tema : Parenting
Notulen : Ana Trienta
