Hari / Tanggal : Rabu, 12 November 2014
Narasumber : Ustadzah Rochma Yulika
Materi : Parenting
Notulen : Ana Trienta
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuuh..
Alhamdullillah puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah yang telah karuniakan banyak sekali knikmatan yang tak kuasa kita menghitungnya. Shalawat dan salam kita haturkan untuk uswah wa qudwah kita Rasulullah Muhammad saw yang telah mengajarkan banyak sekali keutamaan untuk menjadi hamba-hamba yang mulia
Ijinkan kali ini saya ikut belajar bersama akhwat wa ummahat bagaimana bisa menjadikan anak-anak kita dekat dengan Allah. Berikut 20 tips dan cara mendidik anak secara Islami sejak sebelum anak lahir hingga dia lahir ke dunia. Bagi yang belum semoga bisa mengambil manfaat.
1. Berhati-hati dalam memilih istri
Tidak sepantasnya bagi seseorang untuk melangkah ke jenjang pernikahan kecuali setelah memohon petunjuk kepada Allah dengan shalat istikharah dan meminta pendapat kepada orang-orang yang sudah berpengalaman dan berpengetahuan. Istri adalah ibu bagi anak-anak. Mereka akan tumbuh dalam bingkai akhlak dan tabiatnya. Pada umumnya istri mempunyai pengaruh yang besar terhadap suami. Ada pepatah mengatakan bahwa seorang laki-laki yang sukses pasti di belakangnya ada wanita hebat yang mendampinginya.
2. Memohon kepada Allah agar dikaruniai keturunan yang shalih
Momohon karunia anak shalih merupakan rutinitas para Nabi dan Rasul serta hamba-hamba Allah yang shalih. Sudah sepantasnya kita seorang muslim untuk terus berdo’a agar dikaruniai anak yang shalih. Sebaiknya ini dilakukan jugajauh hari sebelum kita berumah tangga.
3. Memohon pertolongan Allah agar bisa mendidik anak dengan baik
Apabila Allah menolong seorang hamba dalam mendidik anak-anaknya dengan meluruskan dan melimpahkan taufik kepadanya, niscaya ia akan beruntung dan begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu, sekuat apapun usaha kita tidak akan berhasil dalam mendidik anak bila tanpa pertolongan Allah. Jadi, jangan pernah sehari pun terlewati tanpa memohon pertolongan Allah dalam mendidik anak.
4. Berdo’a untuk kebaikan anak dan tidak melaknatnya
Do’a orang tua merupakan salah satu do’a yang mustajab, maka bagi Anda yang sudah menjadi orang tua harus berhati-hati dalam mendo’akan anaknya. Seburuk apapun perangai anak, sebaiknya tetap mendo’akan kebaikan untuknya.
5. Memberi nama dan julukan yang baik kepada anak
Sudah menjadi tugas orang tua untuk menamai anaknya dengan nama yang baik, serta menjauhkan diri dari memberi nama dengan nama yang terlarang, yang menginspirasikan keburukan. Dan orang tua hendaklah memberi julukan anak dengan kata-kata yang baik yang mengandung makna positif.
6. Menanamkan keimanan dan akidah yang shahih dalam jiwa anak
Hal ini merupakan kewajiban bagi orang tua untuk bersungguh-sungguh memperhatikannya. Misalnya dengan mengajarkan dua kalimat syahadat kepada anak sejak kecil agar mereka mampu lafalkan dan menghafalnya. Kemudian orang tua juga mengembangkan kecintaan kepada Allah di dalam hatinya, sehingga anak tahu siapa Tuhannya.
7. Menjauhkan anak dari akhlak tercela
Orang tua hendaknya menanamkan agar anak-anak agar membenci sifat-sifat yang tercela seperti dusta, khianat, iri, dengki, dan lain sebagainya. Sehingga anak tumbuh dengan kebencian terhadap sifat-sifat tersebut dan menjauhinya.
8. Serius memberikan pendidikan dengan keteladanan
Orang tua yang baik hendaklah menjadi teladan bagi anak-anaknya, baik dalam hal sifat, sikap, maupun kebiasaan lainnya yang positif. Sebagai contoh orang tua menunaikan shalat di hadapan anak sehingga anak mempelajari shalat secara praktik dari orang tua. Cara mendidik anak yang paling baik adalah dengan contoh dan teladan yang baik dari orang tua serta orang-orang disekitarnya.
9. Menghindarkan diri dari sikap yang kontradiktif
Tidak sepantasnya orang tua memberi suatu perintah atau nasihat kepada anak, namun keduanya melakukan kebalikannya. Hal ini akan menyebabkan anak menjadi pembangkang dan tidak mau menuruti lagi nasihat orang tuanya.
10. Memberikan kesibukan alternatif yang sesuai untuk anak
Orang tua yang kreatif akan selalu memanfaatkan waktu luang anaknya untuk belajar, tapi belajar di sini bukan berarti seperti membaca, menulis, dan sebagainya. Namun belajar di sini adalah dengan cara yang disenangi oleh anak. Baik berupa permainan ataupun sarana-sarana yang memadukan kesenangan dan memiliki nilai manfaat baginya.
11. Membiasakan anak untuk bangun di akhir malam
Hal ini tak akan bisa terwujud tanpa contoh dari orang tua, karena biasanya seorang anak akan mau melakukan sesuatu bila orang tuanya juga bersama-sama melakukan hal tersebut. Meskipun tidak rutin setiap malam minimalnya ada satu waktu bangun bersama di akhir malam untuk melaksanakan shalat malam dan amalan lainnya, agar anak terbiasa melakukannya pada saat dia dewasa nanti. Ajak mereka mendekat kepada Rabb... ajari mereka sujud, tunduk dan patuh. Bicaralah dengan bahasa hati tunjukkan seperti apa dunia
12. Memperhatikan fase-fase usia anak
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada postingan sebelumnya, bahwa tiap-tiap fase usia memiliki perlakuan tersendiri yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh orang tua. Orang tua tidak boleh memperlakukan anak layaknya anak kecil padahal sudah dew-asa dan sebaliknya. Hal ini akan berpengaruh pada perkembangan anak. Ajak mereka bicara pahamkan sesuai dengan bahasa yang mereka pahami
13. Menjauhkan diri dari membesar-besarkan kesalahan
Orang tua hendaknya menempatkan kesalahan pada posisinya dan menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang terbebas dari kesalahan. Begitupun jika harus menghukum anak, Anda bisa membaca tentang Cara Menghukum Anak Yang Benar. Kadang kita kesulitan mengontrol emosi tapi belajar dan terus belajar itu kewajiban kita
14. Memberi kesempatan pada anak untuk memperbaiki kesalahan
Hal ini sangat penting dilakukan agar anak bisa bangkit kembali ke arah yang lebih baik dan menjadikan kesalahan sebagai jalan menuju keberhasilan.
15. Mengadakan kajian-kajian ilmu di dalam rumah
Mengadakan kajian-kajian ini dilakukan pada momen-momen tertentu. Misalnya dengan membaca bersama anak, menonton film edukatif, dan sebagainya kemudian setelah itu dilakukan pengkajian bersama-sama dengan cara berdialog membahas apa yang sudah dibaca atau ditonton. Habis maghrib dan isya adalah waktu asasi atau utama, ajaklah mereka tilawah. Waktu interaksi dengan Al Quran buat halaqah atau lingkaran atau forum tilawah ayah ibu anak semua pegang quran karena kuncinya adalah keteladanan
16. Mengadakan kuis ilmiah di antara anak-anak dan menyiapkan hadiah untuknya
Ini adalah kegiatan yang baik untuk memacu tekad anak-anak untuk mengaktifkan otak mereka, memotivasi belajar anak, melatih mereka untuk menelaah dan membahas buku-buku yang berkaitan serta mempertinggi tingkat kemampuan mereka dalam ranah kognitif. Dengan begitu anak juga belajar berkompetisi dalam hal prestasi.
17. Memperhatiikan kesehatan anak
Banyak orang yang melalaikan hal ini. Sebaiknya orang tua selalu merawat anak meskipun anak tersebut terkena penyakit, terlahir dalam kondisi yang tidak sempurna, atau yang lainnya.
18. Mengingat kebaikan anak
Berterima kasih dan mengingatkan anak akan kebaikan tersebut merupakan hal yang baik, sehingga anak tergerak untuk berbakti, berlaku baik dan melajutkan kebaikan tersebut.
19. Mengingat keutamaan pendidikan di dunia dan akhirat
Hal ini dapat membantu orang tua untuk bersabar dan tabah menanggung beban. Apabila anak menjadi shalih, mereka menjadi penyejuk mata orang tua di dunia dan menjadi sebab datangnya pahala untuknya setelah meninggal dunia.
20. Mengingat dampak kelalaian dalam hal pendidikan anak
Anak merupakan aset orang tua. Mereka tidak akan terputus hubungan dengan anak-anaknya dalam kondisi apapun. Pepatah Arab mengatakan ‘Jika orang tua mengabaikan pendidikan anak-anaknya, mereka akan menjadi duri yang menyangkut di tenggorokannya pada kehidupan dunia ini, kemudian menjadi sebab hukuman untuknya di akhirat’.
"TARBIYAH ISLAM BAGI ANAK"
~PRINSIP-PRINSIP DASAR:~
- Anak anakmu bukan pilihanmu, mereka menjadi anak-anakmu, bukan karena keinginan mereka, tetapi karena Takdir Allah. ( QS.42: .49-50).
- Karena apa yang Allah takdirkan untukmu, maka itulah amanah yang harus ditunaikan. (QS.8:27-28).
- Orangtualah yang ingin memiliki anak dan keinginanmu adalah janjimu kepada Allah. Maka tepatilah janjimu karena akan Allah minta pertangung jawabannya. (QS.5:1,17:34,13:19-24).
- Allah tidak membebanimu melampaui kemampuanmu, maka bersungguh-sungguhlah. (QS.2:284, QS.64:16, QS.3:102, QS.22:78).
- Allah tidak mewajibkanmu membentuk anak-anakmu mahir dalam segala hal, tetapi Allah mewajibkanmu membentuk anak-anak yang shalih. (QS.21:105).
- Jangan berharap kebaikan dari anak-anakmu, bila tidak mendidik mereka menjadi anak-anak yang shalih. (QS.11:46, QS. 19:58-59).
- Jangan berharap banyak pada anak-anakmu, bila kamu tidak mendidik mereka sebagaimana mestinya. (QS.17:24).
- Didiklah anak-anakmu sesuai Fitrahnya.(QS.30:30).
- Janganlah menginginkan anak-anakmu sebagai anak-anak yang shalih sebelum engkau menjadi shalih lebih dahulu.
- Janganlah menuntut hakmu dari anak-anakmu, sebelum engkau memberi hak anak-anakmu.
- Janganlah engkau menuntut hakmu dari anak-anakmu, sampai engkau memenuhi hak-hak Allah atasmu. (QS. 2:83, QS. 4:36, QS 6:151,17: 23-24).
- Berbuat baiklah pada anak-anakmu, bahkan sebelum mereka diciptakan.
- Janganlah engkau berpikir tentang hasil akhir dari usahamu mendidik, tetapi bersungguh-sungguhlah dalam mendidik tetapi bersungguh-sungguhlah dalam mendidik (khairukum man ta, alamal quran wa alamahu) dan doa juga bagian dari wujud kesungguhan dalam mendidik (QS. 2:128, 3:38). Surat ibrahim yang artinya: "Ya Tuhankuku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang mendirikan shalat. Ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. Beri ampunlahaku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab
- Janganlah berhenti mendidik sampai kematian memisahkanmu.(QS.15:99).
Penjagaan anda dan anak anda diantaranya dengan menasehati dan mengingatkan api neraka. Meluruskan adabnya dengan berbagai macam pendidikan. Diantara adanya adalah memberi nasehat, hukuman, ancaman, pukulan, menyendirikan, memberikan pemberian, hadian dan kebaikan. Sehingga pendidikan jiwa agar menjadi (jiwa) yang bersih dan mulia bukan mendidik jiwa yang tidak disuka lagi tercela. ‘Faidul Qadir, 5/257
Ibnu Al-Jauzi berkata, "Ada seorang raja yang memiliki banyak harta. Dia memiliki anak tunggal wanita, tidak ada lagi anak selainnya, karenanya dia sangat mencintainya dan sangat memanjakannya dengan berbagai mainan. Hal tersebut berlangsung sekian lama. Suatu saat ada seorang ahli ibadah yang bermalam di rumah sang raja. Maka di malam hari dia membaca Al-Quran dengan suara keras, dia membaca, "Wahai orang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari neraka, bahan bakarnya dari manusia dan batu." Sang puteri mendengar bacaannya, lalu dia berkata kepada para pembantunya, 'Hentikan dia.' Tapi para pembantunya tidak menghentikannya sehingga orang tersebut terus mengulang-ulang bacanya. Maka dia masukkan tangannya ke bajunya dan merobeknya. Lalu para pembantunya melaporkan kejadian tersebut kepada sang bapak. Maka sang bapak menemuinya seraya berkata dan memeluknya, "Apa yang engkau alami malam ini anakku sayang." Sang anak berkata, "Aku bertanya kepadamu demi Allah wahai ayah, apakah Allah Azza wa Jalla memiliki neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu?" Dia berkata, "Ya," Maka sang anak berkata, "Apa yang menghalangimu untuk memberitahu aku hal ini. Demi Allah, aku tidak akan memakan makanan lezat dan tidur di tempat yang empuk sebelum aku mengetahui dimana tempatku, di surga atau neraka." (Shofwatu Ash-Shafwah, 4/437-438)
Selayaknya anda menjauhkan mereka dari tempat-tempat keburukan dan kelalaian. Jangan biarkan mereka dididik dengan cara yang buruk, baik melalui televisi atau selainnya dan kemudian anda mengharapkan kesalehannya. Orang yang menanam duri tidak akan memanen anggur. Hendaknya pendidikan tersebut telah ditanam sejak kecil agar mudah baginya ketika dia sudah besar untuk memerintah dan melarangnya, dan mudah baginya untuk mentaati anda.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu anhuma, dia berkata, Rasulullah shallallah alaihi wa sallam bersabda, "Perintahkan anak kalian untuk melakukan shalat saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka apabila berusia sepuluh tahun, lalu pisahkan ranjang di antara mereka." (HR. Abu Daud, no. 495, dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Al-Jami, no. 5868)
"Gantungkan pecut di tempat yang dapat dilihat keluarga, karena itu merupakan pendidik bagi mereka." (HR. Thabrani, 10/248)
Hadits ini dinyatakan hasan oleh Al-Haitsami dalam Majma Zawaid (8/106) Al-Albany menyatakan dalam shahih Al-Jami, no. 4022, hadits ini hasan.
Pendidikan anak hendaknya berimbang antara anjuran dan peringatan. Yang lebih penting dari itu semua adalah memperbaiki lingkungan tempat anak tinggal dengan mewujudkan sebab-sebab hidayah bagi mereka, yaitu dengan komitmennya pendidik dan pengasuh mereka yang tak lain adalah kedua orang tua mereka. Diantara metoda sukses para pendidik dalam mendidik anaknya adalah dengan mempergunakan alat rekaman untuk mendengarkan nasehat, kaset Al-Qur’an, khutbah, pelajaran para ulama’ dimana hal banyak sekali.
Semoga bermanfaat..
Tak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri, semoga saya dan umahat semua bisa menjaga anak-anak kita dalam kebaikan.
TANYA JAWAB
Muridnya begini, Iya bunda, murid saya ini di depan saya baik banget janji mau berprilaku baik dll tapi guru-guru lain bilang lain, bahkan guru lain sudah mengetes, uang yang dia sengaja taruh di kelas, anak itu yang mngambil, tapi anak itu di depan saya baik, jadi bingung
Jawab
Perlu dicari tahu dia mengambil karena memang perilaku buruk atau maaf penyakit. biasanya kalo penyakit dia akan melakukan tidak sadar. jika memang itu perilaku buruk perlu ditangani secara khusus dan dengan pendekatan dakwah tidak cukup dengan pendekatan psikologis maksud pendekatan dakwah itu diajak utk berbuat baik bisa cerita bahwa semua ada balasannya
Pertanyaan HA 17
1. Jika ada anak yang durhaka terhadap orang tua, apakah ada orang tua yang durhaka terhadap anaknya?
Jawab
Tidak selalu begitu. Tapi memang bisa saja orang tua yang dikatakan durhaka terhadap anak, jika ga peduli akan pendidikan, akhlak dll yang berkaitan dengan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhannya.
2. Bagaimanakah anak perempuan sebaiknya diberi visi untuk masa depannya? Menjadi istri sholehah yang mengurus dan mendidik anak-anaknya di rumah? Anak menjadi pejuang wanita seperti Aisyah Amini atau Ust Yoyoh Yusroh?
Jawab
Sangat perlu, kita kenalkan sosok-sosok mujahidah dari jaman rasulullah hingga sekarang. bahkan sebagai ibu yang aktif dalam dakwah mereka perlu tau. Saya kalo pas harus ngisi seperti talkshow dll anak-anak saya ajak. Kita tanamkan nilai-nilai jihad, nilai-nilai perjuangan. Mereka perlu tau tugas orang tua seperti itu hanya untuk mencari ridla Allah.
Pertanyaan HA 18
1. Bagaimana cara menyikapi anak yang menyerahkan semua urusan dirinya ke orang tua terutama ke ibunya, dengan alasan agar ibu bisa bahagia, apapun keinginan ibu dituruti. contoh: Mau disekolahkan di pondok manapun terserah ibu. Jazakillah atas sarannya.
Jawab
Mendidik anak itu seperti bermain layang-layang perlu ditarik dan diulur. Kenapa itu supaya terbangnya tinggi. Terkadang kita butuh tegas untuk menanamkan nilai atau pembentukan karakter sejak dini, tak hanya permisif menjadi orang tua. Membahagiakan boleh tapi tetap harus kontrol
2. Assalamu'alaikum wrwb ummi, bagaimana caranya mendidik anak jarak jauh seperti yang saya alami ini? Jazakillah jawabannya.
Jawab
Komunikasi yang inten, selain itu doa yang utama karena kekuatan doa ibu sungguh dahsyat bisa pake phone, skype dll sekarang jarak jauh bisa jadi dekat.
Pertanyaan HA 19
1. Assalamu'alaikum ustadzah...saya mau bertanya misalnya orang tua itu mengajarkan anaknya ke hal yang tidak baik misalnya berbuat kesyirikan terus si anak ngikutin orang tuanya tapi sebenernya anak itu tidak tau apa-apa mengenai hal tersebut apakah yang dilakukan sama anaknya itu berdosa karena tidak tau apa-apa? Bolehkah kita melawan sama orang tua kalau yang dilakukan orang tua tersebut kurang baik? saya meminta jawabannya ustadzah.
Jawab
Ketika masih anak-anak belum baligh belum bisa membedakan haq dan bathil, tidak apa-apa tapi ketika sudah aqil baligh bisa menentukan benar salah boleh mengambil jalan sendiri. Sekiranya memang apa yang diajarkan bertentangan kita tidak punya kewajiban untuk mengikuti. Jika mampu boleh meluruskan kesalahan orang tua
2. Kedudukan anak angkat, bisakah menjadi penolong kita jika kita mendidiknya dengan baik? Bisakah doa-doanya sampai untuk kita sama seperti doa anak sholih dan tidak terputus. Syukron uztadzah.. jazakillah khoir
Jawab
Bisa bunda Erlina
3. Assalamu'alaykum ustadzah, sejak usia berapa anak sudah mulai dianjurkan diajak ke masjid untuk melakukan sholat jamaah, baik wajib maupun sunnah (misal tarawih)? Karena seperti kita ketahui bahwa kadang-kadang jika anak dibawa ke masjid itu suka merengek, tertawa bersama anak-anak kecil lainnya, bahkan sampai jalan-jalan ke saf depan sendiri bagaimana menyikapi jika hal tersebut terjadi pada anak kita? Terimakasih ustadzah
Jawab
Anak di ajak ke masjid ya sedini mungkin sifatnya anjuran. Yang sunnah muakad bagi laki-laki sudah baligh. Sikap kita beri pengertian kepada mereka jika masih rewel untuk sementara pulang awal kemudian di rumah diberi pengertian lagi. Besok tetap diajak tidak apa-apa wong anak-anak tapi tetap didekatkan dengan masjid. Alhamdulillah anak-anak saya berhasil
Pertanyaan HA 20
1. Bagaimana cara ustadzah menanamkan tauhid kepada anak? Beri contoh real. Jazakillah
Jawab
Tadabur alam, tunjukkan kuasa Allah dengan melihat karyaNya, langit, bumi dan seisinya. bisa juga dengan buku-buku yang sekarang sudah banyak diperjualbelikan.
2. Bagaimana cara kita mendidik anak yang masih dalam kandungan?
Jawab
Saya punya pengalaman khusus tentang itu. Jadi sejak awal hamil kebiasaan baik dari ibu harus dibiasakan seperti tilawah, QL, menghafal Al quran. Itu awal penanaman karakter juga. Terus sudah 3 bulan ajak bicara bahkan ketika hamil mulai besar diajak dialog bacain buku. Ya memang harus cerewet. Alhamdulillah anak-anak mudah Menghafal quran, belajar dll
3. Bagaimana sikap dan cara berlaku adil terhadap anak?
Jawab
Memang sulit terkadang karena kadang orang tua ada kecenderungan terhadap salah satu anak tapi ya seberat apa pun harus adil., dipaksa. misal beli apa ya disamakan kebaikan harus dipaksakan lama-lama jadi biasa. Adilkan kebaikan jadi itu yang saya sendiri alami
4. Assalammualaikum ustazah. Saya punya tiga anak semua laki-laki. Saya mengajarkan tentang agama sejak dini kepada semua mereka sama dalam usia dan cara. Saya haruskan mereka ke mesjid ketika mereka sudah bisa di lepas. Mereka enggan pergi kalo jalan kaki, karena si sulung sudah besar saya izinkan pakai motor dan bawa adik-adiknya asal mau ke mesjid. Saya sekolahkan di ypit. Tilawah ba'da maghrib in sya allah saya tetapkan. Tapi hasilnya terhadap anak-anak saya berbeda. Si sulung sedikit harus di tuntut terus menerus. Di ingatkan terus menerus. Si nomor dua lebih tertarik bahkan aktif dengan ingin gabung di odol dan bangun lebih subuh biar bisa ikut nenek kakek ke mesjid. Si nomor tiga masih belum kelihatan arah nya. Moodian.. Apakah saya salah dalam menerapkan Pendidikan agama secara dini kepada anak-anak ya umm? Kenapa saya mendapat hasil yg berbeda? Apakah itu wajar? Andai suatu saat nanti setelah mereka dewasa apakah orang tua masih bertanggung jawab penuh terhadap ibadah dan keimanan nya?
Jawab
Saya juga ngalami hal yang sama sudah pada gede-gede. 1-2 beda, yang 1 juara satu terus. Ikut odoj hafalan cuma di rumah sudah 9 juz kelas 2 SMP. Yang 2 hafalan tapi jalan 3 juz kelas 6. Kalo yang no 1 belajar tanpa disuruh yang kedua istimewa harus diingetin terus. Masalah ketertiban juga. Nah teman-teman godain saya kalo semua sama seperti no 1 ienak uminya. Setiap hidup pasti ketemu ujian dan disinilah letak ujiannya justru kita bisa belajar bahwa bahan sama hasil bisa beda. Bahan singkong bisa jadi gethuk, keripik, bisa juga singkong keju dll. Semoga saat seperti itu kita bisa belajar. Nah tinggal bagaimana kita bisa menjadikan hasil itu menjadi produk yang berkualitas. Ya sebagai orang tua tinggal memotivasi dan mengarahkan
Pertanyaan HA 21
1. Assalam. Wr Wb ustazah. Adakah doa terbaik yang disunnahkan untuk anak-anak kita? Jazakillah kk sblmnya...
Jawab
Ini ada yang bisa kita contoh agar anak keturunan kita kelak hidup dalam kemulyaan dunia akhirat In sya Allah, sebuah do'a yang tak pernah luput dipanjatkan oleh ibunya, Beliau selalu memanjatkan do'a kepada Allah Swt, yaitu :
(1) Allahummaj'al aulaadana kulluhum shaalihan wa thaa'atan.. artinya : ya اَللّهُ jadikanlah anak-anakku orang yang sholeh dan ta'at ber 'ibadah.
(2) wa ummuruhum thowiilan = panjangkanlah umurnya.
(3) war zuqhum waasi'an = luaskan /lapangkan rezkinya.
(4) wa 'uquuluhum zakiyyan = cerdaskan akalnya.
(5) wa quluubuhum nuuran = dan terangilah kalbunya.
(6) wa 'uluumuhum katsiiran naafi'an = karuniakan/berikanlah 'ilmu yang banyak dan bermanfa'at.
(7) wa jasaaduhum shihhatan wa 'aafiyatan = sehatkanlah jasmaninya.
(8) Birahmatika yaa arhamar raahimiin = dengan rahmat Mu yg pengasih lagi penyayang. Akan lebih baik dibaca ibu setiap habis shalat...
2. Ustadzah, bagaimana mendidik anak agar menjadi anak yang patuh serta suka berbagi?Padahal sering dicontohkan berbagi.
Jawab
Dalam mendidik anak sudah bagus dengan contoh atau keteladanan juga nasihat yang terus menerus. Jika masih sulit usaha terakhir dengan doa. Allah yang menciptakan manusia kembalikan kepada yang Maha Pencipta in sya Allah yakin akan bisa berubah menjadi baik
3. Bagaimana kalau sang ayah tidak terlalu memperhatikan anak dalam hal belajar, mengaji, kadang sebagai ibu sudah berkali-kali mengingatkan agar kita berdua kompak, tapi hanya saat di ingatkan saja dia care, besok dah cuek lagi,
Jawab
Kekompakan dalam hal amal ibadah dll harus ada. Ya jika type seperti itu tetep semangat ingetin terus hingga kebaikan jadi kebiasaan
Pertanyaan HA 22
1. Bagaimana menghadapi anak (didik) yang bantah. Misalkan, "mas minta tolong duduk yang rapi." Tapi dia malah menyelonjorkankan kakinya. Kalau diminta untuk apa dia malah melakukan kebalikannya
Jawab
heheh.. ya itu biasa bu, namanya anak lagi caper ya tetap dirapikan dan dikasih contoh. Jika ga mau gpp biarkan dulu selama tidak mngganggu dan membahayakan diri dan orang lain tapi untuk selanjutnya tetap diingatkan. Untuk anak menanamkan karakter perlu berulang kali untuk menyampaikan.
2. Bunda izin bertanya, saya termasuk orang yang gampang percaya orang lain, terutama dengan polosnya anak kecil, bagaimana cara mengetahui apakah anak sedang berbohong atau jujur? Dan bagaimana cara agar anak berlaku jujur sehingga ia tidak mau berbohong lagi? Syukron
Jawab
Kita mengajarkan karakter kejujuran bisa dengan cerita yang bisa jadi teladan. Terutama kisah-kisah orang yang suka berbohong dan akibat berbohong di kemudian hari terutama di akhirat.
Pertanyaan HA 23
1. Assalamualaikum.. tanya bu Rochma, bagaimana jika ada seorang berbuat dosa kepada ibunya yang sangat menyakiti hati ibunya hingga 'bersumpah' tidak akan memaafkannya. Apakah ibunya berdosa karena telah 'bersumpah' seperti itu? Bagaimana menyadarkan agar anaknya tak lelah minta maaf sekalipun ibunya belum memaafkan dan apakah anaknya tetap berdosa ketika pintu maaf sang bunda belum terbuka?
Nb. Jadi ingat kisah alqamah..
Jawab
Jika kita berdosa pada Allah kita meminta maaf Allah akan memaafkan tapi harus meminta maaf padanya jika tidak dimaafkan ya seperti al qamah. Tapi kita berserah pada Allah dan memohon pertolonganNya
2. Asslmlkum bunda mau tanya, bagaimana apabila seorang anak yang tidak terlalu mndapatkan pndidikan agama sewaktu kecilnya, lalu mndapatkan agama ketika dewasa bukan dari orang tua melainkan melalui lingkungan teman-temannya. Lalu ketika dewasa sang orang tua tidak terbuka untuk menerima masukan-masukan mengenai agama dari anaknya, lalu masih jarang mendirikan shalat misalnya. Bagaimana nanti pertanggung jawaban orgtuanya bunda? Apakah masih bisa sang anak menolong dengan doa-doanya ketika orang tua sudah tidak ada? Syukron jawabannya bunda
Jawab
Tugas anak untuk mengingatkan sudah gugur, yakni mengingatkan orang tua untuk sholat dan Beribadah kepada Allah. Pertangung jawaban orang tua kepada Allah tetap yakni harus mendidik anak akan dipertanyakan. Untuk doa untuk orang tua selama orang tua masih beragama islam, meski tingkat beragamanya yang rendah doa masih diterima apalagi jika anaknya shalih tak hanya bisa berdoa tapi menyeru agama Allah
Pertanyaan HA 25
1. Saya mau tanya, bagaimana caranya mengatasi rasa kekhawatiran yang berlebihan terhadap anak, dalam segala hal mungkin karena faktor ibu bekerja ya selalu meninggalkan anak dirumah..
Jawab
Khawatir itu wajar. tapi coba belajar yakin. Dulu saya juga gitu kemudian saya pasrahkan sama Allah semoga Allah menjaga anak-anak saya bahkan jika pergi karena dakwah doanya makin kenceng jika yang dititipi anak untuk menjaga sudah dipercaya tinggal kita minta Allah bantu kita
2. Bagaimana mengajarkan anak agar memiliki rasa tanggung jawab sedikit demi sedikit um, soalnya anakku cuci piring bekas sendiri saja tidak mau, pakai hijab semaunya, belum ada rasa malu kalau keluar tidak pakai hijab. Mohon solusinya
Jawab
Namanya anak itu masih butuh bimbingan. Jangankan anak, kita saja butuh selalu diingatkan dan untuk anak butuh berpuluh-puluh kali dan jangan bosan. Anak saya yang no 2 sudah belasan tahun beda sama yang besar yang besar sejak kelas 2 sudah pake kerudung terus. Nah yang kedua beda harus diingatkan hingga alhamdulillah sekarang sudah bisa berubah
Pertanyaan HA 26
1. Ustadzah rohma, anak ku 8th perempuan. Sifatnya sensitif dan perasaan. Kalau di ajarkan dan dikasih masukan selalu menanggapinya dengan ngambek. Bagaimana cara yang terbaik untuk mendidik nya ya ustz? 7,5th tepatnya شُكْرًا ..جَزَاكُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ الْجَزَا
Jawab
Jika ada anak yang sensitif cara menasihati tidak langsung tapi butuh dialog yang agak lama itu pun dengan kisah atau contoh yang nampak di sekitar kita. Gunakan bahasa yang pas juga moment, tidak seketika
2. Bagaimana menanamkan pada anak usia 7 tahun agar menjadikan sholat bukan sebuah beban tapi sebuah kebutuhan atau sesuatu yang menyenangkan?
Jawab
Diajak ke masjid, diajak jamaah. biar terkesan bukan perintah.
Pertanyaan HA 27
1. Menjadi teladan bagi anak cukupkah hanya dari ibunya saja ? Bagaimana jika ayah kurang memberikan teladan ?
Jawab
Saya balik bertanya dulu, dimana ayahnya, kesibukannya. (tidak perlu dijawab). Jika ada coba dulu komunikasi karena keteladanan tak cukup dari ibu juga ayah. Tapi jika memang tidak ada atau meininggal bisa dari paman atau kakek. Ada kekhawatiran di kemudian hari berdampak pada perkembangan psikologis.
2. Ustadzah, bagaimanakah menyeimbangkan pendidikan dunia dan akhirat untuk anak?
Jawab
Seorang muslim, siapapun dia, adalah orang yang mengajak kepada jalan Allah Ta'ala, maka jadikanlah orang yang pertama mendapatkan dakwahnya adalah anak-anak dan keluarganya, kemudian orang-orang berikutnya. Allah Ta'ala, saat menugaskan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk berdakwah, Dia berfirman kepadanya, "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat," (QS. Asy-Syuara: 214), karena mereka adalah orang yang paling berhak mendapatkan kebaikan dan kasih sayangnya. Dalam Islam tidak ada perbedaan aktivitas dunia akhirat jika semua berorientasi kepada ridla Allah niscaya bernilai jadi bekal akhirat. Tetapi pastinya dalam kehidupan kita kenal dengan istilah ibadah. Seperti tilawah sholat dll juga sekolah, belajar dll. Untuk ibadah-ibadah tertentu ya kita utamakan. Baru yang lain. Dahulukan akhiratmu maka dunia kan mengikutimu
Pertanyaan HA 28
1. Assalamu،alaikum wrwb, ustadzah mau tanya ni, da teman saya yang setiap kali anaknya (usia kurang lebih 1,5 tahun) agak aktif dkit, (megang minuman atau makanan terus makanan atau minuman itu di buang) langsung ibunya bilang, si fulan ni nakal, bandel dsb. Apakah itu termasuk juga doa orang tua terhada anaknya? jazakillah.
Jawab
Hindari kata negatif karena omongan bagian dari doa. Berhati-hati jika terlanjur banyak beristighfar dan minta maaf pada anak
2. Ustadzah saya mau bertanya, bagaimana jika kita sebagai orang tua ingin mencontohkan anak-anak untuk mempunyai sikap dan akhlaq yang baik tapi dikarenakan serumah dengan keluarga besar, anak sering kali mencontoh kelakuan anggota keluarga yang lain di dalam rumah yang kurang baik. Bagaimana sebagai orang tua mengatasinya?
Jawab
Tidak bisa serta merta melarang, menegur, atau menyalahkan ketika meniru perilaku anggota keluarga lain, khawatir tersinggung butuh moment-moment khusus misal family time, jalan-jalan yang hanya keluarga inti kita coba ajak bicara anak-anak. Kadang dalam diamnya mereka memahami maksud kita. Terus dan terus tidak bisa sekali jadi terus di waktu lain beri contoh nyata tentang perilaku baik atau tidak baik.
Baiklah bunda kajian hari ini kita cukupkan sekian. Dan kita tutup dengan membaca istighfar 3x dan hamdallah. Serta dengan
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT




0 komentar:
Post a Comment