Home » , , , , , » KELUARGA SAMARA "MERAJUT CINTA MERAIH SYURGA"

KELUARGA SAMARA "MERAJUT CINTA MERAIH SYURGA"

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Wednesday, November 12, 2014

Kajian Online WA Hamba  اللَّهِ  SWT 
(HA UMMI 1-16)

Hari / Tanggal : Rabu, 12 November 2014
Narasumber : Ustadz Suhendi Al Khathab
Materi : Keluarga Samara
Notulen : Ana Trienta

Assalaamualaikum wrwb..

 بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وآله وسلم.
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾.﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾.﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا﴾.أما بعد:فإن خير الحديث كلام الله، وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وعلى آله وسلم، وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار.

Ummahatul-Muslimah A'azzaniAallahu waiyyakum Ajma'iin. Jika kita membahas teman ini, biasa diantara tidak lepas dari pembahasan, awal taaruf, resepsi yang merupakan,  proses dari sebuah pernikahan. (Jadi mengenang masa-masa muda dulu, masa indah, juga bisa jadi ada masa sedihnya, bersama AA, Mas atau Abang atau Abi tercinta)  Sudah kita masuk bahasan dulu ya..

Pernikahan bisa dilihat dari dua sisi. Sisi pertama, bagi seseorang  pernikahan laksana perjalanan jauh yang melintasi jalan terjal, berbatu, panas terik, pendakian yang berat, melintasi gunung, menuruni lembah, menjejak kerikil dan batu tajam, bertapak dalam lumpur, bertelanjang kaki tanpa istirahat. Namun kesemuanya itu untuk satu tujuan.(Tergantung niat awal masing-masing, semoga semua karena Allah)

Sedangkan sisi keduanya, pernikahan ibarat sebuah taman luas, dihiasi pepohonan rindang dengan daun dan bunga beraneka ragam baik rupa dan warnanya, berhamparkan rerumputan hijau, mengalir sungai kecil dengan air yang suaranya bergemericik lembut, diselimuti wewangian harum semerbak mempesona, diperindah pula dengan suasana dan hawa yang menyejukkan

Lantas, yang mana yang menjadi persepsi kita? Yang pertama ataukah yang kedua. 
Saya memandang kedua hal tersebut bisa merupakan sebuah kombinasi. Dalam perjalanan panjang pernikahan, bisa dipersepsikan yang pertama. Namun hari-hari, detik-detik dan waktu yang berlalu hendaklah menjadi persepsi kita yang kedua. Dengan demikian kita bisa dengan mudah menjalaninya. Tetapi pertanyaannya apakah bisa? Wallahu a’lam. Nanti kita masuk pembahsannya. Sehingga pernikahan ini menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrahnah..

Ummahatu fillaah, apakah yang di maksud dengan keluarga yang sakinah, mawadah dan warrahmah, kita masuk pembahsannya yaa.. Simak dulu, 


Apa arti keluarga sakinah itu?
Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, merasa dilindungi, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Namun, penggunaan nama sakinah itu diambil dari al Qur’an surat 30:21, litaskunu ilaiha, yang artinya bahwa Allah SWT telah menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap yang lain. Jadi keluarga sakinah itu adalah keluarga yang semua anggota keluarganya merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan, bahagia, keberkahan, terhormat, dihargai, dipercaya dan dirahmati oleh Allah SWT.

Apa arti mawaddah wa rahmah?
Di dalam keluarga sakinah itu pasti akan muncul mawaddah dan rahmah (Q/30:21). Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu kasih sayang pada lawan jenisnya (bisa dikatakan mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh kekuatan nafsu seseorang pada lawan jenisnya). Karena itu, Setiap mahluk Allah kiranya diberikan sifat ini, mulai dari hewan sampai manusia. Mawaddah cinta yang lebih condong pada material seperti cinta karena kecantikan, ketampanan, bodi yang menggoda, cinta pada harta benda, dan lain sebagainya. Mawaddah itu sinonimnya adalah mahabbah yang artinya cinta dan kasih sayang.
Wa artinya "dan", sedangkan Rahmah (dari Allah SWT) yang berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat, belas kasih, rejeki. (lihat : Kamus Arab, kitab ta’riifat, Hisnul Muslim (Perisai Muslim) Jadi, Rahmah adalah jenis cinta kasih sayang yang lembut, siap berkorban untuk menafkahi dan melayani dan siap melindungi kepada yang dicintai. Rahmah lebih condong pada sifat qolbiyah atau suasana batin yang terimplementasikan pada wujud kasih sayang, seperti cinta tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu, menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar dari cahaya iman. Sifat rahmah ini akan muncul manakala niatan pertama saat melangsungkan pernikahan adalah karena mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasulullah serta bertujuan hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT

Ummahatul Muslimah Rahimakumullah.. 
Setelah kita mengetahui defenisi dari keluarga yang di katakan SAMARA tersebut sekarang dapatkan keluarga kita di katakan sebagai keluarga SaMaRa? Apakah ciri-ciri dan bagaimanakah keluarga kita bisa di katakan keluarga SaMaRa?  Apa ciri-ciri keluarga sakinah mawaddah wa rahmah itu?

Ciri-ciri keluarga sakinah mawaddah wa rahmah itu antara lain:
1. Memiliki istri atau pasangan yang sholih dan baik akhlaqnya. Dalam hadis Nabi juga disebutkan bahwa: “beberapa hal yang  akan menjadi faktor yang mendatangkan kebahagiaan keluarga (arba`un min sa`adat al mar’i), yakni (a) suami / isteri yang setia (saleh/salehah), (b) anak-anak yang berbakti, (c) lingkungan sosial yang sehat, dan (d) dekat rizkinya.”
2. Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling membutuhkan, seperti pakaian dan yang memakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna, Q/2:187). Fungsi pakaian ada tiga, yaitu (a) menutup aurat, (b) melindungi diri dari panas dingin, dan (c) perhiasan. Suami terhadap isteri dan sebaliknya harus menfungsikan diri dalam tiga hal tersebut. Jika isteri mempunyai suatu kekurangan, suami tidak menceriterakan kepada orang lain, begitu juga sebaliknya. Jika isteri sakit, suami segera mencari obat atau membawa ke dokter, begitu juga sebaliknya. Isteri harus selalu tampil membanggakan suami, suami juga harus tampil membanggakan isteri, jangan terbalik jika saat keluar rumah istri atau suami tampil menarik agar dilihat orang banyak. Sedangkan giliran ada dirumah suami atau istri berpakaian seadanya, tidak menarik, awut-awutan, sehingga pasangannya tidak menaruh simpati sedikitpun padanya. Suami istri saling menjaga penampilan pada masing-masing pasangannya.
3. Suami isteri dalam bergaul memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut (ma`ruf), tidak asal benar dan hak, Wa`a syiruhunna bil ma`ruf (Q/4:19). Besarnya mahar, nafkah, cara bergaul dan sebagainya harus memperhatikan nilai-nilai ma`ruf. Hal ini terutama harus diperhatikan oleh suami isteri yang berasal dari kultur yang menyolok perbedaannya.
4. Suami istri secara tulus menjalankan masing-masing kewajibannya dengan didasari keyakinan bahwa menjalankan kewajiban itu merupakan perintah Allah SWT yang dalam menjalankannya harus tulus ikhlas. Suami menjaga hak istri dan istri menjaga hak-hak suami. Dari sini muncul saling menghargai, mempercayai, setia dan keduanya terjalin kerjasama untuk mencapai kebaikan didunia ini sebanyak-banyaknya melalui ikatan rumah tangga. Suami menunaikan kewajibannya sebagai suami karena mengharap ridha Allah. Dengan menjalankan kewajiban inilah suami berharap agar amalnya menjadi berpahala disisi Allah SWT. Sedangkan istri, menunaikan kewajiban sebagai istri seperti melayani suami, mendidik anak-anak, dan lain sebagainya juga berniat semata-mata karena Allah SWT. Kewajiban yang dilakukannya itu diyakini sebagai perinta Allah, tidak memandang karena cintanya kepada suami semata, tetapi di balik itu dia niat agar mendapatkan pahala di sisi Allah melalui pengorbanan dia dengan menjalankan kewajibannya sebagai istri.
5. Semua anggota keluarganya seperti anak-anaknya, istri dan suaminya beriman dan bertaqwa kepada Allah dan rasul-Nya (shaleh-shalehah). Artinya hukum-hukum Allah dan agama Allah terimplementasi dalam pergaulan rumah tangganya.
6. Rizkinya selalu bersih dari yang diharamkan Allah SWT. Penghasilan suami sebagai tonggak berdirinya keluarga itu selalu menjaga rizki yang halal. Suami menjaga agar anak dan istrinya tidak berpakaian, makan, bertempat tinggal, memakai kendaraan, dan semua pemenuhan kebutuhan dari harta haram. Dia berjuang untuk mendapatkan rizki halal saja.
7. Anggota keluarga selalu ridha terhadap anugrah Allah SWT yang diberikan kepada mereka. Jika diberi lebih mereka bersyukur dan berbagi dengan fakir miskin. Jika kekurangan mereka sabar dan terus berikhtiar. Mereka keluarga yang selalu berusaha untuk memperbaiki semua aspek kehidupan mereka dengan wajib menuntut ilmu-ilmu agama Allah SWT.

Bagaimana mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah itu?
Untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah perlu melalui proses yang panjang dan pengorbanan yang besar, di antaranya:
1. Pilih pasangan yang shaleh atau shalehah yang taat menjalankan perintah Allah dan sunnah Rasulullah SWT.
2. Pilihlah pasangan dengan mengutamakan keimanan dan ketaqwaannya dari pada kecantikannya, kekayaannya, kedudukannya.
3. Pilihlah pasangan keturunan keluarga yang terjaga kehormatan dan nasabnya.
4. Niatkan saat menikah untuk beribadah kepada Allah SWT dan untuk menghidari hubungan yang dilarang Allah SWT
5. Suami berusaha menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami dengan dorongan iman, cinta, dan ibadah. Seperti memberi nafkah, memberi keamanan, memberikan didikan islami pada anak istrinya, memberikan sandang pangan, papan yang halal, menjadi pemimpin keluarga yang mampu mengajak anggota keluaganya menuju ridha Allah dan surga -Nya serta dapat menyelamatkan anggota keluarganya dario siksa api neraka.
6. Istri berusaha menjalankan kewajibann ya sebagai istri dengan dorongan ibadah dan berharap ridha Allah semata. Seperti melayani suami, mendidik putra-putrinya tentang agama islam dan ilmu pengetahuan, mendidik mereka dengan akhlak yang mulia, menjaga kehormatan keluarga, memelihara harta suaminya, dan membahagiakan suaminya.
7. Suami istri saling mengenali kekurangan dan kelebihan pasangannya, saling menghargai, merasa saling membutuhkan dan melengkapi, menghormati, mencintai, saling mempercayai kesetiaan masing-masing, saling keterbukaan dengan merajut komunikasi yang intens.
8. Berkomitmen menempuh perjalanan rumah tangga untuk selalu bersama dalam mengarungi badai dan gelombang kehidupan.
9. Suami mengajak anak dan istrinya untuk shalat berjamaah atau ibadah bersama-sama, seperti suami mengajak anak istrinya bersedekah pada fakir miskin, dengan tujuan suami mendidik anaknya agar gemar bersedekah, mendidik istrinya agar lebih banyak bersukur kepada Allah SWT, berzikir bersama-sama, mengajak anak istri membaca al-qur’an, berziarah qubur, menuntut ilmu bersama, bertamasya untuk melihat keagungan ciptaan Allah SWT. Dan lain-lain.
10. Suami istri selalu memohon kepada Allah agar diberikan keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah.
11. Suami secara berkala mengajak istri dan anaknya melakukan instropeksi diri untuk melakukan perbaikan dimasa yang akan datang. Misalkan, suami istri, dan anak-anaknya saling meminta maaf pada anggota keluarga itu pada setiap hari kamis malam jum’at. Tujuannya hubungan masing-masing keluarga menjadi harmonis, terbuka, plong, tanpa beban kesalahan pada pasangannnya, dan untuk menjaga kesetiaan masing-masing anggota keluarga.

12. Saat menghadapi musibah dan kesusahan, selalu mengadakan musyawarah keluarga. Dan ketika terjadi perselisihan, maka anggota keluarga cepat-cepat memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan nafsu amarahnya.

Ummahatul Muslimah itulah seputar defenisi, ciri-ciri keluarga sakinah dan bagaimana agar  kita semua, para istri para suami mampu menjadikan keluarga ini menjadi keluarga yang penuh cinta ilahi, penuh kasih sayang dan ketengan.

UmmAhu fillaah, ketahuilah semua yang Allah titipkan pada kita adalah amanah, urgensi pembentukan keluarga SaMaRa bukan sekedar maksud agar kita menggapai kebahagiaan dunia saja, tapi agar bagaimana sang istri dan suami sama-sama menjadikan keluarga SaMaRa sehigga menggapai keridhoan Allah azzawajalla. Mampu mempertanggung jawabkan pernikahan yang kita telah laksanakan kepada Allah, karena semua dalam pernikahan adalah amanah, menjaga harta suami, mendidik anak, dan berbuat baik di dalamnya. Dan setiap amanah akan di mintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT. Rasullah saw bersabda :

 حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالأَمِيرُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِىَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالَعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya Rosulullah SAW bersabda : “Ketahuilah…Setiap dari kalian adalah pemimpin yang akan di mintai pertanggung jawabannya, seorang imam adalah pemimpin bagi masyarakatnya dan akan di mintai pertanggung jawabanya tentang kepimpinannya, seorang suami adalah pemimpin bagi keluarga dan ia bertanggung jawab terhadap keluarganya, seorang istri adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya dan ia bertanggung jawab terhadap mereka, seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta tuannya dan ia bertanggung jawab terhadapnya, setiap kalian adalah pemimpin dan tiap kalian mempunyai tanggung jawab terhadap yang di pimpinnya”. (HR. Abu Daud : 2930)

Hadits ini sangat populer dan boleh jadi sudah banyak dari kita yang menghafalnya, hadits diatas mengingatkan kepada kita semua — bahwa Allah akan memintakan pertanggungjawaban dari semua amanah yang telah Dia embankan kepada hambaNya (kepada kita semua). Tidak ada yang dibiarkan olehNya kecuali setiap kita  akan ‘diberondong’ dengan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan saat itu tak ada satu makhlukpun yang bisa untuk berdusta.

Untuk itu penting sekali kita berusaha mewujudkan keluarga kita menjadi keluarga Rabbani, pencetak generasi yang ini tidak mungkin bisa kecuali dari keluarga yang di dalamnya ada ketenangan, cinta dan kasih sayang.

فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ  عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu”. ( QS. Al-Hijr : 92-93).

Ummahatulmuslimah.. Berdoalah, evaluasilah keluarga kita saat ini  
Wahai ummahatul muslimah, sudahkah para wanita secara total taat pada suaminya, mejaga amanahnya dengan ikhlas, baik di hadapannya atau di belakangnya? Sudahkah para wanita memaksimalkan fungsinya sebagai "raabitul bait" para ibu-ibu terbaik pencetak generasi "khoiru ummah" , ummahatul muslimah. 

Baik buruknya bangsa berasal dari baik buruknya masyarakat & baik buruknya masyarakat akan sangat tergantung dari baik buruknya keluarga yang ada karena keluarga adalah pilar utama dalam pembentukan generasi...  Wallaahu'laamu bishowaab...
Silahkan Manggaaa/tafadholii... Jika ada pertanyaan para Ummu yang sholihah..

TANYA JAWAB

Pertanyaan HA 01
1. Bagaimana jika suami bertugas sebagai pelaut & jarang ada bersama istri & anaknya, tapi untuk urusan keagamaan, suami mengijinkan istri & anaknya untuk mengikuti kajian keagamaan. Apakah hal seperti itu sudah bisa di katakan suami sudah menjalankan tugas & kewajibannya sebagai suami yang baik menurut ajaran islam?
Jawab
Jika dalam kondisi ini, memang agak sulit suami secara penuh memebimbing keluarga, suami bunda luar biasa bekerja jauh meninggalkan keluarga, bekerja keras menafkahi keluarga, pasti batinnya pun menagis hanya taqdir saja mungkin yang demikian, jika begini tugas pembinaan sepenuhnya ada pada bunda, yakni menjaga amanah suami, anak-anak, harta dan kehormatanyya. Jika selama ini suami tetap mengarahkan, info via telepon, dan mendidik jarak jauh, in sya Allah suami sudah termasuk bertanggung jawab membina keluarga. Waalaualam.

2. Tentang proses no.3 tentang nasab. Ustadz, bagaimana jika pasangan nasabnya bukan dari keluarga Muslim, bagaimana pengaruhnya pada anak keturunannya?
Jawab
Jika sudah demikian, namanye takdir.. bundaaaa yang sholihah, yang masih ada kesempatan bund. Adakan saja kajian keluarga, buat anak in-syaa Allah ga ada pengaruhnya, kalau anak-anak tergantung cara bunda bersama suami mendidiknya, mohon juga bantuan Allah. Bisa masukkan ke sekolah islam, panggil ustadz ke rumah dll.. Yang jesal nasab itu pilihan bukan kewajiban. Adapun kasus bunda. Lanjutkan masih ada harapan. Allahuakabar.

Pertanyaan HA 02
1. Saya punya sahabat mengeluhkan kepada saya, dia rajin mengaji ke mesjid-mesjid dekat rumahnya, rajin tilawahnya, dan suaminya mendukung, bahkan acara reuni atau kegiatan apa saja suaminya tak pernah melarang, hanya saja ada yang mengganjal di hatinya, sholat suaminya tidak lengkap, paling yang dikerjakan zhuhur dan maghrib itupun sering karena di ingatkan, kadang kalau di ingatkan untuk sholat suka tersinggung dan marah, apakah inipun berdampak ke anak-anaknya jika di ajak sholat agak susah, bahkan sampai marah dulu baru di kerjakan, bagaimana sebaiknya bersikap kepada suami agar dia ingat akan kewajibannya, oiya suaminya memang minim soal agama, baca quran juga belom bisa, sering ditawari panggil ustadz ke rumah (kalau ke mesjid malu) tapi tetap ga mau, istrinya menawarkan untuk mengajarkan juga ga mau, maaf pa Ustadz panjang ya ceritanya
Jawab
Ya panjang nieh soalnya, bagi kita sulit memang bunda, tapi bagi Allah semua mudah, saran saya biasakan shodaqoh dan berdoalah setelahnya untuk mohon hidayah buat suami dan anak-anak (keluarga). Tetap tanamkan tauladan dan sikap santun terhadap suami ingatkan baik-baik, dakwahi jangan putus asaaa.. Pasti bisa اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ.

2. Ustadz, kalau suami sudah gak cari nafkah semua istri, masalah urusan RT dan suami hanya cari buat sendiri aja dan kelakuan sudah gak baik, tanpa mikir anak-anak yang masih sekolah apa yang harus dilakukan? mohon pencerahannya. makasih salam
Jawab
Jika terjadi demikian berarti suami telah lalai bunda perlu ingatkan ia akan tanggung jawabnya sebagai suami, bersabar untuk saat ini, mohon pada Allah agar berikan petunjuk sama suami.

Pertanyaan HA 03
1. Bagaimana sikap kita bila antara suami istri setelah berjalan rumah tangganya berbeda arah? suami merasa biasa dengan dunia saja dan istri cenderung merujuk pada jalan Alloh?
Bagaimana menyikapinya apakah harus berpisah ataukah bagaimana sedangkan selalu saja ada gejolak dalam rumah tangga . jazakillah khair.
Jawab
Gejolak dalam rumah tangga, adalah bumbu-bumbu yang harus di lalui bersabar saja, terus dakwahi suami jangan menyerah, bisa belikan buku-buku agama dan simpan di meja tamu atau kamar. Biar terbaca, jangan mudah pisah rumah tangga bertahan dulu. Banyak shodaqoh dan shalat tahajuud. اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ ada solusinya

2. Bagaimana bila ada suami yang masih malas ibadahnya, Ust? Kalo sholat jama'ah di mesjid si jalan walau ga 5 waktu, padahal beliau juga suka baca-baca artikel islam, jihad dlsb. dan secara akhlaq ke istri anak-anak dan keluarga juga sangat baik. Hanya ibadah kaya sholat mlm, tilawah, dhuha itu masih sulit sekali Ust, suka sih download-download murrotal tapi ya cuma didengerin saja, padahal kalo terjaga malam buat olahraga (misal badminton) atau nonton bola itu bisa-bisa aja Ust. Gimana ya biar semangaaat ibadahnya? 
Jawab
Istri bantu Doa, mohon sama Allah, ada waktu ngbrol berdua, sampaikan baik-baik maksud isi hati istri (dakwahi suaminya) banyakin shodaqoh, ajak ke majlis taklim umum yang membina keluarga.

Pertanyaan  HA 04
1. Ustad saya mau tanya mengenai poin 11. Mengapa saling minta maaf dilakukan hari kamis malam jum'at ? Apakah ada dalil mengenai waktu tersebut?
Jawab
Tidak ada dalilnya, minta maaf yang terbaik adalah ketika kita usai melakukan keslahan, jangan di tunda-tunda, dan itu yang terbaik. Wallaualam. *revisi minta maaf malam jumat,

2. Saya ingin bertanya bagaimana menciptakan suasana islami di dalam rumah sedangkan ada salah satu anggota keluarga yang tidak mau di ajak sholat?
Jawab
Menciptakan keluarga Islami dulu keluarga di rumah, butuh kerjasama keluarga terutama suami dan istri harus kompak, konsisten dalam mejagaa komitmen tatib kelurga yang ada, buatlah taklim keluarga, bisa diisi oleh kepala keluarga atau mengundang ustadz, mohon lah bantuan Allah, berdoa dan selalu berikan tauladan. Untuk keluarga. Sekali perlu di adakan rapat keluarga. Seperti makalah yang ada, bisa biasakan keluarga berinfak. Wallaahua'lam..

Pertanyaan HA 05
1. Pertanyaan saya bagaimana jika terjadi perselisihan tidak menemukan mufakat dan kita berada di pihak yang selalu di dzolimi? Kita sudah berikhtiar tapi keadaan tetap sama. Apa pilihan diam dan memutuskan silaturahmi pilihan yang baik agar kita tidak selalu terdzolimi?
Jawab
Mohon maaf berselisih dengan siapa dulu bunda, dengan orang tua? Suami atau kakak, sikap kita jika terjadi hal itu maka bersabar adalah solusi terbaik, karena ia mendatangkan pahala, bersama itu juga kita berdoa pada Allah SWT dalam menghadapi problem tersebut, adapun ikhtiyar tetap kita lakukan misal kita tetap menyapanya, memberikan hadiyah kepadanya, dan tetap berkahlak baik denganya. Tapi jika berbagai cara sudah dilakukan, bisa juga alternatif bunda hijrah, dengan maksud agar mengungsi sementara dan sehigga keadaan lebih baik, tapi bukan yang maksud lari  dari masalah.

2. Bagaimana cara kita menghadapi keluarga yang merendahkan kita karena dia lebih tinggi dari segi ekonomi?
Jawab
Maksudnya merendahkan bagaimana? Jika ada yang demikian, sering-seringlah silaturahim. Berahlaq yang baik dengan mereka jangan ada perasaan benci dengan mereka, bersabar dan mohon bantuan Allah. اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ ada solusinya.. Jangan lupa keluarga bunda juga perbaiki diri, urusan mereka semua sama Allah.

Pertanyaan HA 07
1. Salah satu proses untuk menjadi keluarga SAMARA adalah niat awal kita menikah karena untuk beribadah kepada Allah, bagaimana jika niat kita menikah lebih kepada ingin membahagiakan orang tua?
Jawab
Naam bisa juga demikian, hanya perlu diperbaiki bersama berjalannya waktu, semua karena Allah. Itu lebih utama, jika pun karena orang tua yaitu karena ingin berbakti maka karena Allah juga

Pertanyaan HA 08
1. Ustadz.. mana yang lebih utama suami atau ibu kandung? Saya punya ibu yang sedang sakit (beliau sudah tidak bisa apa-apa semua aktifitasnya dilakukan diatas tempat tidur). Juga saya masih punya Mbah dikampung sudah tinggal sendirian di rumahnya. Ibu saya minta tinggal dikampung tapi suami keberatan, saat ini saya dan suami sedang dalam masalah besar. Maaf ustadz tidak bermaksud ghibah tapi suami punya sifat ketil dan perhitungan.. Dari sebelum menikah saya bekerja dan resign setelah melahirkn sekitar 2 tahun setelah menikah. Sejak awal menikah saya selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarga tanpa merepotkan suami tapi sekarang suami merendahkan saya karena saya sudah tidak punya penghasilan padahal selama pernikahan saya tidak pernah minta apapun dan selalu bersabar atas setiap kekurangan, mengingatkan suami dalam ibadah dan selalu mengingatkan suami untuk berbakti pada orang tuanya tapi tidak pernah ditanggapi bahkan terhadap ibu saya suami pun sudah tidak menaruh hormat, seakan beliau numpang di rumahnya. Ustadz jujur saya sakit hati atas perlakuan suami. Salahkah jika saya memutuskan untuk tinggal di kampung bersama ibu dan embah saya walau mungkin suami keberatan Ustadz?
Jawab
Saya turut prihatin mendengar kisah bundaa, bagaimanapun bunda harus tetap bangkit ya, kita punya Allah, segalanya mudah bagi Allah jika Allah menghendaki, bersabar dan teruslah berdoa, dengan kondisi yang ada setelah bunda ceritakan kisah bunda, maka komunikasikan lagi secara baik-baik, mohon keridhoannya, jika perlu menangislah di hadapan suami, اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ ada jalan. Tapi jika suami berakhlak sudah jauh sekali dari nilai-nilai islam (merendahkan, menyepelekan dan dzolim) ada baiknya bunda istikharah, apakah lanjutkan hubungan tersebut atau pisah jika itu lebih baik. Wallaualam.

Pertanyaan HA 09
1. Ada pepatah, jodoh ditangan Tuhan. Gimana kalo kita sudah berusaha memantaskan diri jadi  pribadi yang baik agar dapat jodoh yang bai tapi pada akhirnya mendapatkan suami yang biasa-biasa saja dalam hal agama bahkan bisa dbilang memiliki latar belakang yang suram. Tapi lebih baik mantan preman daripada mantan ustadz kan? Jika suami tidak memenuhi syarat sebagai suami sholeh, apakah masih bisa keluarga jadi samara & menghasilkan anak-anak yang sholeh/ah. Tips-tips apa saja dengan keadaan seperti agar keluarga jadi samara. Jazakillah ustadzah...
Jawab
Bisa aja bunda, yang lebih baiknya. Suami sholeh terus.. Ga ada mantan premannya, soal tips bisa baca materinya kembali ya, adapun soal jodoh yang terjadi pada bunda, maka ini ujian bagi bunda, agar mendakwahi suami, bisa jadi hati suami bersih dan orang baik yang sungguh-sungguh berdoa ingin dapat istri sholehah, dan Allah lah memilih bunda sebagai pendampingnya, yang jelas tidak ada kata terlambat ya bunda untuk memperbaiki keluarga. Berdoa sama Allah. Mohon bantuanNYA.

2. Di point nomer 1 ciri-ciri keluarga samara antara lain : arba'un min sa'adat almar'i , artinya apa ustadzah, Lalu Kalo salah satu tidak terpenuhi secara ideal bagaimana sikap kita sebaiknya, contoh lingkungan sosial yang sehat (Saya tinggal seatap dengan ibu mertua yang nonmuslim, awal-awal saya mencoba untuk samikna wa atokna sama suami karena ingin berbakti sama orang tua, mengingat ibunya tinggal sendirian dan lagian kita belum dikaruniai keturunan namun belakangan rasanya sudah tidak nyaman sekali, sejak kepergian papa mertua (muslim), IBU mertua ini semakin sering ngadain acara do'a bersama temen-teman gerejanya dirumah. Anak-anaknya Muslim semua tapi tidak ada yang berpemahan benar tentang islamnya jadi  tidak pernah mempermasalahkan soal perbedaan ini. Dianggapnya everything is fine. Saya bener-bener hanya bisa nangis sama Allah terus selama ini,nggak tau Saya harus bagaimana Ustad?
Jawab
Jangan putus asa, berdoa terus bund.. Mohon keluarga terjaga dari gangguan syaithan, sering-sering tilawah. Jika perlu bahaya buat aqidah anak-anak dan keluarga, hijrah saja /  pindah tempat, seharusnya ayahnya lebih tegas dalam hal ini terhadap ibunya. Saran saya tetap diskusi dengan suami, berdoa terus. Bersabar dulu. Dakwahi ibu mertua jika masih bisa, Allah lah yang memeberi hidayah, kita hanya berusaha. Oleh karena itu jangan putus berdoa pada waktu-waktu mustajab

Pertanyaan HA 10
1. Ustadz, amanah besar bagi seorang ibu anak, bagaimana mendidik anak menjadi generasi harapan secara maksimal tapi sering kali kita lebih  mengedepankn  kerjaan dan pendidikan anak menjadi nomer sekian  Bagaimana dengan ibu yang menyerahkan pengasuhan dan pendidikn  pada orang lain?  Khadimat misalnya
Jawab
Mendidik anak dengan tauladan, doa, kasih sayang, cinta, lingkungan yang baik baginya, perhatian yang cukup dalam hak-hak mereka, khadimat boleh saja, selama terkontrol pastikan akhlaq dan muslimah. Sempatkan waktu-waktu khusus interkasi dengan anak-anak, ajak ngobrol mereka. Adakan kajian d rumah

2. Cara mengingatkan suami yang punya wil bagaimana ya?
Jawab:
Bunda yang baik, jika ada yang demikian, suami punya (WIL), ga usah jauh-jauh introspeksi lah diri bunda, bagaimana akhlaq bunda dengan suami selama ini, bagaimana perhatian bunda denganya, bagaimana cara bunda dalam menjaga amanah suami baik pengeloalaan uang, menjaga anak-anak dll, bagaimana juga hubungan bunda dengan keluarga suami? Baikkah atau sebaiknya, bersama itu bunda perbaiki diri dan doakan suami semoga Allah jaga dan berikan hidayah, soal wil jika tidak sah maka itu zina, ingatkan suami dakwahi, jika kawin lagi? jika bunda merestui maka syurga اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ , konsekuensinya suami harus adil. jika tidak setuju pun sampaikan alasan yang makruf.

Pertanyaan HA 11
1. Apa ciri-ciri bahwa dia adalah jodoh kita? Ketika dalam proses ta'aruf
Jawab
Wallaualam. Tidak ada ciri-ciri, ini perkara ghaib. Tidak ada satu nash pun yang menyampaikan hal ini, jika mungkin ada pun kemungkin, biasanya Allah mudahkan prosesnya. Hingga kepernikahan dan membina rumah tangga.

2. Minta penjelasan tentang berkhalwat yang dibolehkan dan yang diharamkan?
Jawab:
Berkhalwat artinya bersampur baurnya antara laki-laki yang bukan mahramnya (berdua-duaan maka yang ketiga syaithan), selama belum menikah ya di haramkan,  yang halal ya bagi yang sudah menikah maka halal. wallaualm.

Pertanyaan HA 12
1. Setiap individu pasti berharap keluarganya harmonis bisa menjadi keluarga yang SAMARA tapi kenyataan yang sering dialami tidak sesuai dengan harapan.  Misal : Suami malas menjalankan shalat namun secara akhlak dia baik & bertanggung jawab. Sudah dinasehati, sudah diberikan contoh & didoakan tapi tetap susah kalo masalah ibadah. Dalam masalah ini apakah si istri berdosa atas kesalahannya memilih suami? Apa yang sebaiknya dilakukan istri agar suaminya menjadi orang yang taqwa? Baikkah mempertahankan suami seperti itu atau lebih baik bercerai saja? Jazakillah, ustadz
Jawab:
Perjuangan bunda sudah sangat luar, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan yang banyak, tugas kita sebagai manusia ikhtiyar semampunya, mencoba dan terus mencoba mendakwahinya, doakan dan terus doakan, jangan pernah terbesit hati kecewa Atau mohon segera di kabulkan doanya oleh Allah, bersabarlah dalam doanya. Sungguh yang memberi hidayah adalah Allah swt, bukan kita.. Adapun ceria atau tidak di kembalikan pada bunda yang jalani, mana manfaat dan mudhorotnya yang lebih besar, musyawarahlah dengan keluarga besar atau ulama sekitar mohon bimbingannya.. Bunda اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ tidak berdosa karena sudah berusaha mendakwahinya. Wallaualm.

Pertanyaan HA 13
1. Assalamualaikum ustad, bagaimanakah caranya menerapkan keluarga samara? karena suatu hal misalnya hubungan jarak jauh. syukron ustad
Jawab
Wswrwb. Kan ada tips di materi bisa di baca, amalkan tapi  jika  jarak jauh antar sumai istri  mohon sama Allah segera di dekatkan, sulit jika berjauhan. Bisa mengalah apakah suami atau istrinya.

Pertanyaan HA 14        
1. Tanya ustad, bagaimana cara menerapkan SAMARA jika di dalam rumah tangga justru sang suami yang pendidikan agamanya kurang, apakah istrinya diwajibkan ta'at pada suaminya? Dan Apa yang harus istri lakukan jika sang suami berselingkuh?
Jawab
Ya bunda, bagaimana pun suami keadaanya istri harus tetap taat selam perintahnya kebaikan atau hal hal mubah yang suami inginkan maka istri wajib taat. Bunda terus berdoa perbaiki diri, berikan sikap santun ikhlas di hadapan suami, juga jangan kebanyakan menyalahkan suami.. Itu sudah pilhan Allah, bersabar saja. Doakan terussss dan terusss, lagiii dan lagiii.. Sebut nama suami dalam doa bunda mohonkan hidayah untuknya..

Pertanyaan HA 15
1. Ustadz ada ga doa khusus biar kita bisa lebih sabar menghadapi suami-suami yang kurang soleh. kita sudah berdoa, sodakoh, apa ada doa khusus agar doa kita dikabulkan?
Jawab:
Doa-doa banyak yang shohih dan matsur, banyak di buku-buku doa-doa jika pun tidak pakai saja bahasa indonesia, tidak masalah, hadirkan rasa berharap yang tinggi saat berdoa antara rasa Raja, khaouf dan mahabbah, bersabarlah saat berdoa jangan mohon segera cepat-cepat di kabulkan. Terus saja berdoa bunda.

2. Ustadz bagaimana hukumnya berfoto dengan lawan jenis, misal suami/istri berfoto dengan teman kerjanya yang lawan jenis,baik hanya berdua (di kanan kiri nya ada teman temannya tapi yang tertangkap kamera hanya berdua) atau foto  beramai ramai?
Jawab:
Pertanyaan yang bunda berikan lihat kondisi dan situasinya, untuk kepentingan apa berfoto, jika foto bersama dalam suatu lembaga, perusahaan, maka اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ tidak masalah, tapi jika hanya berduaan, sebaiknya di hindari. Khawatir banyak fitnah... WallauAlm.

Pertanyaan HA 16
1. Jika ada seorang istri yang telah lalai tidak menjaga amanah suaminya (misal : menjaga kehormatannya) dan ia sudah bertobat mohon ampun kepada ALLAH. Ini bagaimana hukumnya ustad, mngingat kelalaian yang dilakukan si istri tanpa sepengetahuan suaminya.
Terima kasih sebelumnya
Jawab
Waiyyadzubillaaah.. Saya merinding mendengarnya. Berkenaan hukuman Allah lah yang menentukan apakah akan menghisab pelaku yang lalai atau Allah ampuni.  Tapi jika di lakukan memang karena kelalaiannya atau kebodohannya, sungguh Allah maha pengampun, bertaubatlah dan mohon ampun padaNya dan jangan mengulanginya kembali. Wallaualam.

2. Assalamualaikum ustadz. Barusan saya silatuhrahmi kerumah teman saya, dan ada sebuah kisah. Jika si istri ketahuan berselingkuh dan suami sudah mema'afkan, dan si istripun sudah merubah kelakuannya berusaha tidak melakukan dan melupakannya lagi tapi si suami masih mengungkit-ungkit terus bahkan kemojokkan sang istri. Katakan hari ini sikapnya senang, besok ceramah, besoknya lagi memojokkan sehingga membuat istri trauma dan takut kepada sang suami. Yang saya tanyakan, bagaimana supaya suami tidak ungkit-ungkit itu lagi dan istri pun bisa merasa nyaman dekat dengan suami. Terima kasih ustad

Jawab:
Waslkm wrwb. Waiyyadzubillahi min dzaalik.. Kita smua berlindung dari hal yang seperti itu, bunda harus benar bertaubat kepada Allah, menyesalinya banyak terus kebaikan, karena bunda sudah berbuat dosa besar, jika menangani suami seperti ini baiknya ajak saja bicara baik-baik sudah ikhlas atau belum memaafkannya, karena selalu mengukit-ngungkit kesalahn istri itu juga tidak bagus membuka aib, tapi bunda masih bersyukur tidak langsung di ceraikan suami, luar biasa kesabaran suami bunda, bersikap dan berakhlaklah yang baik di hadapan suami, bunda telah mengkhianati suami banyak-banyaklah berbuat baik padanya. Wallaualam

PENUTUP
Doa Kafaratul Majelis

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Semoga Bermanfaat

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

Ketik Materi yang anda cari !!