KAJIAN ONLINE HAMBA اللهِ NANDA 108 &
125
Hari/Tanggal
: Rabu, 12 November 2014
Materi
: Motivasi Islam
Narasumber
: Ustadz Ali Sakti
Notulen
: Indah
Editor : Herniza & Ira Wahyudiyanti
Bismillah…
Assalamu'alaykum wr.wb.
Ukhtifillah, diatas merupakan
materi yang sebelumnya saya sampaikan di majelis sebelah, saya akan tambahkan
beberapa hal yang cukup penting dijadikan hikmah. Ukhtifillah, apa yang ada
dibenak antum semua jika Allah berikan keistimewaan berupa setiap doa yang
keluar dari lisan antum akan selalu diijabah oleh Allah? Permintaan dunia
apakah yang antum akan ajukan pada Allah acapkali berdoa?
Sebelum antum mulai
berimajinasi beragam harapan lihatlah cerita sederhana dari seorang yang
sederhana. Ada sahabat Nabi yang punya keistimewaan ini, yaitu Sahabat Barra
bin Malik. Beliau adik dari perawi hadits terkenal yaitu Anas bin Malik. Ketika
beliau berdua balita keduanya dibawa kehadapan Rasul lalu satu persatu
ditimang dan didoakan Rasul sesuai permintaan ibundanya. Ketika Anas ditimang
Nabi berdoa, “Ya Allah panjangkan usia anak ini, limpahkan dirinya rizki dan
shalehkan dirinya”. Konon usia Anas mencapai lebih dari 140 tahun dengan harta
yang melimpah berupa kebun kurma, dan beliau menjadi perawi hadits yang cukup
dikenal. Ketika Rasul menimang Barra bin Malik, beliau berdoa, “Ya Allah
ijabahlah doa yang keluar dari lisan anak ini”.. ya itu saja. Barra tumbuh
menjadi pemuda gagah namun dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan sekali. Tetapi
ketika dihardik oleh seorang sahabat tentang kondisinya, yang mengatakan, wahai
Barra mintalah sedikit rizki dari Allah agar penampakanmu itu jadi lebih enak untuk
dipandang. Jawab Barra, “Saudaraku, aku ingat sabda Nabi dahulu, di akhirat
nanti ada golongan pertama dan utama yang masuk syurga yaitu golongan miskin yang
istiqomah dengan agamanya, dan aku tidak mau keluar dari golongan itu! Lihatlah
bagaimana Barra menempatkan kemiskinan layaknya gaya hidup, pilihan bukan
keterdesakan. Dari pelajaran ini lengkaplah ajaran Nabi menyikapi variasi
takdir dalam hal rizki, yaitu kaya dan miskin pada keduanya, kaya dan miskin terdapat
keistimewaannya sendiri-sendiri. Substansi yang perlu dijaga agar orang kaya
dan miskin tetap mulia dihadapan Allah adalah kedekatan dan ketaatan pada-Nya sehingga
tidak perlu lagi kita gelisah pada rizki yang ketetapannya sudah ditentukan sebelum
manusia lahir ke dunia.
Mau tahu cerita
pamungkas Barra bin Malik? Beliau akhirnya pada perang yamamah berdoa seperti
ini, “Ya Allah pertemukan aku dengan musuh yang setanding, yang aku dapat membunuhnya
karenaMu dan ia bisa membunuhku, menghadapMu dengan kehormatan dalam syahid,
cita-citaku yang tertinggi”. Usai perang jasad Barra ditemukan dalam kondisi
saling tusuk dengan musuhnya. Ternyata doa inilah yang disimpan-simpan Barra yang
dia ajukan pada Allah pada saat yang tepat. Meski beliau punya kesempatan
meminta apa saja kenikmatan dunia yang diidamkan banyak orang tapi fokusnya pada
Allah dan motivasinya mendapatkan syurga membuat harta dihadapannya bukanlah
segala-galanya. Moto hidup Barra adalah Allah dan Syurga, dan tak ada
sesuatupun yang mampu mengalihkan perhatian pada misi besar dan utama hidupnya
ini. Nah, kita yang ada dipenghujung zaman ini sudah diwanti-wanti oleh Nabi bahwa
kita akan dijangkiti penyakit "wahn" yaitu penyakit cinta dunia takut
mati, dan harta adalah salah satu faktor yang mampu membuat kita cinta dunia
takut mati. Maka, kisah-kisah seperti Barra ini berguna menjaga fokus kita
menjalani hidup.
Demikian sharing saya
Semoga bermanfaat
TANYA
JAWAB
1.
Ustadz mau
tanya, seseorang yang telah keluar dari islam, apa bisa kembali menjadi islam
lagi? Bagaimna jika beberapa kali berpindah agama? Makasi ustadz
Jawab :
Masalah ini telah djelaskan Allah dalam surat An
Nisa ayat 137. Pada dasarnya tidak ada paksaan dalam beragama, namun jika
beragama dijadikan permainan karena berpindah-pindah agama berulangkali dapat
merepresentasikan ketidakseriusan atau meremehkan agama untuk mengikuti kepentingan
dirinya (munafik) maka berhati-hati jika nanti hati menjadi batu dan tidak dapat
lagi mengenali kebenaran, sehingga akibatnya nanti ia kekal dalam kekafirannya
seperti yang difirmankan Allah dalam surat An Nisa tsb:
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula) kemudian kafir
lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi
ampunan kepada mereka, dan tidak pula menunjuki mereka jalan yang lurus”
Ayat ini masuk dalam bab keburukan
orang munafik, bahkan pada ayat
selanjutnya, “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat
siksaan yang pedih”
2.
Ustadz mau
bertanya diluar tema. Ada kasus di sekolah. Seorang siswa berbuar onar beberapa
kali dan pernah ditangkap satpol pp, kemudian pernah juga disidang kk beberapa kali
di sekolah. Guru-guru sudah kewalahan mengurusinya, orang tua pun begitu juga. Dan
baru-baru ini, entah sadar atau tidak, dia berucap "kalau dia bukan
islam". Apa yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua dan guru/siswa dalam
menyikapi perilaku anak tersebut
Jawab :
Sebaiknya anak tersebut didampingi oleh pakar
(mis. psikolog anak) untuk mengetahui lebih jauh motivasinya, bisa saja hanya
atas dasar kekecewaan dari masalah yang lain. Pengenaan hukum harus
mempertimbangkan motif-motif seperti itu, layaknya kasus sahabat Amr bin Yasir
yang murtad karena paksaan kafir quraisy. terlebih lagi ini anak yang baru saja
mendapat akil balighnya. Jadi statement si anak awalnya disikapi saja sebagai bagian
dari kenakalan anak yang memerlukan pendampingan agar kembali pada akhlak yang
baik. Semoga Allah mudahkan.
3.
Bagaimana
menyiasati agar "hati" tadi merasa dengki atau ingin berlomba-lomba dengan
orang lain dalam mengejar kekayaan? Dan apa kiat agar kita terjaga dari
penyakit wahn?
Jawab:
a.
Upaya lebih
dekat dengan Allah, dengan shalat, tilawah dan dzikir mengingat Allah, sehingga
kita semakin cinta pada-Nya dan Allah pun sayang pada kita, dengan begitu insya
Allah akan buka ruang ikhlas jauh lebih luas, ruang sabar jauh lebih lapang.
b.
Melatih
terus diri untuk dapat menerima variasi takdir dari Allah, rizki, usia dan
jodoh sudah Allah tetapkan, dan kematian tidak akan datang kecuali ketiganya sudah
digenapkan.
c.
Fokus pada
akhirat, Nabi katakan orang yang cerdas itu orang yang selalu ingat kematian, sehingga
dia selalu berhati-hati dengan setiap langkahnya, termasuk dengan setiap harta
yang dimilikinya. bahkan ada seorang sahabat untuk mengingatkan dirinya pada
kematian dia slalu membawa kain kafan kemanapun dia pergi
d.
Yakinlah
setiap ujian dari Allah itu akan menaikkan derajat kemuliaan, setiap cobaan itu
akan meneguhkan keimanan, setiap musibah akan menggugurkan dosa dan setiap
kenikmatan itu adalah hiburan dari Allah agar kita terus bersemangat dalam
kerja-kerja kebaikan. nah harta dapat menjadi ujian, cobaan, musibah atau
nikmat. Oleh sebab itu cari, kelola dan belanjakan harta seperti yang sudah
Allah anjurkan dan kehendaki. Harta cuma alat bagi kita menjadi manusia yang lebih
baik. Jadi sepatutnya semakin banyak harta yang kita punya semakin dekatlah
kita dengan Allah, mulai berhati-hati jika harta bertambah, ibadah menjadi berkurang
karena waktu yang habis mengurusi harta. Lihat bagaimana Umar menginfakkan
kebun kurmanya karena kebun itu melalaikannya dari shalat berjama'ah dan jika
kita tidak diberi harta lebih oleh Allah, yakinlah Allah berniat baik dengan
itu, boleh jadi Allah sedang menjaga kita yang lemah dari fitnah harta. Wallahu
a'lam
e. Terus berkumpul
lah dengan orang-orang shaleh, atau orang-orang berusaha menjadi shaleh, dengan
itu Allah akan jaga kita dari banyak penyakit hati, karena banyak sahabat yang
siap menasehati
Jazakallah atas semua pertanyaannya. Mudah-mudahan
bermanfaat, maaf jika kurang berkenan
Demikian
kajian hari ini. Kita tutup dengan hamdalah, istighfar 3x, dan doa kafaratul
majelis.
Doa
Kafaratul Majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله
إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamualaikum
wr wb
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment