Kajian WA Hamba الله SWT
Selasa, 27 Januari 2015 Narasumber: Ustadz Robbin
Tema: Syumuliyatul Islam
Editor: Wanda Vexia
Grup Nanda 106
Notulen: Meydillah Cahyawati
Assalamualaykum wr... wb ... Akhowat fillah ....
بسم الله والحمد لله
والصلاة والسلام علي رسول الله
ولاحولاولاقوة الابالله
Adapun tema yang kita pelajari kali ini adalah Syumuliyatul Islam (kesempurnaan Islam).
Allah Ta'ala berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan Kuridhai Islam sebagai agamamu” [QS. Al-Maidah 3]
Dengan kasih sayang-Nya, Allah telah menyempurnakan agama Islam untuk
manusia. Maka tiada pilihan lain bagi makhluk, kecuali mengikuti petunjuk dari
sang Khaliq.
Syumuliyatul Islam (kesempurnaan Islam) dimaknai
dalam beberapa aspek yaitu:
1. Aspek Zaman
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." [QS. Ali Imran:144]
"Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam" [QS. Al-Anbiya:107]
2. Aspek Demografis
Maksudnya
Islam diturunkan bagi seluruh manusia, baik ia berkulit hitam, coklat, merah,
atau putih, dan sebagainya. Baik ia dari suku Jawa, Melayu, Bali, Aborigin, Indian,
Nordik, Badui, dan sebagainya.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS. Al-Hujurat:13]
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada seluruh umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [QS. Saba:28]
3. Aspek Geografis
Maksudnya
Islam di peruntukkan bagi seluruh wilayah alam. Tidak terkotak di negara Arab
saja atau Timur Tengah, tapi seluruh dunia.
“Ingatlah ketika Tuhamu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami, senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman; ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” [QS. Al-Baqarah:30]
“Al-Qur’an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam, (yaitu) Bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus”. [QS. At Takwir:27-28]
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. [QS. Al-Anbiya:107]
4. Aspek Manhaj (Sistem)
Maksudnya Manhaj Islam meliputi semua relung
kehidupan. Ia meliputi ekonomi dan hukum, politik dan sosial, individu dan
masyarakat, pendidikan dan kebudayaan, dan lain-lain. Karena Allah azza
wa jalla menyuruh orang-orang beriman, mengamalkan Islam secara keseluruhan,
untuk menunjukkan kebenaran iman mereka.
”Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan jangankah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya Syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” [QS. Al-Baqarah:208]
Dikarenakan cakupan yang lengkap dan menyuluruh
inilah, Islam, atas kehendakNya, menjadi sebuah tuntunan hidup yang sempurna. Kesempurnaan
ini menjadikannya pedoman tertinggi dan paling unggul di antara tuntunan dan
sistem lainnya. Terlebih jika kita melihat pembuat tuntunannya; Islam disusun
oleh Yang Maha Tinggi, sedangkan tuntunan/sistem lain disusun oleh ciptaan yang
sebenarnya tidak memiliki daya upaya.
Wallahu a'lam
2. Ustadz, kalo kita tidak berpegang teguh seterusnya kepada mahdzab safi'i misalnya. Apakah tidak apa-apa? Misalkan jika mahdzab hambali benar, kita ikuti. Tapi jika salah dan mahdzab maliki yang lebih benar kita ikuti maliki. Soalnya ada yang bilang kalo kita itu harus berpegang teguh pada salah satu mahdzab.
4. Ustadz, apakah salafiyyah juga bermahdzab syafi'i?
5. Ustadz, ulama itu sama dengan habib ya? Keturunan Rasululloh masih adakan?
6. Bagaimana cara membedakan habib yang syi'ah dan yang tidak sesat?
7. Ustadz, salafi dan sunni itu sama?
8. Tapi saya tanya sama beliau (salafi) dan (sunni) bahwa mereka itu beda. kalo salafi itu bagus cara mendidik anak dan sebagainya, Namun yang kurang bagus, mereka itu apa-apa dibilang bid'ah. Bentar-bentar menjudge ini bid'ah. Kalo mereka (sunni) mengatakan bahwa bid'ah itu dibagi jadi 2, hasanah dan dholalah.
9. Ustadz, sekarangkan banyak sekali ormas. Seperti Mmuhammmaddiyah, NU, dan sebagainya. Terkadang kalau sedang bertukar fikiran, ujung-ujungnya debat. Sehingga menimbulkan salah paham. Nah bagaimana menyikapi yang seperti ini?
10. Ustadz, kenapa Islam itu sekarang jadi bermusuhan antar organisasi? Padahal sama-sama Islam dan sama-sama mengikuti sunnah Rasulullah.
11. Kalau ada akhwat jilbab gede tapi sama ikhwan masih kemayu, sedangkan kalo dia dinasehati malah clometan, apalagi kalo nyinggung jilbab, dia malah sakit hati. Padahal udah jelas lenggak lenggok di depan ikhwan itu salah. Bagaimana jika ada akhwat yang memakai jilbab besar menjadi model baju hijab syar'i.
TANYA JAWAB1. Aspek manhaj mahdzab yang kita ketahui ada 4. Bagaimana bila ada seseorang yang mencampur-campur mahdzab dan tidak kokoh pada 1 saja. Apakah akan berdampak buruk? Saya pernah dengar bahwa Islam selalu di sesuaikan dengan budaya masing-masing. Benarkah seperti itu?
JAWAB: Tidak ada kewajiban untuk bermahdzab secara khusus. Tapi bagi muslim yang tidak mampu menyimpulkan ilmu langsung dari Al Quran dan sunnah, maka wajib mengikuti ulama. Islam tidak disesuaikan dengan budaya masing-masing. Tapi budayalah yang menyesuaikan dengan Islam. Budaya yang sesuai Islam dipertahankan, dan yang tidak sesuai Islam ditinggalkan.
2. Ustadz, kalo kita tidak berpegang teguh seterusnya kepada mahdzab safi'i misalnya. Apakah tidak apa-apa? Misalkan jika mahdzab hambali benar, kita ikuti. Tapi jika salah dan mahdzab maliki yang lebih benar kita ikuti maliki. Soalnya ada yang bilang kalo kita itu harus berpegang teguh pada salah satu mahdzab.
JAWAB: Tidak apa apa berpegang pada 1 mazhab. Namun hati-hati menggunakan kata-kata bahwa "mazhab lain salah" apalagi kalo ilmu kita tidak ada apa-apanya. Gunakanlah kata-kata saya lebih yakin pada mazhab B daripada mazhab A, maka dalam hal ini, saya pilih mahdzab B"3). Ustadz, kalo mau mengikuti sunnah-sunnah Rosululloh yang benar itu gimana? Apa harus mengikuti salafi yang mengharamkan semua bid'ah itu? Kan memang kata Rosululloh bahwa bid'ah itu sesat kan yah?
JAWAB : kalau mau mengikuti sunnah Rosul yang benar, ikutilah para ulama. Karena ulama pewaris Nabi. Iya, Nabi pernah bersabda "kullu bid'atun dolalah", semua bid'ah itu sesat. Tapi kita yang awam, tidak bisa serta merta mengambil ilmu dari hadits. Tapi wajib merujuk pada penjelasan ulama. Karena dalam menyimpulkan hukum tidak bisa hanya merujuk pada 1 hadits saja, tapi menggabungkan dalil-dalil yang sangat banyak. Misalnya Imam Syafi'i membagi bid'ah menjadi bid'ah terpuji dan bid'ah tercela. Dan sebagian ulama salaf juga membagi lagi bid'ah menjadi wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Tentu saja, para ulama yang menyimpulkan seperti itu bukan tidak paham hadits. Tapi justru karena paham mereka menyimpulkan seperti itu.
4. Ustadz, apakah salafiyyah juga bermahdzab syafi'i?
JAWAB: Salafiyyah artinya mengikuti generasi terdahulu umat ini dan Imam Syafi'i. Sebagaimana imam mazhab lainnya, juga termasuk generasi ulama yang mengikuti pemahaman para sahabat dan golongan terdahulu dari mereka walaupun kebanyakan salafiyah sekarang lebih cenderung pada mahdzab Hambaliseperti di Arab Saudi.
5. Ustadz, ulama itu sama dengan habib ya? Keturunan Rasululloh masih adakan?
JAWAB: Habib tidak sama dengan ulama. Habib adalah sebutan di Indonesia, untuk keturunan Nabi saw dari jalur Ali dan Fatimah. Habib ada yang ulama, ada juga yang bukan ulama. Bahkan ada juga habib yang syi'ah.
6. Bagaimana cara membedakan habib yang syi'ah dan yang tidak sesat?
JAWAB : Dilihat pemahamannya saja. Sama seperti bagaimana kita melihat apakah seseorang itu syi'ah atau tidak. Satu-satunya cara adalah dengan melihat bagaimana pemahamannya, cara berpikirnya, ibadahnya, dan sebagainya.
7. Ustadz, salafi dan sunni itu sama?
JAWAB: Sama, atau lebih tepatnya, orang salafi itu termasuk sunni.
8. Tapi saya tanya sama beliau (salafi) dan (sunni) bahwa mereka itu beda. kalo salafi itu bagus cara mendidik anak dan sebagainya, Namun yang kurang bagus, mereka itu apa-apa dibilang bid'ah. Bentar-bentar menjudge ini bid'ah. Kalo mereka (sunni) mengatakan bahwa bid'ah itu dibagi jadi 2, hasanah dan dholalah.
JAWAB: Salafi itu artinya mengikuti generasi terdahulu generasi nabi, generasi para sahabat dan para imam. Sunni itu artinya mengikuti sunnah. Sunnah kan asalnya dari para nabi dan para sahabat. Jadi ya sama saja adapun masalah pengertian bid'ah itu sudah khilafiyah dari zaman dahulu. Sahabatpun ada yang keras, ada yang lunak kita jangan terkotak oleh pemahaman sempit.
9. Ustadz, sekarangkan banyak sekali ormas. Seperti Mmuhammmaddiyah, NU, dan sebagainya. Terkadang kalau sedang bertukar fikiran, ujung-ujungnya debat. Sehingga menimbulkan salah paham. Nah bagaimana menyikapi yang seperti ini?
JAWAB: Terkait banyaknya ormas, kita tidak perlu ikut-ikutan jika mereka berantem. Muhammadiyah, Nu, dan lain-lain didirikan oleh ulama besar zaman dulu dengan tujuan mulia. Kita ikuti kemulian-kemuliaannya dan kebaikan-kebaikannya saja.
10. Ustadz, kenapa Islam itu sekarang jadi bermusuhan antar organisasi? Padahal sama-sama Islam dan sama-sama mengikuti sunnah Rasulullah.
JAWAB: Itu masalah pribadi yang bersangkutan, bukan karena islamnya. Siapa saja pasti bermusuhan. Tapi ada baiknya, menghindari permusuhan.
11. Kalau ada akhwat jilbab gede tapi sama ikhwan masih kemayu, sedangkan kalo dia dinasehati malah clometan, apalagi kalo nyinggung jilbab, dia malah sakit hati. Padahal udah jelas lenggak lenggok di depan ikhwan itu salah. Bagaimana jika ada akhwat yang memakai jilbab besar menjadi model baju hijab syar'i.
JAWAB: Nasehati baik-baik semampunya saja. Karena kewajiban kita sebagai manusia hanya sampai mendakwahi. Hidayah tetaplah dari Allah. Siapapun yang berhijab lebar, atau tidak berhijab sama sekali, bisa saja berbuat kesalahan. Berhijab belum tentu sudah bener dan paling bertakwa. Namun, orang yang berhijab, lebih dekat pada takwa dibanding orang yang tidak berhijab. Setidaknya dalam hal pakaian sebagai muslimah, hijab itu wajib, menjaga adab itu juga wajib, keduanya harus dilaksanakan. Itulah sunnah keselamatan, dunia dan akhirat.
Alhamdulillah, kajian kita hari ini
berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat.
Amiin....
Baiklah langsung saja kita tutup dengan
istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu
allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum...
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment