Hari / Tanggal : Kamis, 15 Januari 2015
Narasumber : Ustadz Dodi Kristiono
Tema : Kajian Islam
Tema : Kajian Islam
Notulen : Ana Trienta
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بسم الله الرحمن الرحيم
Air Asia QZ8501.....?
Jika keluarga kita ada didalam pesawat tersebut, bolehkan bersikap :
1. Bersedih
2. Berbahagia atau
3. Bersedih dan berbahagia....?
Hayooo suaranyaaa
> Ya sediiiih
> Ya harus Ihllas pak,, Kan Takdir
> Ikhlas pak lillahita'ala,, soalny antra hdup dan mati
Bener sih ikhlas karena takdir. Reaksi kita pertama kali....?
> 1. Sedih
> 2. Kaget
> 3. Sedih dan bingung
Saya posting saja materinya yaaa
Merenungi Air Asia QZ8501 bersedih atau bahagiakah jika kita mempunyai sanak saudara yang meninggal dimusibah tersebut...?
Kejadian yang baru baru ini terjadi, jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501, tentulah menyisakan duka yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkannya. Perasaan sedih tentu akan dialami oleh keluarga korban pesawat jatuh di laut, kapal tenggelam. Tentu saja karena mereka bisa kehilangan seluruh atau sebagian besar anggota keluarga mereka. Bisa menjadi hiburan bagi mereka bahwa orang yang meninggal tenggelam secara umum bisa mendapatkan pahala mati syahid sesuai dengan kehendak اللّهُ. Dan kita berdoa agar saudara kita yang mati tenggelam agar mendapatkan pahala mati syahid.
Benarkah yang meninggal karena jatuhnya pesawat kedalam air mendapatkan pahala mati syahid...? Terdapat beberapa hadits yang menunjukkan hal ini. Rasulullah ﷺ bersabda,
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ: الْمَطْعُوْنُ وَالْمَبْطُوْنُ وَالْغَرِقُ وَصاَحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
“Syuhada itu ada lima, yaitu orang yang meninggal karena penyakit tha’un, orang yang meninggal karena penyakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang meninggal karena tertimpa reruntuhan, dan orang yang gugur di jalan اللّهُ .”
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menyampaikan sabda Rasulullah ﷺ ,
مَا تَعُدُّوْنَ الشَّهِيْدَ فِيْكُمْ؟ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ. قَالَ: إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيْلٌ. قَالُوْا: فَمَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ, وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فيِ الطَّاعُوْنَ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَالْغَرِيْقُ شَهِيْدٌ
“Siapa yang terhitung syahid menurut anggapan kalian?” Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, siapa yang terbunuh di jalan اللّهُ maka ia syahid.” Beliau menanggapi, “Kalau begitu, syuhada dari kalangan umatku hanya sedikit.” “Bila demikian, siapakah mereka yang dikatakan mati syahid, wahai Rasulullah....?” tanya para sahabat. Beliau menjawab, “Siapa yang terbunuh di jalan اللّهُ maka ia syahid, siapa yang meninggal di jalan اللّهُ maka ia syahid, siapa yang meninggal karena penyakit tha’un maka ia syahid, siapa yang meninggal karena penyakit perut maka ia syahid, dan siapa yang tenggelam ia syahid.”
Sekilas mengenai thaun → “Jika kalian mendengar suatu negeri yang sedang dilanda penyakit Tha’un (wabah), maka janganlah kamu memasukinya. Dan apabila penyakit tersebut melanda suatu negeri janganlah kamu keluar darinya. “(HR. Bukhari)
Mendapatkan pahala mati syahid, bukan mati syahid. Tentu ini berbeda dengan mati syahid di medan peperangan jihad. Yang dimaksud adalah pahala mati syahid. Sehingga berbeda hukumnya dengan orang yang mati syahid di mana orang yang mati syahid di medan jihad peperangan → Tidak dimandikan, tidak dikafankan dan dishalatkan tetapi langsung dikuburkan. Mereka yang meninggal dan mendapat pahala mati syahid sebagaimana dalam hadits tetap berlaku hukum sebagaimana orang yang meninggal seperti biasa. Yaitu dimandikan, dikafankan dan dishalatkan
Syaikh prof. Abdullah bin Jibrin rahimahullah menjelaskan,
والمراد له أجر شهيد، لكنه لا يعامل معاملة الشهيد في الدنيا، فإنه يغسل ويكفن ويصلى عليه بخلاف شهيد المعركة، فإنه يدفن بثيابه ولا يغسل ولا يصلى عليه، على المشهور عند العلماء، والله أعلم.
Yang dimaksud di sini adalah baginya pahala mati syahid. Akan tetapi mayatnya tidak diurus sebagaimana orang mati syahid (orang yang mati syahid tidak perlu dimandikan dan dikafani). Maka jasadnya tetap dimandikan, dikafani dan dishalatkan berbeda dengan syahid di medan peperangan maka ia dikubur dengan pakaian syahidnya di dunia, tidak dimandikan, tidak dishalatkan sebagaimana pendapat yang masyhur di kalangan ulama. Wallahu a’lam.
Ulama membagi syahid menjadi syahid dunia dan syahid akhirat
Al-Hafidz Al-Aini rahimahullah berkata,
وَفِي (التَّوْضِيح) : الشُّهَدَاء ثَلَاثَة أَقسَام: شَهِيد فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَة، وَهُوَ الْمَقْتُول فِي حَرْب الْكفَّار بِسَبَب من الْأَسْبَاب، وشهيد فِي الْآخِرَة دونأَحْكَام الدُّنْيَا، وهم من ذكرُوا آنِفا. وشهيد فِي الدُّنْيَا دون الْآخِرَة، وَهُوَ من غل فِي الْغَنِيمَة وَمن قتل مُدبرا أَو مَا فِي مَعْنَاهُ
Dalam kitab ‘At-Taudhih’ disebutkan, Orang yang mati syahid ada tiga macam:
- Syahid dunia dan akhirat, merekalah orang yang terbunuh karena sebab apapun di medan perang melawan orang kafir.
- Syahid akhirat, namun hukum di dunia tidak syahid. Mereka adalah orang yang disebut syahid, namun mati di selain medan perang.
- Syahid dunia dan bukan akhirat. Dialah orang yang mati di medan jihad, sementara dia ghulul (mencuri ghanimah/harta rampasan perang) atau terbunuh ketika lari dari medan perang, atau sebab lainnya. (Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, 14/128).
Memang syahid bisa kita dapatkan tanpa harus pergi ke medan peperangan untuk berjihad. Hendaknya setiap muslim berangan-angan agar selalu ingin mendapatkan kemuliaan mati syahid dengan niat yang benar dan sungguh-sungguh, karena besarnya keutamaan yang diperoleh oleh syahid. Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ طَلَبَ الشَّهَادَةَ صَادِقًا أُعْطِيَهَا وَلَوْ لَمْ تُصِبْهُ
“Barangsiapa yang memohon syahadah (mati syahid) dengan jujur, maka dia akan diberikan (pahala) syahadah meskipun dia tidak mati syahid.”
Jika keluarga kita berada didalam musibah diatas, maka doakan saja dan "berbahagia", keluarga yang kita cintai mendapatkan pahala mati syahid.
والله أعلم بالصواب
TANYA JAWAB
1. Pak, bagaimana dengan korban jika mereka bukan muslim?
Jawab
Kalau Non Muslim ya Mohon Maaaffff 


2. Pak, benarkah suatu musibah itu satu teguran?
Jawab
Bisa iya bisa tidak. Bisa saja musibah itu Berarti اللّهُ Ta'ala sayang kepada kita.
Nabi ﷺ bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Jika اللّهُ menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika اللّهُ menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.”
Maka istigfhar dan bersabarlah kita dalam menerima musibah tersebut.
3. Ustad mau tanya kalo ibu melahirkan anak terus meninggal ibunya masuk kategori dapat pahala mati syahid ga ya? Ingat waktu istri melahirkan anak pertama kami...
Jawa
In sha اللّهُ Pak Dedi.
Rasulullah ﷺ pernah menshalati jenazah wanita yang mati ketika nifas. (HR. Bukhari dan Muslim). Diriwayat hadist lain berbunyi :
“Mati syahid ada 7 selain yang terbunuh di jalan Allah: Orang yang mati karena thaun, syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang mati karena ada luka parah di dalam perutnya, syahid. Orang yang mati sakit perut, syahid. Orang yang mati terbakar, syahid. Orang yang mati karena tertimpa benda keras, syahid. Dan wanita yang mati, sementara ada janin dalam kandungannya.” (HR. Abu Daud 3111 dan dishahihkan al-Albani).
4. Ustadz, bagaimana cara membedakan musibah sebagai ujian atau karena akibat perbuatan kita sendiri?
Jawab
Perhatikan firman اللّهُ ﷻ berikut ini : ”Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab”. (QS. Al Mukmin [40] : 40).
Perhatikan juga dengan seksama firman اللّهُ ﷻ berikut ini : “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari اللّهُ, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah اللّهُ menjadi saksi.” (QS. An Nissa [4] : 79)
Sebenarnya yang terpenting bukan musibahnya, tetapi apa alasan اللّهُ menimpakan musibah itu kepada kita. Untuk di ingat, jika musibah itu terjadi, disebabkan dosa-dosa kita, maka segera-lah bertobat kepada اللّهُ. Kalau musibah yang terjadi karena ujian keimanan kita, maka kuatkan iman dan berpegang teguhlah kepada اللّهُ.
6. Bagaimana dengan wanita yang semasa hidupnya tidak menutup aurat lalu ia meninggal dalam keadaan ada janin diperutnya? Apa dapat pahala syahid?
Jawab
Tinggal hitung hitungan saja Bunda... Apakah surplus atau minus kelak.
والله أعلم بالصواب
7. Pak saya pernah baca yang orang yang meninggal saat perang mati syahid itu hadiahnya bidadari surga. Benar kah itu pak??
Jawab
Nanti ujung ujung pembahasannya ke poligami niiihhh
Intinya → Jikalau sudah masuk surga mau apapun diberikan jika kita memintanya, tidak hanya terbatas di bidadari sajaaa.
8. Kalo yang bunuh diri pak, apa benar arwahnya gentayangan dan belum mati sampai waktunya mati?
Jawab
Yang gentayangan itu jin orang itu namanya si qorin mba mae
9. Pak dody kita smua bakalan mati yah? Kalo takut mati boleh ndak? Saya takut
Jawab
Justru bahaya kalau ga ada rasa takut mati dengan takut mati maka kita jadi bersiap-siap ngumpulin bekal akhirat tapi kalau takut mati ga siapin diri artinya siap mati konyol
10. Pak, setiap musibah adalah kententuan dari Allah dan kita harus ikhlas tapi untuk menanam kan Ikhas menerima cobaan, terlebih musibah sangat sulit. Bagaimana pak? Saat keluarga kita meninggal pasti kita sedih meratapi kepergian nya,,
Jawab
Itu manusiawi... Cuma bagaimana kita mensikapi dan segera menyadari bahwa itu ujian. Banyak orang yang menangi tersedu sedu dan akhirnya meraung raung sehingga pingsan. Naahh... Hal inilah yang dilarang.
11. Pak dody kita smua bakalan mati yah? Kalo takut mati boleh ndak
Jawab
Takut karena kita bekal kita belum siapkan...? Makanya sebanyak banyaknya lah siapkan bekal.
12. Ustad gimana ya mengurangi rasa takut tiba-tiba meninggal? Setiap waktu selalu menghantui bahkan kadang takut berbuat takut tiba-tiba meninggal
Jawab
Diatas sudah disebutkan, bahwa siapkan bekal sebanyak banyaknya yang dilakukan secara continue
13. Ustad, mati syahid ada 7 tapi gimana ustad kalo ada orang yang semasa hidupnya penuh maksiat dan meninggalnya tenggelam? apakah itu dikatakan syahid ust??
Jawab
Dimateri disebutkan mendapatkan Pahala Mati Syahid. Maka tinggal nanti menunggu timbangannya saja Bunda.
Saya tutup ya kajiannya
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Semoga Bermanfaat
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment