Bunda fillah, saya Syaikhul Muqorrobin, InsyaAllah akan membawakan kajian SI pada kesempatan kali ini
Bismillah walhamdulillah washsholatu wassalamu ala Rasulillah
Ummahat sholihaat, kita telah memasuki bulan Rajab, yg sebentar lagi akan berakhir tak lama lagi, Ramadhan akan menyambut kita.
Di bulan Ramadan, kita diajak tuk memacu ibadah kita, karena Ramadan adalah kejuaraan, dengan banyak "hadiah besar" yang disediakannya disediakanNya, karena kejuaraan sudah di depan mata, maka hendaklah kita bersiap dan berlatih dari sekarang.
Inilah yg terlihat dari pendapat para Imam yang menyunahkan untuk memperbanyak amal ibadah di bulan rajab. salah satu hikmahnya tuk bersiap mengikuti kejuaraan ramadan.
Ummahat fillah, dalam proses meningkatkan amal ibadah kita, hendaklah kita mereview kembali, apa sebenarnya hakikat dari ibadah kita.Hal hal apa saja yg hendaknya kita pahami dalam penghambaan kita kepadaNya.
Dengan memahami Hakikat Ibadah, semoga kita dapat menghamba dengan lebih baik kepadaNya.
denga memahami Hakikat Ibadah, semoga kita dapat menghamba dengan lebih baik kepadaNya.
Allah ta'ala berfirman:
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzariyat : 56).
(QS. Adz-Dzariyat : 56).
Ibadah
berasal dari kata ‘abada yang berarti menghamba. Dari kata itu kita
temukan kata ‘abdun yang berarti budak [hamba], ‘ibadah yang berarti
penghambaan, dan ‘ubudiyah [perbudakan].
Allah
yang telah menciptakan manusia dengan segala kemuliaan dan
kesempurnaan, serta mengangkat manusia sebagai khalifah, tidak
menghendaki bagi manusia untuk menghamba kepada sesama makhluk
(ciptaan).
Penghambaan
kepada sesama makhluk hanya akan mengakibatkan kehinaan bagi yang
menghamba dan ketakaburan bagi yang diberi penghambaan. Keduanya akan
mendapat siksa karena melampaui batas hak penciptaan.
Maka
makna penghambaan (ibadah) wajib dikembalikan kepada satu-satunya Dzat
yang berhak mendapatkan penghambaan tersebut, yaitu Allah.
Al-Qurthubi
mengatakan, “Makna asal dari ibadah adalah perendahan diri dan
ketundukan. Berbagai tugas/beban syari’at yang diberikan kepada manusia
(mukallaf) dinamai dengan ibadah; dikarenakan mereka harus
melaksanakannya dengan penuh ketundukan kepada Allah ta’ala. Makna ayat
tersebut (QS. Adz-Dzariyat : 56) adalah Allah ta’ala memberitakan bahwa
tidaklah Dia menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Nya. Inilah hikmah penciptaan mereka.”
Pangkal dari rasa ketundukan kepada Allah azza wa jalla pada dasarnya ada dua;
1. Merasakan nikmat yang banyak dari Allah
وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan
jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat
menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
(an-Nahl 18)
(an-Nahl 18)
Adalah sebuah kewajaran untuk berterima kasih kepada orang yang banyak memberi kepada kita.
Karena itu, sangat2 wajarlah kita beribadah kepada Allah, karena begitu banyaknya nikmat yang kita peroleh dariNya.
2. Merasakan keagungan Allah
تَبَٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
(al- Mulk 1)
(al- Mulk 1)
Kita biasa menghormati pemimpin di antara kita; presiden, gubernur, bahkan sekedar ketua RT.
Maka, sungguh, keagungan Allah pencipta semesta alam jauh lebih layak dihormati dg ibadah kepadaNya.
Adapun tujuan ibadah kepada Allah bisa dirangkum pada 3 hal;
1. Merendahkan diri
ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ
Berdoalah
kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
(al A'raf 55)
(al A'raf 55)
2. Kecintaan
وَمِنَ
ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ
كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ
وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ
ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعَذَابِ
Dan
diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan
jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan
Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka
menyesal).
(al Baqarah 165)
(al Baqarah 165)
3. Ketundukan
وَمَنْ
أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ
وَٱتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ
إِبْرَٰهِيمَ خَلِيلًا
Dan
siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan,
dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim
menjadi kesayangan-Nya.
(an Nisa: 125)
(an Nisa: 125)
Merendah, mencinta, dan tunduk, itulah di antara tujuan ibadah kita kepadaNya.
Dan dalam mencapai tujuan beribadah tersebut, ada keseimbangan yang harus kita jaga.
Allah ta'ala berfirman
وَزَكَرِيَّا
إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ
الْوَارِثِينَ (89) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى
وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي
الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
(90)
”
Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan Aku hidup seorang diri (tanpa keturunan, pen) dan Engkaulah waris yang paling baik. Maka kami memperkenankan doanya, dan kami anugerahkan kepadanya Yahya dan kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap (rogbah) dan cemas (rohbah) dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami”.
(al Anbiyaa’: 89-90).
Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan Aku hidup seorang diri (tanpa keturunan, pen) dan Engkaulah waris yang paling baik. Maka kami memperkenankan doanya, dan kami anugerahkan kepadanya Yahya dan kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap (rogbah) dan cemas (rohbah) dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami”.
(al Anbiyaa’: 89-90).
Seorang manusia muslim, dalam ibadahnya dituntut untuk merangkum 2 hal: harap dan takut. Mereka yang hanya berharap dan tidak merasa takut akan menjadi manusia yang memudah-mudahkan dosa dan tidak bersemangat dalam memperbanyak amal.Sedangkan mereka yang hanya takut, akan terus mengurung dirinya dalam ibadah bersendirian, bahkan mungkin putus asa terhadap rahmatNya.
Semoga kita dapat terhindar dari keduanya. Amiin.
Wallahu a'lam
TANYA JAWAB :
TANYA JAWAB :
1. Pak jika ada yg tdk berpuasa pada bulan ramadhan atau puasanya bolong2 apakah bisa disebut mendapatkan kemenangan???
Jawab:
Seseorang yg tdk berpuasa ramadhan tanpa uzur syar'i, bukan hanya tidak mendapat kemenangan tapi berdosa besar, na'udzubillah
lain halnya, jika orang tersebut tdk berpuasa krn uzur; sakit, tua, datang bulan, dll.
mereka masih bisa mendapatkan keberkahan ramadhan
lain halnya, jika orang tersebut tdk berpuasa krn uzur; sakit, tua, datang bulan, dll.
mereka masih bisa mendapatkan keberkahan ramadhan
2. Lalu jika org tua ada hutang puasa lalu scra fisik kurang mampu u/ membayarnya dan anaknya membayar hutang tsb boleh??
Jawab:
jika orang tua yg punya utang puasa tidak mampu lagi membayar puasanya, maka bisa dengan membayar fidyah. wallahu a'lam
3. Berarti anaknya tdk boleh membayar hutang dg puasa jg pak?
Jawab:
selama orang tuanya masih hidup, maka hanya bisa membayar fidyah.
Jawab:
selama orang tuanya masih hidup, maka hanya bisa membayar fidyah.
4. Pak kenapa ya suasana puasa ramadhan dengan suasana puasa biasa beda??
Jawab:
Jawab:
Jawab :
7. Lalu pada saat hari raya kan kita kembali fitrah... Lalu jika si a menggibah si b
Pada saat lebaran si a mnt maaf pada si b,tpi si b blm bs memaafkan si a
Apa itu artinya tdk fitrah diri kita pak??
Jawab :
Narasumber : Ustadz Syaikhul Muqorrobin
Tema : SI/Amalan Bulan Rajab
Notulen : Arsyaf
Editor : Ana Trienta
Lalu pada saat hari raya itu rasanya gimana gitu
Jawab:
berbeda karena memang bulan ramadan memiliki keutamaan tersendiri dibanding bulan lain.
di antaranya: dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, diikatnya setan2, dsb
di antaranya: dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, diikatnya setan2, dsb
5. Hehehe...tapi masih ada org2 yang menggibah pada bulan ramadhan...berarti setannya msh ada??
Jawab:
orang yang sudah terbiasa maksiat, akan tetap maksiat walaupun tdk digoda setan.
setan itu seperti pelatih,ibarat pemain sepakbola, pelatihnya diikat di pinggir lapangan pun tetap saja bisa bermain sepakbola, krn sdh terbiasa
setan itu seperti pelatih,ibarat pemain sepakbola, pelatihnya diikat di pinggir lapangan pun tetap saja bisa bermain sepakbola, krn sdh terbiasa
6. Lalu saya pernah denger pada saat itu dosanya jg 2x lipat...karena pahalanya jg 2x lipat..bener gak pak??
Jawab :
Allahu a'lam, saya blm tahu ttg dalil dosa yg berlipat ganda
7. Lalu pada saat hari raya kan kita kembali fitrah... Lalu jika si a menggibah si b
Pada saat lebaran si a mnt maaf pada si b,tpi si b blm bs memaafkan si a
Apa itu artinya tdk fitrah diri kita pak??
Jawab :
jika
sudah bertaubat dg sebenarnya dan sudah berusaha minta maaf dg tulus
dan sebaik baiknya, semoga Allah menjadikannya kembali fitrah.
bunda fillah, sudah menjelang waktu zuhur, kajian.kali ini sampai di sini dl ya
kita tutup dg kafaratul majelis.
walhamdulillahirabbil alamain
kita tutup dg kafaratul majelis.
walhamdulillahirabbil alamain
PENUTUP:
Doa Kafaratul Majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada
sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon
pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
KAJIAN ONLINE HAMBA اَللّهُSWT UMMI
Hari / Tanggal : Rabu 13 Mei 2015Narasumber : Ustadz Syaikhul Muqorrobin
Tema : SI/Amalan Bulan Rajab
Notulen : Arsyaf
Editor : Ana Trienta
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment