Hari ini, kita dihebohkan dengan berbagai kurikulum. Tapi mari kita tengok, bagaimana Allah memberikan pelajaran kepada kita tentang bagaimana dan apa saja yang harus diajarkan oleh orangtua pada anaknya.
Mari mengambil ibroh dari surat Luqman ayat 13 - 19
1. Allah mengingatkan secara khusus tentang bagaimana seorang ayah memberi nasehat kepada anaknya. Inilah Al Quran, yang seharusnya menjadi perhatian khusus para bapak. Padahal di masyarakat kebanyakan berkembang pendapat bahwa mendidik anak itu bagian ibu, bapak cari nafkah. Padahal hampir semua dialog edukatif dalam Al Quran hampir semua antara ayah dan anak. Nabi Luth, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Zakaria, juga Luqman al hakim
2. Materi-materi lengkap tentang pendidikan anak :
A. Tauhid :
dalam kalimat لا تشرك با لله، ini yang pertama dan utama. Hari ini, inilah yang terberat adalah mengajarkan kemurnian tauhid. Di tengah-tengah serangan materi, informasi dan teknologi, perlu kerja keras untuk menanamkan keyakinan tauhid. Pengalaman saya ketika bercerita di depan anak-anak tentang kekuasaan Allah membelahkan laut untuk Nabi Musa, anak-anak malah teriak "aaah gitu mah Ang juga bisa" subhanallah... Atau ketika dengan cukup atraktif saya bercerita tentang Isra Miraj, apa kata anak-anak? "Superman juga bisa terbang, gak pake apa-apa malah " sekali lagi saya mengirit dada. Tokoh kartun, sebuah imajinasi, telah mencekoki otak anak-anak sehingga sulit untuk menerima keMahaKuasaan Allah. Untuk itulah, nabi Yaqub memastikan tauhid anaknya di akhir hidupnya, dengan sebuah pertanyaan dalam Al-Baqarah 133 ما تعبدون من بعدي؟ memastikan bahwa sepeninggal sang ayah, anaknya tetap menyembah Allah bukan yg lain.
B. Birrul walidain dengan bersyukur kepada kedua orangtua atas segala jerih payahnya. Allah menggambarkan kesulitan seorang ibu ketika melahirkan, karena inilah perjuangan terberat seorang ibu.
Hatta ketika orangtua musyrik, seorang anak tetap harus berbuat baik pada orangtua. Hari ini, menanamkan birrul walidain harus berhadapan dengan intervensi budaya yang sangat gencar. Inilah tingkatan kedua setelah tauhid. Kita mendidik anak untuk birrul walidain, bukan karena kita ingin dihormati atau dihargai, tapi karena Allah memerintahkan itu, dan kita harus membimbing mereka untuk memenuhi perintah Allah.
C. Semangat beramal sholih
Luqman mewasiatkan agar anaknya detil dalam memilih amal karena semuanya akan dihisab dengan hisaban yg detil. Bahkan di ayat 16 ini Allah menutupnya dengan انْ الله لطيف خبير
Kita harus menanamkan semangat beramal, bahwa amal sholih itu bukan hanya perkara ibadah yang "besar" yang ditanamkan adalah semangat beramal sholihnya.
D. Menegakkan sholat dan amar maruf nahyi munkar
Inilah ibadah mahdloh yang menjadi patokan ibadah lainnya diterima disisi Allah, dialah bejananya. Menjadikan sholat sebagai ruh dalam kehidupan sehingga tujuannya tercapai yaitu mencegahmu dari keburukan dan kemunkaran. Makanya dalam ayat 17 ini Allah melanjutkannya dengan perintah amar maruf nahyi munkar. Tak mudah menerjemahkan hal ini. Mulai dari mengajarkan tata cara sholat, mendawamkannya sampai dengan memaknai hidup dengan nilai-nilai sholat. Hingga sholat bukan hanya mencegahnya dari keburukan dan kemunkaran tapi juga mampu menjaganya dengan amar maruf nahyi munkar.
E. Sabar
Perintah sabar ini Allah satukan dalam 1 ayat dengan perintah sholat, karena demikian juga Allah menggandengkan sholat dan sabar sebagai 2 hal penting untuk beristi'anah, meminta pertolongan kepada Allah. Sabar adalah sesuatu yang sangat penting, begitu Allah menutup ayat 17 ini.
F. Akhlak kepada sesama manusia
Tidak boleh sombong, merasa lebih dari manusia lain, merendahkan yang lain. Ilustrasi yang cantik ketika Allah memilih kata صعر dalam ayat ini . صععر adalah nama penyakit pada unta yang menyerang lehernya sehingga unta tidak bisa menengok kiri kanan. Keberpalingan, empati kepada manusia lain sebagai indikator kerendahan hati. Akhlak ini sebagai ukuran transendensi ruhiah dia terhadap sesama manusia.
G. Akhlak diri, dengan berjalan dan berkata yang sederhana, tidak berlebihan
Mari kita perhatikan inilah kurikulum yang sangat komplit dan universal. Kita harus mendesainnya untuk menjadi kurikulum pendidikan anak-anak kita. Dengan bimbingan Allah dan hikmah Luqman al hakim, semoga di akhir hidup kita mendapat jawaban mantap dari anak-anak kita seperti jawaban putra-putra Nabi Yaqub As ; نعبد تلهك و اله ابائك
TANYA JAWAB
1. Ya ustadzah benar sekali dI zaman sekarang banyak yang para ayah berkata ibu adalah tugas di rumah dan mengajari anak-anak sedangkan ayah mencari nafkah. Bagaimana jika suami minim dengan ilmu agama dan melatih anak-anak dengan dunia saja sedangkan istri paham dengan ilmu agama sedangkan madrasah itu keduanya berperan penting ibu dengn ayah?
Jawab:
Kesenjangan pemahaman memang akan menimbulkan perbedaan orientasi. Bagaimanapun harus dikomunikasikan, HARUS ! Karena boleh jadi suami begitu karena tidak faham. Yang penting adalah memilih cara dan waktu yang tepat untuk berkomunikasi. Kalau di dunia psikologi banyak referens tentang psikologi wanita, tapi sangat sedikit tentang psikologi laki-laki. Tapi, kita bisa menjadikan suami sebagai "objek" mempelajari hal tersebut, bahkan lebih spesifik dan subjektif khusus tentang suami kita. Kedua berdoa, ini senjata kita, Allah pasti akan membantu hambanya yang akan berbuat baik. Ketiga kita bisa menjadikan anak sebagai media perantara untuk menjembatani komunikasi membahas sesuatu tentang pendidikan anak.
2. Dengan cara apa dan bagaimana menanamkan ketauhidan yang kuat terhadap anak sedini mungkin?
Jawab:
Sama, saya juga masih belajar, menurut saya pendidikan tauhid itu awalnya dan utamanya adalah dogma sehingga kita bisa membiasakannya sedari kecil. Seiring usia kita akan menguatkannya dengan hikmah dan ilmu pengetahuan. Misalnya tentang Shalat, awalnya kita hanya membiasakan,mengkondisikan,memberi contoh. Ketika anak bertanya kenapa harus sholat, menurut saya tidak mungkin kita menjawab bahwa sholat itu hukumnya wajib, kalau tidak nanti an bla bla bla.... atau karena sholat itu hukmahnya begini begitu untuk kesehatan tubuh dll. Pada awalnya mungkin kita hanya bisa menjawab memang kalau orang baik, atau anak sholeh harus sholat, setelah itu bisa kita jawab bahwa ini perintah Allah dan seterusnya.
Biasakan juga "menghadirkan" Allah dalam setiap komunikasi atau kejadian di sekeliling anak. Misalnya ketika dia makan jeruk, kita bisa sampaikan "Alhamdulillah hari ini Allah sudah memberi kita jeruk" jika anak menjawab, ini dari tukang jualan bu, bukan dari Allah, ikuti perbincangan dengan menelusuri, tukang jualan dapetnya dari mana, terus... sampai ketemu bahwa pohon jeruk itu Allah yg menumbuhkan, atau momen-momen sehari ketika melihat lalat terbang, ikan berenang, kita bangun tidur dll.
3. Yang poin F bacanya apa ya ummi yang bahasa arab? Trus maksudnya apa?
Jawab:
tolong dibuka surat Al Baqarah ayat 133 ya, jadi Nabi Yaqub ketika menjelang wafat beliau bertanya pada anaknya "apa yang akan kalian sembah sepeninggalku?" anaknya menjawab "kami akan menyembah Tuhanmu dan tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan ishak.
Sapi Betina (Al-Baqarah):133 - Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”.
================================
Kajian Online WA Hamba اللَّهِ SWT M12Nanda
Narasumber : Ustadzah Sufi
Materi : Parenting
Admin : meisha, Arin, Laela
Editor : Riski Ika Wati
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment