Kajian Online WA Hamba الله
SWT
Selasa,
10 November 2015
Narasumber : Ustadz
Tri Satyahadi
Rekapan Grup Nanda M104 (Rini Ismayanti)
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor
: Rini Ismayanti
TAHAPAN INTERAKSI DENGAN SYAHADAT
1. Cinta
Karena Islam
disampaikan dengan menggunakan pendekatan persuasif tanpa tekanan dan paksaan,
juga didasarkan pada dalil-dalil yang tak terbantahkan, bukti-bukti nyata,
serta argumentasi yang kuat, maka orang menerima agama ini dengan penuh
kesadaran dan suka cita. Sebelum menyatakan keislamannya, terlebih dahulu
seseorang diajak untuk mengenali sistem ini dengan seksama. Hendaknya ia juga
mengenal baik siapa yang menyampaikan Islam kepadanya.
Islam disampaikan oleh
seorang rasul yang sebelum kenabiannya telah dikenal sebagai orang yang
memiliki kredibilitas yang sangat mulia di masyarakat. Demikian pula pada masa
sekarang para da’i yang menyampaikan agama ini kepada masyarakat adalah
orang-orang yang memiliki kredibilitas moral yang baik di lingkungannya.
Kredibilitas yang baik yang dipadukan dengan metodologi penyampaian Islam yang
didasarkan pada hujjah hasanah, pasti akan menumbuhkan rasa cinta dan
kedamaian. Sasaran dakwah akan mencintai Islam sebagai sistem yang mengatur
kehidupannya; mencintai Allah yang telah menurunkan aturan yang menebarkan
rahmat dan kedamaian tersebut; serta akan mencintai Rasul saw. Yang telah
dengan tulus, amanah, dan penuh pengorbanan telah menyampaikan kepada mereka
dengan sepenuh hati.
“Dan di antara manusia
ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka
mencintainya sebagai mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
sangat besar cintanya kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
2. Ridha
Cinta tulus suci yang
didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran penuh itu menjadikan dirinya ridha
untuk menerima Allah sebagai tuhannya. Ia ridha untuk menghambakan diri kepada
Tuhan yang telah menciptakannya, memberinya rezeki yang tiada putus-putusnya,
melindunginya, dan memberinya rezeki yang tiada putus-putusnya, melindunginya,
dan memberi apa saja yang ia minta dalam doanya. Ia ridha menerima Islam
sebagai sistem yang mengatur kehidupannya; ia tinggalkan sistem-sistem lain
yang membelenggunya. Ia ridha menerima Muhammad bin Abdullah sebagai nabi dan
rasul yang membimbingnya dalam beribadah kepada Allah dan mengimplementasikan
ajaran Islam dalam kehidupan.
“Sungguh telah ada
pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu.” (Al-Ahzab:21)
3. Shighah (celupan)
Allah
Kecintaannya yang
mendalam dan keridhaannya terhadap apa yang terkandung dalam syahadatain itu
mampu mewarnai dirinya secara keseluruhan bagai celupan yang kuat. Syahadatain
akan mencelup hati seseorang sehingga mewarnai keyakinannya dan meluruskan
niatnya. Sebagai muslim ia menjadi orang yang memiliki aqidah yang sahih,
mentauhidkan Allah dalam niat dan amal perbuatannya, hanya mengharap ridha-Nya
dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Syahadat juga akan mewarnai
akalnya sehingga pikiran dan konsep-konsep yang ditelurkannya merupakan ide,
gagasan, pemikiran, dan konsep yang islami, dan bermanfaat bagi alam semesta.
Di samping itu syahadatain juga mewarnainya secara jasadi sehingga penampilan
dan amal perbuatannya merupakan wujud implementasi dari cinta, keridhaan,
kepatuhan, dan ketaatannya kepada Allah, agama, dan rasul-Nya.
“Itulah celupan Allah.
Siapakah yang lebih baik celupannya dibanding celupan Allah?” (Al Baqarah:138)
TANYA JAWAB
Q : Tahapan interaksi
dengan syahadat yang pertama adalah cinta. Jika seseorang bersyahadat pada awal
niatnya dikarenakan orang tersebut mencintai lawan jenisnya itu gimana
hukumnya, pak ustadz? Apakah keislamannya diterima?
A : Ia akan
mendapatkan sesuai niatnya, syahadatnya sah tapi tidak bernilai disisi Allah.
Q : Rosul mengatakan kelak akan ada 70 golongan dalam islam..Golongan seperti apa itu tad ?
A: Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ashabus Sunan dan masanid seperti Abu Daud, Nasai, Tirmidzi dan yang lainnya dengan beberapa lafazhnya, diantaranya,”Orang-orang Yahudi akan terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan seluruhnya di neraka kecuali satu. Orang-orang Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan seluruhnya di neraka kecuali satu. Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan seluruhnya di neraka kecuali satu.” Didalam riwayat lain,”Mereka bertanya,’Wahai Rasulullah, siapakah golongan yang selamat ?
Beliau saw
menjawab,’Siapa yang berada diatas (ajaran) seperti ajaranku hari ini dan para
sahabatku.” (HR. Thabrani dan Tirmidzi) didalam riwayat lain disebutkan,”ia
adalah jama’ah, tangan Allah berada diatas tangan jama’ah.” (HR. Ahmad dan Abu
Daud)
Siapa Golongan Yang Selamat ?
Siapa Golongan Yang Selamat ?
Syeikh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baaz mengatakan bahwa “Golongan yang Selamat” adalah jama’ah yang
istiqomah diatas jalan Nabi saw dan para sahabatnya, mengesakan Allah, menaati
berbagai perintah dan menjauhi berbagai larangan-Nya, istiqomah dengannya dalam
perkataan, perbuatan maupun aqidahnya. Mereka adalah ahlul haq, para penyeru
kepada petunjuk-Nya walaupun mereka tersebar di berbagai negeri, diantara
mereka ada yang tinggal di Jazirah Arab, Syam, Amerika, Mesir, Afirka, Asia,
mereka adalah jama’ah-jama’ah yang banyak yang mengetahui aqidah dan amal-amal
mereka. Apabila mereka berada diatas jalan tauhid, keimanan kepada Allah dan
Rasul-Nya, istiqamah diatas agama Allah sebagaimana yang terdapat pada Al
Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya maka mereka adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
walaupun mereka berada di banyak tempat namun pada akhir zaman jumlah mereka
tidaklah banyak.
Dengan demikian,
kriiteria mereka adalah keistiqomahan mereka berada diatas kebenaran. Apabila
terdapat seseorang atau jama’ah yang menyeru kepada Kitabullah dan Sunnah
Rasul-Nya, menyeru kepada tauhid Allah serta mengikuti syariahnya maka mereka
adalah jama’ah, mereka adalah “Golongan yang Selamat”.
Adapun orang yang
menyeru kepada selain Kitabullah atau selain Sunnah Rasul saw maka mereka
bukanlah jama’ah bahkan termasuk kedalam golongan yang sesat dan merusak.
Q : Salah satu golongan
sebut saja Tarekat, mereka menyatakan kelak golongan merekalah yang akan
bersama Rasul kelak di surga. Bagaimana menurut ustad.
A : Ya Kalo tarekatnya masuk kriteria golongan yang selamat seperti diatas.
A : Ya Kalo tarekatnya masuk kriteria golongan yang selamat seperti diatas.
Q : Gimana merurut
syariat yang benar, apakah islam seutuhnya wajib di baiat seperti
kepercayaan golongan tarekat ??
A : Untuk tarekat panjang pembahasannya dan harus hati-hati, Lengkapnya lihat di:
http://www.alkhoirot.net/2014/12/hukum-tarekat-tasawwuf-sufi.html?m=1
A : Untuk tarekat panjang pembahasannya dan harus hati-hati, Lengkapnya lihat di:
http://www.alkhoirot.net/2014/12/hukum-tarekat-tasawwuf-sufi.html?m=1
Q : Yang dimaksud
Rosul itu gol yang sprt apa tad ?? Apakah sprt tarekat, NU, Muhamadiyah dll.
A : Sepanjang mereka
itu berpegang pada kitabullah dan assunnah, mereka golongan yang selamat.
Golongan nu,muhammdiyah kan hanya golongan didunia saja.
Q : Apakah benar kalo
tidak masuk dalam salah satu golongan, kita bukan pengikut Rosul?
A : Tidak benar, tapi
kalo gol yang dimaksud sebagai sarana muslim untuk menegakan kalimatullah dan
i'tibaurrasul..silahkan masuk kedalam nya.
Q : Setau saya,
setelah dibaiat murid tidak diperkenankan membawa ajaran tarekat diluar golongan
mereka. Bagaimana menurut hukum syariat tad ??
A : Begini bunda
tarekat itu kegiatannya, yang melalukan disebut sufi, kalo tarekatnya itu
dasarnya, iman, islam, dan ihsan semata karena Allah, boleh, dan contoh para
sufi yang mulia banyak bunda. Mengenai, cara dan pelaksanaannya sepanjang tidak
sesuai syar'i, atau melenceng dari kitabullah dan sunnah, itu tarekat/ajaran yang
dilarang, wallahu a'lam. Memuliakan guru dibolehkan bunda sepanjang tidak
berlebihan, tapi mengkultuskan yang dilarang hingga sisa air, atau bekas
makanannya diperebutkan. Naudzubillah.
Q : Ridho dengan
ikhlas sama tidak ya?
A : Ridha berkaitan
dengan sikap hati yang rela menerima apa yang menjadi takdir hidupnya. Karena
yakin dibalik itu semua ada hikmah dan kebaikan buat dirinya. Sedangkan ikhlas
berkaitan dengan tidak adanya penyekutuan dan unsur riya dalam amal perbuatan
seorang hamba. Semua yang dikerjakannya murni karena Allah SWT semata.
Ikhlas berasal dari kata akhlasha yang merupakan bentuk kata kerja lampau transitif yang diambil dari kata kerja intransitif khalasha dengan menambahkan satu huruf `alif (`). Bentuk mudhâri’ (saat ini) dari akhlasha adalah yukhlishu dan bentuk mashdarnya yaitu ikhlash . Kata tersebut berarti, murni, bersih, jernih, tanpa campuran. Ikhlas adalah melakukan sebuah perbuatan yang hanya demi dan karena Allah SWT semata. Sama seklai tidak mengharapkan imbalan dari orang lain.Dalam kasus tertentu ridho dan ikhlas menunjuk pada pengertian yang sama, Namun sebenarnya ridho dan ikhlas adalah dua hal yang berbeda. Ridho berarti rela yang berhubungan dengan takdir (qodha dan qodar) dari Allah SWT.
Ridho adalah mempercayai sesungguh-sungguhnya bahwa apa yang menimpa kepada kita, baik suka maupun duka adalah yang terbaik menurut Allah. Dan apapun yang digariskan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya pastilah akan berdampak baik pula bagi hamba-Nya.
Ikhlas berasal dari kata akhlasha yang merupakan bentuk kata kerja lampau transitif yang diambil dari kata kerja intransitif khalasha dengan menambahkan satu huruf `alif (`). Bentuk mudhâri’ (saat ini) dari akhlasha adalah yukhlishu dan bentuk mashdarnya yaitu ikhlash . Kata tersebut berarti, murni, bersih, jernih, tanpa campuran. Ikhlas adalah melakukan sebuah perbuatan yang hanya demi dan karena Allah SWT semata. Sama seklai tidak mengharapkan imbalan dari orang lain.Dalam kasus tertentu ridho dan ikhlas menunjuk pada pengertian yang sama, Namun sebenarnya ridho dan ikhlas adalah dua hal yang berbeda. Ridho berarti rela yang berhubungan dengan takdir (qodha dan qodar) dari Allah SWT.
Ridho adalah mempercayai sesungguh-sungguhnya bahwa apa yang menimpa kepada kita, baik suka maupun duka adalah yang terbaik menurut Allah. Dan apapun yang digariskan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya pastilah akan berdampak baik pula bagi hamba-Nya.
Q : Jika kita
mempunyai sikap takut kita tidak ridha atau tidak ikhlas , namun selalu berdoa
untuk keridhoan dan keikhlasan apa itu boleh ?
A : Boleh. Yang
namanya ridho dan ikhlas perlu tahap pembelajaran
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment