Kajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 17 Februari 2016
Narasumber : Ustadzah
Aprianti
Rekapan Grup Nanda M110 (Rani)
Tema : Kesehatan
Editor
: Rini Ismayanti
HIPERTENSI
Hipertensi
atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah pada
dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai
“pembunuh diam-diam” karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-satunya
cara mengetahui apakah mba memiliki hipertensi adalah dengan mengukur tekanan
darah.
Jika
mba belum memeriksa dan tidak tahu tekanan darah mb, mintalah kepada dokter
untuk memeriksanya. Semua orang dewasa sebaiknya memeriksa tekanan darah mereka
setidaknya setiap lima tahun sekali.
Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa penderita
hipertensi yang berusia di atas 18 tahun mencapai 25,8 persen dari jumlah
keseluruhan penduduk Indonesia. Dari angka tersebut, penderita hipretensi
perempuan lebih banyak 6 persen dibanding laki-laki. Sedangkan yang
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya mencapai sekitar 9,4 persen. Ini
artinya masih banyak penderita hipertensi yang tidak terjangkau dan terdiagnosa
oleh tenaga kesehatan dan tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran tenaga
kesehatan. Hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab
kematian tertinggi di Indonesia.
Risiko Mengidap Hipertensi
Penyebab
hipertensi belum bisa dipastikan pada lebih dari 90 persen kasus. Seiring
bertambahnya usia, kemungkinan, untuk menderita hipertensi juga akan meningkat.
Berikut ini adalah faktor-faktor pemicu yang diduga dapat memengaruhi
peningkatan risiko hipertensi.
a.
Berusia di atas 65 tahun.
b.
Mengonsumsi banyak garam.
c.
Kelebihan berat badan.
d.
Memiliki keluarga dengan hipertensi.
e.
Kurang makan buah dan sayuran.
f.
Jarang berolahraga.
g.
Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein).
h.
Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
Risiko
mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan mengubah hal-hal di atas dan
menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
juga bisa membantu diagnosis pada tahap awal. Diagnosis
hipertensi sedini mungkin akan meningkatkan kemungkinan untuk menurunkan
tekanan darah ke taraf normal. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah gaya
hidup menjadi lebih sehat tanpa perlu mengonsumsi obat.
Mengukur Tekanan Darah
Kekuatan
darah dalam menekan dinding arteri ketika dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh
menentukan ukuran tekanan darah. Tekanan yang terlalu tinggi akan membebani
arteri dan jantung, sehingga pengidap hipertensi berpotensi mengalami serangan
jantung, stroke, atau penyakit ginjal.
Pengukuran
tekanan darah dalam takaran merkuri per milimeter (mmHG) dan dicatat dalam dua
bilangan, yaitu tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan
darah saat jantung berdetak memompa darah keluar. Sedangkan tekanan diastolik
merupakan tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi (fase relaksasi) . Saat
ini darah yang baru saja dipompa keluar jantung (tekanan sistolik), berada di
pembuluh arteri dan tekanan diastolik juga menunjukkan kekuatan dinding arteri
menahan laju aliran darah.
Tekanan
darah mb 130 per 90 atau 130/90 mmHG, berarti mb memiliki tekanan sistolik 130
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Angka normal tekanan darah adalah yang berada
di bawah 120/80 mmHG.
Mba
akan dianggap mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi jika hasil dari
beberapa kali pemeriksaan, tekanan darah mba tetap mencapai 140/90 mmHg atau
lebih tinggi.
Pencegahan dan Pengobatan
Hipertensi
Jika
tekanan darah mba tinggi, pantaulah dengan ketat sampai angka tersebut turun
dan bisa dikendalikan dengan baik. Dokter biasanya menyarankan perubahan pada
gaya hidup yang termasuk dalam pengobatan untuk hipertensi sekaligus
pencegahannya. Langkah tersebut bisa diterapkan melalui:
a.
Mengonsumsi makanan sehat.
b.
Mengurangi konsumsi garam dan kafein.
c.
Berhenti merokok.
d.
Berolahraga secara teratur.
e.
Menurunkan berat badan, jika diperlukan.
f.
Mengurangi konsumsi minuman keras.
Mencegah
hipertensi lebih mudah dan murah dibandingkan dengan pengobatan. Karena itu,
pencegahan sebaiknya dilakukan seawal mungkin. Jika didiamkan terlalu lama,
hipertensi bisa memicu terjadinya komplikasi yang bahkan bisa
mengancam jiwa pengidapnya.
Tafadol
jika ada yang ingin didiskusikan
TANYA
JAWAB
Q
: Assalamu'alaykum ustadza,,ana mau tanya,,,Kalau kurang darah apa bisa kena
hipertensi ?
A
: Waalaikumsalam,hipertensi hanya untuk istilah darah diatas normal mba atau
darah melebihi batas normal. Jika kurang darah lain istilahnya dan gejalanya
juga berbeda..Kurang darah biasa dikenal anemia.
Q
: Di keluarga saya ada yang beriwayat hipertensi (almarhumah ibu), diagnosa
dokter ada pembuluh darah yang pecah dan ayah saya juga pernah kena stroke (2x)
kemungkinan ayah saya juga punya bakat hipertensi. Sedangkan saya pernah
diperiksa dokter katanya darah rendah/anemia. Apakah ini artinya saya aman dari
hipertensi, atau apa tetap ada kemungkinan terkena hipertensi?
A
: Jika beberapa kali dinyatakan anemia atau kurang darah, insya Allah jauh dari
hipertensi mba walaupun ada riwayat keluarga..dengan catatan pemeriksaannya
benar yah..
Q
: Sebenarnya gejala umum yang dirasakan penderita hipertensi ini apa ya
ustadzah?
A
: Bisanya mual,pusing berputar, mata berkunang dan kadang disertai telinga berdengung...
Q
: Apa sering sakit kepala termasuk? Iya bisa juga sering sakit kepala, tapi
darah rendah juga biasanya sering sakit kepala..yang membedakan lokasi
nyerinya... Kalau saya sering merasa sakit kepala dan biasa nya disertai rasa
sakit dan kaku dibagian leher belakang/tengkuk. Kalau hari-hari terakhir mens juga
sering sakit kepala seperti pengen pingsan/lemas/sempoyongan.
A
: Sebaiknya banyak istrahat,cukup tidur dan perbanyak protein,buah dan sayur
Q
: Oia ustadzah kalau dokter menyarankan minum obat pengencer darah, itu untuk
obat apa ya ustadzah
A
: Biasanya untuk menurunkan tekanan darah, tapi itu tidak digunakan dalam
jangka panjang ya mba?
Q
: Ustadzah, apakah penderita hipertensi akan selalu kena kolestrol juga?
A
: Biasanya 50% Akan terkena jika pola makan tidak dijaga
Q
: Assalamu'alaikm.. Bu ustadzah temen ana ada yang kena liver tapi masih gejala
sih gimana ya biar bisa pulih kembali secara normal ?
A
: Waalaikumsalam.. Sudah cek lab? Menjaga
kebersihan lingkungan didalam rumah atau juga diluar rumah serta ditempat mba
bekerja. Biasakan untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum hendak menyentuh
sesuatu. Hindarilah minum minuman air kran jika mba sedang bepergian keluar
Negeri. Hindari penggunaan dari jenis obat-obatan terlarang, yang paling utama
adalah yang bentuknya kapsul, pil dan juga jarum suntik. Melakukan hubungan
seksual yang aman dan hanya melakukannya dengan pasangan saja. Hindari
penggunaan dari alat-alat kesehatan pribadi misalnya adalah penggunaan seperti
alat cukur atau juga alat gunting kuku. Menyeimbangkan asupan dari makanan yang
mengandung nutrisi, vitamin serta mineral. Jangan minum obat-obatan dokter
dalam jangka waktu panjang. Mba bisa mencoba obat herbal alami. Hindarilah
pembelian atau juga pemakaian dari produk untuk beberapa jenis makanan yang
mengandung bahan pengawet serta pewarna makanan dan makanan yang terbuat dari
bahan kimia. Aturlah pola makan yang baik dan sehat, serta melakukan cara diet
sehat yang hanya diperuntukkan bagi diet yang berimbang dengan tujuan untuk
menjaga dan memelihara fungsi hati supaya tetap bekerja lebih baik. Mendapatkan
satu suntikan dari immune globulin jika mba sudah terpapar dengan penyakit
hepatitis A. Mengatur pola hidup yang baik misalnya adalah dengan mendapatkan
waktu istirahat yang cukup dan juga teratur. Aturlah pola tidur mna misalnya
waktu tidur dan bangun tidur. Dapatkan waktu tidur berkualitas 8 jam dalam
sehari.
Q
: Assalamu'alaikum ustadzah..untuk tekanan darah yang normal usia senja berapaan
ya ustadazah...apakah orang yang mengidap hipertensi mmpngaruhi kerja lambung jugaa???...syukron
ustadzah
A
: Waalaikumsalam.. 130/90mmhg. Seharusnya tidak, jika tidak ketergantungan obat
penurun tadi..jika ketergantungan atau konsumsi obat penurun tadi jangka
panjang bisa terjadi karena efek samping dari obat..
Q
: Kalau seseorang punya riwayat liver/kuning/hepatitis A yang SGPT-x smpai 1250
trus sekarang udah turun jadi 77 itu apakah bisa kambuh lagi ya ustadzah? A :
Ada kemungkinan kambuh kembali.
Q
: Upaya apa yang dlakukan untuk mencegah supaya tidak kambuh lagi?
A
: Menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah atau juga diluar rumah serta
ditempat mba bekerja. Biasakan untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum hendak menyentuh sesuatu. Hindarilah minum
minuman air kran jika mba sedang bepergian keluar Negeri. Hindari penggunaan
dari jenis obat-obatan terlarang, yang paling utama adalah yang bentuknya
kapsul, pil dan juga jarum suntik. Melakukan hubungan seksual yang aman dan
hanya melakukannya dengan pasangan saja. Hindari penggunaan dari alat-alat
kesehatan pribadi misalnya adalah penggunaan seperti alat cukur atau juga alat
gunting kuku. Menyeimbangkan asupan dari makanan yang mengandung nutrisi,
vitamin serta mineral. Jangan minum obat-obatan dokter dalam jangka waktu
panjang. Mba bisa mencoba obat herbal alami. Hindarilah pembelian atau juga
pemakaian dari produk untuk beberapa jenis makanan yang mengandung bahan
pengawet serta pewarna makanan dan makanan yang terbuat dari bahan kimia. Aturlah
pola makan yang baik dan sehat, serta melakukan cara diet sehat yang hanya
diperuntukkan bagi diet yang berimbang dengan tujuan untuk menjaga dan
memelihara fungsi hati supaya tetap bekerja lebih baik. Mendapatkan satu
suntikan dari immune globulin jika mba sudah terpapar dengan penyakit hepatitis
A. Mengatur pola hidup yang baik misalnya adalah dengan mendapatkan waktu
istirahat yang cukup dan juga teratur. Aturlah
pola tidur mna misalnya waktu tidur dan bangun tidur. Dapatkan waktu tidur
berkualitas 8 jam dalam sehari.
Q
: Apa penderita hipertensi itu harus minum obat seumur hidup?
A
: Baiknya tidak, karena obat penurun tadi efek sampingnya kurang baik bagi
kerja organ jika digunakan jangka panjang.. Biasa terapi jus seperti belimbing.
Q
: Adakah obat herbal atau buah dan sejenisnya untuk penderita hipertensi? A : Belimbing
cukup bagus.
Q
: Apakah kalo penyakit hipertensi itu selalu marah-marah terus ya
bunda?,,syukron
A
: Bisa terjadi pada beberapa orang karena marah merupakan emosi normal yang ada
pada diri manusia. Akan tetapi kita harus bisa mengelola marah agar tidak
menimbulkan penyakit. Ketika marah, akan terjadi perubahan pada
tubuh seperti:
a.
Hormon adrenalin meningkat: jantung berdetak kencang, napas memburu, keringat
berlebih
b.
Hormon kortisol (hormon stres) meningkat
c.
Tekanan darah meningkat
d.
Pupil membesar
e.
Sakit kepala
Q
: Bunda mau tanya yang jawaban di atas, kan di jelaskan hindari pemakaian
pribadi seperti gunting kuku, apakah gunting kuku bisa menularkan penyakit juga
bunda??kalo kita pinjemin ke temen gitu ?
A
: Jika pada saat menggunting kuku, terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
misalnya tergunting sedikit kulit hingga berdarah atau keluar cairan-cairan dan
menempel pada gunting kuku..itu yang perlu diwaspadai, mengenai kebersihan
guntingnya juga.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment