Mendoakan Mereka dari Kejauhan
Wanita muslimah yang hatinya bercampur dengan pancaran iman, mencintai saudarinya seperti mencintai dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia tidak lupa untuk mendoakan mereka dari kejauhan dengan doanya seorang yang gaib untuk saudarinya yang gaib. Doa yang dipenuhi dengan hangatnya persaudaraan yang tulus, dan doa yang muncul dari hati yang mencintai dan tulus.
Ia yakin bahwa doa seperti ini sangat cepat dikabulkan oleh Allah swt. karena doa ini membawa ratapan ketulisan, perasaan yang penuh dengan kehangatan dan tujuan yang sangat luhur. Hal ini ditegaskan oleh sabda Rasulullah saw.,
"Doa yang paling cepat terkabul adalah doanya seorang yang gaib untuk orang yang gaib." (HR. Bukhari)
Makna ini mengakar kuat dalam jiwa para sahabat, sehingga mereka selalu meminta doa kepada kepada saudaranya setiap kali ia berada dalam kondisi yang doanya terkabulkan. Kebiasaan ini dilakukan oleh seluruh sahabat, baik laki-laki maupun perempuan. Ini menunjukkab ketinggian level seluruh masyarakat yang hidup pada era paling cemerlang dalam sejarah kita.
Imam Bukhari meriwayatkan dalan kitab Adab Al-Mufrad, dari Shafwan bin Abdillah bin Shafwan yang ketika itu beristrikan Darda' binti Abu Darda'. Shafwan berkata, "Aku menemui mereka di Syam. Aku mendapatkan Ummu Darda' berada di rumah. Tetapi aku tidak mendapatkan Abu Darda'.
Ummu Darda' bertanya, 'Apakah kamu bermaksud menunaikan haji?'
Aku menjawab, 'Ya.'
Ia berkata, 'Kalau begitu, mohonkanlah kebaikan untuk kami karena Nabi saw. bersabda,
"Sesungguhnya, doa seorang muslim terkabul untuk saudaranya dari kejauhan. Di dekat kepalanya terdapat malaikat yang diutus untuknya. Setiap kali ia memohon kebaikan untuk saudaranya, Malaikat berkata, 'Amin.. dan untukmu hal yang serupa." (HR. Bukhari)
Shafwan berkata, 'Kemudia aku bertemu Abu Darda' di pasar. Ia mengatakan hal serupa dan mengutipnya dari Nabi saw."
Setiap kali ada kesempatan, Rasulullah saw. selalu menanamkan semangat kebersamaan dalam jiwa kaum muslimin dan muslimat, memperkokoh hubungan kasih sayang di antara mereka; mempererat ikatan cinta mereka karena Allah; menyuburkan rasa kepedulian di antara mereka; serta mencabut sifat individualitas dan egoisme dari dalam jiwa mereka. Semua ini ditujukan agar rasa mencintai, saling terikat, saling membantu, saling berhubung dan saling mengutamakan, tertanam kokoh dalam kehidupan masyarakat muslim.
Di antara nasihat Rasulullah saw. yang sangat indah dan menanamkan ruh kebersamaan dalam jiwa adalah sabda beliau kepada seorang laki-laki yang berdoa, "Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku dan kepada Muhammad saja!"
Rasulullah berkata kepadanya, "Kamu telah menghalangi ampunan itu sampai kepada banyak orang." (HR. Bukhari)
Dalam pernyataan edukatif seperti ini, Rasulullah saw. tidak hanya meluruskan kekeliruan seorang yang berdoa saja. Akan tetapi, beliau bermaksud untuk menanamkan semangat kebersamaan bagi umat Islam. Beliau bermaksud mengajarkan setiap muslim dan muslimah, di setiap waktu dan tempat, bahwa tidak patut bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk mengkhususkan kebaikan hanya untuk dirinya; karena setiap mukmin harus selalu merasa senang saudaranya mendapatkab apa yang ia cintai untuk dirinya.
Setelah itu semua, inilah sosok wanita muslimah yang telah terdidik oleh Islam. Ia mencintai seluruh saudarinya karena Allah swt. Dalam cinta dab persaudaraannya dengan mereka, ia selalu menunjukkan kejujuran dan ketulusan. Selalu memberukan nasihat yang baik. Selalu berusaha memberikan manfaat kepada mereka. Selalu mencintai mereka seperti dirinya sendiri. Selalu berusaha keras untuk mempertahankan tali persaudaraan dan rasa sayang terhadap mereka, serta tidak pernah memutuskan hubungan komunikasi mereka.
Ia selalu bersikap besar hati dan memaafkan kesalahan mereka. Ia tidak pernah membiarkan dirinya menyimpan rasa marah, hasut dan dengki terhadap mereka. Ia senantiasa menemui mereka dengan wajah berseri dan ceria. Ia selalu berbuat baik dan setia terhadap mereka. Ia selalu menemani mereka dan tidak memperbincangkan keburukan mereka. Ia tidak pernah melukai perasaan mereka dengan kata-kata yang mengandung permusuhan dan percekcokan. Ia juga bersifat dermawan dan memuliakan terhadap mereka. Di samping itu semua, ia selalu memohonkan kebaikan untuk mereka dari tabir kejauhan.
Oleh sebab itu tidak mengherankan jika wanita muslimah yang perasaan dan kepribadiannya tersentuh oleg didikan Islam memiliki semua sifat-sifat di atas. Ini semua merupakan mukjizat Islam dalam pembunaan diri manusia, baik laki-laki maupub perempuan, di zaman apapun mereka hidup dan dimanapun mereka berada.
Ia yakin bahwa doa seperti ini sangat cepat dikabulkan oleh Allah swt. karena doa ini membawa ratapan ketulisan, perasaan yang penuh dengan kehangatan dan tujuan yang sangat luhur. Hal ini ditegaskan oleh sabda Rasulullah saw.,
"Doa yang paling cepat terkabul adalah doanya seorang yang gaib untuk orang yang gaib." (HR. Bukhari)
Makna ini mengakar kuat dalam jiwa para sahabat, sehingga mereka selalu meminta doa kepada kepada saudaranya setiap kali ia berada dalam kondisi yang doanya terkabulkan. Kebiasaan ini dilakukan oleh seluruh sahabat, baik laki-laki maupun perempuan. Ini menunjukkab ketinggian level seluruh masyarakat yang hidup pada era paling cemerlang dalam sejarah kita.
Imam Bukhari meriwayatkan dalan kitab Adab Al-Mufrad, dari Shafwan bin Abdillah bin Shafwan yang ketika itu beristrikan Darda' binti Abu Darda'. Shafwan berkata, "Aku menemui mereka di Syam. Aku mendapatkan Ummu Darda' berada di rumah. Tetapi aku tidak mendapatkan Abu Darda'.
Ummu Darda' bertanya, 'Apakah kamu bermaksud menunaikan haji?'
Aku menjawab, 'Ya.'
Ia berkata, 'Kalau begitu, mohonkanlah kebaikan untuk kami karena Nabi saw. bersabda,
"Sesungguhnya, doa seorang muslim terkabul untuk saudaranya dari kejauhan. Di dekat kepalanya terdapat malaikat yang diutus untuknya. Setiap kali ia memohon kebaikan untuk saudaranya, Malaikat berkata, 'Amin.. dan untukmu hal yang serupa." (HR. Bukhari)
Shafwan berkata, 'Kemudia aku bertemu Abu Darda' di pasar. Ia mengatakan hal serupa dan mengutipnya dari Nabi saw."
Setiap kali ada kesempatan, Rasulullah saw. selalu menanamkan semangat kebersamaan dalam jiwa kaum muslimin dan muslimat, memperkokoh hubungan kasih sayang di antara mereka; mempererat ikatan cinta mereka karena Allah; menyuburkan rasa kepedulian di antara mereka; serta mencabut sifat individualitas dan egoisme dari dalam jiwa mereka. Semua ini ditujukan agar rasa mencintai, saling terikat, saling membantu, saling berhubung dan saling mengutamakan, tertanam kokoh dalam kehidupan masyarakat muslim.
Di antara nasihat Rasulullah saw. yang sangat indah dan menanamkan ruh kebersamaan dalam jiwa adalah sabda beliau kepada seorang laki-laki yang berdoa, "Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku dan kepada Muhammad saja!"
Rasulullah berkata kepadanya, "Kamu telah menghalangi ampunan itu sampai kepada banyak orang." (HR. Bukhari)
Dalam pernyataan edukatif seperti ini, Rasulullah saw. tidak hanya meluruskan kekeliruan seorang yang berdoa saja. Akan tetapi, beliau bermaksud untuk menanamkan semangat kebersamaan bagi umat Islam. Beliau bermaksud mengajarkan setiap muslim dan muslimah, di setiap waktu dan tempat, bahwa tidak patut bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk mengkhususkan kebaikan hanya untuk dirinya; karena setiap mukmin harus selalu merasa senang saudaranya mendapatkab apa yang ia cintai untuk dirinya.
Setelah itu semua, inilah sosok wanita muslimah yang telah terdidik oleh Islam. Ia mencintai seluruh saudarinya karena Allah swt. Dalam cinta dab persaudaraannya dengan mereka, ia selalu menunjukkan kejujuran dan ketulusan. Selalu memberukan nasihat yang baik. Selalu berusaha memberikan manfaat kepada mereka. Selalu mencintai mereka seperti dirinya sendiri. Selalu berusaha keras untuk mempertahankan tali persaudaraan dan rasa sayang terhadap mereka, serta tidak pernah memutuskan hubungan komunikasi mereka.
Ia selalu bersikap besar hati dan memaafkan kesalahan mereka. Ia tidak pernah membiarkan dirinya menyimpan rasa marah, hasut dan dengki terhadap mereka. Ia senantiasa menemui mereka dengan wajah berseri dan ceria. Ia selalu berbuat baik dan setia terhadap mereka. Ia selalu menemani mereka dan tidak memperbincangkan keburukan mereka. Ia tidak pernah melukai perasaan mereka dengan kata-kata yang mengandung permusuhan dan percekcokan. Ia juga bersifat dermawan dan memuliakan terhadap mereka. Di samping itu semua, ia selalu memohonkan kebaikan untuk mereka dari tabir kejauhan.
Oleh sebab itu tidak mengherankan jika wanita muslimah yang perasaan dan kepribadiannya tersentuh oleg didikan Islam memiliki semua sifat-sifat di atas. Ini semua merupakan mukjizat Islam dalam pembunaan diri manusia, baik laki-laki maupub perempuan, di zaman apapun mereka hidup dan dimanapun mereka berada.
Sumber:
Syakhshiyatul Mar'ah Al-Muslimah
Dr. Muhammad 'Ali Hasyimi
Syakhshiyatul Mar'ah Al-Muslimah
Dr. Muhammad 'Ali Hasyimi
✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️
1⃣ Ustadz mau tanya apa maksud doanya seorg yg gaib utk saudari nya yg gaib..
1⃣ Ustadz mau tanya apa maksud doanya seorg yg gaib utk saudari nya yg gaib..
Jawab:
1) seorang yang berdoa untuk saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya
1) seorang yang berdoa untuk saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya
2⃣ Ustadz... Apakah kondisi sekarang ini bisa juga krn kurangnya doa utk kebersamaan, krn kita hanya berdoa utk diri dan keluarga sendiri? Adakah doa yg bisa kita panjatkan utk negara kita ini....?
Jawab:
2) tidak hanya untuk negara, berdoalah juga untuk semuanya
Diriwayatkan dari imam Ahmad, Bazzar dan Abu Ya’la dengan sanad jayyid, dari Abu Said bahwa Nabi saw. bersabda: “Tiada setiap muslim berdoa dengan suatu doa, dalam doa itu tidak ada unsur dosa dan memutus tali silaturahim, kecuali Allah pasti memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal; adakalanya disegerakan doanya baginya, adakalanya disimpan untunya diakhirat kelak, dan adakalanya dirinya dihindarkan dari keburukan.” Para sahabat bertanya: “Jika kami memperbanyak doa?” Rasulullah saw. bersabda: “Allah lebih banyak (mengabulkan doa).”
2) tidak hanya untuk negara, berdoalah juga untuk semuanya
Diriwayatkan dari imam Ahmad, Bazzar dan Abu Ya’la dengan sanad jayyid, dari Abu Said bahwa Nabi saw. bersabda: “Tiada setiap muslim berdoa dengan suatu doa, dalam doa itu tidak ada unsur dosa dan memutus tali silaturahim, kecuali Allah pasti memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal; adakalanya disegerakan doanya baginya, adakalanya disimpan untunya diakhirat kelak, dan adakalanya dirinya dihindarkan dari keburukan.” Para sahabat bertanya: “Jika kami memperbanyak doa?” Rasulullah saw. bersabda: “Allah lebih banyak (mengabulkan doa).”
3⃣ Assalamualaikum ustadz...apakah jika kita mendoakan saudara kita harus disebutkan namanya secara jelas untuk siapa doanya? kadang kita ingin mendoakan semua saudara maupun sahabat kita, trims wassalam
Jawab:
Sebelum umar masuk Islam, Rasulullah saw. pernah berdoa, "Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang daru dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Kattab atau Abu Jahal bin Hasyim"
Boleh saja jika mau menyebutkan, tetapi tidak ada dalil yang mengkhususkan untuk mengharuskan disebutkan nama.
Sebaliknya tidak ada larangan untuk berdoa untuk semua kaum muslimin dan muslimat, bahkan hal ini sangat di anjurkan
Boleh saja jika mau menyebutkan, tetapi tidak ada dalil yang mengkhususkan untuk mengharuskan disebutkan nama.
Sebaliknya tidak ada larangan untuk berdoa untuk semua kaum muslimin dan muslimat, bahkan hal ini sangat di anjurkan
»»»»»»»»»»»»»»»»
Rekap Materi HA M08
Hari Rabu, 6 Januari 2016
Rekap Materi HA M08
Hari Rabu, 6 Januari 2016
Tema : Mendoakan dari Kejauhan
Nasum: Ustz Ahabba
Nasum: Ustz Ahabba
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment