Kajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 17 Februari 2016
Narasumber : Ustadzah
Lara Fridani
Rekapan Grup Nanda M116 (Sari)
Tema : Kajian Umum
Editor
: Rini Ismayanti
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga
kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan
sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring
salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam,
Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada
keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari
akhir nanti. InsyaAllah aamiin
AS YOUNG AS OUR FAITH
Sesaat saya
tertegun membaca komentar sekelompok remaja yang baru saja mendengar kabar
berita bahwa salah satu temannya mendadak meninggal dunia. Berita tersebut segera
menyebar cepat di jejaring komunikasi sosial. Selain ucapan belasungkawa yang terlantun
di akun grup tersebut (entah ditujukan kepada siapa), ucapan nasehat kepada sesama
teman agar saling menguatkan juga terus mengalir. Yang memilukan adalah ketika topik
berita menjadi begitu ramai dengan ungkapan satu dua teman yang mengingatkan kembali
cerita-cerita lucu, kenakalan, dan segenap kegembiraan lainnya yang mereka lakukan
bersama almarhumah. Beberapa foto kenangan bersama almarhumah di berbagai suasana
dengan sigap terus diupload. Jadilah ungkapan rasa kangen dengan moment moment bersamanya
semakin meluncur deras . Ekspresi kesedihan ‘memanggil’ pilu almarhumah di
group tersebut juga sempat terlantun, padahal sudah jelas almarhumah tak akan
membacanya.
“Yaaa
ampuuuun, gak nyangkaaaaaa, kenapa cepat banget kamu meninggalkan kitaaaaa…..”
“hahhhhhh….gak
percayaaaaaaa, minggu kemarin kan kita baru ketemuan…..”
“(speechlessssssssss)”
“Sediiiih
bangeeeet…. gak bisa kumpul lengkap seperti dulu lagi, huuuuhuuu!”
“Waduh….saya
kok ketinggalan berita. Sabaaaaar semua yaaaaa, aku juga down banget
nih, takut mati
jugaaaa…..eh sudah pada melayat beluuum?”
You may delay,
but time will not. Semoga para remaja ini cepat memahami dan orang tua mereka
cepat menyadari untuk memberikan pendidikan agama pada mereka tentang sikap seorang
muslim mendengar berita kematian. Kesedihan keluarga, kerabat dan temanteman adalah
hal yang sangat wajar, namun komentar dan upload foto foto beliau yang
berlebihan ke
sana ke mari
tak akan merubah keadaan. Everything that happens to you do not matter to her.
Amal jariyah dan ilmu yang bermanfaat dari beliaulah yang Inshaa Allah bisa membantunya
meringankan azab kubur.
Kematian
tidaklah menjadi sesuatu yang menakutkan ketika seseorang meninggal dalam keadaan
beriman. Allah menjanjikan tempat yang mulia, kebahagiaan yang tanpa putus pada
orang yang beriman dan bertaqwa. Memang tidak mudah memahami bahwa kenikmatan
hidup di dunia ini hanyalah sedikit dibanding dengan kehidupan di akhirat.
Perlu perjuangan pula untuk melaksanakan perintah Allah SWT dan meninggalkan
segala laranganNya. Inshaa Allah, we learn as we go.
Allah SWT
berfirman: “Katakanlah, kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan di akhirat
itu lebih baik bagi orang orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dizalimi
sedikit pun.” (QS 4: 77)
Saya teringat
dengan sahabat almarhumah yang wafat saat usia beliau juga masih terbilang
muda, 30an tahun. Mendengar berita wafatnya, hati ini begitu pilu. Beritanya
pun disebarkan di jejaring komunikasi sosial, tapi alhamdulillah komentar yang
mengalir adalah panjatan doa buat beliau, bukan lagi komentar ‘ala remaja’.
Satu dua teman mengingatkan bagaimana sikap beliau yang menonjol muslimah santun,
sabar dan rendah hati masih terngiang di ingatan kami. Bagaimana kegiatan dan
semangat dakwah almarhumah sewaktu hidup bisa menjadi contoh bagi teman –teman yang
lain. Bagaimana pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran beliau bermanfaat buat
keluarga dan banyak orang di sekelilingnya hingga kini. Ketegasan almarhumah sebelumnya
untuk memutuskan dan melakukan action kegiatan mana yang akan beliau dahulukan,
kegiatan apa yang dikurangi, dan kegiatan apa yang harus segera ditinggalkan,
menjadi bekal persiapan beliau. Sebuah bekal keimanan yang terpelihara dan amal
ibadah yang dilakukan secara ikhlas yang Inshaa Allah menjadi bekal di akhirat.
Ajaran Islam
menjelaskan bahwa semua yang hidup tak bisa mengelak dari kematian. Saat mendengar
berita kematian, seorang muslim dianjurkan untuk segera mengucapkan innalillahi
wa inna ilaihi raajiuun, yang artinya bahwa sesungguhnya semua itu adalah milik
Allah dan akan kembali kepadaNya. Setiap mukmin juga dianjurkan untuk dapat
memberi manfaat bagi mukmin yang lain, baik yang masih hidup ataupun yang sudah
meninggal dunia dengan saling mendoakan.
Rasulullah SAW
bersabda “Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya
(sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata “dan
bagimu juga kebaikan yang sama.” (HR Muslim).
Panjang dan
pendeknya usia seseorang berada dalam wilayah takdir Allah SWT. Kehidupan kita
diukur dengan seberapa besar kita melakukan kewajiban kita, seberapa besar keberadaan
kita bermanfaat untuk umat. Dengan demikian yang dapat kita lakukan di sisa usia
kita adalah meneguhkan tujuan hidup kita, meningkatkan keimanan dan amal shaleh
kita, memperbanyak rasa syukur dan mencapai derajat hidup yang diliputi
kebaikan. Guru saya pernah menasehati, khususnya bagi kita yang sudah mencapai
usia 40 tahun bahkan lebih, sudah saatnya untuk mengurangi tidur dengan
memperbanyak ibadah.
With age comes
wisdom. Tidaklah pantas orang seperti kita yang berada di ujung kematian
berlaku lalai, dan bermain main dalam beribadah. Beliau mengibaratkan kita agar
bergerak seperti bumi yang terus berputar sesuai perintahNya, bergerak di jalan
dakwah hingga ruh ini berpisah dengan jasadnya. “Ya Allah naungilah kami dengan
hidayah dan taufiqMu, matikan kami dalam keadaan khusnul khatimah. Aamiin.”
“Sesungguhnya
kami milik Allah dan kepada Allah kami semua akan kembali.Ya Allah! Tulislah
dia (yang meninggal dunia) termasuk golongan orang orang yang berbuat kebaikan di
sisi Engkau dan jadikanlah tulisannya itu dalam tingkatan yang tinggi serta
gantilah ahlinya dengan golongan orang orang yang pergi dengan ketaatan padaMu”
TANYA JAWAB
Q : Bagaimana
cara nya kita meninggal tapi kebaikan kita slalu mengalir terus menerus...??, Jadi
hidup meninggalkan sejarah bukan hanya cerita ? Lalu bagaiamana caranya biar slalu
bisa ingat kematian ?? Usia remaja sering banget melupakan kematian .. padahal
ajal sangat dekat…
A : Mashaa
Allah. Setahu saya jika kita punya anak sholeh, jika kita rajin bersedekah dan
suka menebar ilmu yang bermanfaat, in shaa Allah ada pahala mengalir untuk kita.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment