Home » , , , » TIPE SUAMI YANG TIDAK PUNYA RASA CEMBURU (DAYYUTS)

TIPE SUAMI YANG TIDAK PUNYA RASA CEMBURU (DAYYUTS)

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Thursday, February 25, 2016

Bagaimanakah tipe suami yang tidak punya rasa cemburu?
Suami bertipe semacam ini adalah suami yang tercela sebagaimana disebutkan dalam hadits yaitu hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma dengan sanad marfu’–sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, di mana beliau bersabda,

ثَلاَثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالْدَّيُّوثُ الَّذِى يُقِرُّ فِى أَهْلِهِ الْخُبْثَ

“Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga yaitu: pecandu khamar, orang yang durhaka pada orang tua, dan orang yang tidak memiliki sifat cemburu yang menyetujui perkara keji pada keluarganya.” (HR. Ahmad 2: 69. Hadits ini shahih dilihat dari jalur lain)

Adapun maksud ad dayyuts sebagaimana disebutkan dalam Al Mu’jam Al Wasith adalah para lelaki yang menjadi pemimpin untuk keluarganya dan ia tidak punya rasa cemburu dan tidak punya rasa malu. Yang dimaksud tidak punya rasa cemburu dari suami adalah membiarkan keluarganya bermaksiat tanpa mau mengingatkan. Bentuknya pada masa sekarang adalah:

1- Membiarkan anak perempuan atau anggota keluarga perempuan berhubungan via telepon atau SMS dengan laki-laki yang bukan mahram. Mereka saling berbincang hangat, sambil bercumbu rayu, padahal tidak halal.

2- Merelakan anggota keluarga perempuan ber-khalwat–berdua-duaan- dengan laki-laki bukan mahram.

3- Membiarkan anggota keluarga perempuan mengendarai mobil sendirian bersama laki-laki bukan mahram, misalnya sopirnya.

4- Merelakan anggota keluarga perempuan keluar rumah tanpa menggunakan jilbab atau hijab syar’i, sehingga bisa dipandang dengan leluasa, ditambah parahnya menggunakan pakaian ketat yang merangsang nafsu birahi para pria.

5- Mendatangkan film dan majalah penyebar kerusakan dan kemesuman ke dalam rumah.

Semoga Allah menyelamatkan kita –para suami- dari sifat dayyuts. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

DISKUSI

1. Ustadz apakah benar istri/anak tidak berjilbab, maksiat, durhaka dll ....itu tanggung jawab suami/ayahnya ?
Jawab
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. At-Tahrim [66]:6)

“Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin. Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin.” (Muttafaqun alaihi)

Tanggung jawab seorg istri ada ditangan suaminya. Dan seorang anak selama ia belum menikah, maka tanggung jawab ada ditangan ayahnya. Namun setelah ia menikah, tanggung jawab itu berpindah tangan ke suaminya.
Wallohu a'lam bishshowwab.

2. Kalo adab cemburu untuk istri bagaimana ustad?
Jawab
Sama dengan adab cemburunya suami. Hadits tentang ada dayyuts di atas sanadnya Shohih. Namun ironisnya, banyak kita temui sekarang suami-suami tidak memiliki rasa cemburu terhadap istrinya.
- membiarkan istrinya tidak berhijab sehingga aurat yang seharusnya hanya boleh dilihat oleh suaminya, bisa dinikmati oleh semua laki-laki.
- membiarkan istrinya bekerja di luar rumah, berikhtilat/campur baur dengan laki-laki asing bahkan smpai berkholwat.
- tidak cemburu ketika istri mengobrol, berjabat tangan, cipika cipiki dengan teman-teman kerja atau teman lamanya, membiarkan istri bepergian keluar rumah sendirian dengan supir, atau dijemput oleh teman laki-lakinya
- dan bisa dilihat sendiri lah fakta yang terjadi diluar sana atau mungkin yang terjadi pada diri kita sendiri.

3. Ketika suami mengharap istri berkarir dan mencapai apa yang diharapkan suami, berdosakah suami itu?
Jawab
Sebaik-bak, seagung-agungnya, sepuncak-puncaknya karir seorang istri adalah SUKSES menjadi Istri yang sholihah untuk suaminya dan Ibu pendidik yang baik untuk anak-anaknya. Bukankah Alloh telah berfirman, "Dan tetaplah kamu dirumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah...." qs. Al ahzab 33. Alloh telah memerintahkan kita untuk tetap berada dirumah, lalu bagaimana mungkin sebagai seorang yang mengaku beriman melanggar apa yang dilarang oleh Alloh?
Wallohu a'lam bishshowwab

4. Jadi berdosakah seorang ibu bekerja diluar rumah ustadzah?
Jawab
wallohu a'lam. Tapi kita bisa lihat keumuman ayat. Untuk sholat berjama'ah saja disabdakan oleh Rosululloh Saw, bahwa "sebaik-baik sholat wanita adalah dirumahnya, dan sebaik-baik sholat wanita dirumahnya adalah dikamarnya, dan sebaik-baik sholat wanita dikmarnya adalah di dalam mihrobnya."
"Wanita adalah aurat, apabila ia keluar rumah, maka setan akan menghiasinya."

5. Ustadzah kalo semua wanita tidak usah bekerja diluar lalu bagaimana dengan guru, bidan, dokter kandungan, dllnya?
Jawab
Islam itu sudah komplit. Untuk urusan pendidikan, kesehatan, itu keadaan darurot dan tidak mengapa di urus oleh laki-laki. Dan kalaupun, memang harus diurus oleh wanita, tentunya semua pekerjanya adalah wanita, tidak ikhtilat dengan laki-laki

6. Ustadzah kata-kata wanita adalah aurat, apabila ia keluar rumah maka setan akan menghiasinya, pertanyaan saya
a.apakah wanita tidak boleh bersosialisasi dengan dunia luar?
b.bagaimana untuk yang masih single jika di lingkungan kerja nya lebih dominan laki-laki?
Jawab
Bukan berarti tidak boleh bersosialisasi dengan dunia luar. Tapi setiap wanita keluar itu harus ada mahromnya. Dan kalau Alloh saja memerintahkan wanita untuk tetap di rumahnya, kenapa kita melanggarnya? Tentunya Alloh tau yang lebih baik untuk hambanya kan?

Doa penutup majelis :


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ ٭

Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamualaikum wr.wb

--------------------------------------------------
Hari / Tanggal : Kamis , 25 Februari 2016
Narasumber : Ustadzah Endang
Tema : Kajian Islam
Notulen : Ana Trienta

Kajian Online Telegram Hamba اَﻟﻠﱣﻪ Ta'ala

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!