BERSIAP MEMBANGUN JALAN CINTA

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Wednesday, April 13, 2016

Kajian Online WA Hamba الله SWT

Rabu, 9 Maret, 13 April 2016
Narasumber : Ustadzah Sulistyorini
Rekapan Grup Nanda M106 (Sari), M115 (Layla)
Tema : Kajian Islam
Editor : Rini Ismayanti


BERSIAP MEMBANGUN JALAN CINTA


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam, Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti. InsyaAllah aamiin

Meniti sebuah pernikahan, harus ada bekal awal yang sangat penting, utamanya bagi seorang pria, adalah KEMANDIRIAN, terutama mandiri secara finansial. Sudah menikah jangan selalu bergantung pada subisaidi orang tua. Pembicara mencontohkan pada diri beliau yang sudah berani menikah di usia 23 tahun, dan sang istri baru semester 8. Wow!

Pembagian usia kemandirian :
0 – 7 tahun          : didiklah anak seperti raja
7 – 14 tahun        : didiklah anak dengan disiplin
14 – 21 tahun      : didiklah anak seperti teman/sahabat
21 tahun              : SAATNYA USIA MANDIRI, TIDAK PERLU MEMINTA APAPUN PADA
                             ORANG TUA. Saatnya sudah mandiri secara financial.

Ada kisah di zaman Umar bin Abdul Azis, Khalifah Bani Umayyah yang merupakan cicit dari Umar bin Khattab. menjadi pemimpin selama 2 tahun, yang membuat penduduknya tidak mau menerima zakat, karena termasuk Negara kaya. Hebatnya Umar bin Abdul Azis mempunyai seorang penasehat yang masih berumur 11 tahun. Penasehat Presiden berumur 11 tahun, apa nggak salah? Kita bandingkan dengan anak sekarang yang berumur 11 tahun, bisa apa? Paling-paling jago ngegame di gadenganet. Siapakah dia? Dia adalah anak dari HUSEIN, cucu Ali Bin Abu Tholid, cicit Rasulullah Muhammad SAW. Subhanallah, Allahu Akbar.

Kembali ke pokok bahasan. Dari banyak contoh kasus yang terjadi di masyarakat kita. Pernikahan digelar dengan pesta menggelegar dan mewah, tetapi usia pernikahan hanya bertahan 3 tahun. Apa penyebabnya?
“ KARENA PERNIKAHAN ITU DIBANGUN TIDAK PAKAI ILMU”
Karena kalau hanya di bangun dengan
1. Modal nikah
2. Sudah Kerja

BERSIAPLAH KELUARGA ITU AKAN ADA DIAMBANG MASALAH, KARENA TIDAK ADA VISI/ ILMU .
Jangan mempercayai ilmu yang berkembang di masyarakat, seperti :
“Aku ingin engkau mencintaiku sebagaimana aku mencintaimu”
Hal diatas akan membuat kita sedih berkepanjangan , karena tabiat laki-laki dan perempuan itu berbeda.
Dalam ilmu psikologi mengatakan bahwa perempuan mampu memproduksi kosa kata sebanyak 3000 kata per hari, kalau kurang dari itu akan gelisah. Perempuan cenderung untuk mencari teman atau pihak lain untuk berbicara. Menumpahkan segala unek-unek dan permasalahannya. Bila mendapati masalah, awalnya kena di hati, untuk selanjutnya cari pihak lain untuk curhat, dan seiring waktu akan selesai. Perumpamaan ini bagai obat nyamuk, kalau perempuan dari dalam ke luar, dan laki-laki dari luar ke dalam.
Sebaliknya, seorang pria cenderung diam, tidak banyak cakap (omong). Kalau mendapat masalah dari luar, akan dibawa ke dalam (hati) dengan diam, dan akan selesai dengan sendirinya. Dan sebagai pria, engkau harus pintar mendengarkan istrimu.

Guru terbaik ada pada Rasulullah Muhammad SAW, saat mendapat wahyu pertama, kondisi fisik dan psikis Rasul gemetar, berkeringat hebat. Apa yang dilakukan Bunda Khadijah? Beliau menyelimuti tubuh Rasulullah, dan setelah tenang, beliau bercerita.

Bagaimana jadinya kalau Bunda Khadijah berlaku seperti perempuan yang harus keluarkan 3000 kosa kata? Cerewet dan bertanya ini-itu? Bisa kita pikir sendiri. Untuk kaum laki-laki bisa juga mencontoh tokoh-tokoh hebat dalam Islam tentang pernikahan, diantaranya adalah :

1. SALMAN AL FARISI, karena masih sendiri, meminta sahabatnya Abu Darda bertindak sebagai wakil untuk melamar seorang muslimah. Setelah diutarakan maksud baik itu kapada Bapak/Wali sang perempuan, ternyata jawabannya di luar dugaan dan maksud awal. Karena Putri dari Bapak tersebut mau menerima lamaran Abu Darda, bukan Salman Al Farisi.
Apa yang dilakukan Salman Al Farisi? Marahkah ia pada sahabatnya? Subhanallah ternyata Salman Al Farisi bertakbir keras dan mengikhlaskan sahabatnya Abu Darda untuk menikah dengan gadis yang semula ingin dilamarnya.
Dari kisah ini ada pesan bijak yang disampaikan : “Pernikahan tidak mewajibkan kalian menunggu, kalau ada kesempatan segera ambil. Dan kalau engkau tidak berani, persilahkan temanmu untuk menikah lebih dulu.”

2. Seorang budak yang bernama Mubarok, dia ditugasi oleh tuannya untuk menjaga kebun anggurnya yang sangat luas. Suatu saat tuan tersebut minta Mubarok mengambilkannya sebuah anggur yang manis. Oleh Mubarok awalnya diambilkannya sebuah yang lumer, dikiranya itu anggur yang manis. Tuannya merasakan buah itu hampir busuk, selanjutnya diambil lagi sebuah yang keras dan mengkal, ternyata masih mentah. Tuan itu bertanya pada Mubarok, apa dia tidak bisa memilih anggur yang manis, dengan sopan Mubarok menjawab bahwa ia hanya ditugasi untuk menjaga pohon anggur itu, bukan untuk mencicipinya. Kejujuran itu membawa nasib baik menghampiri Mubarok, ia akhirnya dinikahkan dengn putri tuan pemilik kebun anggur itu.

KELUARGA VISIONER
Dalam mewujudkan keluarga visioner, harus mempunyai :
1. NIAT
Niat untuk menjauh dari maksiat. Visi bermula dari niat/software, dimulai dari pra nikah, saat menikah dan setelah menikah, harus tetap TAAT PADA ALLAH.
Kita harus menjauhkan diri dari hal-hal yang dibenci Allah selama proses pra nikah hingga menikah, sebagai contoh prosesi awal penentuan tanggal pernikahan, yang banyak mencampuradukkan dengan hitung-hitungan weton, yang bila ketemu 25, maka ada kepercayaan salah satu pihak akan mengalami kematian.
Menikahlah engkau atas dasar agama sebagaimana Hadits Nabi :
“Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, (atau) karena agamanya. Pilihlah yang beragama, maka kau akan beruntung.”
Perempuan yang shalihah itu menyejukkan jiwa. Libatkan Allah selalu dalam doa-doa memohon jodoh terbaik.
Dalam surat Al-Mukmin ayat 60 Allah berfirman:
“Berdoalah (mintalah) kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untukmu.”
Meminta dan memohon ini haruslah dengan keyakinan penuh, jangan setengah-setengah, atau main-main.
Janganlah mencari lelaki dan perempuan yang sempurna, karena memang keduanya diciptakan tidak sempurna, dipadukan dalam pernikahan untuk saling menyempurnakan.

2. AKSI
Berkeluarga harus mengacu pada tuntunan agama. Mulai dari resepsi pernikahan hingga menjalani pernikahan itu sendiri :.
Harus ditanamkan visi sejak awal pada anak-anakmu, jangan turuti mimpi yang tidak realistis.
Karena visi dan mimpi itu jelas berbeda. Karena anak muda sekarang ini banyak hidup dalam dunia fiksi.
Suatu waktu dikisahkan, seorang Umar bin Khattab yang keras dan galak, diam saja saat dimarahi istrinya.
Apa sebabnya?
Saat itu ditanyakan, beliau menjawab, Karena dialah (istri) yang memasakkan makanan untukku, dia yang mencucikan bajuku dan dia yang mengurus anak-anakku dan mengurus syahwatku.

Bila dianalogikan dengan filosofi Jawa, apa yang diutarakan Umar adalah bab DAPUR, SUMUR dan KASUR. Dari 3 hal inilah yang membuat seorang UMAR yang amat tegas bisa manut dan toleran dengan istrinya.
Pesan bijaknya : Jangan engkau merasa hina bila 3 hal tersebut diatas dipercayakan kepadamu (perempuan), karena hal-hal tersebutlah yang membuat suamimu toleran pada kekuranganmu.
Bila urusan DAPUR diserahkan pada CATERING,
                    SUMUR diserahkan pada LAUNDRY,
Maka bersiaplah urusan KASUR akan diserahkan pada OUTSOURSING???? Nah Lho?
Sesi akhir adalah Tanya jawab, diantaranya adalah :
1. Bagaimana cara mengetahui kriteria Agama calon kita baik?
Jawab : Mau menikahi seseorang lihat agama ayahnya. Lihat juga gelagatnya dan sikapnya kepada anak kecil. Karena dia adalah calon ayah dari anak-anak kita. Tanyakan juga bagaimana dia bersikap pada ibunya, karena seseorang yang memuliakan ibunya, maka dia akan memuliakan istrinya.

2. Bagaimana kalau mau menikah harus menunggu kakaknya dulu menikah (budaya, nglangkahi)
Jawab : Ya, harus kita sadari bahwa dakwah Islam memang masih sampai di sini. Sudah jadi tugas kita untuk mendakwahkan sesuatu yang sesuai tuntunan agama pada saudara-saudara kita dengan santun. Jangan berprinsip “Ah itu nggak terjadi di keluargaku kok, ya gak masalah.”
Karena, “Barangsiapa yang bicara dengan kebatilan maka itu syaitan yang berbicara, dan siapa yang diam itu adalah syaitan yang bisu.”
Dalam satu kisah, ada seseorang yang mengadukan anaknya ke Rasululllah atas perilaku anaknya, ternyata anak ini tidak terima karena :
1. Ayahnya tidak mengajarkan ilmu yang baik,
2. Ayahnya tidak memberi nama yang baik, anak ini diberi nama “Si Hitam”
3. Ayahnya tidak mengajarkan Qur’an.
Maka tidak hanya anak yang berbuat durhaka pada ayah, tapi ayah sebagai orang tua juga bisa bersikap durhaka terhadap anak, dengan 3 parameter di atas.
Dalam Qur’an, ada 17 metode dalam mendidik anak, diantaranya adalah :
14 dialog antara ayah dan anak,
2 dialog antara ibu dan anak, dan
1 dialog anonym.
Kesimpulannya : harusnya yang dominan dalam mendidik anak adalah AYAH nya. Karena penyebab kerusakan anak adalah ayahnya, si anak lapar akan peran ayahnya.
HARUS DIINGAT :
• Tidak setiap lelaki diberi kesempatan Allah untuk menjadi SUAMI, demikian juga tidak setiap pria dewasa diberi kesempatan Allah untuk menjadi AYAH. JUGA
• Tidak setiap remaja putri diberi kesempatan Allah untuk menjadi ISTRI, dan
Tidak setiap perempuan diberi kesempatan Allah untuk menjadi IBU
• Tidak setiap IBU dan AYAH dicintai oleh ANAK-ANAKNYA.
Panduan itu semua adalah Al-Quran dan Hadits.
Ingatlah Nasihat Ayah Lukman pada anak-anaknya, dalam Qur’an :
QS Lukman : 13
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

TANYA JAWAB

Q : Ana mau tanya ustdh, kan perempuan itu mampu memproduksi kata sebanyak 3000, nah itu bagaimana cara kita sebagai perempuan agar tidak terlalu berlebihan untuk berbicara, apalagi curhat ke orang yang tidak tepat?
Suka kadang gak kerasa gitu tiba-tiba curhat aja
A : Ini satu kebiasaan banyak perempuan.... Kita, diri sendiri punya kontrol terhadap apa-apa yang mau dilakukan oleh tiap anggota tubuh. Dalam berbicara, harus dikontrol, seberapa banyak kata yang kita keluarkan. Jangan lebay. Berbicaralah dengan intonasi terkontrol, tidak kecepetan, dan jugan terlalu lambat. Berbicara pada pokoknya saja, dengan kalimat efektif.
Lihat orang yang akan kita ajak curhat, bisakah beliau pegang amanah? Tidak ember. Dan lihat mereka itu bisa kasih solusi atas segala permslahan tidak, ataukah malah membuat gaduh dan ribet persoalan.

Q : Ada yang bilang pekerjaan rumah itu sebenernya kerjaan suami, istri cuma membantu aja. Gimana menurut ustzh?
A : Istri yang taat dan patuh pada suami...tentunya tidak berkeberatan bersama-sama suami, membantu meringankan beban suami, tentunya ada kesepakatan dan keikhlasan bersama, untuk saling meringankan beban masing-masing. Suami juga tidak semena-mena membebankan semua urusan pada istri.

Q : Berarti ustdh, ketika kita melaksanakan pekerjaan rumah itu adalah bagian dari taat ya?
A : Jangan karena keterpaksaan, karena yang terpaksa itu sesuatu yang tidak diinginkan. Dan tidak akan berbuah apapun.

Q : Perlukah ada perjanjian pra nikah dalam pernikahan ??
A : Perjanjian seperti ini, umum terjadi saat-saat ini saja. Sebelumnya tidak umum. Karena sebenanrnya pernikahan sendiri adalah sesuatu yang sakral, perjanjian suci dengan Allah. Kebersihan niat awal pernikahan hendaknya ditata dengan sebaik-baiknya, hendaknya menikah karena Allah, dalam rangka mengikuti sunnah Rasul, bukan karena harta. Pilihlah calon suami karena agama dan akhlaknya, bukan pada apa-apa yang ia punya secara materi, dan karena apa-apa yang kita punyai.

Q : Bagaimana jika seorang suami tidak bekerja, misal Karena malas apa itu masih bisa dikatakan istri taat kpada suami?
A : Suami tidak bekerja, karena malas. Ini juga banyak saya temui dalam kehidupan nyata, dalam fakta sang istri yang bekerja, ketaatan itu dinilai dari tidak dilakukannya hal-hal yang diluar ketentuan. Pihak ketiga, dalam hal ini orang tua atau saudara suami pumya kewajiban mengingatkan pihak suami untuk menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya. Bagaimana sebagai seorang pemimpin, seorang imam harus ambil peran sebagaimana mestinya.
Suami yang diberi amanah oleh Allah untuk memimpin istri dan anak-anaknya, dengan kemampuan dan kelebihan yang dipunyainya, hendaknya jalani peran itu dengan penuh tanggung jawab.

Q : Jika kita hanya mengenal lewat dunia maya ustdh bagaimana? Dan kata mak comblangnya dia itu faham agama. Tapi ngga terlihat kasat mata itu bagaimana ustdh? Perlu percaya atau ragu..?
A : Dunia maya..banyak memyembunyikan kebenaran. Seharusnya tetap harus disambung dengan silaturahmi secara nyata....jadi kita tidak beli kucing dalam karung.

Q : Apa yang mesti pertama kali di perhatikan untuk memastikan bahwa agamanya baik ustdh? Sementara niatnya, ehm sudah baik.
A : Memastikan agamanya baik, tentu lewat informasi awal dari sang perantara. Tentunya harus ada niat baik dan tulus dalam memberi informasi, tidak menyembunyikan sesuatu.

Q : Ustadzah tanya lagi donk hak dan kewajiban seorang istri seperti apa??
A : Hak-hak  istri diantaranya :
1. Diberi mahar
2. Diberi makan dan pakaian sesuai kemampuan suami.
3. Diperlakukan dengan cara yang ma'ruf.
Kewajiban istri :
1. Mentaati suami
2. Tidak keluar rmh, kecuali dengan ijin suami.
3. Tinggal ditempat yang disediakan suami.
4. Menggauli suami dengan baik
5. Menyerahkan diri u suami.

Q : Berarti perantaranya harus yang bisa di percaya ya ustdh?
A : Perantara, tidak sekedar mempertemukan, tapi juga punya info yang jelas, akurat dan sesuai fakta

Q : ustdh yang dimaksud tidak semua lelaki diberi kesempatan untuk jadi suami dan tidak semua perempuan diberi kesempatan untuk jadi istri maksudnya gimana ya? Bukannya setiap manusia diciptakan berpasangan ?
A : Setiap manusia diciptakan berpasangan, tetapi tetap semua kembali pada ketentuan Allah, manusia diuji Allah sesuai kehendakNya, banyak fakta juga, lelaki yang tidak menikah hingga akhir hayatnya, demikian juga sebaliknya.


Q : Bagaimana jika ada seorang lelaki ingin menikah tetapi ceweknya masih sekolah.. dan itu harus ditunggu lagi sedangkan cowok mengatakan bahwa jika masih lama maka ia akan pergi.. Menurut ustadzah apa yang harus dilakukan wanita ini, namanya juga manusia, si wanita ini sudah sayang dan ingin meneruskan bersama cowk ini.. Karena memang wanita ini memliki seorang kakak cewek yang belummenikah, sedangkan dalam keluarga itu jika kakak cewek belum menikah maka adik tidak boleh melangkahi...
A : sekolah apa kuliah?
Q : Lagi baru mau masuk kuliah ustadzah..in syaa allah ambl D3..
A : Kondisi seperti ini banyak kita jumpai di lingkungan dekat. Apa yang dilakukan pihak wanita ini? Usahakan untuk bisa berdialog dengan orangtua sedekat mungkin. Cari tahu dan pahami apa keinginan orang tua. Tapi tetap untuk pihak wanita harus bisa berkata-kata santun pada orang tua. Cek juga kondisi si cowok, apa memang agama dan akhlaknya bisa dipertanggungjawabkan. Kalau bisa, jangan ragu untuk bicara dengan orang tua secara baik-baik. Tidak menjadi halangan menikah bagi seorang wanita yang mau kuliah, asal secara usia sudah sesuai dengan aturan agama dan aturan negara (tidak usia di bawah umur). 
Sekolah atau menempuh pendidikan bagi wanita tidak hanya ditujukan untuk bisa bekeja setelah lulus, tapi itu sebagai bekal untuk mendidik anak dan menjalani rumah tangga. Wanita dewasa ini sangat terbuka luas kesempatan untuk mengembangkan hobi dan kemampuannya, sekalipun tidak keluar rumah, bisa di dalam rumah. Dan potensi ini dalam tahun-tahun terakhir sangat pesat perkembangannya. Semua juga berpulang ke individu masing-masing, bisakah mengembangkan diri. Kalaupun dirasa keinginan menikah bisa ditunda, tidak ada salahnya untuk bekerja dulu, sembari tidak henti untuk berpikir berusaha di rumah.

Q : Afwan ustadzah , bagaimana tanggapan ustadzah tentang perceraian ? Bukankah jodoh itu tidak akan tertukar ? Jika terjadinya perceraian itu apakah mereka bukan jodoh atau gimana ustadzah ? Dan apakah akan berefek kepada anak-anaknya jika ibu dan ayah nya bercerai ? Mohon penjelasan dan pencerahannya ustadzah .. syukron

A : Perceraian...terjadi juga pada akhirnya atas ketentuan Allah, sekalipun jalan ini dibenci oleh Allah. Setidaknya kalau terjadi untuk kebaikan salah satu pihak (karena akhlak/tabiat salah satu pihak tidak sesuai aturan agama). Jalan ini diambil, dengan ada anak, sedikit banyak akan berefek. Orang tua yang mengambil jalan ini, harus banyak berdialog pada anak-anak, memberi pendampingan dan komunikasi dengan baik. Apapun alasannya, mereka terluka. Masing-masing pihak harus sadar akan konsekuensi ini. Mereka tidak boleh membiarkan luka itu terus terbuka tanpa upaya perbaikan. Kita harus tetap juga berbaik sangka pada Allah.

Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Aamiin....

Segala yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

​السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!