Kajian Online WA Hamba الله SWT
Selasa, 19 April 2016
Rekapan Grup Nanda
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor : Rini Ismayanti
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam, Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti. InsyaAllah aamiin
Bulan Ramadhan sebentar lagi tiba. Seluruh umat Islam tengah siap siaga menyambut kehadirannya. Segala daya dan upaya dikerahkan untuk menghidupkannya. Sebab di bulan itu, Allah melipatgandakan pahala bagi hamba-Nya yang mau mendekatkan diri kepada-Nya. Persiapan-persiapanpun sudah mulai dilakukan, bahkan dari 2 bulan sebelumnya, yaitu bulan Rajab dan Sya’ban.
Yang paling utama dipersiapkan adalah berniat, tentu saja, agar mampu melaksanakan semua ibadah wajib dan sunnah yang sesuai syari’at. Puasa 1 bulan penuh, serta melaksanakan sholat tarawih, juga memperbanyak membaca Al-Qur’an.
Untuk itu, kondisi tubuh harus dipersiapkan terlebih dahulu agar tidak kaget bila terjadi perubahan pola makan saat puasa mulai dilakukan. Misalnya dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan Rajab dan Sya’ban, 2 bulan sebelum bulan Ramadhan tiba.
Adapun hadist yang menunjukkan keutamaan puasa di bulan Sya’ban adalah:
Aisyah radhiyallahu mengatakan “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Sya’ban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dalam berbagai situs kesehatan, dianjurkan untuk memperkuat stamina tubuh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi. Perbanyak sayur dan buah, minum susu serta air putih di saat berbuka dan sahur, juga mulai menghindari pola hidup tidak sehat.
Persiapan ilmu juga sangat penting agar saat menjalankan ibadah di bulan mulia itu semuanya menjadi ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Pastinya dengan ilmu yang benar, segala ibadah akan lebih mantab dilaksanakan, juga terarah.
Sambut bulan Ramadhan dengan suka cita, sebab ada kemuliaan yang besar di dalamnya sesuai hadist berikut ini:
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah yang telah didalamnya diwajibkan bagi kalian berpuasa. Disitu Allah SWT membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka serta para syaitan diikat didalamnya. Ada sebuah malam yang lebih mulia dari seribu malam, dan barang siapa yang diharam/dihalangi untuk mendapatkan kebaikan malam itu sesungguhnya Ia telah diharamkan dari segala kebaikan.” (HR. Nasai dan Baihaqi).
Seorang muslim tidak akan mampu atau berbuat maksimal dalam berpuasa jika fisiknya sakit. Oleh karena itu mereka dituntut untuk menjaga kesehatan fisik, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Rasulullah mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa di bawah ini :
• Menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhori dan Abu Daud).
• Berobat seperti dengan berbekam (Al-Hijamah) seperti yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim.
• Memperhatikan penampilan Dan memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan wajah yang cemberut.
Butuh persiapan seperti apa sih sebetulnya dalam menghadapi puasa ramadhan ? Beberapa tips ini bisa menjadi alternatif,agar kita bisa menghadapi bulan ramadhan dengan persiapan fisik yang lebih baik :
1. Bayar Puasa tahun lalu (jika masih ada hutang puasa belum terbayar)
2. Coba puasa sunah senin kamis (bagi yg jarang melakukan puasa sunah) agar terbiasa dengan pola puasa.
3. Ubah pola makan dengan yang biasanya “makan apa saja” dan “jam berapa saja” dengan pola makanan yang teratur.
4. Makan berlebihan tidak disarankan, jadi sebaiknya beli jajanan yang betul betul bisa dikonsumsi, mengingat banyak sekali jajanan dadakan yang akan hadir selama puasa.
5. Pilih tempat yang nyaman dan yang paling utama ber sertifikat HALAL (MUI) pada waktu buka puasa dan sahur, agar puasa nya barokah.
6. Istirahat yang cukup agar fisik tidak mudah masuk penyakit, apalagi akan terjadi perubahan cuaca dan tentunya volume pekerjaan tetap sama tidak ada rutinitas pekerjaan yang berbeda antara bulan puasa dan bulan sebelumnya.
7. Jaga silaturahmi dengan kerabat & handai taulan yang dekat maupun yang jauh, sarankan dan ingatkan mengenai pola makan dan istirahat.
8. Banyak- banyak doa dan beristigfar semoga disampaikan ke bulan ramadhan dalam kondisi yang prima.
Jika persiapan sudah siap, maka keseimbangan perlu diadakan untuk persiapan ruh yang lebih sempurna. seperti yang di tunjukkan dalam Alquran dan beberapa hadist berikut ini.
“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil).” (Al-Baqarah: 185)
Pada bulan Ramadhan pula terdapat malam Lailatul Qadar. Allah berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan hingga terbit fajar.” (Al-Qadar: 1-5)
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)”
Jadi siapkah fisik dan ruh anda menjelang ramadhan ?
Ahlan wa sahlan ya Ramadhan...
Wallahu'alam bish showab
TANYA JAWAB
M114 by Ustadzh
Azizah
Q : Bunda mau nanyaa dong.. tanda-tanda datangnya malam lailatul
qadr apa sih ? Tanda yang paling nyata gituu..
A : Lailatul qadar termasuk hal ghaib yang wajib kita yakini
ada. Karena itu sebagian dari wujud keimanan kita. Hanya saja kalau bertanya
tanda jelasnya seperti apa rasul sendiri tak pernah menjelaskan secara gamblang
tentang hal ini. Sekarang yang seharusnya kita lakukan adalah memantaskan diri
untuk mendapatkan malam itu dengan jiddiyah kita memperbaiki nilai-nilai puasa
kita. Yang ada nashnya hanya menjelaskn ada di malam ganjil dan kita menghidupkannya
dengan banyak taqarrub kepada Nya.
Q : Ustadzah.. bagaimana hukumnya jika puasa ramadhan tapi puasa hutang ramadhan tahun lalu belum dibayar? Apakah dapat pahala? Ada juga yang mengatakan nanti bayar puasanya jadi dobel.. apakah pernyataan ini ada dasarnya..
A : Termasuk sebuah kelalaian jika hutang puasa tahun lalu belum
terbayar sampai datang pusa tahun berikutnya. Hutang tetaplah hutang. Maka jangan
di ulangi. Segera bayar berkelanjutan dengan hutang tahun ini jika ada. Masalah
pahala itu mutlak urusan Allah berapa nilainya. Yang paling penting adalah menjaga
diri dari semua hal yang bisa mengurangi kesempurnaan nilai puasa kita.
Q : Bagaimana cara kita menyikapi perbedaan penentuan awal ramadhan.. yang berbeda beda.
A : Menyikapinya adalah dengan mengikuti mana yang diyakini.yang
salah adalah yang saling menyalahkan. Padahal orang yang melalukan punya dalil
yang kuat. Yang tidak boleh adalah jika tak ada ijma ulama dia puasa semau dia
terutama menentukan awal ramadhan
Q : Bund boleh gak berlomba-lomba ibadah sama temen ?
A : Boleh... Bukankah sahabat umar dan abu bakar ketika
ditanya rasul selalu berlomba? Siapakah yang sudah menjenguk orang sakit ?
Siapa yang sudah takziyah? Dan keduanya melalukannya. Saat ditanya siapa yang
sudah sedekah ? Umar mnjwb saya dengan 1/2 hartaku. Maka abu bakar menjwab saya
dengan seluruh hartaku. Yang penting
bersaing dalam kebaikan itu boleh asal bisa menjaga niat.
Q : Bagaimna hukum dalam islam tentang bernyanyi dan berjoget.
apakah ada yang tahu hadis atau ayat al qur'an yang membahas tentang hal
itu??
Padahal kan tiap manusia diberi potensi yang berbda beda dan ada juga yang punya potensi bermusik dan berjoget. Karena aku pernah dengar katanya diharamkan untuk profesi menyanyi dan berjoget dalam islam bagi seorang wanita.. apakah ada yang tahu hukumnya.??
Padahal kan tiap manusia diberi potensi yang berbda beda dan ada juga yang punya potensi bermusik dan berjoget. Karena aku pernah dengar katanya diharamkan untuk profesi menyanyi dan berjoget dalam islam bagi seorang wanita.. apakah ada yang tahu hukumnya.??
A : Keindahan itu sebagian dari fitrah. Bisa menari adalah
karunia. Tapi apakah karunia itu mghantarkn dia pada Allah atau justru
menentang syariat Nya? Jika wanita meliuk-liuk di depan laki-laki bukan mahram
dan membuat syahwat yang melanggar syariat apa itu berkah? Begitu juga dengan
suara. Ada dalil yang melarang wanita mendayu-dayu saat bicara.
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment