Kajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 27 April 2016
Rekapan Grup Bunda
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor
: Rini Ismayanti
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga
kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan
sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring
salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam,
Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada
keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari
akhir nanti. InsyaAllah aamiin
AGAR
AMALAN DI BULAN RAMADHAN OPTIMAL
Tak
terasa, dalam hitungan jari, Ramadhan akan kembali menyapa kaum Muslimin. Bulan
mulia, bulan yang kehadirannya selalu dinantikan oleh orang-orang yang beriman
dan kepergiannya selalu ditangisi oleh mereka. Bulan yang penuh dengan berbagai
limpahan keutamaan dan keberkahan dari Allah Swt.
Ramadhan,
Allah Swt menganugerahi keutamaan padanya berupa turunnya kitab suci Alquran
(QS. Al Baqarah: 185), kitab yang mulia sebagai
petunjuk (al-huda) kepada umat manusia, petunjuk kepada jalan yang
lurus dan penyuluh ke jalan yang benar serta sebagai obat
penawar (as-syifa’) untuk kaum Muslimin.
Pada
bulan Ramadhan sajalah, pintu-pintu rahmat dibuka, pintu-pintu jahannam ditutup
dan setan-setan dibelenggu. Selain itu, Allah Swt juga memberikan kemuliaan
kepada Ramadhan sebagai bulan yang terdapat satu malam di dalamnya malam seribu
bulan(Lailatul Qadar).
Sementara
itu, bagi orang-orang yang beriman, yang menunaikan puasa di bulan Ramadhan
dengan iman dan ikhlas maka Allah Swt akan memberikan pengampunan atas
dosa-dosanya yang telah lampau. Bahkan dalam kitab Shahih Jami’us Shagir
disebutkan “termasuk yang akan datang.”
Sayangnya,
kedatangan bulan yang mulia ini kini dianggap biasa-biasa saja oleh umat Islam.
Jelang Ramadhan, yang diperbincangkan umat Islam bukan lagi program-program
ibadah selama satu bulan, tetapi kebanyakan membicarakan naiknya harga
kebutuhan pokok, bagaimana mereka akan membeli pakaian baru serta
kebutuhan-kebutuhan fisik lainnya, termasuk memikirkan bagaimana mereka bisa
mudik ke kampung halaman. Pun demikian dengan industri televisi yang
memanfaatkan Ramadhan sebagai momentum untuk menayangkan berbagai hiburan yang
isinya jauh dari nuansa Ramadhan. Tujuan mereka hanya satu, bagaimana menarik
keuntungan materi sebesar-besarnya di bulan Ramadhan.
Akhirnya,
Ramadhan yang mestinya menjadi bulan ibadah (syahrul ibadah) itu menjadi bulan
yang sangat biasa yang tidak berbeda dengan 11 bulan lainnya. Tidak terasa
istimewanya, tidak membekas pengaruhnya dan bahkan terasa hampa. Kondisi ini
lebih diperparah dengan makin banyaknya orang-orang yang tidak memahami
hukum-hukum syara’ di bulan Ramadhan. Banyak sekali mereka-mereka yang tidak
memiliki uzhur apapun, makan dan minum seperti biasa di siang hari di bulan
Ramadhan.
Oleh
karena itu agar kita bisa mengisi bulan Ramadhan dengan amalan ibadah secara
maksimal, maka kita harus melakukan sejumlah persiapan. Menurut M Ramadhan Al
Muhtasib dalam bukunya “Fikih Praktis Puasa: Berpuasa Seperti Rasulullah Saw”,
ada lima hal yang wajib dipersiapkan, yakni persiapan nafsiyah,
tasaqafiyah, jasadiyah, maliyah dan mempersiapkan anggota keluarga,
termasuk anak-anak.
1. Persiapan
Nafsiyah
Persiapan
nafsiyah maksudnya menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan hati gembira bahwa
Ramadhan telah datang sebagai bulan untuk taqarub kepada Allah Swt. Sehingga
pada bulan ini kita akan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas ibadah dan
meraih derajat tertinggi di sisi Allah Swt.
Salah
satu cara untuk mempersiapkan jiwa dan spiritual untuk menyambut Ramadhan
adalah dengan jalan melatih dan memperbanyak ibadah di bulan-bulan sebelumnya
(minimal di bulan Sya’ban).
2. Persiapan
Tsaqafiyah
Untuk
meraih amalan di bulan Ramadhan secara maksimal diperlukan pemahaman yang
mendalam tentang fiqh puasa. Oleh karena itu, persiapan tsaqafiyah tidak kalah
penting bagi seseorang untuk mendapatkannya. Sebab dengan memahami fiqh puasa
dengan baik seseorang akan memahami dengan benar mana perbuatan-perbuatan
yang dapat merusak nilai puasanya dan mana perbuatan yang dapat meningkatkan
nilai dan kualitas puasanya. Karenanya kita harus terus menambah tsaqafah kita
tentang fiqh shiyam.
3. Persiapan
Jasadiyah
Tak
dapat dipngkiri bahwa aktifitas Ramadhan banyak memerlukan kekuatan fisik.
Misalnya untuk puasa, qiyamullail, membaca Alquran dan berbagai macam ibadah
lainnya. Dengan kondisi fisik yang prima kita dapat melakukan ibadah tersebut
tanpa terlewatkan sedikitpun. Karena jika kondisi fisik tidak baik, maka
kemungkinan besar kita tidak akan melakukan amalan Ramadhan dengan
maksimal, bahkan akan terlewatkan sia-sia. Padahal amalan di bulan Ramadhan tak
dapat digantikan dengan amalan di bulan-bulan yang lain. Oleh sebab itu,
sebaiknya kita menyiapkan kondisi fisik dari jauh-jauh hari sebelum Ramadhan.
4. Persiapan
Maliyah
Persiapan
keuangan bukanlah untuk membeli pakaian baru di hari lebaran atau menyiapkan
bekal untuk mudik. Yang dimaksud dengan persiapan keuangan adalah menyiapkan
dan mengatur keuangan untuk berinfak, sedekah dan membayar zakat. Rasulullah
pernah ditanya, ‘Sedekah apakah yang paling utama? Beliau menjawab,
“Seutama-utamanya sedekah adalah
sedekah di bulan Ramadhan”. (HR Tirmidzi)
5. Mempersiapkan
Keluarga
Jangan
lupa, selain menyiapkan diri sendiri, kita juga harus menyiapkan anggota
keluarga. Termasuk anak-anak kecil kita yang baru akan belajar puasa. Sebab
mengantarkan anak untuk berpuasa dan memahami maksudnya bukanlah pekerjaan yang
mudah. Kesuksesan mengondisikan anak memerlukan persiapan sejak jauh hari. Oleh
karena itu orang tua harus merancang pola pendidikan terbaik untuk
putra-putrinya selama bulan Ramadhan. Misalnya melalui cerita dan mainan,
membangun suasana keluarga yang kondusif, menyusun menu makanan yang bergizi
dan mengajak sahur bersama keluarga.
Demikianlah,
secara ringkas, persiapan-persiapan yang hendaknya kita lakukan untuk menyambut
datangnya bulan Ramadhan. Insya Allah, bila persiapan-persiapan itu kita
lakukan secara optimal, maka kita akan menjalankan ibadah Ramadhan dengan
khusyu’, penuh keimanan dan pengharapan kepada Allah Swt. Sehingga kita mampu
meraih derajat takwa, sebagai tujuan orang-orang berpuasa.
Amin
ya mujibassailin.
Wallahu
a’lam
Dari
berbagai sumber
TANYA
JAWAB
M6
by Ustd Kaspin
Q
: Bagi ibu hamil yang masih punya hutang puasa.. mau bayar hanya khawatir untuk
nutrisi janin..karena masih mesti ngejer berat badan ideal bayi...itu gimana ya
Ust? Bisa dengan fidyah atau gimana?
A
: Kalau khawatir dengan kondisi janin digantinya dengan puasa +fidyah.
Q
: Kalo ganti harus sebelum ketemu puasa ramadhan lagi ya Ust? Atau gimana?
A
: Ya iyalah sebelum Romadhon...kalau pas Romadhon kan harus puasa Romadhon. Nah
kalau kelewat Romadhon lagi maka segera ganti yang tertinggal...jangan sampe
numpuk dan lupa..
Q
: Pak ustdz..Klo ibu menyusui yang ga puasa itu selain fidyah harus puasa juga
ya? Bukan salah satunya saja?
A : Kalau bumil dan busui itu hanya khawatir dengan kondisinya saja maka boleh bayar fidyah.
A : Kalau bumil dan busui itu hanya khawatir dengan kondisinya saja maka boleh bayar fidyah.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment