Home » , , » Adab Sebelum Menuntut Ilmu

Adab Sebelum Menuntut Ilmu

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Saturday, March 28, 2020


Rekap Kajian Online Hamba اللَّهِ Ummi G6
Hari, Tgl: Rabu, 31 Juli 2019 
Materi: Syakhsiyah Islamiyah
Sesi 1: Adab Sebelum Menuntut Ilmu
Narasumber: Ustadz Cipto
Waktu Kajian: 15.56-17.56 WIB
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Insya Allah sesi berbagi hari ini tentang Adab Sebelum Menuntut Ilmu

Bagi yang sudah mudah-mudahan jadi refresh ya, juga bisa melengkapi, semoga menjadi keberkahan buat kita semua... Aamiin

Sebelum berbicara tentang adab tentu kita semua tahu tentang keutamaan menuntut ilmu ya.
Berikut beberapa dalil tentang keutamaan ilmu dan menuntut ilmu:

Az-Zumar 39:9

 قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.

Dan Allah juga berfirman Al-Mujadilah 58:11

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

Peninggian derajat menunjukkan kemuliaan yang besar, mencakup ketinggian maknawi (jiwa) di dunia dengan kedudukan luhur dan citra baik, dan kedudukan hissiyah (fisik) di akhirat dengan kedudukan tinggi di surga. (Imam Ibnu Hajar Al 'Asqalanni,  fathul bari,  syarh Syahih Bukhari 1/141)

Adapun dalil tentang keutamaan ilmu dan wajib mencari tambahan ilmu adalah firman Allah yang memerintahkan rasul SAW:

Thaa Ha 20:114

فَتَعَٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّۗ وَلَا تَعْجَلْ بِٱلْقُرْءَانِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰٓ إِلَيْكَ وَحْيُهُۥۖ وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا

Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku. ”

Allah tidak pernah memerintahkan Nabi-Nya untuk mencari tambahan sesuatu selain ilmu. Dan yang dimaksud ilmu di sini adalah ilmu syar'i yang membuat seorang hamba bisa mengenal Allah SWT,  dan mengenal kewajiban sebagai mukallaf, barulah urusan agamanya dalam ibadah dan muamalahnya.
Allah telah memuliakan ilmu dan ulama dengan memberi mereka karunia yang banyak, Allah berfirman:

Al-Baqarah 2:269

يُؤْتِى ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.

Imam mujahid ra berkata "Allah menganugrahkan Al hikmah artinya ilmu dan kefahaman." (Imam Abu Bakr Al Ajiiri,  Akhlaq Ulama,  Hal 9).
Dan yang memperkuat lagi urgensi ilmu dan bahwa mencarinya adalah mutlak dibutuhkan, Firman Allah ta'ala:

Muhammad 47:19

فَٱعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَىٰكُمْ

Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu.

Allah dalam ayat di atas mendahulukan ilmu sebelum amal.
Demikian beberapa motivasi qurani tentang menuntut ilmu.
Dalam menuntut ilmu ada beberapa adab yang perlu diperhatikan, namun sebelumnya perlu kiranya diketahui tentang pentingnya adab tersebut.
Burhanuddin az-Zarnuji berkata, “Orang-orang yang hadir di majlis ilmu itu banyak, namun mengapa yang keluar (berhasil) hanya sedikit? Hal itu, karena kebanyakan mereka tidak mengerjakan adab penuntut ilmu.”
Ibnul Mubarak berkata, “Aku belajar ilmu selama dua puluh tahun, dan aku belajar adab ilmu selama tiga puluh tahun.”

Ibnul Kharrath al-Isybiliy menyebutkan dari sebagian ahli ilmu, ia berkata, “Janganlah meremehkan adab, karena barangsiapa yang meremehkan adab, maka ia akan meremehkan sunah-sunah, dan barangsiapa yang meremehkan sunah-sunah, maka ia akan meremehkan yang wajib-wajib.”

Adab Penuntut Ilmu

Berikut ini beberapa adab penuntut ilmu yang perlu diperhatikan:

1.       Jujur dan Ikhlas

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah: 119)

Rasulllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung niat, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai yang ia niatkan.” (HR. Bukhari)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberitahukan, bahwa orang yang pertama kali menjadi bahan bakar neraka adalah tiga orang, yang salah satunya adalah orang yang belajar agama dan mengajarkannya agar disebut sebagai orang ‘alim, dan orang yang membaca Alquran agar disebut qari’ (sebagaimana dalam hadis riwayat Muslim), nas’alullahas salaamah wal ‘aafiyah.

Oleh karena itu, hendaknya seorang penuntut ilmu meniatkan di hatinya untuk menggapai ridha Allah dan mendapatkan kampung akhirat, menyingkirkan kebodohan dari dirinya serta menghilangkan kebodohan yang menimpa orang lain. Dia pun hendaknya berniat untuk menegakkan agama Islam dan menjaganya, karena Islam terjaga dengan ilmu. Sikap zuhud dan takwa pun tidak mungkin dicapai dengan kebodohan.

Demikian sebagai pengantar tentang adab pertama dalam menuntut ilmu, silahkan jika ada tambahan dan yang mau didiskusikan...

Ikhwati fillah rahimakumullah keutamaan-keutamaan tadi mungkin akan berasa jauh dari diri kita karena ada faktor-faktor yang menyebabkan hadirnya keutamaan tadi, di antara faktor tersebut adalah adab dalam menuntut ilmu yang mungkin jarang sekali diperhatikan. Nah kita akan bongkar satu persatu adab-adab dalam menuntut ilmu, semoga jadi serial kajian syaksiyah islamiyah ya...


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA JAWAB


1.       Bismillaah. Bahasan kali ini menarik nih, Ustadz. Kadang suatu ketika ingin memberitahukan sesuatu tapi terhalang karena beliau lebih tua, misal di sebuah grup wa. Tahu bahwa yang beliau sampaikan tidak sesuai syariah, tapi sungkan sekali untuk memberitahunya, Ustadz walau hanya melalui japri. Asumsi hati kecil ingin memberitahu tapi takut dicap sok tahu, sok benar, sok alim. Astaghfirulloh. Karena sering dalam situasi seperti tersebut, menurut ustadz, jika dalam situasi seperti ini, adab apa yang musti dilakukan? Jazakallah khoir.
Jawab:
Na'am banyak cara menyampaikan tapi tetap mencari cara paling tepat dan ahsan dan bukan untuk jiddal (debat atau adu argumen geje). Bisa dibuka dengan usulan atau saran dengan mendasarkan pada dalil, nanti perlu dipahami perbedaan antara saran dan nasehat ya. Lebih ke strategi taktis komunikasi termasuk penggunaan diksi atau pilihan kata yang pas.


2.       Nah ini ustadz, bagaimana cara penyampaian saran dan nasihat yang ahsan tanpa terkesan menggurui?
Jawab:
Minta saran beliau dengan menyampaikan keterangan dalil setelah itu cukup menurut saya, apapun jawaban beliau, ingat bukan untuk jiddal dan urusan menang-menangan ya.


3.       Izin bertanya. Jika awalnya kita berniat membantu orang, case-nya jika kita berjualan, dan ada orang yang minta dibantu untuk bayar cicil dan akhirnya kita memberikan harga tanpa mengambil untung apa-apa, selain itu bisa dicicil 2X. Singkat cerita orang yang dibantu ini selalu mengelak membayar, sampai akhirnya 5 bulan berlalu tanpa ada cicilan sama sekali. Didatangi juga selalu mengelak, sedangkan kita juga membutuhkan uang tersebut. Hati kita yang dulu iba, ikhlas, lama-lama jadi jengkel. Sepertinya niat kita juga sudah berubah sudah tidak ikhlas lagi membantu. Apa yang harus saya lakukan? Karena kami jadi ingin mengejar dia terus karena perlu. Terimakasih.
Jawab:
Secara hak personal ingatkan dan kalau sudah dan memang yang bersangkutan kesulitan, sampaikan secara clear diikhlaskan saja. Nah perkara keikhlasan ini yang memang harus terus dilatih, insya Allah karuniaNya lebih luas dari itu dan selamat menikmati keikhlasan. Deklarasi untuk mengikhlaskan ini penting agar yang bersangkutan memahami dan diri ini juga jadi punya pagar atau pengingat.


4.       Seorang teman bercerita, dia enggak mau hadir di kajian ustadz Fulan karena ustadz tersebut banyak syubhatnya. Benarkah sikap teman saya tersebut?
Jawab:
Bisa jadi benar, bisa jadi salah. Namun ada pameo "perhatikan apa yang dibicarakan, jangan lihat siapa yang berbicara." Bahkan belajar (mengambil hikmah) dari hewan sekalipun. Ini membangun adab dalam menuntut ilmu





•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim..... Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!