Kajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 4 Mei 2016
Rekapan Grup Bunda
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor : Rini Ismayanti
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita
nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga kita selalu istiqomah sebagai shohibul
qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring salam selalu kita hadiahkan kepada uswah
hasanah kita, pejuang peradaban Islam, Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT
yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada keluarga dan para sahabat nya semoga
kita mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti. InsyaAllah aamiin.
INDAHNYA RAMADHAN DI RUMAH RASULULLAH
Rasulullah SAW. tinggal di rumah yang sangat sederhana. Letaknya
bersebelahan dengan Masjid Nabi SAW. Di rumah beliau terdapat beberapa kamar
untuk masing-masing isteri beliau. Di rumah yang ukurannya tidak luas dan penuh
kesederhanaan tapi dihuni orang-orang mulia dan agung dengan jiwa yang besar,
dan lapang; didampingi para isteri yang penuh perhatian dan kesetiaan yang luar
biasa; dilandasi dengan semangat agama dan dakwah untuk memenuhi ridha Rasul
dan ridha Allah. Inilah Baiti Jannati (Rumahku surgaku). Dalam suasana dan
situasi demikian, menyambut dan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan pasti terasa
indah dan nyaman serta penuh kedamaian.
Di antara kebiasaan Rasulullah SAW. dalam menyambut kehadiran
bulan Ramadhan, beliau mengucapkan tahni’ah atau ucapan selamat kepada para
sahabat dan umat Islam umumnya, sebagai doa dan motivasi agar selalu berjiwa
lapang dan besar dalam menyikapi datangnya bulan ramadhan sehingga semua
kewajiban dan ibadah dilaksanakan dengan penuh rasa ringan, tidak terasa berat,
tidak ada rasa keluh kesah, tapi semuanya dilaksanakan dengan rasa ringan,
nyaman, dan penuh keceriaan. Rasulullah SAW membaca tahni’ah sebagai ucapan
selamat.
أَتَاكُمْ رَمَضاَنُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَباً بِهِ وَأَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالْبَرَكاَتِ فَأَكْرِمْ بِهِ مِنْ زاَئِرَاتٍ هُوَ آتٍ
“Bulan Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan pelopor segala
bulan, marhaban bihi wa ahlan (Selamat datang bulan Ramadhan). Bulan puasa
telah datang dengan penuh berkah, maka muliakanlah tamu yang datang
itu.” (HR. Thabarani).
Berdasar pada hadis inilah, tahni’ah atau ucapan selamat Marhaban
ya Ramadhan, dalam bahasa Indonesia kita mengucapkan Selamat menunaikan ibadah
puasa semoga ridha Allah selalu menyertai kita semua, dan lain-lain.
Selain itu Rasulullah SAW. dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan
selalu memperlihatkan wajah gembira dan ceria pada keluarganya dan umat Islam
lainnya. Menyambut kedatangan bulan Ramadhan tidak baik dengan wajah cemberut,
wajah kusut seperti tak bersemangat, wajah frustrasi, apalagi sampai berkeluh
kesah.
Dalam kaitannya dengan puasa pada bulan Ramadhan, Aisyah, isteri
Rasulullah SAW. mengatakan:
فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ
Kami diperintahkan mengqadha puasa, dan tidak diperintahkan
mengqadha shalat. (HR. Muslim).
Oleh karena bagi perempuan secara kodrati mengalami masa haidh,
masa libur untuk tidak boleh puasa, tetapi ia wajib menggantinya pada hari-hari
lain setelah bulan Ramadhan. Dalam hal penggantian puasa bagi perempuan yang
mengalami masa haidh tersebut, Rasulullah memberikan tuntunan agar mengganti
puasanya, dan tidak mengganti shalat yang ditinggalkan pada masa haidh,
sebagaimana disebutkan dalam hadis tersebut. Bahkan lebih tegas tuntunan
Rasulullah SAW. agar tidak mengabaikan penggantian puasa wajib sampai masuk
bulan ramadhan berikutnya. Mengabaikan tanpa melunasi hutang puasanya itu boleh
jadi dianggap meremehkan kewajiban, kecuali apabila ada udzur. Rasulullah SAW.
mengingatkan:
مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ وَعَلَيْهِ مِنْ رَمَضَانَ شَىْءٌ لَمْ يَقْضِهِ لَمْ يُتَقَبَّلْ مِنْهُ وَمَنْ صَامَ تَطَوُّعاً وَعَلَيْهِ مِنْ رَمَضَانَ شَىْءٌ لَمْ يَقْضِهِ فَإِنَّهُ لاَ يُتَقَبَّلُ مِنْهُ حَتَّى يَصُومَهُ
Barangsiapa yang mendapatkan Ramadhan berikutnya sementara masih
ada kewajiban puasa yang belum dilunasi, maka ibadahnya tidak diterima.
Barangsiapa yang puasa sunnat sementara masih ada kewajiban
puasanya yang belum dilunasi, puasa sunnatnya itu tidak diterima sampai ia
sudah mengganti puasa wajibnya itu. (HR. Ahmad bersumber dari Abu
Hurairah).
Hadis ini sebagai peringatan dari Rasulullah SAW. agar tidak
mengabaikan dan meremehkan hutang kepada Allah. Hutang terhadap sesama manusia
wajib dibayar, tentu lebih wajib dibayar adalah hutang kepada Allah.
Dalam hal sikap Rasulullah SAW. untuk mendapatkan indah dan
damainya Ramadhan adalah pada hari-hari akhir terutama 10 hari terakhir bulan
Ramadhan. Beliau sangat sedikit tidurnya, beliau bangun begadang malam untuk
berdzikir dan beribadah. Bahkan beliau membangunkan isteri-isterinya.
Aisyah salah seorang isterinya mengatakan:
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Adalah Nabi apabila sudah masuk 10 hari terakhir dari bulan
Ramadhan, beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya, dan
membangunkan keluarganya.(HR. Bukhari).
Mengencangkan sarung, maksudnya bekerja keras, sangat antusias,
penuh perhatian dalam mempersiapkan diri untuk banyak beribadah pada
malam-malam tersebut.
Rasululuh sedikit tidur, kita umatnya sedikit-sedikit tidur.
Rasulullah sedikit makan. Kita umatnya sedikit-sedikit makan.
Rasulullah sedikit-sedikit ibadah. Kita umatnya sedikit ibadah.
Rasulullah sedikit-sedikit bersedekah. Kita umatnya sedikit
bersedekah.
Rasulullah bangun tengah malam untuk berdzikir dan beribadah. Kita
kadang bangun tengah malam, hanya untuk kencing, selesai kencing tidur kembali.
Atau bangun karena yang lain tapi bukan untuk ibadah. Kalau kondisinya
demikian, bagaimana umat Islam bisa meraih indahnya ramadhan, bagaimana
merasakan nyaman dan damainya Ramadhan, kalau antara pengetahuan dan pengamalan
ibadah puasa ramadhan tidak sejalan. Pengetahuan agama banyak, tetapi kesadaran
menjalankan agama kurang atau sedikit. Wallahu a’lam.
TANYA JAWAB
M6 by Ustd Kaspin
Q : Klo shaum syawal didulukan dengan alasan syawal karena waktunya sedikit, sedangkan ganti shaum ramadhan nanti saja bagaimana ustd?
A : Boleh. Tapi segera dilanjutkan dg bayar hutang puasa.
A : Boleh. Tapi segera dilanjutkan dg bayar hutang puasa.
Q : Misal jam 12 waktu zuhur, nah jam 1 saya masih belum solat zuhur, trus jam 1.30 saya baru mau sholat...Eh ternyata haid... Apakah saya harus meng qodo sholat zuhur saat saya sudah bersih haid?
A : Iya, harus qodho
A : Iya, harus qodho
Q : Misal di bulan ramadhan, pada saat subuh masih keluar haid, sedangkan pas waktu ashar sudah bersih dari haid. Nah kan berarti harus solat ya.. Dan mengganti shaum sampai hari itu.. yang jadi pertanyaan.... Dari ashar ke magrib apakah saya juga harus seperti orang yang berpuasa, menahan haus dan lapar?
A : Kan ga puasa. Cuma jangan makan sambil jalan jalan nanti ditimpukin anak TK. Hormatilah orang berpuasa, tapi jangan seperti hormat bendera, jangan nampakkan kalau ga puasa.
A : Kan ga puasa. Cuma jangan makan sambil jalan jalan nanti ditimpukin anak TK. Hormatilah orang berpuasa, tapi jangan seperti hormat bendera, jangan nampakkan kalau ga puasa.
Q : Kalau tahajjud bulan puasa..jam 4 bisa tad ??
A : Boleh
A : Boleh
Q : Pak ustdz tanya. Apakah seorang anak dibolehkan membayar hutang puasa ortu yang suda meninggal...?????
A : Kalau ingat jumlahnya sih boleh aja
A : Kalau ingat jumlahnya sih boleh aja
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment