Kajian Online WA Hamba الله
SWT
Rabu, 4 Mei 2016
Narasumber : Ustadzah
Sulistyorini
Rekapan Grup Nanda M103 (Mietha)
Tema : Kajian Umum
Editor
: Rini Ismayanti
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga
kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan
sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring
salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam,
Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada
keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari
akhir nanti. InsyaAllah aamiin.
KUN
ANTA TAZDADA JAMALA (Jadilah dirimu sendiri, hal itu akan menambah
kecantikanmu dari dalam)
Assalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakatuh
Wanita, tak dapat dipungkiri ingin tampil selalu cantik, menawan dan berbeda dari wanita lainnya. Ia akan melakukan upaya apa saja, ke salon, perawatan pribadi atau yang paling ekstrem, melakukan tindakan operasi untuk mengubah "sesuatu" yang diinginkannya sempurna. Untuk tujuan satu "Cantik"
Tapi, apakah cara cantik seperti itu yang secara nyata membuatnya berbeda? Islam telah memberi tuntunannya bagi kaum hawa. Cara cantik ala Islam sangat mudah, simple dan tidak berat di ongkos.
Apa saja terapi cantik ala Islam untuk kaum hawa?
Yang Utama, adalah menutup aurat
Allah telah memerintahkan kaum wanita untuk menutupi auratnya dengan jilbab jelas memiliki tujuan tertentu yang telah dijelaskan dalam Al-qur’an. Dia memberikan petunjuk kepada manusia bahwa akan ada suatu golongan dari kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Oleh karena itulah Dia menurunkan ayat yang berisi perintah wajib kepada wanita untuk berjilbab. Dalam Al-qur’an surat Al-Ahzab ayat 59 Allah berfirman “wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang beriman, “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu.”
Demikian pula dalam surat An Nuur ayat 31, “dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka selain yang biasa tampak…”
1. Rahasia pertama adalah berbuat kebaikan
“Sesungguhnya kebaikan itu membuahkan semburan cahaya di wajah, lentera di hati, meluasnya rezeki, kuatnya badan, rasa cinta di hati orang. Dan sungguh dalam keburukan terdapat kepekatan di wajah, kegelapan di kubur, kelemahan badan, kurangnya rezeki, dan kebencian di hati orang,”
Kalau berdasarkan atsar Ibnu Abbas di atas, berarti salah satu penyebab wajah bercahaya adalah berbuat kebaikan. Orang yang suka berbuat baik, maka hatinya menjadi tentram dan akan keluar sebuah senyuman yang murni dan tulus dari hatinya yang baik. Kebaikan hati itu pun terpancar melalui wajahnya.
2. Rahasia kedua
adalah shalat tahajud
Ulama kharismatik kota Basrah, Al Hasan Al Basri pernah ditanya oleh seseorang, “Kenapa orang-orang yang membiasakan diri shalat tahajjud di malam hari mukanya tampah cerah, berseri-seri dan berwibawa?” Beliau menjawab, “Karena mereka selalu bercengkerama dengan Allah SWT di kegelapan malam, maka Dia pun memberikan kepada mereka cahaya dari cahaya-Nya.”
Ulama kharismatik kota Basrah, Al Hasan Al Basri pernah ditanya oleh seseorang, “Kenapa orang-orang yang membiasakan diri shalat tahajjud di malam hari mukanya tampah cerah, berseri-seri dan berwibawa?” Beliau menjawab, “Karena mereka selalu bercengkerama dengan Allah SWT di kegelapan malam, maka Dia pun memberikan kepada mereka cahaya dari cahaya-Nya.”
Dalam kaitan ini Said bin Al Musayyab RA berkata, “Sesungguhnya orang yang selalu salat malam, Allah akan menjadikan pada wajahnya sinar, sehingga dia dicintai oleh seluruh umat, bahkan orang yang belum mengenalnya sekalipun. Orang akan berkata, “Aku sungguh menyenangi orang ini.”
Orang yang memiliki wajah bercahaya itu, waktu malamnya digunakan untuk bermunajat kepada Allah SWT. Ia terbangun dari tidur yang menyelimutinya. Apabila siang menjelang, mereka jauh dari kehidupan yang serba nikmat. Allah lah yang memberikan cahaya pada orang yang menggunakan waktunya dengan baik dan memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Yang matanya disibukkan dengan tangis karena merasa melakukan hal-hal yang diharamkan. Lisannya tertahan -dalam diamnya- dari hal-hal yang menghancurkan. Tangannya tertahan, karena takut terjerumus syahwat. Langkahnya terkendali dengan muhasabah.
3. Rahasia ketiga
adalah berwudhu
“Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu,” (HR. Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246).
“Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu,” (HR. Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246).
Dapat dipastikan tak ada satu produk kecantikan pun yang mampu menandingi cahaya yang terpancar dari wajah orang-orang yang terjaga wudhunya. Karena cahaya dari air wudhu tak hanya dirasakan di dunia tapi di hari kiamat pun mereka akan mudah dikenali Rasulullah SAW. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits, “Bagaimana engkau mengenali umatmu setelah sepeninggalmu, wahai Rasulullah?” Kemudian Rasulullah menjawab, “Tahukah kalian bila seseorang memilki kuda yang berwarna putih pada dahi dan kakinya diantara kuda-kuda yang yang berwarna hitam yang tidak ada warna selainnya, bukankah dia akan mengenali kudanya?” Para shahabat menjawab, “Tentu wahai Rasulullah.” Rasulullah berkata, “Mereka (umatku) nanti akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi dan kedua tangan dan kaki, karena bekas wudhu mereka,” (HR. Mslim no. 249).
4.Rahasia keempat
adalah berpuasa
Beberapa tahun lalu salah seorang muslimah melihat seorang wanita yang memancarkan wajah yang berbeda dari wanita lain. Orang-orang senang dengan kehadirannya dan merasa kehilangan ketika dia tidak ada. Sebenarnya wajah wanita itu biasa saja bahkan berkulit hitam. Awalnya muslimah itu mengira hanya dia yang mempunyai prasangka tentang pancaran wajahnya. Ternyata teman-temannya pun menyatakan hal yang sama. Dia pun berusaha untuk mencari tahu apa yang membuat wajah wanita ini begitu menarik.
Beberapa tahun lalu salah seorang muslimah melihat seorang wanita yang memancarkan wajah yang berbeda dari wanita lain. Orang-orang senang dengan kehadirannya dan merasa kehilangan ketika dia tidak ada. Sebenarnya wajah wanita itu biasa saja bahkan berkulit hitam. Awalnya muslimah itu mengira hanya dia yang mempunyai prasangka tentang pancaran wajahnya. Ternyata teman-temannya pun menyatakan hal yang sama. Dia pun berusaha untuk mencari tahu apa yang membuat wajah wanita ini begitu menarik.
Muslimah itu curiga, dia pasti melakukan ibadah sunah secara rutin. Ketika ada kesempatan, hal itu ditanyakan kepadanya. Awalnya wanita yang memiliki wajah bercahaya itu tidak mau menjawab. Setelah didesak, dia baru mengaku bahwa selama lima tahun, dia terus menerus puasa senin-kamis dan apabila haid pada hari itu, dia menggantinya dengan puasa daud. Wanita ini juga hampir setiap malam salat tahajud. Luar biasa. Ini adalah salah satu bukti, bahwa kedekatan kita kepada Allah akan menimbulkan pancaran keagungan. Hal ini sangatlah wajar karena apa saja yang mendekati sumber cahaya, dia akan terkenana pancaran cahaya.
5. Rahasia kelima
adalah lisan yang selalu berdzikir.
Lisan ini tidak dipoles oleh lipstik yang harganya mahal, yang membuat bibir bersinar. Tapi bibir mungil itu menjadi saksi akan lantunan memuji kebesaran Allah, baik disaat duduk, berbaring atau melakukan aktifitas apapun.
Lisan ini tidak dipoles oleh lipstik yang harganya mahal, yang membuat bibir bersinar. Tapi bibir mungil itu menjadi saksi akan lantunan memuji kebesaran Allah, baik disaat duduk, berbaring atau melakukan aktifitas apapun.
Disebutkan dalam surah
Ali-Imran: 190
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia, Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia, Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
Menjadi Diri Sendiri
Seorang muslimah akan tampak menarik, bila dia tampil percaya diri. Kepercayaan diri itu bukan untuk kesombongan, tapi dia mampu beradaptasi dengan lingkungannya, tentunya dengan tetap berpegang pada aturannya.
Yang terpenting seorang wanita akan tampak berbeda, jika ia mampu menjadi dirinya sendiri. Apa adanya. Bukan diada-adakan. Tidak meniru atau menduplikasi gaya orang lain atau idolanya sekalipun. Selalu tampil dengan "style nya" sendiri. Berpakaian pun tidak selalu tampil "kembar" dengan orang lain.
Wanita, harus juga punya misi, tentunya disesuaikan dengan kodrat dan kedudukannya. Dia harus juga punya manfaat yang besar untuk agama, masyarakat, bangsa dan negaranya. Jangan jadi wanita lemah, jangan jadi "beban" untuk orang lain, tapi jadilah problem solver, minimal untuk diri dan keluargamu. Dan terakhir, kecantikanmu akan terpancar atas ijin Allah SWT. Tentunya dengan menjadi DIRI SENDIRI, bukan ORANG LAIN
TANYA
JAWAB
Q : Assalamu'alaykum
Warahmatullahi,Saya mau tanya,, Berdandan yang berlebihan itu seperti apa
?? Bagaimana mereka yang suka berdandan tapi pakai produk halal &
menganggap jika pakai produk berlabel halal bukanlah masalah dan diperbolehkan
??
Syukron
Syukron
A : Berdandan
berlebihan adalah berdandan dengan mencolok perhatian, terutama lawan jenis.
Perbuatan ini mengundang tindakan negatif dari pihak lain. Seyogyanya berdandan
itu terlihat natural, sewajarnya yang tampak saja. Berdandan berlebihan seperti
pemakaian bedak yang sangat berbeda dengan warna kulit, memakai lipstik yang
sangat menarik perhatian, termasuk juga berpakaian yang mengundang
"komentar" dan kadang tindakan orang lain. Semoga kita terhindar dari
berbuat yang demikian.
Berdandan memakai produk halal adalah tidak masalah, sepanjang pemakaian produk itu tidak melanggar syar'i. Saat ini banyak produk kosmetika "halal" dan telah banyak digunakan oleh muslimah. tetap harus diingat, seperti no 1 diatas, jangan berlebihan.
Berdandan memakai produk halal adalah tidak masalah, sepanjang pemakaian produk itu tidak melanggar syar'i. Saat ini banyak produk kosmetika "halal" dan telah banyak digunakan oleh muslimah. tetap harus diingat, seperti no 1 diatas, jangan berlebihan.
Q : Bunda bagaimana
jika seorang suami menyuruh istrinya meluruskan rambutnya dengan reboanding
karena suami ingin liat yang beda dari istrinya tapi jika keluar rumah tetap
menutup aurat dan itu hanya diperuntukan untuk suaminya apa ngikut kata suami
atau menjelaskan dalil dalilnya?
A : Meluruskan rambut
berarti mengubah sifat dasar dari rambut tersebut, yang mungkin sebelumnya
keriting atau ikal. Berarti hasil akhirnya mengubah ciptaan Allah. Hal ini
tidak dibenarkan sekalipun itu diperuntukkan suami. Dan suami tidak seharusnya
berbuat demikian.
Q : Assalamualaikum
bunda, bagaimana hukumnya menggunakan behel gigi bukan karena kesehatan tapi
untuk meratakan susunan gigi gimana ya bund.
A : Imam Bukhari dan
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Mas’ud, ia mendengar Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam melaknat perempuan yang mencabut (alisnya), menata
giginya agar terlihat lebih indah yang mereka itu merubah ciptaan Allah.
Hadis ini merupakan
laknat (dari rasulullah) kepada wanita-wanita yang mencabut alisnya dan menata
giginya dikarenakan mereka telah merubah ciptaan Allah. Dalam riwayat yang lain
dikatakan, orang-orang yang merubah ciptaan Allah.
Namun, dalam beberapa
hal ada pengecualian yang dibolehkan oleh syariat. Seperti dalam keadaan
darurat dan mendesaknya kebutuhan, maka tidak mengapa merapikan gigi karena
suatu hal yang darurat dan kebutuhan. Darurat dalam kategori syariat yaitu gigi
yang ompong atau gingsul, yang perlu diubah karena sulit mengunyah makanan atau
agar berbicara dengan fasih dll.
Q : Assalamualaikum
bunda ,bagaimana hukum menyemir rambut karena sudah mulai tumbuh uban ,dengan
maksud untuk menyenangkan hati suami ,berhias diri untuk suami ?
A : Hukum menyemir
rambut sangat tergantung dari warna semir dan tujuan dari semir itu sendiri. Pada
dasarnya menyemir rambut hukumnya adalah boleh, berdasarkan hadist yang
diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim: “Sesungguhnya Yahudi dan Nashrani tidak
menyemir (rambutnya), maka berbedalah dengan mereka”.
Warna semir yang
diperbolehkan untuk digunakan adalah warna selain hitam. Sebagaimana hadist
Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: Sabda Nabi SAW : “Tukarlah ia
(warna rambut, janggut misai) dan jauhilah dari warna hitam” (Shohih Muslim).
Semir dengan warna
hitam hanya diperbolehkan dalam keadaan dharurat, seperti perang atau misalnya
karena isteri lebih tua daripada suami dan sudah beruban, jika ditakutkan suami
akan melirik wanita lain karena isterinya terlihat sudah tua, maka bagi isteri
hukumnya adalah wajib. Namun akan lebih baik lagi jika tidak menggunakan warna
hitam untuk ikhtiyat (hati-hati). Jadi gunakanlah warna seperti warna coklat
tua. Bagi kaum hawa jika tujuannya hanyalah untuk pamer kecantikan kepada orang
lain selain suami, maka hukumnya adalah haram, karena dengan begitu pasti akan
membuka auratnya.
Q :Bagaimana hukum
menggunakan mukena yang berwarna+ada motif?
A : “Siapa yang
memakai pakaian syuhrah di dunia, maka Allah akan memberinya pakaian hina pada
hari kiamat.” (HR Ahmad, Abu Daud, dan An Nasai dalam Sunan Al Kubra, hasan)
Dalam Jilbab Mar’ah
Muslimah, dijelaskan bahwa pakaian syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai
dengan tujuan meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian
itu harganya mahal yang dipakai oleh seseorang untuk berbangga dengan harta dan
perhiasannya, maupun pakaian murahan yang dipakai oleh seseorang untuk
menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya’.
Q : Assalamu'alaykum
wr.wb bunda, mau tanya.. Bagaimana agar muslimah mempertahankan diri/manasehati
saat ia berada di tengah-tengah wanita yang suka tampil berdandan dan tampil
glamour? Dan boleh gak kalau muslimah ikut kursus tata kecantikan?
A : Wanita yang kukuh
pada pendiriannya, tidak mudah terpengaruh dengan gaya dandanan orang lain
adalah wanita yang istimewa. Ia mampu menjadi dirinya sendiri. Dalam berdandan
pun, ia tidak ikut arus. Tampil dengan apa yang ada di dirinya, bukan apa
adanya. Yang terpenting, harus yakin, kita punya point positif bukan karena
dandanan yang glamour, tapi dari kemampuan diri.
Q : Bunda, bagaimana
adab saat bercermin ya?
A : Adab Bercermin:
1. Berniat dengan
ikhlas agar menjadi pribadi yang rapih
2. Membaca doa bercermin “ Allahumma hassanta kholqii fahassin khuluqii”
3. Bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Allah
4. Tidak ujub/rendah diri ketika bercermin
5. Tidak berlama-lama di depan cermin"
2. Membaca doa bercermin “ Allahumma hassanta kholqii fahassin khuluqii”
3. Bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Allah
4. Tidak ujub/rendah diri ketika bercermin
5. Tidak berlama-lama di depan cermin"
Q : Bunda, bagaimana
hukum berdandan disaat walimah?
A : Berdandan tidak
dilarang di saat walimah, asal dilakukan sesuai syar'i, tidak mengubah bentuk
ciptaan Allah, seperti mencukur alis, mengukir gigi dan menyambung rambut.
Q : Di dalam islam kan
wanita tidak boleh memakai minyak wangi karena sama saja dengan pelacur, jadi
bagaimana kalau kita memakai handbody tapi wanginya tercium. Apa itu sama saja
?
A : Lebih baik memakai
sesuatu yang tidak menjadi larangan. Bukankah banyak produk handbody yang tidak
beraroma tajam dan menyengat?
Q : Bunda bagaimana dengan profesi misalnya jadi
perias gitu bund, apakah kita berdosa?
A : Ada beberapa
atsar yang menunjukkan bahwa pekerjaan tukang rias telah dilakukan oleh wanita
terdahulu.
– Aminah bintu Affan
radhiyallahu ‘anha, saudari Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, adalah seorang
penata rambut. (al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah, 8/5)
– Ummu Sulaim
radhiyallahu ‘anha, ibunda Anas bin Malik radhiyallahu ‘anha, merias Shafiyah
bintu Huyai radhiyallahu ‘anha untuk dipertemukan dengan suaminya, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, menyisiri rambutnya dan mewangikannya. (Sirah
Ibni Katsir, 3/401)
Dua atsar di atas
menunjukkan:
1. Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam membolehkan pekerjaan merias dilakukan wanita.
2. Pekerjaan merias
ini telah ada di masa salaf tanpa ada pengingkaran.
Namun, ada ketentuan
khusus yang perlu diperhatikan oleh wanita yang bekerja di bidang ini, selain
syarat-syarat syar’i di saat dia keluar rumahnya. Ketentuan yang dimaksud
adalah berikut ini:
1. Dia tidak boleh
mencabut rambut alis wanita yang diriasnya, tidak boleh menyambung rambut, dan
tidak pula mengikir gigi wanita yang diriasnya.
2. Tidak boleh melihat aurat wanita yang diriasnya.
2. Tidak boleh melihat aurat wanita yang diriasnya.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,
“Laki-laki tidak boleh
melihat aurat laki-laki lain, demikian pula wanita tidak boleh melihat aurat
wanita lain.” (HR. Muslim)
3. Saat merias, tidak
boleh menggunakan kosmetik yang tidak diperkenankan oleh syariat.
4. Tidak boleh menceritakan kecantikan atau ciri-ciri wanita yang diriasnya kepada suaminya atau laki-laki lain yang bukan mahram dari wanita yang diriasnya.
4. Tidak boleh menceritakan kecantikan atau ciri-ciri wanita yang diriasnya kepada suaminya atau laki-laki lain yang bukan mahram dari wanita yang diriasnya.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,
“Janganlah seorang
wanita bergaul dengan wanita lain lalu menyebutkan sifat-sifat wanita lain
tersebut kepada suaminya seakan-akan suaminya melihat si wanita.” (HR.
Al-Bukhari)
5. Dia tidak boleh
merias dengan gaya riasan, tata busana, dan tatanan rambut khas wanita kafir
atau fasik.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam melarang perbuatan meniru/menyerupai orang-orang kafir dalam
sabda beliau,
“Siapa yang menyerupai
suatu kaum maka dia termasuk dari mereka.” (HR. Ahmad dll, dinyatakan hasan
sanadnya dalam Jilbab al-Mar’ah al-Muslimah, hlm. 203)
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment