Kajian Online WA
Hamba الله SWT
Selasa, 13 Februari 2018
Rekap Kajian Grup Bunda G4
Narasumber : Ustadz
Kaspin
Tema : Kajian Islam
Dzat yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan
mengagungakan-Nya...
Dzat yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi
diadzab-Nya...
Dzat yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap
manisnya Islam dan indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam
kecintaan kepadaNya, yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan
menghimpunkan kita untuk mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah... tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad
SAW. Yang memberi arah kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana
membangakitkan ummat yang telah mati, memepersatukan bangsa-bangsa yang
tercerai berai, membimbing manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat,
membangun generasi yang tertidur lelap dan menuntukun manusia yang berada dalam
kegelapan menuju kejayaan, kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma ba'd...
Ukhti fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah
indahnya kita awali dengan lafadz Basamallah
Bismillahirrahmanirrahim...
ANAK ADALAH CERMINAN
ORANG TUA
Mungkin istilah-istilah
berikut sudah tidak asing bagi kita, “Jika orang tua kencing berdiri, maka anak
kencing berlari” atau dengan peribahasa serupa, “Buah tidak akan jauh jatuh
dari pohonnya”.
Benar, istilah maupun
peribahasa diatas tidak sepenuhnya benar, tapi faktanya dalam kehidupan
sehari-hari memang seperti itulah kenyataan yang banyak terjadi. Tingkah laku,
karakter, watak bahkan berbagai sifat lainnya diturunkan oleh orang tua.
Disinilah peran penting orang tua dalam mendidik anaknya, anak yang terlahir
kedunia ibarat kertas putih kosong, mau apa yang akan ditulis di atas kertas
putih tersebut.
Apakah tulisan- tulisan kebaikan atau malah
keburukan atau malah abu-abu percampuran antara kebaikan dan keburukan,
lagi-lagi itu sangat tergantung kepada orang tuanya dan tentu menjadi tanggung
jawab orang tuanya.
“Tidaklah setiap anak
yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah
yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Seperti hewan
melahirkan anaknya yang sempurna, apakah kalian melihat darinya buntung (pada
telinga)?” (HR.Abu Hurairah)
Jelas disini, peran orang
tua tidak hanya menafkahi anaknya secara fisik saja, namun juga harus
memberikan bekal ketauhidan, akhlak muliah, ibadah serta berbagai karakter yang
bagus lainnya sebagai bekal bagi anak untuk menatap masa depan yang tentu sudah
sangat jauh berbeda dengan masa dimana waktu orang tuanya mendidik anaknya.
Sebab anak adalah
cerminan diri dari orang tuanya, anak menerima “pantulan” dari apa yang ia
lihat, dari apa yang ia dengar dan dari apa yang ia contoh bersumber dari orang
tuanya. Jika yang selalu ia dengar keburukan-keburukan dari orang tuanya tentu
hal itulah yang terekam dalam kepalanya, jika kejelekan-kejelakan yang dilihat
dan disaksikannya sehari-hari dari orang tuanya tentu itu pulalah yang ia
teladani dan jadikan sebagai sikap serta tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dan, pendidikan terbaik
bagi anak adalah terbentuk dari apa yang dilihat, didengar dan disaksikannya
sehari-hari. Itulah sebab banyak kita lihat banyak anak-anak yang masih saja
nakal prilakunya, hanya keburukan- keburukan yang keluar dari ucapannya
sementara jika dilihat dari pendidikan ia bersekolah di sekolah terbaik dengan
harganyapun melangit, tentu akan muncul pertanyaan.
“kenapa ya kok masih begitu?” . Ya, jawabannya
adalah karena hal seperti itulah yang sering dia lihat, dia dengar dirumahnya
dan inilah yang membentuk kepribadiannya
Sebab anak adalah
cerminan diri dari orang tuanya, sudah semestinya kita mempersiapkan diri
menjadi orang tua yang memiliki kualitas kepribadian yang baik, sehingga juga
dapan mencerminkan hal yang baik-baik pada anak kita nanti. Mempersiapkan diri
menjadi ayah dan ibu bagi yang belum menikah, dan terus menimba ilmu, tidak
berhenti belajar serta lansung mempraktekkannya dengan memberikan teladan-
teladan yang baik kepada putra- putri kita.
TANYA JAWAB
Q : Bagaimana jika orang
tuanya termasuk ayah yang jarang di rumah karena kerja di luar daerah,
mempengaruhi tidak ya ustadz misal anak menjadi cuek, jadi di sini yang
berperan hanya ibu
A : Bunda Arini yang
baik, ya itu berpengaruh namun meskipun demikian bisa kisahkan keteladanan dari
kisah nabi, sahabat atau orang terdahulu.
Q : Abah ustad..gimana
yaa caranya mengontrol emosi saat mendidik anak??kadang suka kelepasan
marah-marah, apalagi saat belajar...di ajari ga paham-paham kadang suka
marah-marah.
A : Bu Dina yang baik,
kadang saya juga begitu, namun nyesel setelahnya...wong anak-anak ku adalah aku
dalam ukuran mini, dan itu juga masa lalu ku, makanya berusaha sabar dan
muhasabah
Q : Assalamualaikum, abah
saya punya Anak tiri laki-laki sudah kelas 1 smk ..dia ditinggal ibunya sejak
bayi dan ditinggal ayahnya kelas 5 SD sekarang kita tinggal ber 3 dengan ibu
mertua..anak saya ini sangat susah di kasih tau baik untuk mandi dan gosok gigi
apalagi bantu beresin rumah atau bantu neneknya , padahal dia lulusan pondok tapi
sama sekali akhlaknya tidak mencerminkan anak yang santun dan juga kata2nya
seenaknya memaki2 saya dan ibu mertua..saya dan neneknya sering menangis
menghadapi kelakuannya..kita ber 2 hanya bisa bersabar dan berdoa semoga Allah
memberi dia hidayah..bagaimana ya abah untuk menyadarkan nya..
A : Bu indri yang baik,
terus sabar dan doakeun.
Alhamdulillah, kajian kita hari
ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari Allah
semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikalauah langsung saja kita tutup
dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engakau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment