MATERI KAJIAN ONLINE HA UMMI M1
RABU 13 JANUARI 2016
NARSUM : USTADZAH MARYAM
MATERI : MENJAGA HATI DARI RASA DENGKI
NOTULENSI : BUNDA NENENG
Editor : Sapta
*****************
Syakhsiah muslim merupakan kepribadian yang unik dalam sejarah karena berjalan sesuai manhaj rabbani. Seorang muslim jelas meneladani sebaik-baik sosok teladan yaitu Rasulullah yang telah menunjukkan rincian jalan agar kita selamat di dunia dan akhirat dan menunjukkan keburukkan serta kebaikkan sebagai cobaan untuk bersabar terhadapnya.
Dalam berinteraksi dengan siapapun pasti kita pernah mengalami kekecewaan bahkan gesekan yang menyebabkan ukhuwah terganggu.
Untuk menjaga ukhuwah tetap terjaga perlunya kita menjaga hati agar tidak terus menggeroti sampai timbul dendam, nauzubillah.
Pernah dalam kondisi harus menelan marah sehingga tidak mampu melampiaskan amarah tersebut? Pernah merasakan kondisi ketika hati senantiasa berat dalam menelan kemarahan, merasa benci kepada sesuatu, dan lari darinya? Bisa jadi saat itu hati sedang mendengki. Ya, dengki adalah buat dari kemarahan. Dengki adalah salah satu penyakit hati yang harus disucikan dari hati.
Menurut Sa’id Hawwa, ada 8 sikap yang timbulkan akibat memelihara rasa dengki:
1. Menginginkan hilangnya nikmat dari orang tersebut, sehingga merasa sedih jika ia mendapat nikmat dan merasa senang jika ia mendapat musibah. Contoh orang yang memilki sikap ini adalah orang munafiq.
2. Bergembira terhadap musibah yang menimpa orang tersebut
3. Menjauhi dan mutuskan hubungan, ketika orang tersebut datang dan mencari
4. Merendahkan dan berpaling dari orang tersebut
5. Membicarakan orang tersebut dengan pembicaraan yang tidak dibenarkan (dusta, ghibah, menyebarkan rahasia, menodai harga dirinya, dan lain-lain)
6. Menirukannya sebagai pelecehan dan penghinaan terhadap orang tersebut
7. Menyakiti dengan memukul dan hal lain yang menyakiti fisiknya
8. Menghalangi haknya seperti pembayaran hutang atau silaturrahmi.
Semua ini adalah haram.
Derajat kedengkian yang paling rendah adalah ketika kita terhindar dari kedelapan sikap tersebut dan tidak melakukan maksiat kepada Allah. Namun, kita masih menyimpan rasa berat untuk berbuat baik pada orang tersebut seperti memperlihatkan wajah berseri, berlemah lembut, menunaikan kebutuhannya, memberikan perhatian, duduk bersama untuk dzikrullah, dan bekerjasama dengannya, Juga hati merasa enggan untuk mendokan kebaikannya atasnya dan tidak mau menyanjung kebaikanya. Ini adalah derajat dengki yang paling rendah, namun dapat memberi noktah meskipun kecil di hati kita. Selain itu, memelihara penyakit ini akan menghalangi kita dari mendapat keutamaan yang agung dan pahala yang besar, sekalipun tidak berakibat pada hukuman Allah.
Saat peristiwa hadistul ifki (berita bohong) mengenai Aisyah, Abu Bakar pernah bersumpah untuk tidak memberi santunan pada Masthah, kerabatnya, karena keterlibatannya dalam penyebaran berita tersebut. Namun, Allah memperingatkan Abu Bakar tentang sikapnya dalam firman-Nya;
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah , dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nuur: 22)
Mendengar firman tersebut, Abu Bakar berkata, “Ya, kami mengingkan hal itu”. Kemudian, ia memaafkan Masthah dan kembali memberikan santunan padanya.
Betapa besar keutamaan memaafkan dan menghilangkan dengki, sehingga seperti sedia kala. Betapa mulia orang-orang yang bahkan meningkatkan kebaikan kepada orang yang pernah didengkinya sebagai bentuk perlawanan pada setan dan hawa nafsu. Mereka adalah orang-orang shiddiqin dan muqorrobin.
Lalu, bagaimana bila kita berada dalam posisi orang yang didengki? Bagi orang yang didengki ada 3 pilihan sikap yang tersedia:
1. Menuntut haknya yang berhak didapatkan, tidak kurang dan tidak lebih dalam rangka keadilan. Sikap ini adalah akhir derajat orang-orang yang shalih
2. Berbuat baik kepadanya dengan memaafkan dan menyambung hubungan dengannya. Ini merupakan keutamaan dan pilihan orang-orang yang telah mencapai derajat shiddiqin
3. Menzhaliminya dengan hal yang tidak berhak. Ini merupakan tindakan zhalim yaitu memilih hal yang rendah.
Alhaqqu mirrobbika walaa takunna minal mumtariin, yang benar datangnya dari ALLAH SWT, semoga kita tidak termasuk orang-orang yang ragu. Saya mohon maaf atas salah dan khilaf, semoga materi ini bermanfaat untuk kita semua untuk berusaha menjauhi diri dari sikap dengki.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TANYA JAWAB
T : Ustadzah, saya masih bingung dengan 3 pilihan sikap yang tersedia pada point pertama, mohon penjelasannya serta contohnya.
J : Maaf ya mba, itu bahasa terjemahan intinya, yang pertama kita boleh menuntut hak misalnya ketika dilecehkan kita berhak minta diklarifikasi. Kedua, memaafkan, contohnya tetap menyambung silaturahim dan berusaha menjaga hubungan baik. Ketiga, menzalimi, misalnya membalas keburukkan orang secara berlebihan. Wallahu'alam.
T : Ustadzah, apa yang dimaksud dengan menuntut haknya yang berhak di dapat, tidak kurang tidak lebih dalam rangka keadilan, dan bagaimana contoh nya
J : Yang pertama, kita boleh menuntut hak misalnya ketika dilecehkan kita berhak minta diklarifikasi
T : Ustadzah, sebagai manusia biasa wajar apabila ada perasaan iri walau itu cuma sedikit. Bagaimana caranya agar saat timbul rasa itu langsung bisa ditepis? dan apa bedanya iri dengan dengki?
J : Iri adalah penyakit hati dimana seseorang tidak suka dengan apa yang dimiliki seseorang dengan kesal dan berusaha untuk menyainginya. Dengki adalah penyakit hati dmana seseorang tdk ingin orang lain senang atau menyainginya dg menaruh dendam dalam hatinya
T : Manusiawi kah jika kita melihat kelebihan orang dari segi kemampuan, harta, rejeki lalu kita mengucapkan alangkah beruntungnya dia, rumput tetangga lebih ijo istilahnya. Apakah ini termasuk kita tidak bersyukur? Lalu bagaimana supaya kita terhindar dari iri dan dengki?
J : itu manusiawi, kalau di katakan tidak bersyukur apabila merasa kurang apa yang di dapat dan selalu menuntut.Beda dengan keinginan "rumput tetangga lebih hijau" itu manusiawi.
Bagaimana sikap kita agar terhindar dari sifat tercela ini, yaitu :
1. taqarru ilallah agar senantiasa hati kita terjaga dari penyakit-penyakit hati.
2. duduk bersama orang-orang yang baik/shalih.
3. berusaha menjalin hubungan baik dengan yang bersangkutan, supaya kebaikan lain akan muncul yang menjadi perekat ukhuwah.
4. berdo'a, Allah yang membolak balikan hati, semoga terjalin hubungan batin kembali dan ikhlas untuk mendo'akan orang tersebut untuk kebaikkannya.
T : Benarkah kita boleh iri pada orang yang kaya yang banyak sedekah dan orang yang berilmu yang mengajarkan pada orang lain?
J : Benar ada 2 iri yang bagus, dimana iri dengan orang kaya yang dermawan dan orang yang berilmu dan mau mengamalkannya.
Wallahu'alam.
Alhamdulillah...kajian hari ini sudah selesai. Jazakallah khairan katsiran kami haturkan kepada Ustadzah Maryam yang sudah berkenan berbagi ilmu dengan kami.
Dan marilah kita semua sejenak berdoa sebagai penutup keberkahan kajian kita hari ini dengan membaca lafaz syukur...
Hamdalah الْحمد لّله رب الْعالميْن
Istighfar أسْتغْفر الّله الْعظيْم
Doa kafaratul majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment