tKajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 8
Februari 2017
Rekapan
Grup Bunda G5 (Bun Ning)
Narasumber
: Ustadz Ahabba
Tema : Syakhsiyah
Islamiyah
Editor
: Rini Ismayanti
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat
yang telah mati, memepersatukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing
manusia yang tenggelam dalam lautan sayaahwat, membangun generasi yang tertidur
lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan,
kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma
ba'd...
Ukhti
fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan
lafadz Basmallah
Bismillahirrahmanirrahim...
HIZBUSY
SYAITHON
(Di
rangkum dari beberapa sumber)
1.
Definisi
Khusus
dengan segala hal yang berkaitan dengan hizbusy syaithan, partai syetan, kita
berikan di sini jenis-jenisnya, ada jin, iblis, dan syetan.
a.
Jenis pertama itu, induk dan pokoknya Al Jin. Al jin itu berasal dari kata
janah artinya gelap. Dalam Al Qur’an ada kata falamma janah alaihi lailu,
artinya ketika malam menjadi gelap. Pohon-pohon yang lebat sampai gelap
bawahnya disebut janah. Yang di dalam kandungan, di dalam plasenta ibu, di
dalam gelapnya disebut janin. Orang yang akalnya tidak bekerja dengan baik
karena tertutup disebut majlun, tergelapkan. Jin makhluk yang tidak terlihat
oleh mata biasa. Janah tameng untuk kita tidak bisa ditembus senjata lawan. Itu
akar kata yang sama mempunyai makna berbeda karena penggunaan yang berbeda.
b.
Kemudian nama jenis makhluk yang lain disebut iblis, golongan jin. Allah
nyatakan dalam surat 18: 50.
“Dan
(Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada
Adam[884], Maka sujudlah mereka kecuali iblis. dia adalah dari golongan jin,
Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. patutkah kamu mengambil dia dan
turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?
amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang
zhalim.” (QS. Al Kahfi: 50)
Iblis
asalnya adalah bangsa jin dan akhirnya fasik, menentang perintah Tuhannya.
Material dasar api, karakter iblis kafir, sombong. Iblis sering dikatakan
sebagai bapaknya syetan. Kesombongan adalah hal yang jelas pada iblis.
Kita
harus jernih berfikir, ketika ada pemikiran dari filsafat atau dari mana saja
yang kadang membuat kita termanggut-manggut. Contoh, seperti pembelaan
seseorang bahwa aqidah dan imannya iblis itu lebih tinggi dari aqidah dan
imannya malaikat, lantaran malaikat itu lugu, tidak kritis, disuruh sujud dia
sujud kepada Adam. Sedangkan iblis itu kritis, dia tidak mau. Dia tahu bahwa
sujud kepada makhluk itu syirik hukumnya, musyrik. Hebat betul pembelaan ini.
Bagaimana kita bisa menerima statement ini. Tetapi ada juga orang yang
mengagumi pikiran ini. Makanya kita berkritislah dalam hidup ini, hatta kepada
Allah, agama, wahyu, jadinya hidup mereka krisis.
c.
Nama jenis syetan. Golongannya sama dengan iblis dan jin, tapi dalam
terminologi Al Qur’an dan saat Allah mengatakan syayaathiini insi wal jinni,
syetan yang berasal dari manusia dan jin. Setiap nabi itu digoda, diganggu, dan
dihalangi oleh syetan. Dan kata syetan memang pengganggu, pembuat was was,
berbentuk jin dan manusia. Maka kalau kedua-duanya masukan untuk material
dasarnya syetan adalah api. Syetan yang berbentuk manusia material dasarnya
adalah tanah. Jadi ketika pengenalan kata syetan di masyarakat kita seringkali
diperkecil hanya nyai blorong, kuntil anak dan sebagainya. Ini adalah suatu
korupsi, pemalsuan, pengecilan dan penyudutan. Jelas konsepnya itu dari syetan
juga agar kita dan anak-anak kita hanya ketakutan dengan gambaran yang
demikian. Ditonton juga tapi jadi penakut juga. Siang-siang ke kamar mandi
takut, misalnya. Ini hasil kerja syetan.
Karakter
kafir, pendengki utamanya. Ketika Allah menggambarkan makhluk jin yang ingkar
itu menjadi kelompok kafir, iblis. Pada iblis yang melekat adalah sifat
sombong. Dia menolak karena dia sombong, mengatakan dirinya lebih mulia, karena
diciptakan dari api dan manusia dari tanah. Tapi ketika aktivitasnya itu
menggoda, sifatnya itu tidak hanya mempertahankan kesombongan, maka yang
melekat itu syetan. Seakan saja iblis itu pasif, padahal dirinya dari syetan,
aktif. Jadi yang disuruh menolak, membangkang itu iblis. Kalau mengajak orang
lain supaya sombong itu syetan, penghasut dan penyesat dan sebagainya. Dari
gambaran singkat ini kita bisa mendudukkan masalah.
2. Khutuwatisy Syaithan,
Langkah-langkah Syetan
Apa
saja yang sering mereka lakukan :
a. Tadhlil atau penyesatan
b. Penyamaran kebenaran,
Ghumuudul haq
Membuat
kebenaran tertutup jadi program-program, langkah-langkah. Radio, majalah, surat
kabar, televisi yang membuat anak-anak tidak baca Qur’an dan jam-jam shalat
mereka lari dari shalat. Itu langkah program syetan yang berbentuk manusia,
sehingga kebenaran menjadi tidak jelas, samar, tertutup.
c.
Labu haq bill bathil, Pembauran haq dan bathil.
Yang
benar jadi salah, yang salah jadi benar, membaur. Kerja syetan yang bahasa kita
melayu (bahasa asalnya bagus jadi hancur) itu terdapat bentuk-bentuk langkah
syetan. Juga dalam idiom kata yang biasa dipakai. Misalnya : Sunnah sebenarnya
kalau kita mencintai saudara kita ungkapkan, jangan disembunyikan. Kata
Rasulullah, ungkapkan kasihmu pada saudara kamu. Contoh, Aku mencintaimu karena
Allah wahai saudaraku. Kalau ada seorang pemuda dengan pemuda (temannya) baru
turun dari masjid karena mereka rajin ibadah atau keluar dari ruang kuliah,
lalu seorang berkata mas aku cinta padamu. Merinding temannya itu. Kalau dua
mahasiswi, pelajar, yang satu mengatakan mbak-mbak sungguh aku cinta padamu,
kata-kata yang bagus dan dianjurkan itu ternyata membuat temannya lari dan
takut. Ada apa ini, kelainan dia. Ini penghancuran bahasa.
Penyesatan
ini ada beberapa sub langkah atau wujud langkah bagaimana ia menyesatkan dengan
teknik atau caranya itu :
–
Was-was, takut
Kalau
kita memakai cara Islam, bumbu masakan ini haram nanti modal luar negeri tidak
masuk. Orang jadi berfikir membenarkan, nanti penganggur jadi perampok.
Kaidah
menolak bahaya lebih diutamakan daripada meraih manfaat. Itu bukan kaidah
ushul, dia kawaid fiqiah. Kaidah ushul lapangannya itu Qur’an dan hadits. Hasil
yang mau dicapai adalah bagaimana natijah sebuah ayat dan hadits, sehingga ia
menjadi ketentuan langkah buat kita. Sedangkan kaidah fiqiah lapangannya adalah
kejadian-kejadian, perkara-perkara, kasus-kasus yang diteropong dengan kaidah
sehingga bisa jelas hukumnya. Jadi asal ngomong, asal bunyi, wallahu’alam,
apakah lupa atau tidak menguasai.
Was-was
pertama yang dilakukan prestasi besar syetan adalah membuat was-was kepada nabi
Adam dan istrinya. Fawaswas ilaihisy syaithan, syetan pun membuat was-was.
Qoola maamanakuma antilkumasisyajaroh illa antakuma malaikaini autakuma
minalkholidin. Redaksinya luar biasa. Persis seperti redaktur yang memalsukan
data pada hari ini.
Kata
syetan, tidaklah Tuhan kamu melarang kamu untuk mendekati pohon larangan ini.
Allah melarang jangan dekat-dekat pohon ini, apalagi menikmati buahnya, semua
boleh dilakukan, boleh dimakan, kecuali pohon larangan ini. Sebenarnya ada
sesuatu dibalik ini, Tuhanmu tidak mau melarang kamu untuk mendekati atau
memakan buah ini kecuali sebenarnya dia tidak ingin kamu abadi di surga. Kalau kamu mau abadi dan menjadi raja,
menjadi malaikat yang suci, makanlah buah ini. Jadi bukan pembangkangan begitu
saja nabi Adam. Dia mempunyai keinginan tapi keinginannya itu dipalsukan.
Inilah waswasah.
–
Nisyan, Membuat orang lupa kebaikan.
Dalam
kisah nabi Yusuf dalam surat Yusuf.
Nabi
Yusuf punya teman 2 orang, yang satu bartender raja, tukang buat koktail. Yang
satu tukang roti untuk raja. Mereka mengatakan bermimpi sesuatu. Nabi Yusuf
diberi Allah kelebihan menafsirkan mimpi. Dan betul. Yang satu katanya
dipancung hukuman mati, yang satu dipekerjakan kembali, yaitu bartender. Ketika
dipekerjakan kembali bartender itu nabi Yusuf berkata, wa qoola lilladzi dzonna
annahu naajin minhuma kudzkurni indarobbik, faanshohu syaitonu dzikro robbini
falabisa fi sijni bill asini, kalau kamu lepas, bebas dipekerjakan kembali,
jangan lupa sebutkan namaku. Yusuf ini teraniaya, terzhalimi, supaya raja
mengeluarkan aku. Tapi ternyata syaithan membuat lupa hal yang sederhana itu.
Apalagi terhadap temannya yang berjasa membantunya di dalam penjara, memberikan
pelajaran yang baik. Begitulah syetan membuat lupa, dan ini pelajaran untuk
nabi Yusuf, betapapun punya teman itu dia tetap manusia. Dia mau pergi, buat
kita ini artinya orang itu dekat dengan raja, koneksinya bagus, dan itu haq-haq
saja. Tapi tetaplah bahwa kita harus kembali kepada kenyataan, hakikat
kekuasaan itu di tangan Allah, bukan di tangan manusia. Selanjutnya, maka
tinggal teruslah nabi Yusuf di penjara sekian tahun lagi.
Ada
orang secara pribadi dibuat lupa, ada bangsa yang dibuat lupa. Contoh, bangsa
Indonesia ini adalah bangsa yang banyak dibuat lupa. Dulu sudah begitu hebatnya
pengkhianatan komunis, bilangnya tidak ada. Masa iya perkara besar ini tidak
ada sama sekali, tanda-tandanya jelas. Taruhlah ada beberapa tambahan kasus
G.30 S. PKI, apakah semuanya karangan Suharto. Dengan segala kekejamannya,
Suharto tetap manusia, dengan segala represinya juga demikian. Akan tetapi
kalau dikatakan tidak ada sama sekali pengkhianatan, sukar. Yang jelas saksi
sejarah masih ada hari ini. Contoh, di Jogjakarta. Sebelum peristiwa G. 30. S.
PKI, beberapa bulan atau setahun sebelumnya, ada sebuah pementasan oleh Lekra (Lembaga
Kebudayaan Rakyat) diberi judul seram, Patine Gusti Allah, Matinya Tuhan Allah.
Ini sudah sangat kurang ajar. Di akhir adegan dibuat betul-betul Tuhan itu mati
disebutnya. Dan adegan Tuhan itu diperankan seorang aktor mereka. Ternyata di
panggung itu ketika memainkan, memerankan Tuhan mati, si aktor betul-betul
mati, tapi tidak boleh dibocorkan, disiarkan. Ini sudah lewat masanya.
Orang-orang Indonesia lupa kejadian-kejadian itu.
Ayatnya
jelas, innasy syaithoona lakum ‘aduwwun, komunisme itu musuh. Fattakhidzu,
selalu perlakukan sebagai musuh. Bukan hanya komunisme, Zionisme juga musuh.
Jangan buka hubungan diplomatik, jangan buka hubungan dagang. Rakyatnya
sedikit, rakyat kita besar. Dia yang untung jualan di sini, kita rugi. Syetan
yang buat kita jadi lupa. Syetan yang mana, baik syetan yang halus ataupun
syetan yang kelihatan. Syetan yang kelihatan lewat apa? Lewat buku-buku,
tulisan-tulisan.
–
Membuat angan-angan, Tamanni
Orang
lama dan terus semakin asyik dalam maksiat. Berkuasa makin lama makin asyik.
Kalau sudah 3 atau 4 turunan sudah cukuplah berhenti. Tidak ada orang yang mau
berhenti di situ, sampai tersungkur hidungnya duluan. Karena tamanni,
berangan-angan terus. Yang belum punya berangan-angan ingin punya. Melihat
Qorun pingin seperti Qorun, yang sudah jadi Qorun pingin tidak habis-habis.
–
Tazyiin, Mengelabui.
Hal-hal
buruk dihias menjadi bagus. Kita kalau melihat dahsyatnya kejahatan penjahat
itu macam-macam. Kalau penjahat kelas teri kelihatan yang dicuri. Sayangnya
memang, mencuri motor sampai dibuat orang guling (sama dengan kambing atau
anjing guling), orang dipanggang. Tapi milyaran, trilyunan dirampok dari
rakyat, susah mengenalinya, disebut penjahat berkerah putih. Tazyiin, dihias.
Kalau mereka bicara indah rupawan, redaksinya bagus, pengelabuannya hebat.
Rupanya ada sekolah untuk mengelabui, untuk berbohong, membuat orang jadi
pandai berbohong. Kalau kita lihat betapa banyak orang-orang sekarang ini, yang
lalu atau sekarang, sama saja hakikatnya. Dusta ya dusta, caranya mungkin berbeda-beda.
Mereka telah berbuat ini itu, padahal kosong dari perbuatan. Mereka telah
menunaikan amanah, padahal amanah rakyat sudah mereka khianati. Bahkan
sebaliknya bisa melemparkan kesalahan mereka kepada orang lain. Yang benar,
yang ikhlas, yang lurus itu jadi salah. Yang diingatkan tidak mau mengaku
bahkan menimpakan kesalahan kepada yang mengingatkan
–
Wa’ad, membuat janji
Janji
syetan tidak pernah ditepati. Janji syetan kepada nabi Adam tidak ada isinya,
tapi keturunannya (manusia) masih saja percaya.
–
Kaid, tipu daya.
Sebetulnya
tipu daya syetan ini Allah katakan, inna kaidasy syaithona kaanadhoifa, lemah.
Kalau kita masih kalah berarti kita lebih lemah lagi.
Ciri-ciri
Hizbusy Syaithan
Setiap
kelompok memiliki ciri-ciri khusus yang menjadi karakter pembeda antara satu
dengan yang lain. Sebagaimana hizbullah memiliki ciri-ciri atau muwashafat yang
berkaitan dengan nilai-nilai ketaqwaan dan kemuliaan, maka hizbusy syaitan juga
memiliki ciri-ciri tertentu sebagai berikut;
Pertama, selalu lupa kepada
Allah (ghaflah).
“Syaitan
telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka
itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah
golongan yang merugi.” (QS. Al Mujadilah:19)
Manusia
dari golongan dan status apa saja apabila sudah dikuasai syaitan, niscaya ia
akan lupa kepada Allah subhanallahu wa ta’ala. Dan pada akhirnya mereka akan
mudah melakukan pelanggaran-pelanggaran dan menikmati hal-hal yang dilarang
Islam. Coba kita renungkan kembali manusia-manusia yang saat ini duduk di tiga
lembaga tinggi Negara, bagaimana perbuatan dan tindakan mereka yang selama ini
dikuasai setan. Dan juga masyarakat kita yang masih bersama-sama setan,
sebagaimana yang dilakukan oleh mereka dalam lembaran-lembaran kehidupan selama
ini.
Kedua, mengekor hawa nafsu
“Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti yang buruk yang menyia-nyiakan shalat dan
mengikuti hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan” (QS. Maryam:
59)
Ketiga, menjauhi Al-Quran
“Aku
akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa
alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap
ayat-Ku mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang
membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka
melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya…” (QS. Al A’raaf:146)
Keempat, dikuasai syaitan
“Syaitan
telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka
itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah
golongan yang merugi.” (QS. Al Mujadilah:19)
Kelima, loyal kepada
musuh-musuh Allah.
“Dan
orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan
mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah: 257)
Semoga
kita senantiasa termasuk penentang golongan ini dan menjadi hizbullah sepanjang
kehidupan kita. Mereka akan hilang dan musnah, sementara hizbullah akan terus
eksis dan memetik kemenangan sesuai janji Allah subhanallahu wa ta’ala.
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya
penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).
Dan Barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi
penolongnya, Maka Sesungguhnya pengikut (agama) Allah Itulah yang pasti menang.
(QS. Al-Maa’idah: 55-56)
Yaitu:
orang-orang yang menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman
sebagai penolongnya.
Wallahu
A’lam bis-shawwab
TANYA
JAWAB
Q
: Ustadz... jika seseorang itu sombong , janjinya ingkar, berprilaku tidak Ada
norma2nya..dll... apakah dalam dirinya
lengkap terpengaruh jin syaiton Dan iblis..? Syaiton itu sifat nya ya
ustadz...?
A
: Dalam Al-Qur’an salah satu ayat menjelaskan bahwa manusia diarahkan kearah
fujur atau taqwa. fujur raha wa taqwaha adalah sifat dasar, ini menunjukkan
kesiapan manusia untuk ibadah. Artinya kalau hanya kecenderungan jahat saja
(sombong, ingkar, dll) tidak mungkin manusia dapat dihukum dan kalau
kecenderungannya hanya baik saja tidak ada makna ibadah karena ibadah itu
hakikatnya memilih antara benar dan salah. Ketika kita memilih yang tidak kita
sukai demi mengagungkan Allah yang kita dicintai itulah nilai ibadah. Adapun
hubungannya dengan syaithan sifat-sifat itu merupakan suatu energi atau potensi
dalam manusia yang nantinya akan dikuatkan oleh syaithan. Syaithan adalah
faktor luar yang diibaratkan virus-virus yang beredar di sekitar kita. Adapun
dan daya tahan kita adalah antara fujur dan taqwa. Jika lebih besar fujurnya
berarti daya tahan kita lemah akhirnya kita tersesatkan. Apabila daya tahan
kita kuat berarti taqwa kita lebih kuat dan fujur-nya terpendam. Semua itu
bekerja dengan baik terkait apakah kita mempunyai imunitas. Yang dirawat adalah
taqwaha sedangkan fujuraha kita kikis. Syaithan itu adalah sebagai pemicu dan
pemacu tetapi tidak dominan karena syaithan bukan faktor internal diri walaupun
disebutnya mengalir di dalam darah. Akan tetapi dalam pengambilan keputusan
syaithan tidak dapat memaksa.
Q
: Tadz mau tanya,,,,bagaimana untuk menghilangkan rasa was was di dalam diri
kita ,,,ketika kita dirundung rasa was was? Mohon pencerahannya. Jazakallah
tadz
A
: "Katakan (wahai Muhammad) aku berlindung kepada Tuhannya manusia. Dzat
yang memiliki semua manusia. Tuhan seluruh manusia. Dari kejelekan godaan
syetan. Yang membisikkan kebimbangan di hati manusia. Dari golongan jin dan
manusia" (Q.S. an-Nas).
Cara
menghilangkan was-was adalah mulai melatih diri berprasangka baik terhadap
Allah dan menanamkan keyakinan kepada diri kita bahwa Allah tidak membebani
diri kita kecuali semampu kita. Bila diperintah untuk menjalankan suatu ajaran,
maka lakukan semampu kita dan apabila dilarang dari suatu tindakan maka
tinggalkan ia secara total. Ketika kita berwudhu atau mendirikan salat, berarti
kita menjalankan perintah Allah, maka kita lakukan itu semampu kita dengan
meninggalkan rasa ragu yang ada dalam hati kita. Apakah wudhu dan salat kita
diterima atau tidak, apakah wudhu dan salat kita sempurna atau tidak, kita
serahkan itu semua kepada Allah dengan tanpa keraguan. Kita harus yakin bahwa
Allah maha menerima akan semua ibadah kita baik yang sempurna maupun yang
tidak. Kita juga harus berhusnuzzan (prasangka baik) terhadap Allah bahwa
ibadah kita yang kurang sempurna akan diampuni oleh Allah karena kita telah
berusaha sekuat tenaga.
Q
: Assalamualaikum ustadz kalau sifat malas itu apakah ada pengaruh setan atau
murni sifat manusia? Bagaimana cara lepas dari penguasaan setan?
A
: Rasa malas tidak lepas dari karena godaan syetan kepada manusia, tujuannya
agar manusia jauh dari kesuksesan, sehingga mudah mengalami frustasi, galau,
akhirnya melakukan kemaksiatan. Rasa malas itu sebetulnya hanya di fikiran kita
saja, jadi rasa malas hanyalah permainan fikiran. Rasa malas seperti binatang
peliharaan, jika terus diikuti maka rasa malas akan menjadi besar dan tambah
besar. Maka cara terbaik jika kita malas belajar ialah dengan cara kita
belajar, malas sholat ya shalat, malas ngaji ya ngaji, maka ketika kita mau
mendobrak rasa malas kita di awal maka kedepannya rasa malas tersebut akan
hilang. Teruslah bergerak hingga kemalasan itu lelah mengikuti kita.
"Wahau
Allah sungguh Aku berlindung pada Mu dari gundah dan swdih, juga dari lemah dan
nalas, dan dari kikir dan penakut, dan dari himpitanutang dan penindasan orang
lain" (HR. Bukhari). Doa ini yang diajarkan oleh Rasulullah saw
Q
: Ustadz,apabila memiliki rasa was-was berlebihan ( misalnya ketika sholat
terasa buang angin atau keluar sesuatu dari qubul padahal hanya perasaan saja
dan sering seperti itu sehingga kerap kali wudhu mengulang sholat) apakah itu pertanda dari syetan? Harus
diruqyah tidak ya?
A
: Boleh di cek secara medis.
"Ada
seseorang mengadu kepada Nabi yang membayangkan bahwa ia merasakan sesuatu
(kentut) di dalam shalatnya. Maka beliau pun bersabda: hendaklah ia tidak
berpaling, sehingga mendengar atau mencium baunya." (HR. Jamaah, kecuali
At-Tirmidzi)
Hadits
ini menunjukkan hal diatas tidak membatalkan wudhu, boleh jadi ini bagian dari
godaan syaithan.
Q
: Mohon bertanya ustad. Apabila kita temui seorang anak yang punya karakter emosional & jika
nangis selalu meronta/tantrum.. apakah itu ada pengaruh dr syetan dan hrs
diruqyah? Atau memang ada karakter psikologis yang seperti itu?
A
: Boleh jadi hanya kurang adanya perhatian dari orangtua, ini penting untuk
anak. Perhatian akan membuat jiwanya kenjadi kaya, dan merasa dirinya dihargai
dan dianggap penting. Sehingga jika tidak demikian timbul kekecewaan dan putus
asa kemudian dilampiaskan dengan meronta.
Q
: Ustadz..saya pernah baca kalau rasa marah itu berasal dari percikan api yang
dilemparkan setan ke hati manusia,benarkah itu?misalnya jika tidak.sabar pada
perilaku anak,marah berlebihan..benarkah itu dari setan?
A
: Tentu pemicu marah pasti ada pemicunya. Persoalannya adalah apakah setiap
kejadian,perilaku, masalah, atau kondisi selalu tepat untuk direspon dengan
amarah? Apakah menyelesaikan persoalan atau justru menambah masalah baru? Disinilah
pentingnya pengendalian amarah. Allah memuji orang yang sanggup mengendalikan
marah serta menjanjikan surga baginya (Ali Imran: 133-134)
Rasulullah
menyebut orang yang mampu mengendalikan marah sebagai orang yang kuat. Sabdanya,
“Orang yang kuat bukanlah orang yang jago berkelahi, tetapi orang yang kuat
adalah orang yang sanggup mengendalikan dirinya ketika marah.”
Cara
yang paling mudah dan sederhana meredakan amarah ialah dengan cara ‘berwudhu’.
“Sesungguhnya
marah itu dari setan, dan setan itu diciptakan dari api, hanya dengan air api
itu akan padam, karena itu, jika seseorang di antara kamu itu sedang marah,
maka berwudhu’lah!” (HR. Abu Dawud)
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment