Home » , , » Menyatukan Visi Misi Pasutri

Menyatukan Visi Misi Pasutri

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Tuesday, October 24, 2017


 Image result for visi misi suami istri

REKAP KAJIAN ONLINE HAMBA ALLAH UMMI G4, G1, G7Hari/tgl : Selasa 2 Agustus (G4), 7 Agustus (G1), 8 September 2017
Narsum: Ustadzah Lillah
Tema.   : Rumah tangga
Admin  : Euis, Rahmi, Sugi
Notulen: Laela (G4), Bunda Ari (G1) 
Editor : Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Menyatukan Visi Misi Pasutri

Dalam kehidupan sehari-hari, suami dan istri saling berinteraksi dalam suasana yang unik dan khas. Tidak sama dengan corak interaksi yang terjadi di dalam perusahaan, atau organisasi, atau industri. Suami dan istri adalah dua jiwa, dua nyawa, dua tubuh, dua otak, dua hati, dua pikiran, dua perasaan, dua cara pandang, dua keinginan, dua visi, dua misi, dua cita-cita yang dicoba disatukan. Menyatunya dua bagian yang berbeda dalam satu wadah bernama keluarga, tentu peristiwa yang sangat unik.

Kenyatannya, banyak pasangan suami istri yang proses penyatuannya tidak berjalan mulus, walau kehidupan rumah tangga mereka sudah berjalan lama. Lima tahun, sepuluh tahun, bahkan ada yang sudah duapuluh tahun berumah tangga, namun rasanya tidak juga segera menyatu. Bahkan terasa semakin menjauh saja satu dengan yang lainnya. Suami berada di suatu tempat dan istri di tempat lainnya. Tidak semakin mendekat namun semakin kukuh dan kokoh mempertahankan ego masing-masing. Untuk bisa menyatukan dua bagian yang tidak sama ini, memerlukan sebuah rumus chemistry tertentu yang unik dan khas. Berbeda antara satu pasangan dengan pasangan lainnya.

Setiap pasangan suami istri harus berusaha menemukan rumus "chemistry penyatuan" jiwa di antara mereka, agar semakin lama hidup berumah tangga, akan semakin mesra, semakin kompak, semakin kokoh ikatannya, semakin cinta, semakin sayang, semakin mudah mengerti, dan semakin mudah memahami. Semakin tua usia pernikahan mereka, harus membuat suami dan istri semakin mudah menyelesaikan masalah, semakin mudah menghindari konflik, semakin mudah menempatkan diri pada posisi yang tepat untuk mencapai kebahagiaan bersama dalam keluarga.

Kegagalan Menemukan "Chemistry Penyatuan"

Suami dan istri harus selalu berusaha untuk menemukan rumus "chemistry penyatuan" di antara mereka. Walaupun laki-laki dan perempuan memang banyak perbedaan, bukan alasan untuk tidak bisa menemukan chemistry kesatuan hati, pikiran, dan perasaan. Suami dan istri harus selalu sadar untuk berproses bersama menuju pencapaian chemistry penyatuan. Keluarga yang belum menemukan chemistry penyatuan, bahkan semakin menjauh dari chemistry, bisa dilihat dan dirasakan dari lima gejala yang muncul di antara suami dan istri, sebagai berikut.
  1. Mudah tersulut konflik. Hanya karena hal-hal sederhana dan sepele, membuat suami dan istri terlibat cekcok serta konflik. Banyak konflik tidak produktif dan tidak semestinya terjadi dalam keluarga mereka.
  2. Sering salah paham. Setiap pembicaraan dan komunikasi, tidak berujung kepada pengertian, namun justru menimbulkan kesalahpahaman. Akhirnya membuat mereka malas berkomunikasi.
  3. Tidak ada yang mau mengalah. Setiap muncul gejala konflik atau masalah, selalu berujung pertengkaran yang tidak mudah dilerai, karena tidak ada yang mau mengalah. Keduanya merasa heran, mengapa pasangannya tidak pernah mau mengalah.
  4. Selalu merasa dirinya benar. Suami dan istri selalu menganggap dirinyalah yang benar, dan pasangannya berada di pihak yang salah. Keduanya merasa heran, mengapa pasangannya tidak pernah merasa bersalah. 5. Menganggap dirinya yang selalu mengalah. Sungguh unik, suami merasa selama ini ia selalu mengalah. Hal sama dirasakan istri. Ia menganggap selama ini dirinya sudah selalu mengalah. Mereka menuduh pasangannya yang tidak pernah mau mengalah.

Menuju "Chemistry Penyatuan"

Jangan letih untuk menemukan chemistry penyatuan jiwa antara suami dan istri. Tidak ada yang sulit selama keduanya mau berproses untuk menemukannya. Yang diperlukan hanyalah kesediaan untuk berubah, kesediaan untuk berproses menuju kondisi yang lebih baik, kesediaan untuk lebih fokus melihat masa depan keluarga, bukan fokus pada masa lalu. Suami dan istri hendaknya membuka diri, membuka pikiran, membuka perasaan, membuka mata hati, agar bisa melihat segala sesuatu dengan jernih dan bening. Bukan dengan kacamata emosi. Untuk menemukan chemistry penyatuan suami dan istri, sesungguhnya tidak rumit. Kita menggunakan langkah yang sederhana saja. Jika lima langkah berikut ini berhasil dilaksanakan dalam kehidupan keluarga, insyaallah chemistry penyatuan jiwa akan semakin mudah didapatkan.

Saya mengajak suami dan istri untuk berlomba dalam lima aktivitas berikut ini:

  1. Berlomba untuk mendahului meminta maaf kepada pasangan. Siapa yang lebih cepat meminta maaf kepada pasangan, dialah yang paling baik.
  2. Berlomba untuk mendahului memaafkan pasangan. Siapa yang lebih cepat memaafkan pasangan, dialah yang paling baik.
  3. Berlomba untuk mendahului mengalah demi kebaikan bersama. Siapa yang lebih cepat mengalah demi kebaikan bersama, dialah yang paling baik.
  4. Berlomba untuk mendahului menyesuaikan dengan keinginan pasangan. Siapa yang lebih cepat menyesuaikan dengan keinginan pasangan, dialah yang paling baik.
  5. Berlomba untuk mendahului memberikan yang terbaik bagi pasangan. Siapa yang lebih cepat memberikan yang terbaik bagi pasangan, dialah yang paling baik.

Tidak sulit menemukan chemistry penyatuan suami istri, apabila masing-masing pihak menjadi juara dalam lima jenis perlombaan di atas. Selamat berlomba, semoga andalah juaranya. Anda yang menjadi pemegang kunci tercapainya chemistry penyatuan jiwa dalam keluarga.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA JAWAB


TJ - G4T : Dalam hal rumah tangga ana selalu mengalah, baik benar atau pun salah selalu minta maaf duluan. Tapi terkadang terselipt rasa jengkel juga, bagaimana ya bunda, agar rasa jengkel itu bisa hilang?
J : Belajar berlapang dada. Apalagi kepada pasangan. Yang harus selalu diingat adalah tunaikan kewajiban tanpa mengharap balasan. Di mata Allah kita sudah menang dan kita sudah bebas dari tanggungjawab.
Adapun pasangan tidak menunaikan kewajiban, apalagi seorang suami yang akan bertanggung jawab kelak di hadapan Allah, harusnya kita kasihan bukan marah. Menang bukan berarti dari suami, tapi menang mengalahkan hawa nafsu untuk tetap menunaikan kewajiban

T : Afwan ustadzah mau nanya, bagaimana jika suami tidak mengatur dalam keluarga baik hal apa pun semuanya serahkan pada ibunya, dan ibunya serahkan pada saya.
J : Berarti kita yang mengatur. Dan memang istri itu manager khan?Tapi manager ttp harus bermusyawarah dgn atasan, dalam hal ini suami.Yang perlu kita pahami adalah lelaki memang tidak bisa berpikir detail, jadi minta masukan secara garis besar saja maunya rumahtangga ini bagaimana, nanti bagian kecil-kecil kita yang atur.

T : Bagaimana jika istri pun ikut mencari nafkah dan suami pun mencari nafkah tetapi suami tidak menafkahi istri sepenuhnya?
J : Tidak menafkahi sepenuhnya maksudnya bagaimana? Apakah penghasilan suami kurang atau tidak sepenuhnya diberikan ke istri?

T : Ustadzah, seorang istri tidak boleh pergi tanpa makhron, bagaimana dengan TKW, pekerjaan yang di luar negri ya, dan suami kasih ijin?
J : Ini masuk ranah khilafiyah fiqh. Ada ulama yang membolehkan dalam kondisi darurat, karena memang tidak ada yang mencari nafkah di keluarga dan hanya itu satu-satunya pilihan pekerjaan yg ada.

T : Ustadzah, saya KB (suntik 1bln ) rata-rata haid setap bulannya 7-10 hari kadang lebih, hari ke-7 keatas biasanya sedikit sekali haid yang keluar, suami menyuruh saya untuk segera suntik setelah hari ke-7 atau ke-8, karena ingin segera dilayani kebutuhan biologisnya, bagaimana ya ustadzah apakah boleh seperti itu?
J : Dicari alternatif KB lain sehingga tidak kena delik agama.

~~~~~~~~~

TJ - G1

T : Ustadzah saya bila sedang halangan, emosinya suka naik turun, seperti kemarin karena suami pergi tidak bilang-bilang dari jam 2 sampai menjelang magrib baru pulang, bikin saya ngambek. Dan sampai pagi ini masih cemberut, bagaimana ya ustadzah?
J : Ya, memang benar Bunda, karean kondisi hormon sedang tinggi. Tapi justru karena kita tahu kondisi itu dan sudah rutin setiap bulan, jadi harus proaktif bagaimana menjaga emosi tetap stabil. Maksud saya, jangan diikuti, janagn bersikap minta dimengerti. Bicarakan saja baik-baik kalau kita tidak suka jika tidak dipamiti, kalau ada apa-apa bagaimana? Masa orang terdekat tidak tahu. Jangan diambekin ya bun, apalagi sampAi pagi. Yang capek hati kita sendiri. Malah jangan-ajangan beliau tidak tahu kalau bunda ngambek, dianggapnya.... “alaaaah emang lagi PMS”.

T : Ustadzah, alhamdulillah dari awal nikah selalu dikembangkan sikap terbuka dan tolerasi bahkan dibudayakan untuk saling mengkritik/saran lewat tulisan, namun seiring anak-anak yang semakin besar, terkadang konflik muncul dikarenakan anak. Tidak sepemahaman dalam konsep mendidik contohnya. Nah bagaimana cara mengatasi hal tersebut ustadzah?
J : Nah, jadi perlunya visi dan misi adalah supaya kita punya pemahaman yang sama tentang bagaimana membina keluarga. Jadi visi dan misi tidak berubah, tapi rundown/turunan kegiatan dari visi misi tersebut yang akan berubah seiring pertumbuhan keluarga. Gampangnya adalah, sesuaikan kegiatan/program keluarga debgan kebutuhan keluarga yang tetap mengacu pada visi misi. Contoh visinya mau sama-sama ke surga bersama seluruh keluarga, anak-anak harus bisa ngaji, difasilitasi dengan baik. Tapi lupa, ternyata suami atau istri belum bisa mengaji. Pengen sama-sama ke surga, tapi suatu hari anak ketahuan pacaran. Ayah bilang tidak papa, asal kita pantau, Bunda tidak setuju dan keras, akhirnya muncul deh good cop and bad cop.

T : Ustadzah, apakah bisa tercapai proses penyatuan misi jika hanya satu pihak saja yang mengalah dan menuruti apa kata pasangan hingga memahami arah pasangan kita sembari tetap ikhtiar kepada Allah Yang Maha Segalanya? (Tapi ditengah jalan Allah kasih petunjuk agar berpisah ustadzah). Jazakillah khoyir atas segala penjelasannya.
J : Sulit Bunda, Ibarat perahu, tidak hanya butuh nakhoda, tapi juga perlu ABK. Minimal persepsi yang sama, suami kasih konsep dan support, istri yang menjalankan sistem

T : Ustadzah, apa saja ya ikhtiar yang harus kita lakukan agar pasangan kita mau menyatukan dan berjuang visi misi? Setiap diajak untuk berunding membuat life plan untuk keluarga anak-anak, pasangan seperti menghindar terus. Pasangan cenderung easy going sekali sementara saya serius sekali.
J : Nah, enaknya kalau gini diajak ngobrol becanda atau bunda dah punya konsep, buat draft tulisan, suami tinggal paraf dah. Di luar doa dan ajak belajar lewat kajian atau pelatihan parenting. Sebaiknya depan anak, hanya ada satu suara meski dari dua mulut. Kita gontok-gontokan di kamar berdua, kalau anak begini. Bagaimana kalau begitu, harus apa. Disini perlunya life plan. Kalau metodenya nyaman dan disepakati semua pihak, oke aja sih bunda.

T : Ijin bertanya lagi ustadzah, apa ada batasan waktu chemistry penyatuan itu tercapai, misal semakin lama usia perkawinan maka makin mendekati si chemistry itu? Apakah niat mempersatukan pasangan perlu dipupuk diawal pernikahan? Apakah berakhirnya suatu pernikahan karena kesalahan niat awal menikah?
J : Tidak ada batasan waktu krn pernikahan adalah perjalanan sepanjang masa. Dan chemistry pun bisa jadi juga naik turun. Berakhirnya pernikahan tentu tidak lepas dari takdir Allah. Tapi dalam ibadah, tentu niat adalah pondasinya. Yang akan menentukan nilai pahala dlm ibadah tersebut. Maka penting buat kita selalu memperbaharui niat.

❣❣❣❣❣❣❣❣❣❣


TJ - G7



T : Kami sudah menikah 16 tahun lebih, tapi sepertinya susah untuk mendapat cemistry ustadzah, masalahnya itu-itu saja, bagaimana solusinya ustadzah?
J : Bunda, tapi untuk menua bersama bahkan impian masuk surga sekeluarga, tentu harus berupaya seirama. Jika masalah masih itu-itu saja, tanda belum naik kelas katanya. Coba dievaluasi kembali, apa sebab masalah ini, bilakah ada solusi?


T : Mau bertanya ustadzah, bagaimana menjaga hati agar tidak ada rasa terpaksa dalam menciptakan chemistry, terkadang ada sedikit ego yang sulit tuk di kendalikan. Jazakillah ustadzah.
J : Ingat saja kewajiban kita sebagai seorang istri. Tunaikan semaksimal mungkin. Jikapun tak berbalas hak yang seharusnya kita dapatkan, itu urusan suami dengan Allah. Tidak main-main, tanggungjawab rumahtangga bukan hanya dengan pasangan, tapi kepada Allah. Jadi tidak usah berkecil hati, tidak perlu dibawa emosi. Insyaallah jauh lebih tenang


T : Ustadzah, bagaimana kalau ada kasus dimana si istri selalu berusaha berubah demi keluarga islami, namun sang suami mandek ditempat tidak ada usaha buat berubah memperbaiki sikap dalam keluarga. Bagaimana solusi buat sang istri? Harus tetap maju berhijrah ataukah menunggu suami berjalan hijrah bersama? Afwan ustadzah pertanyaannya kalau terlalu panjang. Jazakillahu khoir.
J : Hijrah kepada kebaikan tentu tanggungjawab masing-masing. Perbaiki diri sendiri terlebih dahulu, baru kita sharing nilai-nilai kebaikan kita kepada orang lain. Ajak suami pelan-pelan, dengan cara yang baik, sesuatu yang menyenangkan. Jangan lupa doakan. Jangan dulu berharap hasil, yang penting kita tidak bosan.


T : Menumbuhkan rasa cinta lagi dan menghilangkan rasa sakit yang pernah ada bagaimana ustadzah?
J : Berarti dalam proses memaafkan tidak diiringi melapangkan hati dan melupakan. Yakinkan diri, bahwa memaafkan adalah perbuatan mulia. Biarkan kesalahan pasangan adalah urusannya dengan Allah. Jika dia sudah bertaubat dan meminta maaf, maka tugas kita memaafkan dan melapangkan. Adapun cinta, maka pinta pada sang Maha Cinta untuk menumbuhkannya kembali.


T : Apakah penting ucapan simple didalam keluarga, ustadzah..  Misalnya..  “Terimakasih”, “maaf”,  atau sedikit kata “love you” (jaman sebelum nikah gampang tapi kebanyakan sudah nikah ketiga kalimat ini jadi langka). Kadang misal setelah berdamai tidak ada yang mau saling meminta maaf dengan alasan sudah sama-sama mengerti.  Mohon pencerahan ustadzah.
J : Waduuuuh penting banget itu. Yang tidak mudah dalam pernikahan itu khan menjaga cinta tetap hangat seperti awal pernikahan. Maka jangan lupakan segala bumbu untuk membuatnya tetap hangat. Bisikan mesra, ungkapan cinta, pelukan hangat, apa cuma punya mereka yang masih muda? Tidak, justru semakin tua harus semakin romantis. Tidak boleh ada saling mengerti tanpa memaafkan jika memang ada kesalahan.


T : Bagaimana menumbuhkan chemistry buat pasutri yang baru menikah, tanpa melalui taaruf, karena tidak kenal sama sekali, perlukah bertanya apakah yang suami sukai atau tidak, atau biarkan belajar seiring waktu pernikahan?
J : Tanya, apa yang pasangan suka, apa yang tidak suka. Bila perlu juga bertanya pada mertua, apa makanan favoritnya, apa kebiasaannya. Selain kita tahu informasi tentang pasangan juga mendekatkan hubungan kita dengan mertua. Mumpung baru awal menikah, mumpung masih hangat-hangatnya, bangun chemistry yang kuat dengan pasangan, buat visi misi dalam rumah tangga, ciptakan kegiatan-kegiatan menyenangkan untuk mewujudkan visi misi tersebut


T : Tanya ya Ustadzah, istilah modernnya it takes two tanggo. Harus saling support saling melengkapi dan dipikul bersama. Bagaimana jika suami berpendapat "hal yang wajar jika istri membantu keuangan suami" suami merasa nyaman karena kan istrinya pasti bantu.
J : Suruh belajar lagi suaminya. Jikapun istri bekerja dan hasilnya digunakan juga dalam rumah tangga, maka itu jatuhnya shodaqoh. Kira-kira mau gak nih suaminya disedekahin?


T : Tanya ustadzah, bagaimana kalau sang istri (janda) ini menikah dengan duda yang punya anak remaja (masih perlu didikan) sementara sang istri tidak mau tinggal di rumah sang suami, mungkin karena ada anak-anak dari suami yang sudah dewasa. Istri lebih milih tinggal dirumahnya, sementara sang suami pun tidak bisa tegas sama istri.
J : Jadi apa tujuan pernikahan? Saat menikah harus siap menerima segala risiko yang ada, kalau seperti itu ahsan tidak usah menikah ya.


T : Assalaamualaikum Ustadzah.. apa saja yang bisa dilakukan untuk melayani suami ketika haid?
J : Semua keintiman boleh, kecuali masuknya kemaluan suami ke kemaluan istri.

 
T : Afwan nanya lagi ustadzah, bagaimana sikap suami jika istri tidak mau menyatukan  chemistry. Istri asik dengan dunianya sendiri, tidak mau memerima nasihat siapapun. Suami akhirnya menyerah setelah 8 tahun berusaha. Apakah sikap suami salah? kan sudah berusaha selama itu, hingga akhirnya bersikap terserah saja?
J : Sebagai suami, laki-laki adalah qowaam. Buat istri yang nusyuz (membangkang), maka ada beberapa hal yang boleh dilakukan suami :
Menasehati
Memisahkan tempat tidur
Memukul yg tdk menyakitkan
Menceraikan
  

T : Bagaimana dengan suami yang tidak jujur dalam beberapa hal dikarenakan istrinya pasti tidak suka. Seperti suami memberi sesuatu untuk orang tua atau saudara, istrinya ingin suaminya adil dalam memberi perhatian. Pada kenyataannya tanpa seijin suaminya dia memberi lebih kepada keluarga sendiri.
J : Itu yang tidak jujur suami apa istri? Atau dua-duanya tidak jujur?
 


~~~~~~~~~~~~~~~~
Selanjutnya, marilah kita tutup kajian kita dengan bacaan istighfar 3x
Doa robithoh dan kafaratul majelis

Astaghfirullahal' adzim 3x

Do'a Rabithah
Allahumma innaka ta'lamu anna hadzihil qulub,
qadijtama-at 'alaa mahabbatik,
wal taqat 'alaa tha'atik,
wa tawahhadat 'alaa da'watik,
wa ta ahadat ala nashrati syari'atik.
Fa watsiqillahumma rabithataha,
wa adim wuddaha,wahdiha subuulaha,wamla'ha binuurikal ladzi laa yakhbu,
wasy-syrah shuduroha bi faidil imaanibik,
wa jami' lit-tawakkuli 'alaik,
wa ahyiha bi ma'rifatik,
wa amitha 'alaa syahaadati fii sabiilik...
Innaka ni'mal maula wa ni'man nashiir.

Artinya :
Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya hati-hati kami ini,
telah berkumpul karena cinta-Mu,
dan berjumpa dalam ketaatan pada-Mu,
dan bersatu dalam dakwah-Mu,
dan berpadu dalam membela syariat-Mu.
Maka ya Allah, kuatkanlah ikatannya,
dan kekalkanlah cintanya,
dan tunjukkanlah jalannya,
dan penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup,
dan lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu,
dan indahnya takwa kepada-Mu,
dan hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu,dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu.Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Aamiin...    

DOA PENUTUP MAJELIS
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Subhanaka Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik.Artinya:“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Aamiin ya Rabb.

======================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!