Kajian Online WA
Hamba الله SWT
Senin, 15 Januari 2018
Rekap Kajian Grup Bunda G2
Narasumber : Ustadzah
Lilah
Tema : Kajian Umum
Editor : Rini Ismayanti
Dzat yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan
mengagungkan-Nya...
Dzat yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi
diadzab-Nya...
Dzat yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap
manisnya Islam dan indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam
kecintaan kepadaNya, yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan
menghimpunkan kita untuk mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah... tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad
SAW. Yang memberi arah kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana
membangakitkan ummat yang telah mati, mempersatukan bangsa-bangsa yang tercerai
berai, membimbing manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat, membangun
generasi yang tertidur lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan
menuju kejayaan, kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma ba'd...
Ukhti fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya
kita awali dengan lafadz Basmallah
Bismillahirrahmanirrahim...
ENAM TINGKATAN CINTA
Ini sebenarnya tulisan lawas beberapa tahun yang lalu (2012)
dikutip dari buku karyanya Ibnul Qayyim Al-Jauziy. Dan ini mungkin versi
revisinya.
Mengenai soalan cinta ini, Ibnul Qayyim sudah menuliskan sebuah
buku unik dengan judul Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin atau versi
terjemahannya Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu. Pembaca
benar-benar diajak untuk menyelami tentang cinta, rindu, keindahan dan segala
problematikanya. Bagaimana keadaan orang yang jatuh cinta dan pembuktian dari
cinta itu sendiri.
Ibnul Qayyim sendiri dikenal sebagai ulama yang ahli soal hati,
tazkiyatun nafs, psikolog dan juga ahli fiqh, tidak ketinggalan juga dengan
pengobatan thibbun nabawinya. Salah satu kitab karyanya yang saya ketahui
seperti Zaadul Ma'ad. Kitab ini ditulis oleh Ibnul Qayyim ketika ia sedang
bermusafir di atas untanya untuk menunaikan ibadah haji dari Damaskus ke
Mekkah, berisi seputar sirah Nabawiyah yang tersusun dari beberapa jilid.
Tidak hanya itu, karya lain yang tak kalah asiknya seperti al
Jawabul Kaafi, Madarijus Salikin, al Fawaaid dll. Karya-karya yang begitu sarat
ilmu dan tata bahasa yang ‘nyastra’.
Mengenai topik pembahasan ini, ada kutipan menarik yang dapat
dikutip dari bukunya beliau seperti:
“ Cinta tidak tumbuh karena alasan keindahan dan keelokan,
sehingga jika ada keindahan dan keelokan tiada pula cinta. Tetapi cinta adalah
kesucian jiwa dan kecocokan tabiatnya.”
“Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, memunculkan
keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga
akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan
pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga
merupakan ujian bagi orang-orang yang shaleh dan cobaan bagi ahli ibadah.”
Sebagaimana judul postingan ini, mari kita selami 6 tingkatan
cinta menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziy:
1. Tatayyum
Peringkat pertama adalah Tatayyum, tingkatan cinta yang paling
tinggi dan merupakan hak Allah SWT,
"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu* mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada
hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)." (Qs.2:65)
Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang
yang menyembah selain Allah.
Allahlah yang paling utama tiada tandingan tak ada bandingan.
Posisinya tidak boleh digeser menjadi nomer dua atau bahkan tiga. Cinta kita
kepada-Nya harus menjadi puncak dari segala cinta yang kita miliki.
2. 'Isyk
Peringkat kedua adalah 'Isyk yang hanya merupakan hak Rasulullah
SAW. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin
mengikutinya, mencontohnya, dll. Namun, bukan untuk menghambakan diri
kepadanya. Kita mencintai Rasulullah dengan segenap konsekuensinya. Kita akan
dengan bangga menjalankan sunnah-sunnahnya dan mengkuti petunjuknya dalam
mengamalkan agama ini. Kita juga akan mencintai khidupannya yang luhur dan
penuh amal shalih. Kita rindu berjumpa dengannya karena kemuliaan yanga ada
pada diri beliau. Namun, kecintaan kita bukanlah menuntut pada diri beliau.
Namun, kecintaan kita bukanlah menuntut sebuah penghambaan. Kecintaan menuntut
sebuah amal yang bisa meneladani akhlaknya. Cinta kita kepada Rasulullah
mendorong kita untuk membela agama ini dengan kekuatan yang kita miliki.
Demikian juga membela sunnahnya bila sunnahnya diinjak-injak oleh orang lain.
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs.3:31)
3. Syauq
Peringkat ketiga adalah Syauq yaitu cinta antara mukmin dengan
mukmin lainnya. Antara suami isteri, antara orang tua dan anak, yang membuahkan
rasa mawaddah wa rahmah. Seorang suami harus mencintai isterinya dengan sepenuh
hati. Demikian pula si isteri harus memberi cintanya kepada suaminya. Cinta
yang tumbuh pada diri mereka akan menambah ketentraman hati dan ketenangan
jiwa. Hidup akan lengkap, karena saling mengerti dan memahami. Manakala terjadi
konflik atau perbedaan pendapat, akan mudah diselesaikan karena aspek cinta
mereka yang begitu besar. Kadang boleh saja emosi meninggi, namun ia akan
menjadi redam ketika cinta menjadi pertimbangan utama. Seorang ayah yang begitu
perhatian kepada anaknya, mencurahkan cintanya kepada buah hatinya. Dia
menyayangi nya dan rela bekerja siang dan malam untuk anak-anaknya. Selain
karena ibadah kepada-Nya, dia melakukannya juga karena cinta.
4. Shababah
Peringkat ke empat adalah Shababah yaitu cinta sesama muslim yang
melahirka ukhuwah Islamiyah. Cinta ini menuntut sebuah kesabaran untuk menerima
perbedaan dan melihatnya sebagai sebuah hikmah yang berharga. Seperti kita
ketahui saat ini sedikit perbedaan saja seringkali menimbulkan perpecahan.
Berbeda takbiratul ihram, berbeda gerakan shalat, berbeda hari Idul Fitri atau
Idul Adha kadang tidak disikapi secara dewasa. Sehingga masalah pun muncul dan
membuat jurang pemisah yang teramat dalam antar pengikutnya. Belum lagi kalau
kita lihat betapa banyaknya kelompok harakah Islamiyah yang bermunculan. BIla
cinta ini ada, insya Allah segala perbedaan bisa disinergiskan. Tidak semua
perbedaan harus dipaksa sama, tapi kadang hanya membutuhkan sedikit pengertian
saja. Cinta ini harus dimunculkan sebagai sebentuk upaya untuk menciptakan
kenyamanan hubungan dalam tubuh umat Islam.
5. 'Ithf
Peringkat kelima 'Ithf (simpati) yang ditujukan kepada sesama
manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia,
termasuk pula di dalamnya adalah berdakwah. Rasa ini seringkali muncul bila
sisi kemanusian kita tersentuh. Di saat melhiat seorang anak kecil di sebuah
gubuk dengan wajah penuh penderitaan, atau saat melihat korban musibah bencana
alam berjatuhan, tentu saja mengetuk kepedulian kita yang terdalam. Sisi
kemanusiaan kita menjadi tersentuh dan ingin menitikkan air mata. Hati kita
tidak tega melihat sebuah penderitaan yang tak kunjung berakhir. Inilah bentuk
simpati yang muncul dari hati yang paling dalam.
6. Intifa'
Peringkat ke-6 adalah cinta yang paling rendah dan sederhana,
yaitu cinta atau keinginan selain kepada manusia: harta benda. Namun,
seringkali keinginan ini sebatas intifa' (pendayagunaan/pemanfaatan). Cinta
jenis ini pula yang sering menggelincirkan manusia. Karena sifat harta memang
selalu melenakan. Namun, bila kita cerdas,banyaknya harta benda seharusnya
tidak menjadikan kita terlena. Sebaliknya, ia hanya menjadi sarana untuk meraih
cinta yang sebenarnya yaitu cinta kepada Allah ta'ala.
Inilah ke-enam tingkatan cinta menurut dokter hati Ibnul Qayyim
Al-Jauziy. Memang jika sudah membahas soal cinta, selalu terngiang pada fikiran
kita adalah cinta kepada seorang makhluk yang hendak dijadikan kekasih. Namun
perlu disadari bahwa cinta tidak selamanya bermuara pada konsep seperti itu.
Soal cinta kepada lawan jenis, ada kutipan menarik dari salah satu
karya Ibnul Qayyim juga yaitu Al Jawabul Kafi. Sebuah buku yang membahas
masalah hati dan cinta. Disebutkan, apabila kita mencintai seseorang maka
hilanglah semua aib-aibnya, yang tampak pada kita hanya hal-hal baik semata.
Oleh karenanya dalam kitabnya Ibnul Qayyim menuliskan:
“Kecintaanku kepadamu menutup mataku
Namun ketika terlepas cintaku, semua aibmu menampakkan diri”
TANYA JAWAB
Q : Ijin bertanya ustadzah, saya punya teman non muslim (perempuan
juga),
sdh berteman baik hampir 20th...kami sering saling mendoakan.
Misal saat ulang tahun, lulus ujian, kerja, dll. Pertanyaan nya doa apa yang
boleh dan tidak boleh diucapkan selain ucapan selamat atas hari raya nya?
A : Muamalah sesama manusia boleh apapun sepanjang tidak berkaitan
dengan agama. Perbanyak doa Allah beri hidayah
Q : Bagaimana dengan ekspresi cinta kepada Rasulullah, 'isyq, dalam
bentuk puji2an yang disenandungkan dalam syair-syair pujangga? Ada banyak syair
yang ditulis dan dinyanyikan? Dulu cuma dikenal sholawat badar yang dinyanyikan
utk menyambut Rasulullah dan sahabat yang pulang dari perang, dan sholawat
ibrahimiyah. Mohon ( maaf klo salah )diberikan penjelasan
A : Boleh saja sepanjang kita paham isi syair tsb tidak
mengkultuskan Rasulullah. Dan sebaiknya cukup disenandungkan sendiri
Q : Jika ada pertengkaran suami dan istri.karena mertua bagaimana
bu??
Karena si istri selalu diusik sama mertuanya. Dan apakah klo ada
kesalahan, orang tua (mertua) tidak perlu meminta maaf??
A : Diusiknya kenapa dulu? Jangan-jangan emang mantunya gak bisa
ambil hati. Yang namanya mertua juga ortu kita. Posisinya adalah anak berbakti,
bukan berantem. Hati-hati ah. Suami itu milik ibunya, maka tidak sepatutnya
kita membenturkan anak dengann ibu, sehingga suami bingung harus memilih istri
atau ibu. Ayo, rangkul mertua, jangan justru mencipta jarak.
Hei, itu anaknya kita terima sudah jadi orang sudah mapan.
Q : Diawalnya mertua tidak setuju dengan pernikahannya
A : Apalagi begitu. harus lebih kenceng lagi meraih cinta mertua. Biar
suami selalu dapat ridho ortunya
Q : Bagaimana mendamaikan kakak ipar dengan kakak ipar yang
sama-sama perempuan dengann cinta
A : Dekati satu persatu dan tanya duduk masalahnya apa? Kalau
sudah dapat gambaran utuh masalah, ya pertemukan keduanya dan bahas dengann kepala
dingin
Alhamdulillah, kajian kita hari
ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari Allah
semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikalauah langsung saja kita tutup
dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engakau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment