Rekapitulasi kajian Online Hammba Allah
G-5
Hari / tgl: Selasa, 13 Maret 2018
Asatidz: Ustadz Kaspin
Materi: Inilah Kunci Surga
Admin G-5: Saydah ,Nining
Notulens
: Saydah
Editor: Sapta
=========================
Inilah Kunci Surga
Surga, dengan segala kenikmatan yang belum
pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati
manusia, memiliki pintu-pintu untuk memasukinya. Pintu-pintu surga itu
memerlukan kunci untuk membukanya. Apakah gerangan kunci surga itu?
Kunci surga sesungguhnya telah dijelaskan
secara gamblang oleh Baginda Rosulullah SAW dalam beberapa sabdanya,
diantaranya Hadis dari Muadz bin Jabal, “ Barangsiapa yang meninggal dan dia
bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan
Allah dengan jujur dari hatinya, maka ia masuk surga.” (HR. Imam Ahmad). Di
Hadis lain, Rasulullah SAW bersabda, “ Barangsiapa meninggal sedang ia
mengetahui bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, ia masuk surga.”(HR. Muslim).
Ternyata, kunci surga adalah dua kalimat
syahadat (syahadatain). Dua kalimat yang tak asing bagi umat Islam bahkan
begitu sering didengar dan diucapkan.
Dua kalimat yang menjadi pintu gerbang
kembali kepada Islam (Al Madkhol Ilal Islam ) bagi para muallaf . Namun, apakah
semudah itu surga dapat dibuka dan dimasuki hanya dengan dua buah kalimat? Jika
demikian tentu semua orang sangat mungkin bisa mengucapkannya meski harus
dibimbing terlebih dahulu dan akhirnya berhak masuk surga.
Ketahuilah, setiap kunci pasti memiliki
sejumlah gerigi. Begitu pula kunci surga. Jika kunci surga yang sesuai
geriginya maka pintu surga akan terbuka. Imam Bukhari meriwayatkan dalam
Shahihnya bahwa seseorang pernah bertanya kepada Imam Wahhab bin Munabbih,
seorang tabi’in terpercaya dari Shan’a, “ Bukankah Laa ilaaha illallah itu
kunci surga?” Wahhab menjawab, “Benar, akan tetapi setiap kunci pasti
bergerigi. Jika engkau membawa kunci yang bergerigi, maka pintu surga itu akan
dibukakan untukmu.”
Gerigi-gerigi kunci itulah yang kemudian
menjadi syarat diterimanya dua kalimat syahadat. Asy-Syaikh Muhammad Said Al
Qohthoni menjelaskan tujuh syarat diterimanya syahadat.
Pertama, Al ‘Ilmu (mengetahui).
Setiap orang yang bersyahadat harus mengetahui
dengan benar apa makna dan maksud yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.
Jika tidak, maka tak ubahnya seperti burung beo yang pandai mengucapkan
kata-kata tanpa mengetahui maknanya. Allah SWT berfirman, “ Maka ketahuilah
bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi
dosamu…”(QS. Muhammad : 19). Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah mendahulukan
perintah untuk memiliki pengetahuan akan sesuatu sebelum memerintahkan untuk
beramal. Pada ayat lain Allah melarang hambaNYA untuk menuruti sesuatu tanpa
mengetahui tentang apa yang diikutinya. Allah SWT berfirman, “Dan jangalah
engkau turut apa-apa yang engkau tidak ada ilmu padanya, sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati, semua akan dimintai
pertanggungjawaban.”(QS. Al Isro’: 36). Oleh karena itu pengetahuan tentang
makna syahadat menjadi syarat diterimanya dan terbukanya pintu surga.
Rasulullah SAW bersabda, “ Barangsiapa meninggal dalam keadaan mengetahui bahwa
tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, niscaya dia akan masuk
surga.”(HR. Muslim).
Syarat kedua, Al Yaqin (meyakini).
Setiap orang yang mengikrarkan dua kalimat
syahadat ini harus meyakini sepenuh hati tanpa ada keraguan di dalamnya. Allah
SWT berfirman, “
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNYA kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al Hujurat: 15). Rasulullah SAW
bersabda , “ Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah
dan aku adalah utusan Allah. Tidaklah seorang hamba bertemu Allah sambil
membawa dua kalimat syahadat tersebut tanpa ragu kecuali pasti dia akan masuk
surga.”(HR. Muslim).
Imam Al Qurthubi menjelaskan dalam
kitabnya Al Mufhim ‘ala Shahih Muslim ,” Tidak cukup dengan melafalkan
syahadatain, akan tetapi harus dengan keyakinan hati.”
Syarat ketiga, Al Qobul (menerima).
Syahadat baru diterima di sisi Allah SWT
jika menerimanya dengan total atas konsekuensi yang menyertainya dengan hati
dan lisannya. Jika seseorang mengucapkan syahadat hanya di lisannya tanpa
mengakui kebenaran di hatinya maka syahadatnya ditolak. Ia adalah seorang
munafiq I’tiqodiy . Allah SWT mengecam
kaum musyrik lagi munafiq yang menolak kalimat syahadat ini dalam firmanNYA, “
Orang-orang musyrik itu apabila dikatakan kepada mereka : (ucapkanlah) Laa
ilaaha illallah , mereka menyombongkan diri seraya berkata : apakah kami harus
meninggalkan sesembahan-sesembahan kami hanya karena ucapan penyair yang gila
ini.”(QS. Ash Shoffat : 35-36).
Syarat keempat, Al Inqiyad (tunduk patuh).
Ikrar syahadat harus diikuti dengan sikap
tunduk patuh terhadap kandungan maknanya. Allah SWT berfirman, “Kembalilah ke
jalan Tuhanmu, dan tunduklah kepada-NYA.” (QS. Az Zumar : 54).
Sesungguhnya ketika seseorang telah
berikrar syahadat maka ia telah memeluk Islam yang diharapkan memiliki sikap
tunduk dan patuh secara total segala aturan yang ada di dalamnya. Firman Allah
dalam Quran surah Luqman ayat 22 menjelaskan hal ini. “ Dan barangsiapa yang
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka
sesungguhnya ia telah berpegang pada ikatan tali yang amat kokoh (kalimat
Laa ilaaha illallah ).” Rosulullah SAW
bersabda, “ Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian, sehingga hawa
nafsunya tunduk kepada ajaran yang aku bawa.”(HR. Imam Nawawi).
Syarat kelima, Ash Shidq (jujur atau
benar).
Syahadat harus diucapkan dengan
sungguh-sungguh tanpa kepalsuan dan kepura-puraan. Ucapan lisannya harus
sejalan dengan pikiran dan hatinya. Karena Allah Maha Mengetahui setiap hamba
yang jujur dalam keimanan dan yang melakukan penipuan. “Dan di antara manusia
ada yang mengatakan, “ Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir,” padahal
mereka itu sebenarnya bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu
Allah dan orang-orang beriman, padahal pada hakikatnya mereka hanya menipu diri
sendiri, sedangkan mereka tidak sadar.”(QS. Al Baqoroh : 8-10). Dari Anas bin
Malik, Nabi SAW bersabda, “ Tak seorangpun yang bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah dengan jujur dalam hatinya, kecuali
Allah mengharamkannya disentuh api neraka.” (HR. Bukhori).
Syarat keenam, Al Ikhlash (ikhlas).
Ikrar syahadat harus dilakukan dengan
penuh keikhlasan dan hanya mengharap ridha Allah SWT. Firman Allah, “ Mereka
itu tidaklah diperintah kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan
kepatuhan kepadaNYA (ikhlas) dalam menjalankan agama secara lurus…”(QS. Al
Bayyinah : 5). Rasulullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya Allah mengharamkan
neraka bagi orang yang mengucapkan
Laa ilaaha illallah semata-mata hanya mengharapkan
wajah Allah Azza wa Jalla.”(HR. Muttafaq Alaihi).
Syarat terakhir adalah Al Mahabbah
(cinta).
Seorang yang telah mengikrarkan syahadat maka
ia harus mencintai Allah di atas segalanya dan mencintai segala sesuatu dalam
rangka mencintai Allah SWT. Firman Allah, “ Dan di antara manusia ada
orang-orang yang mengambil tandingan-tandingan selain Allah. Mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat mencintai Allah di atas segala-galanya.”(QS. Al Baqarah : 165).
Demikianlah syarat-syarat diterimanya
syahadat yang merupakan gerigi-gerigi kunci surga. Sehingga jika seorang hanya
mengucapkan syahadat namun tidak memenuhi syarat-syaratnya maka ia bagaikan
orang yang memegang kunci surga yang tak bergerigi. Ia tak dapat membuka pintu
surga dan mustahil masuk kedalamnya. Allahua’lam bishowab.
========================
TANYA JAWAB
Tanya: Assalammùalaikum ijin bertanya abah. Pernah dengar kalimat seperti ini
"kalo mualaf tu, dosa-dosa masa lalunya gugur karna dia jadi suci seperti
bayi baru lahir jadi amalannya di hitung setelah dia memeluk islam"
Apa benar seperti itu? Terus jika
seseorang pernah murtad, lalu dia kembali memeluk islam. Apa dosa saat dia
murtad juga gugur gitu abah? Jazakallah khoir sebelumnya.
Jawab: iya. Hampir sama seperti kita taubatan nasuha, mulai dari nol. Allah
Maha Pengasih Maha Penyayang juga Maha Pengampun.
Tanya: Assalamualaikum. Izin bertanya Abah. Ketauhidan itu kan kunci utama
masuk surga, banyak orang bersyahadat tetapi saya liat dia masih
mengesampingkan ketauhidannya. Misal masih percaya hal-hal yang tidak ada
tuntunannya dalam Islam. Misal ketika anak sakit masih percaya katanya
ketempelan lah, harus pakai ini itulah biar tidak ada yang ganggu. Begitupun
ketika berniaga masih percaya wah dagangan saya seret karena gara-gara si A
ikut jualan juga. Bukankah itu termasuk tidak menyakini adanya Allah dengan
segala ketetapan-Nya. Terus bagaimana jika hati ini menyakini Allah tapi sholat
aza males tapi tahu kalau itu tuh salah?
Jawab: Ya tauhid adalah kuncinya. Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. Kalau
malas itu manusiawi tapi harus dilawan agar dalam ibadah mah terutama yg wajib
tetap dikerjakan meskipun malas
Tanya: setiap manusia fitrahnya Islam namun tergantung orang tuanya yang
melukis ya abah, jika suatu saat seseorang yang beragama non Islam mendapat
hidayah dan menolaknya, apakah seuatu saat Allah kasi hidayah dia kembali?
Jawab: InsyaAllah, semua adalah kehendak Nya
Tanya: apakah hidayah yang kita terima yang bisa naik turun, bisa kita
dapatkan lagi dilain waktu? maksudnya hidayah pertama kedua ketiga dan
seterusnya?
Jawab: Hidayah berserak dimana-mana. Manusia mau ambil atau tidak?
"Kami ilhamkan kepada jiwa itu jalan
kesesatan dan jalan ketaqwaan" (assyam:8)
Sepanjang perjalanan hidup ada petunjuk
============================
CLOSING STATEMENT
Alhamdulillah setiap hari kita punya
kesempatan untuk terus memperbaiki diri, dari hal-hal kecil di dalam keluarga.
Seperti sebuah organisasi pada umumnya atau perusahaan yang kamu bangun,
keluarga harus memiliki visi. Apa visi keluargamu?
Banyak yang baru menyadari bahwa sebuah
keluarga pun butuh visi justru setelah rumah tangga yang dibangun
bertahun-tahun hancur. Tegaskan visimu sekarang sebelum terlambat. Dan pastikan
semua bagian dari keluarga mengerti. Jadi ingat dulu waktu jadi karyawan, tiap
pagi harus membaca visi perusahaan. Aku gak paham. Iki maksute opo?!#()/+_-
Al quran memberi inspirasi keluarga muslim
untuk punya visi: jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka! Sebuah visi
yang jauh ke depan. Berkumpul bersama sejak di dunia hingga ke akherat dalam
ridho-Nya yaitu surga!
Jika kepala keluarga mengambil keputusan,
jelaskan kepada istri dan anak-anak. Sebagai contoh, jika kamu bergelut di
kegiatan sosial yang tidak ada duitnya dan menghabiskan waktu, jelaskan apa
niatmu. Hindari istrimu sendiri menganggap kamu hanya buang-buang waktu. Ini
juga sebuah pelajaran awal. Jika agama memanggil jiwamu untuk angkat senjata ke
medan jihad, istri dan anak-anakmu memahami dan ikhlas atas kemantapan niat
perjuanganmu!
Itu nasihat untuk saya. Sangat terima
kasih.
=========================
Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت
أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu
allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan
memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment