Rekap Kajian Online Link G1-G6 HA Ummi
Hari, Tanggal: Rabu, 28 Maret 2018
Materi: Membaca Al Qur'an Adalah Perdagangan Yang
Tidak Pernah Merugi
NaraSumber: Ustadz Trisatya Hadi
Waktu kajian: 14.54-selesai
Editor: Sapta
ฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯ
{الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ
وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ
تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ
شَكُورٌ (30)}
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab
Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”.
“Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka
dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun
lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
قال قتادة رحمه الله:
كان مُطَرف، رحمه الله، إذا قرأ هذه الآية يقول: هذه آية القراء.
“Qatadah (wafat: 118 H) rahimahullah berkata,
“Mutharrif bin Abdullah (Tabi’in, wafat 95H) jika membaca ayat ini beliau
berkata: “Ini adalah ayat orang-orang yang suka membaca Al Quran” (Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim).
Asy Syaukani (w: 1281H) rahimahullah berkata,
أي: يستمرّون على تلاوته ، ويداومونها .
“Maksudnya adalah terus menerus membacanya dan menjadi
kebiasaannya.” (Lihat kitab Tafsir Fath Al Qadir).
Dari manakah sisi tidak meruginya perdagangan dengan
membaca Al Quran?
Satu hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan
dilipatkan menjadi 10 kembalikan
.عَنْ عَبْد اللَّهِ بْن َ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ
فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ
أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
».“Abdullah bin
Mas’ud radhiyallhu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan
dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya
dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu
huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di
dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا
هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ
، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ
عَشْرُ حَسَنَاتٍ.
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan
membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم, akan tetapi untuk Alif, Laam,
Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” (Atsar riwayat
Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no.
660).
Dan hadits ini sangat menunjukan dengan jelas, bahwa
muslim siapapun yang membaca Al Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan
mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan. Dan sesungguhnya
kemuliaan Allah Ta’ala itu Maha Luas, meliputi seluruh makhluk, baik orang Arab
atau ‘Ajam (yang bukan Arab), baik yang bisa bahasa Arab atau tidak.
Kebaikan akan menghapuskan kesalahan.
{إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ} [هود:
“Sungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang
buruk.” (QS. Hud: 114) Setiap kali bertambah kuantitas bacaan, bertambah
pula ganjaran pahala dari Allah
.عنْ تَمِيمٍ الدَّارِىِّ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِى لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ
قُنُوتُ لَيْلَةٍ
»“Tamim Ad Dary Radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca 100 ayat
pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad
dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6468). Bacaan Al Quran akan
bertambah agung dan mulia jika terjadi di dalam shalat
.عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ
أَنْ يَجِدَ فِيهِ ثَلاَثَ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ قُلْنَا نَعَمْ. قَالَ « فَثَلاَثُ
آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثِ خَلِفَاتٍ
عِظَامٍ سِمَان
ٍ“Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu
meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah
salah seorang dari kalian jika dia kembali ke rumahnya mendapati di dalamnya 3
onta yang hamil, gemuk serta besar?” Kami (para shahabat) menjawab: “Iya”,
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Salah seorang dari kalian
membaca tiga ayat di dalam shalat lebih baik baginya daripada mendapatkan tiga
onta yang hamil, gemuk dan besar.” (HR. Muslim).
Membaca Al Quran bagaimanapun akan mendatangkan
kebaikan
عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- « الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ
وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ ».
“Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang yang lancar membaca
Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat
kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan
sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).
Membaca Al Quran akan mendatangkan syafa’at
عَنْ أَبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىُّ رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى
يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ…
“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku
telah mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al
Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi
syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).
Masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang memotivasi
seseorang untuk memperbanyak bacaan Al Quran terutama di bulan membaca Al
Quran.
Dan ternyata generasi yang diridhai Allah itu, adalah
mereka orang-orang yang giat dan semangat membaca Al Quran bahkan mereka
mempunyai jadwal tersendiri untuk baca Al Quran.
عَنْ أَبِى مُوسَى رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى لأَعْرِفُ أَصْوَاتَ رُفْقَةِ الأَشْعَرِيِّينَ بِالْقُرْآنِ
حِينَ يَدْخُلُونَ بِاللَّيْلِ وَأَعْرِفُ مَنَازِلَهُمْ مِنْ أَصْوَاتِهِمْ بِالْقُرْآنِ
بِاللَّيْلِ وَإِنْ كُنْتُ لَمْ أَرَ مَنَازِلَهُمْ حِينَ نَزَلُوا بِالنَّهَارِ…».
“Abu Musa Al Asy’ary radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku
benar-benar mengetahui suara kelompok orang-orang keturunan Asy’ary dengan
bacaan Al Quran, jika mereka memasuki waktu malam dan aku mengenal rumah-rumah
mereka dari suara-suara mereka membaca Al Quran pada waktu malam, meskipun
sebenarnya aku belum melihat rumah-rumah mereka ketika mereka berdiam (disana)
pada siang hari…” (HR. Muslim).
ฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯ
TANYA JAWAB
TJ - G1
Tanya: Izin bertanya ustadz, apakah pahala membaca Al Qur'an akan berkurang
atau bahkan hilang ketika kita melaporkan bacaan kita terhadap suatu komunitas
semisal odoj? Jazakallah khoir ustadz.
Jawab: Tidak ada dalilnya, baik Al Quran dan As Sunnah, menganggap menampakkan
amal itu suatu yang buruk, tercela, dan terlarang, justru kadang menampakkan
lebih baik dalam rangka menstimulus orang lain. Dengan itu dia bisa menjadi
inisiator sunah hasanah yang diikuti banyak orang. Apalagi dalam keadaan
terasingnya sebuah sunnah di masyarakat, atau terasingnya kebiasaan baik, maka
kembali menghidupkan dan mensyiarkannya secara terang-terangan adalah suatu
yang mulia dan memiliki keutamaan, sebab dia menghidupkan ajaran Islam yang
tengah redup.
Allah Ta’ala Memuji Amal yang terangan dan
tersembunyi:
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di
siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala
di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati. (QS. Al Baqarah 274)
Al Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullah menerangkan:
هذا مدح منه تعالى للمنفقين في سبيله، وابتغاء مرضاته في
جميع الأوقات من ليل أو نهار، والأحوال من سر وجهار، حتى إن النفقة على الأهل تدخل
في ذلك أيضا
Ini adalah sanjungan dari Allah Ta’ala bagi para
pelaku infak dijalan-Nya, dan orang yang mencari ridha-Nya di semua waktu, baik
malam dan siang, dan berbagai keadaan baik tersembunyi atau terang-terangan,
sampai–sampai nafkah kepada keluarga juga termasuk dalam kategori ini. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 1/707. Cet. 2. 1999M/1420H. Daruth
Thayyibah.)
Dalam komunitas ODOJ, ada penanggung jawab yang
menerima laporan harian anggotanya, sudah sampai mana bacaannya, apakah sudah
selesai satu juz atau belum. Hal ini tidak mengapa, sebagaimana seorang guru
yang menanyakan hasil kerjaan, tugas hafalan, siswanya dan si guru memberikan
batas waktu. Ini adalah tuntutan profesionalitas dalam beramal. Ini pun
dilakukan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bercerita tentang
amal shalihnya:
وإني لأستغفر الله، في اليوم مائة مرة
Aku benar-benar beristighfar kepada Allah dalam sehari
100 kali. (HR. Muslim, 2702/41)
Riwayat lainnya:
Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah,
sesungguhnya dalam sehari aku bertaubat kepada–Nya seratus kali. (HR. Muslim, 2702/42)
Para sahabat pun juga. Perhatikan dialog berikut ini:
Dari Abu Hurairah, dia berkata: Bersabda Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Siapakah di antara kalian yang hari ini
berpuasa?” Abu Bakar menjawab: “Saya wahai Rasulullah.” Rasulullah bertanya
lagi: “Siapakah di antara kalian yang hari ini mengantar jenazah?” Abu Bakar
menjawab: “Saya wahai Rasulullah.” Rasulullah bertanya lagi: “Siapakah di
antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?” Abu Bakar menjawab:
“Saya wahai Rasulullah.” Rasulullah bertanya lagi: “Siapakah di antara kalian
yang hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab: “Saya wahai Rasulullah.”
Rasulullah bersabda: “Tidaklah semua amal di atas terkumpul dalam diri
seseorang melainkan ia akan masuk surga.” (HR. Muslim 1028)
Wallahu a'lam.
Tanya: Ijin bertanya. Bagaimana dengan orangtua kita yang keduanya sakit stroke
untuk sholat saja susah harus berbaring apalagi untuk tilawah, adakah cara lain
untuk beramal yang sederajat dengan tilawah?
Jawab: Bacalah dalam hati atau ketika bunda bertilawah di dekat beliau, atau
perdengarkan selalu murrotal alquran.
Tanya: Apakah tilawah harus dengan wudhu, kadang pas tilawah di awal punya
wudhu, terus baru dapat 1 lembar, eh batal wudhunya. Terus males mau wudhu
lagi. Bolehkah melanjutkan tilawah?
Jawab: Diawali dengan wudhu terlebih dahulu, jika batal dibolehkan untuk terus
tilawah, tetap berpahala.
Tanya: Mau Tanya ustadz, lebih baik yang Mana baca Al Quran cepat-cepat dapat
banyak atau yang pelan-pelan tapi dapat sedikit?
Jawab: Cepat pun harus jelas, tetap sesuai ketentuan (makhrojal huruf, Tajwid),
dapat pahala, pelan tartil, dapat pahala, terbata-bata (tetap semangat belajar)
dapat pahala. Tidak ada yang rugi.
Tanya: Ijin tanya ustadz:
1. Bagaimana jika seseorang yang menikah dengan mahar
Al-Qur'an akan tetapi dia tidak tahu makna mahar yang diberikan, dan akhirnya
Al-Qur'an hanya dijadikan pajangan di rumah?
2. Bagaimana hukumnya jika ada yang membaca Alquran
dalam hati?
Jawab:
1. Jauhi, bacaan quran akan menjadi salah satu syafaat
kelak di yaumil hisab kelak.
2. Bukan adabnya, Qiraah itu baca, dikeluarkan, tidak
dalam hati, minimal terdengar oleh kita sendiri.
----------
TJ - G2
Tanya: Afwan ustadz Trisatya, saat sedih banget surat apapun yang kita baca
seperti mengena banget sampai keluar air mata, tapi saat hati seneng seperti
biasa gitu. Bagaimana biar kita tiap baca seperti pas hati sedih tapi kita kan
enggak baper terus?
Jawab: Memang sebaiknya membaca quran sampai derajat kita tau artinya dan
paham, dan sesuaikan kalau ternyata artinya kesenangan kenikmatan surga ya hati
kita bergembira, kalaupun menangis karena terharu, jika ayat-ayat azab atau
neraka ya fitrahnya ya harus sedih, menangis, baper ya enggak apa-apa, yang
penting tetap jaga keikhlasan.
Ya sunnahnya kita tidak hanya bisa baca, tapi mengerti
dan paham sehingga kita bisa berada di posisi kapan bersedih kapan bergembira.
In syaa ALLah baper tetap dalam keikhlasan tidak mengapa bunda.
Tanya: Apakah orang yang membaca quran dengan tajwid berantakan tapi tidak mau
belajar untuk memperbaiki masih mendapat keutamaan ini ustadz? Ataukah orang
ini wajib belajar dulu sebelum membaca qur'an? Bagaimana dengan bacaan qur'an
dalam shalatnya? Apakah mengurangi pahala shalat?
Jawab: Masih dapat pahala 1 hurufnya, belajar itu kewajiban setiap muslim,
apalagi belajar agama yang dasarnya bahasa quran. Ingatkan dan semangati terus
untuk belajar bunda, bacaan quran yang wajib adalah al fatihah..ini dibenarkan
dulu sebaiknya, dan tetap ingatkan bacaan dan dzikr sholatnya untuk
diperbaiki...karena memang sholat merupakan amalan yang pertama kali dihisab,
masalah sholat kita diterima atau tidak, serahkan ke Allah.
Tanya: Apakah ada keutamaan membaca surat tertentu dalam Al Qur'an sebagai
amalan harian? Surat apa saja? Afwan.
Jawab: Ada, seperti surat alkahfi, albaqarah, ayat kursi, dll atau surat
sepanjang ada dalil yang shahih yang mendukung, silahkan amalkan.
Tanya: Bismillah. Izin bertanya ustadz. Afwan, saya diminta oleh suami bila
membaca Al Qur'an untuk bisa mencontoh cara membaca salah satu syaikh, agar
enak didengar. Untuk saat ini saya lebih nyaman dengan nada yang saya pakai,
meski masih sumbang didengarnya, meski begitu ada niat besar di dalam hati
untuk bisa membaca Al Qur'an lebih indah dan baik lagi. Yang jadi pertanyaan,
apakah hal ini menjadi suatu keharusan ustadz? Dalam artian, mengikuti lagam/cara
baca seseorang yang sudah mumpuni? Jazakallahu khoir atas jawabannya.
Jawab: Disunnahkan untuk memperbagus bacaan quran, tidak hanya tajwid juga
lagamnya. Silahkan mencontoh salah satu qori, apalagi yang meminta suami. Untuk
wanita karena suaranya merupakan aurat sebaiknya perdengarkan untuk diri
sendiri dan mahromnya saja, tapi alangkah baiknya juga suami seperti demikian. Sehingga
indah ketika sebagai imam dalam sholat jamaah, sholat tahajud.
----------
TJ - G3
Tanya: Assalamualaikum, mau bertanya kita bila membaca quran kan dengan
berwudhu tiba-tiba kita buang angin, maaf apa kita lanjutin membaca atau stop,
berwudhu lagi ya tapi kadang lanjut baca aja gimana ya ustadz? Kadang kan habis
sholat lanjut baca quran karena masih ada wudhu?
Jawab: Memang disunnahkan (dianjurkan) untuk membaca al-Quran dalam kondisi
suci untuk mendapatkan pahala yang sempurna. Namun, jika ada yang membaca
al-Qur’an dalam kondisi batal wudhu (hadats kecil), hukumnya boleh dengan
sepakat sepakat ulama. Bahkan orang yang membaca al-Quran dalam kondisi hadats,
tidak disebut mengamalkan yang makruh. An-Nawawi melanjutkan keterangannya
dengan menukil pernyataan Imam al-Haramain, Imam al-Haramain mengatakan, “Tidak
bisa disebut melakukan yang makruh” (at-Tibyan, hlm. 73).
Diantara dalil yang menunjukkan bolehnya membaca
al-Quran dalam kondisi hadats adalah hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma, beliau bercerita,
Bahwa beliau pernah tidur di rumah Maimunah – istri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam –, yang merupakan bibinya Ibnu Abbas. Ketika
masuk tengah atau sepertiga malam terakhir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
terbangun. Beliau duduk, mengusap aroma kantuk dari wajah beliau, kemudian
beliau membaca 10 ayat terakhir di surat Ali Imran. Kemudian beliau menuju wadah
air yang digantung, lalu beliau wudhu sempurna dan shalat tahajud. (HR. Bukhari
4295 & Muslim 763)
Ketika bangun tidur, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam kondisi hadats. Namun beliau langsung membaca al-Quran, 10 ayat
terakhir surat Ali Imran. Para ulama memahami hadis ini, boleh membaca al-Quran
dalam kondisi hadats. wallahu a'lam.
Tanya: Ijin bertanya, bagaimana jika ada yang "memfavoritkan"
surat-surat tertentu, tapi tidak tahu atau belum mengetahui dalil atau fadhilah
dari bacaan surat-surat itu. Dan bagaimana mengatasinya jika ada perasaan
"malas/kesal" yang muncul, ketika saat tilawah menemui bacaan-bacaan
yang sulit diucapkan, misalnya ketika membaca kisah-kisah, Astaghfirullah.
Jawab: Namanya qhatam quran sesuai sunnah itu Berurutan, anjuran sesuai sunnah
1 juz sehari, jika tidak mampu bisa disesuaikan namun setiap hari dipaksakanlah
untuk tilawah, terbata-bata, tidak khusyu tetap mendapatkan pahala bunda, jika
memfavoritkan surat karena ada keutamaan dan dalilnya, ini juga dianjurkan,
seperti membaca surat alkahfi pada hari jumat, dll. wallahu a'lam.
Tanya: Ijin bertanya ustadz:
1. Bolehkah membaca Al-Qur'an dalam sholat seperti
murrotal ada iramanya dan agak keras (terdengar sama anggota keluarga)?
2. Kalo lagi baca quran, ada yang bertanya, bolehkah
kita jawab dan lanjut lagi baca qurannya?
Jawab:
1. Boleh sepanjang kaidah bacaannya terpenuhi dan
untuk sholat Dzahir (Magrib, isya, shubuh), selain itu dan sholat sunnah yang
syir, cukup kita saja yang mendengarnya.
2. Sebaiknya selesaikan bacaan hingga akhir kalimat,
tentunya tidak mengapa dengan kode isyarat kepada yang bertanya atau menyapa,
agar mau menunggu sebentar. Kecuali dalam keadaan darurat, seperti peristiwa
yang membahayakan.
Tanya: Assalamualaikum ustadz. Saya mau bertanya tentang tilawah di bulan
Ramadhon, sebaiknya berapa kali khatamkah
ustadz? karena satu hari 3 juz saja
sudah alhamdulillah ustadz, berarti 3 kali khatam ustadz. Mohon penjelasannya
ustadz. Syukron.
Jawab: Dianjurkan untuk memperbanyak amalan termasuk tilawah. Silahkan 3-5 juz,
minimal 1 juz sehari. Kalau lebih dari itu bahkan sahabat ada yang sanggup
khatam dalam 3 hari, rasulullah tidak menganjurkan. Dalam riwayat Abu Daud dari
jalur lain dari ‘Abdullah bin ‘Amr ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
ditanya, “Berapa hari mesti mengkhatamkan Al Qur’an?” Beliau katakan 40 hari
[artinya, satu hari bisa jadi kurang dari satu juz]. Kemudian Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab lagi, “Satu bulan.” [Artinya, satu hari bisa
rata-rata mengkhatamkan satu juz]. (Lihat Fathul Bari, 9: 95, terbitan Dar
Thiybah, cetakan keempat, tahun 1432 H).
----------
TJ – G4
Tanya: Apakah kita mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang membaca Al
qur'an sedangkan ada orang yang tidak bisa membacanya, mereka hanya bisa membaca
Quran dengan huruf latin bahkan hanya bisa dengan mendengarkan audio?
Jawab: Tentunya qadar pahalanya berbeda bunda. Sebagaimana tingkatan surga juga
disesuaikan dengan hapalan quran (yang diawali bisa, paham, mengamalkan) ini
menggunakan bahasa quran (arab).
Tanya: Assalamu'alaykum Ustadz. Boleh tidak dalam rangka khataman Quran 30 juz
tapi bacanya tidak berurutan dari juz 1, juz 2 dst hingga 30? Tapi
loncat-loncat, misal juz 1, 2, 4 lalu 6 baru juz 3 ,5, Semaunya juz-nya tapi
tetap 30 juz. Adakah hukum/adab mengkhatamkan Quran?
Jawab: Adabnya berurutan. Minimal 1 juz sehari, jika tidak mampu tidak mengapa
sebagian namun tetap berurutan.
Tanya: Assalamualaikum ustadz mau tanya,
kalau baca Al Qur'an khatam 30 juz, khataman apa harus pakai panggang buceng?
Jawab: Sebatas tradisi sepanjang tidak mengarah ke syirik, dibolehkan bunda.
----------
TJ - G5
Tanya: السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Izin bertanya ustadz, Apakah ada faedahnya atau ada
hadistnya bila kita membaca surat-surat tertentu (Selain Surat Alkahfi yang
memang sudah disunnahkan untuk membacanya di setiap malam Jum'at) akan
mendatangkan Rezeki, atau lain sebagainya
Jawab: Sepanjang ada dalil, hadits, silahkan mengamalkannya bunda.
Tanya: Tanya Ustadz:
1. Batasan memperbaiki bacaan itu sampai mana, lalu
mana yang lebih utama belajarkah atau mengajar Alquran?
2. Ustadz apakah ketika ada orang meninggal
disunnahkan membaca surat tertentu?
Jawab:
1. Terus sampai sesuai dengan kaidah yang benar.
Belajar dulu, lalu mengajarkan ini diutamakan. Belajar sambil mengajarkan
sedikit-sedikit, ini juga dibolehkan.
2. Tidak ada dalil khusus.
Tanya: Assalaamu'alaikum ustadz. Ijin bertanya. Bolehkan membaca alqur'an di
hadapan seseorang yang sedang sakit keras dengan harapan si sakit segera
sembuh? Sebaiknya bacaan surat apa yang harus dibaca yaa ustadz. Makasih
sebelumnya.
Jawab: Harapan tetap kepada Allah sebagai penyembuh segala penyakit dengan
perantara ikhtiar manusia. Tawashul dengan bacaan quran (amal ikhlas) kita agar
si sakit sembuh dibolehkan bunda (ada dalilnya).
----------
TJ - G6
Tanya: Assalamu'alaykum ustadz, saya mau bertanya, apakah tetap mendapatkan
pahala bagi pembaca al quran, walaupun dalam membacanya masih terbata-bata?
Jawab: Tetap berpahala, semangat bunda untuk terus belajar.
Tanya: Assalamualaikum ustadz ijin bertanya. Apakah kalau baca Al Quran tapi
panjang pendeknya masih kurang apa mendapat pahala? Makasih ustadz.
Jawab: Dapat in syaa Allah, tetap semangat dalam belajar ya bunda.
Tanya: Assalamualaikum ustadz, bagaimana kalau membaca Al Quran tapi sering
berhenti tidak pada tempatnya karena nafas pendek? Apalagi kalau hamil tua
ustadz. Lagi ustadz, kalau berhenti tidak pada tempatnya dari mana memulainya?
Jawab: Dalam kondisi tertentu (darurat) dibolehkan, tapi tetap berusaha
perbaiki selalu bacaan kita dengan belajar, kalau belum sempat memanggil guru,
belajarlah lewat buku, video, atau cd, tentang panjang pendek, kapan harus berhenti
dan seterusnya.
=================
Kita
tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa
Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment