Home » , , » Menuntut Ilmu

Menuntut Ilmu

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Wednesday, November 14, 2018


Hasil gambar untuk menuntut ilmu
Rekap Kajian Online HA Nanda
Narasumber: Ustadz Dodi Abu El Jundi
Tema: Menuntut Ilmu
Tanggal: 28 September 2018
Jam: 19.30 WIB - Selesai
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖




📗 Menuntut Ilmu
📱 Kajian On-Line
👤 Dodi Abu El Jundi
📻 Group IRINA, MC, IS, ODOJ,
📻 Group Hamba اللّهُ, IDHOL, KUTUB.


بسم الله الرحمن الرحيم

Banyak sekali cara untuk menuntut ilmu diera sekarang ini, karena begitu besarnya arus informasi yang datang silih berganti dan tidak pernah kenal lelah datang ke hadapan kita atau sekeliling dari kita.

Sarana sarana tersebut bisa melalui TV Channel, Media Sosial, Blackberry, Whatsapp, Telegram, Line, Wechat dan banyak lagi yang lainnya.

Ilmu adalah sayyidul ‘amal (penghulunya amal), sehingga tidak ada satu amalan pun yang dilakukan tanpa didasari dengan ilmu. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah kaidah yang telah disepakati ummat,

اَلْعِلْمُ قَبْلَ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ .
Ilmu dahulu sebelum berkata dan berbuat.”
[Lihat Shahih Al-Bukhari, Kitab Al-Ilmu, Bab Al-‘Ilmu Qablal Qaul wal ‘Amal (I/119)]

Ilmu juga merupakan makanan pokok bagi jiwa, yang karenanya jiwa akan menjadi hidup dan jasad akan memiliki adab. Oleh karena itu, Islam mewajibkan ummatnya, baik laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu. Dan hal ini telah ditegaskan oleh Rasulullah   dalam sabdanya,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ .
Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim.”

Bagaimana kita menyikapi fenomena akan hal tersebut....?

1. Ilmu Agama Itu Didatangi, Bukan Ilmu Yang Mendatangi.
Para ulama menjelasakan,

العلم يؤتى و لا يأتي
"Al-Ilmu yu'taa wa laa ya'tii"
"Ilmu (agama) itu didatangi bukan ilmu yang mendatangi"

Perbedaan kita sekarang dengan ulama dahulu karenanya dalam berbagai keterbatasan, ilmu mereka berkah.

Sekarang tiap hari ilmu, nasehat, kisah-kisah motivasi dalam beragama dan ilmu tentang keimanan mendatangi kita, melalui teknologi dan medsos (BBM, WA, Facebook, twitter dll), Akan tetapi hati tetap keras, amal tidak bertambah, hati tidak semakin ikhlas bahkan semakin sombong.

Karenanya hadirilah majelis ilmu datangi ilmu agama dan sumbernya. Karena inilah berkah dalam menuntut ilmu agama dan mencari berkah dari ilmu.

Dalam hadits,

ﻣَﻦْ ﺳَﻠَﻚَ ﻃَﺮِﻳْﻘﺎً ﻳَﻠْﺘَﻤِﺲُ ﻓِﻴْﻪِ ﻋِﻠْﻤﺎً ﺳَﻬَّﻞَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟَﻪُ ﻃَﺮِﻳْﻘﺎً ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ
“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka اللّهُ  akan mudahkan jalannya menuju surga.” ( HR: Muslim)

Ya, ilmu itu dicari dan dituntut serta didatangi, bukan mendatangi. Inga inga inga....!!!!

Kajian Online seperti ini adalah sebagai PELENGKAP bukan sebagai MENU UTAMA dari proses pembelajaran terhadap Agama yang Haq ini.

2. Belajar itu harus bertahap.

Proses belajar itu terbagi atas 3 tahapan

Tahapan 1 :
Seperti pendekar yang baru turun gunung, baru dapet ilmunya, langsung babat dan hantam kromo, ga peduli pokoknya

Tahapan 2 :
Mulai menjalankan ilmu silatnya untuk pertahanan diri saja, dan menuntut ilmu yang lebih dalam lagi

Tahapan 3 :
Mulai mengajarkan Ilmu silatnya ke orang lain (taraf emosi sudah hilang disini, sudah bisa berfikir dengan bijak dan baik).

Jadi... Kendalikan diri kita dalam hal ini, bahwa menuntut ilmu itu awalnya untuk diri kita sendiri bukan untuk menyerang orang lain.

3. Mengetahui kapasitas otak manusia dalam menerima ilmu.

Di antara sebab yang membuat seseorang cepat futur dalam belajar adalah sikap terlalu berlebihan (esktrim). Terlalu menerima banyak sekali ilmu dalam satu waktu ke dirinya untuk belajar tanpa mengenal waktu, tanpa istirahat badan dan tidak memperhatikan tubuhnya.
Cobalah ambil pelajaran dari hadits berikut ini.

Dari Mujahid, ia berkata, aku dan Yahya bin Ja’dah pernah menemui salah seorang Anshor yang merupakan sahabat Rasulullah   ia berkata, para sahabat Rasul membicarakan bekas budak milik Bani ‘Abdul Muthollib. Ia berkata bahwa ia biasa shalat malam (tanpa tidur) dan biasa berpuasa (setiap hari tanpa ada waktu luang untuk tidak puasa). Nabi   pun bersabda, “Akan tetapi aku tidur dan aku shalat malam. Aku pun puasa, namun ada waktu bagiku untuk tidak berpuasa. Siapa yang mencontohiku, maka ia termasuk golonganku. Siapa yang benci terhadap ajaranku, maka ia bukan termasuk golonganku. Setiap amal itu ada masa semangat dan ada masa malasnya. Siapa yang rasa malasnya malah menjerumuskan pada bid’ah, maka ia sungguh telah sesat. Namun siapa yang rasa malasnya masih di atas ajaran Rasul, maka dialah yang mendapat petunjuk.” (HR. Ahmad 5: 409).

Kita mesti bersikap pertengahan termasuk pula dalam belajar agar sikap semangat bisa terus dijaga. Nabi   pernah menasehati ‘Abdullah bin ‘Amr,

لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ وَلأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ
“Dirimu itu memiliki hak yang mesti diperhatikan. Begitu pula keluargamu memiliki hak yang mesti diperhatikan.” (HR. Ahmad 2: 200. Sanad hadits ini hasan).

Begitu pula amalan yang terbaik adalah amalan yang pertengahan dan rutin, walau jumlahnya sedikit. Dari ‘Aisyah, Nabi   bersabda,

وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ
“Sesungguhnya amalan yang paling dicintai di sisi اللّهُ  adalah yang rutin (kontinu) walau jumlahnya sedikit.” (HR. Bukhari no. 5861 dan Muslim no. 782).

Sementara ketika kita berbicara tentang "otak", maka sedikit informasi tentang otak. Otak setiap harinya membutuhkan 25% kalori, Berat otak manusia 6 ons sampai 1,5kg yaitu 1/40 dai berat badan manusia, otak terbagi kedalam tiga bagian yaitu otak neocortex, otak mammalian dan otak reptilian. Saraf bergerak dengan kelajuan 0,5m sesaat ke 100m sesaat (Heimler & Lockard). Ia juga bersambungan dengan cabang saraf yang disebut axon dan dendrite.

Otak neocortex terbagi menjadi dua cerebrum yaitu otak kiri dan otak kanan. Kemampuan otak kita sama canggihnya dengan komputer sebesar bola dunia. Karena tidak terlatih maka kita hanya menggunakan 5 - 10% dari kemampuan mengingat. Otak dapat dilatih dan di tingkatkan menjadi sekitar 300% - 400%.

Singkatnya saja Sebagian besar memori MENGHILANG dalam HITUNGAN DETIK. Proses melupakan itu bagus karena kita tidak perlu menyimpan informasi yang tidak relevan dan membantu menentukan prioritas.

Ketika informasi datang bertubi tubi, maka otak hanya berusaha mengingatnya sesuai dengan kapasitas yang diinginkan saja. Yang tidak penting bagi otak akan menguap secepatnya.

Anggap saja semua informasi itu diperlukan, maka tidak akan mampu kapasitas otak mengingat hal tersebut dalam waktu yang sangat pendek periodenya (1 hari membaca {tidak mendalami} 7-10 materi kajian). Maka semua informasi yang dibutuhkan akan cepat menguap dikarenakan tidak adanya otak yang mampu melakukan "multi tasking".

Jadi dalam hal ini contohlah Rasulullah yang selalu berada di pertengahan dalam melakukan suatu ibadah. Dan amalkanlah hadits diatas, tidak perlu banyak yang penting rutin walaupun sedikit.


4. Beratnya ilmu agama...

Hilal bin 'Alaa' mengatakan:

"MENUNTUT ilmu (agama) itu berat,
MENGHAPALNYA lebih berat dari menuntutnya,
MENGAMALKANNYA lebih berat dari menghapalnya,
dan menjadi orang yg SELAMAT dg ilmu agama itu lebih sulit dari mengamalkannya". [Alkabair, Adz Dzahabi]

Lalu kapan rasa ujub menghinggapi seorang penuntut ilmu, bila dia selalu mengingat pesan ini. Inilah obat bagi penuntut ilmu agama yang mengeluhkan rasa ujub dalam dirinya.

5. Ikhlaslah dalam menuntut ilmu.

Yang dimaksud ikhlas dalam belajar sebagaimana kata Syaikh Sholih Al Ushoimi:

a. Belajar agama untuk menghilangkan kebodohan pada diri sendiri.

b. Belajar agama untuk menghilangkan kebodohan pada orang lain.

c. Belajar agama untuk menghidupkan dan menjaga ilmu.

d. Belajar agama untuk mengamalkan ilmu.

Syaikh Sholih Al ‘Ushoimi lalu berkata,

فالعلم شجرة والعمل ثمرة وإنما يراد العلم بالعمل
“Ilmu itu ibarat pohon, amal itu buahnya. Ilmu itu dicari untuk diamalkan.” (Ta’zhimul ‘Ilmi, hal. 27).

Senantiasa kita berdoa akan beratnya menuntut ilmu (agama) dalam keseharian hidup kita.

Doa yang paling sering Nabi   panjatkan adalah,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

والله أعلم بالصواب


➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA JAWAB


T: Saya mau bertanya ustadz, bagaimana memilih guru yang tepat, biar tidak sesat, syukron
J: Boleh dipelajari beberapa ceramahnya. Apakah menggunakan hawa nafsu atau berdasarkan Al Quran dan Sunnah. Jika hawa nafsu dirinya sendiri, maka carilah guru lainnya


T: Ijin bertanya ustadz. Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim, apakah juga ada kewajiban untuk mengamalkan/mengajarkannya ustadz?  Sekarang ini banyak orang ikut dalam kajian-kajian online bisa beberapa grup kajian, tapi hanya untuk diri sendiri, bagaimana hukumnya ustadz?
J: Pertama memang untuk diri sendiri, maka apa yang diamalkan ibadahnya boleh disampaikan kepada orang lain sekitarnya


T: Jadi sebatas apa yang sudah diamalkan baru bole disampaikan ustadz ya?
J: Khawatir kita mirip MERCUSUAR. Menerangi yang jauuuh dan gelap di diri sendiri. Kecuali Ibadah Wajib ya. Maka boleh mengajak, walaupun kita belum sempurna.


T: Ijin bertanya ustadz, adakah kiatnya agar ilmu yang sudah dipelajari tidak menguap begitu saja?
J: Ilmu yang didapat maka diamalkan dan lakukan REPETISI atau pengulangan. Karena REPETITION IS MOTHER OF SKILL




•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official



Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!