Rekap
Kajian Online HA Ummi Link
Hari/Tgl:
Jum'at, 28 September 2018
Materi:
Tazkiyatun Nufus
Narasumber:
Ustadz Rudi
Waktu
Kajian: 14.00 - 17.00 wib
Notulensi :
Nining
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
السلام عليكم ورحمة اللّه
وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام
على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Perkenalkan
nama saya Rudi Abu Azka dari Divisi Publishing RLC yang berfokus pada
-
Penerbitan buku buku Terapi Quran
-
Tazkiyatun Nufus
-
Terapi Ruhani
-
Menjadi narasumber beberapa acara training Ruqyah Syar'iyyah.
Dan
masih banyak aktifitas lainnya. Insya Allah.
Tema
Kuliah Online ini kita hari ini akan membahas Makna Tazkiyah & Proses
Pembersihan Jiwa
Segala
puji dan syukur bagi Allah Pencipta anusia dengan hati nuraninya yang demikian
mempesona. Shalawat dan salam semoga tercurah senantiasa kepada qudwah hasanah
kita tercinta pemilik hati termulia dan jiwa teragung, juga untuk keluarganya,
para shahabat dan orang-orang yang berjiwa setia kepadanya.
Watak
perjalanan hidup yang panjang dan kadang menjenuhkan memang menuntut persiapan
matang. Khususnya kematangan jiwa, kedewasaan berpikir dan ketepatan sikap.
Namun tidak setiap orang menyadari kepentingan ini, sebagai bagian terpenting
khazanah pemikirannya. Termasuk seorang muslim, dimana perannya yang multi
peran mengharuskannya agar selalu berada di garis depan dalam mengantisipasi
berbagai permasalahan.
Allah
SWT berfirman:
كَمَاۤ اَرْسَلْنَا فِيْکُمْ
رَسُوْلًا مِّنْکُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْکُمْ وَيُعَلِّمُکُمُ
الْكِتٰبَ وَالْحِکْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَ ۗ
kamaaa
arsalnaa fiikum rosuulam mingkum yatluu 'alaikum aayaatinaa wa yuzakkiikum wa
yu'allimukumul-kitaaba wal-hikmata wa yu'allimukum maa lam takuunuu ta'lamuun
"Sebagaimana
Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab
(Al-Quran) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu
ketahui." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 151)
Allah
SWT berfirman:
فَاذْكُرُوْنِيْۤ اَذْكُرْكُمْ وَاشْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
fazkuruuniii
azkurkum wasykuruu lii wa laa takfuruun
"Maka
ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan
janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat
152)
Dalam
Hadist Jami' Tirmidzi No 2383
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ
وَكِيعٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ ح و
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ
أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ ضَمْرَةَ
بْنِ حَبِيبٍ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ
مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
قَالَ وَمَعْنَى قَوْلِهِ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ يَقُولُ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا
قَبْلَ أَنْ يُحَاسَبَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
dari
Syaddad bin Aus dari Nabi ﷺbeliau bersabda: "Orang yang cerdas
adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah
kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa
nafsunya dan berangan angan kepada Allah." Dia berkata: Hadits ini hasan,
dia berkata: Maksud sabda Nabi "Orang yang mempersiapkan diri" dia
berkata: Yaitu orang yang selalu mengoreksi dirinya pada waktu di dunia sebelum
di hisab pada hari Kiamat.
وَيُرْوَى عَنْ عُمَرَ بْنِ
الْخَطَّابِ قَالَ حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ
الْأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ
نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا وَيُرْوَى عَنْ مَيْمُونِ بْنِ مِهْرَانَ قَالَ لَا يَكُونُ
الْعَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ مِنْ أَيْنَ
مَطْعَمُهُ وَمَلْبَسُهُ
Dan
telah diriwayatkan dari Umar bin Al Khottob dia berkata: hisablah (hitunglah)
diri kalian sebelum kalian dihitung dan persiapkanlah untuk hari semua
dihadapkan (kepada Rabb Yang Maha Agung), hisab (perhitungan) akan ringan pada
hari kiamat bagi orang yang selalu menghisab dirinya ketika di dunia." Dan
telah diriwayatkan dari Maimun bin Mihran dia berkata: Seorang hamba tidak akan
bertakwa hingga dia menghisab dirinya sebagaimana dia menghisab temannya dari
mana dia mendapatkan makan dan pakaiannya."
(Hadist Jami' Tirmidzi No 2383)
Seorang
cendekiawan pernah berkata,
"Siapa
pun bisa marah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai,
pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang bijak,
bukanlah hal mudah."
Sebelum
lebih jauh membahas Tazkiyatun Nufus. Kita faham kan dulu kaitan Hati dan
Tazkiyah
Hati
menempati posisi yang sangat strategis dalam kehidupan manusia. Rasulullah,
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, lebih jauh mengatakan:“Istafti qalbaka”,
mintalah fatwa (nasehat dan saran putusan) kepada hatimu. Sementara Steven
R. Covey menulis bahwa suara hati adalah salah satu dari empat anugerah
Pencipta yang terbesar di samping kesadaran diri, kehendak bebas dan imajinasi
kreatif.
Nampaknya
paradigma (cara pandang) inilah yang mewarnai sebahagian besar taujih (arahan)
dan irsyad (bimbingan) beliau yang agung. “Allahumma thahhir qalbahu wa
hashshin farjahu” (Ya Allah, bersihkanlah hatinya dan peliharalah kemaluannya)
adalah do’a beliau untuk permintaan sang pemuda yang meminta izin berzinah
kepadanya. Setelah berlangsung dialog antara beliau dengan sang pemuda itu yang
berakhir dengan kepuasan jiwanya atas bimbingan Rasulullah, shallaahu ‘alaihi
wa sallam, yang demikian bijak.
Tazkiyah
berarti membersihkan atau purification (purifikasi). Dalam psikologi dengan
mudah tazkiyyah dapat dijadikan ukuran untuk perkembangan personality
(kepribadian). Konsep-konsep Al-Quran mengenai kejiwaan, an-nafs al-amarah,
an-nafs al-lawwamah, an-nafs al-mutma'innah, dengan mudah dapat diturunkan
menjadi konsep teoretis ilmu jiwa untuk mengukur kematangan seseorang.
Melihat
betapa penting dan berartinya proses tazkiyah, maka sangatlah dipahami jika
tazkiyah merupakan salah satu fungsi dan tugas Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Sebagaimana tersurat secara eksplisit dalam surah dan ayat diatas.
Jiwa,
Iman dan Dzikrullah, Tiga unsur proses Tazkiah
Pada
hakikatnya, setiap jiwa seringkali mengarahkan kepada perbuatan irrasional,
akibat dominasi pikiran emosional yang buruk terhadap pikiran rasional. Namun,
orang yang beriman, selalu mewarnai jiwanya dengan cucuran rahmat dan Allah
swt. dengan cara ber-dzikr tanpa henti. Dengan cara demikian, jiwa yang buruk
(an-nafsul ammaratun bis suu') akan berubah menjadi jiwa yang kritis (an-nafsul
lawwaamah, jiwa yang selalu mencela dan mengkritik manakala berbuat salah atau
tertinggal bebuat baik) dan an-nafsul muthma'innah, yaitu jiwa yang senantiasa
memotivasi diri agar melakukan pekerjaan-pekerjaan baik. Pada akhirnya,
an-nafsul muthma'innah (pikiran emosional yang telah dirahmati Allah)
senantiasa akan bekerja searah dan saling mendukung dengan pikiran rasional (otak).
Di
sinilah rahasia mengapa Allah swt. memerintahkan setiap mu'min agar selalu
memperkuat tali hubungan dengan Allah
Allah
SWT berfirman:
وَكَيْفَ تَكْفُرُوْنَ وَاَنْـتُمْ
تُتْلٰى عَلَيْكُمْ اٰيٰتُ اللّٰهِ وَفِيْكُمْ رَسُوْلُهٗ ۗ وَمَنْ
يَّعْتَصِمْ بِاللّٰهِ فَقَدْ هُدِيَ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
wa
kaifa takfuruuna wa antum tutlaa 'alaikum aayaatullohi wa fiikum rosuuluh, wa
may ya'tashim billaahi fa qod hudiya ilaa shiroothim mustaqiim
"Dan
bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada
kamu, dan rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barang siapa
berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada
jalan yang lurus." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 101)
Karena
kita seringkali kurang atau tidak mempunyai kendali atas kapan kita dilanda
nafsul amaratun bis suu' (nafsu amarah).
Ilustrasi
sederhana tentang orang yang dikuasai nafsu amarah dibanding dengan orang yang
telah mampu mengendalikan hawa nafsunya (an-nafsul muthma'innah) adalah sebagai
berikut.
Seseorang
sedang mengemudi di jalan tol dengan santai. Tiba-tiba pengemudi mobil lain
dengan sembrono nyaris menyerempet mobil orang tersebut.
Bila
pikiran orang tersebut lepas dari kendali dzikir, sehingga memicu munculnya
nafsu amarah, maka bisa diduga orang itu akan mengumpat, "Sialan! Dia
hampir saja menabrakku! Aku tak akan membiarkannya begitu saja!"
Serta-merta ruas-ruas jari yang menggenggam kemudi mengencang, seakan-akan
sedang mencekik leher orang yang baru menyalipnya. Jantung berdegup kencang dan
otot-otot di wajah tersetel untuk menampilkan raut wajah bersungut-sungut.
Namun,
bila orang tersebut senantiasa menghubungkan pikiran dan hatinya (rasio dan
emosinya) dengan Allah (dzikir), maka orang itu akan berprasangka baik
(husnuzh-zhan) terhadap si pengemudi yang menyalipnya. "Barangkali ia
tidak melihatku, atau ia punya alasan kuat mengapa mengemudi begitu ngawur,
siapa tahu ada keadaan darurat medis. Atau dia tengah menghadapi krisis waktu,
sehingga ia mengemudi tergesa-gesa." Sikap husnuzhzhan akan mampu
menundukkan amarah kemudian menggantinya dengan sikap kasihan.
Tentang
hal ini, seorang cendekiawan pernah berkata: "Nafsu amarah itu muncul tak
pernah tanpa alasan, tapi amat sedikit yang alasannya benar."
Akhir.....
Kiat
membersihkan Hati Nurani
Inilah
beberapa masalah penting yang berkaitan dengan hati serta kiat membersihkannya:
1.
Tidak ada siksaan yang lebih besar yang ditimpakan kepada seorang hamba selain
hati yang keras dan jauh dari Allah
2.
Neraka diciptakan untuk mencairkan hati yang keras.
3.
Hati yang paling jauh dengan Allah ialah hati yang keras.
4.
Jika hati menjadi keras, maka mata pun menjadi liar.
5.
Kekerasan hati bersumber dari empat perkara, yaitu selagi dilakukan hingga
melebihi kebutuhan: Makan, tidur, berkata dan bergaul.
6.
Selagi badan sakit, maka tak ada manfaatnya makanan dan minuman. Begitu pula
hati yang sakit karena syahwat, maka tidak ada gunanya nasihat dan peringatan.
7.
Siapa yang menginginkan agar hatinya bersih, maka hendaklah dia lebih
mementingkan Allah daripada syahwatnya.
8.
Hati yang berkait dengan syahwat akan terhalang dari Allah, tergantung dari
seberapa jauh keterkaitannya itu.
9.
Hati adalah bejana Allah di dunia. Andaikan manusia mengisinya dengan Allah dan
hari akhirat, maka hati itu pun menjadi bening dengan makna-makna kalam Allah
dan ayat-ayatNya, lalu pemiliknya akan mendapatkan hikmah yang mengagumkan.
10.
Jika hati disuapi dengan dzikir, diairi dengan tafakkur dan dibersihkan dari
noda, pemiliknya tentu akan melihat berbagai macam keajaiban dan dia diberi
ilham hikmah.
11.
Tidak setiap orang yang tampak memiliki ma'rifah dan hikmah adalah orang yang
benar-benar memilikinya. Tapi orang yang memiliki ma'rifah dan hikmah adalah
orang yang menghidupkan hatinya dengan cara membunuh hawa nafsu. Sedangkan
orang yang membunuh hatinya dan menghidupkan hawa nafsu, maka ma'rifah dan
hikmah akan menghindar dari lidahnya.
12.
Kehancuran hati karena merasa aman dan lalai, sedangkan kemakmurannya karena
rasa takut dan dzikir.
13.
Jika hati menghindari hidangan dunia, maka ia akan duduk di hadapan hidangan
akhirat bersama orang-orang yang menyeru kepada akhirat. Jika hati ridha
terhadap hidangan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan hidangan akhirat.
14.
Kerinduan kepada Allah dan bersua dengan-Nya merupakan angin sepoi-sepoi yang
berhembus di dalam hati, menjadikan dunia bersinar terang.
15.
Siapa yang meletakkan hatinya di sisi Allah, maka dia akan merasa tenang, dan
siapa yang melepaskan hatinya di tengah manusia, maka dia akan gundah gulana.
16.
Cinta kepada Allah tidak akan masuk ke dalam hati yang mencintai dunia, kecuali
seperti masuknya onta ke lubang jarum.
17.
Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan mengatur jiwanya, membuat
hamba itu mencintai-Nya dan memurnikan ibadahnya, sehingga dia menyibukkan diri
bagi Allah, menyibukkan lidahnya dengan dzikir dan menyibukkan anggota tubuhnya
untuk pengabdian kepada-Nya.
18.
Hati bisa sakit sebagaimana badan yang juga bisa sakit. Penawar sakit hati
adalah taubat dan menjaganya. Hati bisa suram sebagaimana cermin yang juga bisa
suram. Untuk membersihkannya ialah dengan dzikir. Hati bisa telanjang
sebagaimana badan yang juga bisa telanjang. Hiasannya adalah takwa. Hati bisa
lapar dan dahaga seperti halnya badan. Adapun makanan dan minuman hati adalah
ma'rifah, cinta, tawakal dan pasrah kepada Allah.
Ini
saja dahulu yg dapat saya sampaikan. Silahkan untuk dibaca dan dipelajari. Bila
ada hal atau tulisan yang tidak berkenan mohon dibukakan pintu maaf yg seluas
luasnya.
Barokallahu
fiikum.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA-
JAWAB
TJ
- G6
T:
Assalamualaikum.
Ijin bertanya, ustadz. Dalam mencapai tazkiyatun nufus itu, lebih dahulu mana
memberantas penyakit hati atau melakukan amal-amal sholih? Syukron.
J:
Penyakit
hati ada dua macam.
Pertama,
penyakit yang tidak dirasakan sama sekali oleh pemilik hati itu, misalnya
penyakit jahl (kebodohan) dan syubhat (syubhat) atau syukuuk (keraguan).
Kedua,
penyakit yang bisa langsung dirasakan, seperti kecemasan, kesedihan, kesusahan
dan kemarahan. Penyakit ini bisa hilang dengan obat-obat alami, misalnya dengan
membuang faktor penyebabnya atau dengan menggunakan kebalikan dan penghilang
faktor penyebab tersebut. Hati memang bisa sakit dan menderita disebabkan oleh
penyakit dan penderitaan yang menimpa badan, sebagaimana badan seringkali
mengalami sakit dan menderita karena penyakit dan penderitaan yang menimpa
hati. Wallahua'lam
Maka
yg lebih utama adalah dengan melakukan amalan kebajikan. Maka otomatis penyakit
hati tersebut akan hilang.
T:
Assalamu'alaykum
ustadz, izin bertanya. Bagaimana jika kita selalu perbanyak zikir dan ibadah serta beramal,
tapi saat kita mendengar suara atau apapun yang bersifat kuat terdengar dan
tidak sesuai aqidah yang benar, kita terpancing marah ustadz, apa itu salah
satu tanda hati kita masih kotor ustadz? Syukron.
J:
Kadang
kita ingin marah saat agama kita di lecehkan atau dinistakan. Atau itu kita
anggap sesuatu yg menyimpang misalnya. Setiap manusia pasti memiliki sifat
marah yang terpendam dalam dirinya. Sifat ini akan muncul secara otomatis
ketika ada suatu hal yang memantik amarahnya. Yang menjadi perbedaan adalah
sepintar apa ia mengendalikan amarah tersebut hingga tidak menimbulkan sesuatu
yang berlebihan namun rasa amarahnya dapat tersalurkan secara baik dan positif.
Ada
kisah menarik, ada sebuah cermin indah yang bisa kita saksikan dari seorang
Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Kecerdikan seorang Aisyah dalam
mengendalikan amarah patut kita contoh dan bisa kita coba dalam kehidupan
sehari-sehari.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ
لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَعْلَمُ إِذَا كُنْتِ
عَنِّي رَاضِيَةً وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى قَالَتْ فَقُلْتُ وَمِنْ أَيْنَ تَعْرِفُ
ذَلِكَ قَالَ أَمَّا إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً فَإِنَّكِ تَقُولِينَ لَا وَرَبِّ
مُحَمَّدٍ وَإِذَا كُنْتِ غَضْبَى قُلْتِ لَا وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ قَالَتْ قُلْتُ
أَجَلْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَهْجُرُ إِلَّا اسْمَكَ و حَدَّثَنَاه ابْنُ
نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ إِلَى
قَوْلِهِ لَا وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ وَلَمْ يَذْكُرْ مَا بَعْدَهُ
dari
'Aisyah dia berkata; "Rasulullah ﷺ
pernah berkata: "Sesungguhnya aku tahu kapan kamu suka kepadaku dan kapan
kamu marah kepadaku.' Aisyah bertanya; 'Dari mana engkau mengetahui itu, ya
Rasulullah? ' Rasulullah menjawab: "Ketika kamu sedang suka kepadaku, maka
kamu akan mengatakan; Demi Tuhan Muhammad'. Dan ketika kamu sedang marah
kepadaku, maka kamu akan mengatakan; 'Demi Tuhan Ibrahim.' Aisyah berkata,
"Demi Allah ya Rasulullah, memang yang tidak saya sebut ketika saya sedang
marah hanyalah nama engkau."Dan telah menceritakannya kepada kami Ibnu
Numair; Telah menceritakan kepada kami 'Abdah dari Hisyam bin 'Urwah melalui
jalur ini, sampai perkataannya; 'Demi Tuhan Ibrahim.' (tidak ada tambahan
setelah itu). (Hr.muslim no. 4469)
Demikian.
Wallahua'lam.
T:
Assalamualaikum
ustadz. Bagaimana memulai tazkiyatun nufus, sementara hati begitu keras,
menjalankan sholat 5 waktu, tapi setiap ada yang tidak sesuai dengan keinginan,
selalu emosi yang pertama muncul, dengan mudah menyalahkan dan mencela orang
lain. Istighfar sangat jarang dilakukan?!
J:
Wa'alaikum
salaam. Saudariku, tentu kita tidak lalai akan do’a yang satu ini : “Ya Dzat
yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah diriku dalam dien-Mu”.
Begitulah,
menjaga kondisi hati untuk senantiasa istiqomah berada di jalan Allah,
senantiasa bersih dari segala kotoran dan lembut dari segala kekerasan (hati),
tidaklah mudah. Kesibukan dan rutinitas kita yang menguras tenaga dan pikiran,
serta interaksi yang terus menerus dengan masalah duniawi, jika tidak diimbangi
dengan “makanan-makanan” ruhani, terkadang membuat hati menjadi keras, kering,
lalu mati. Padahal sebagai seorang mukmin, dalam melihat berbagai macam
persoalan kehidupan, haruslah dengan mata hati yang jernih.
Dalam
memulai proses tazkiyatun Nafs.Maka paling tidak jalankan Sarana tazkiyahnya,
yaitu berbagai amalan yang berpengaruh baik terhadap jiwa yang sedang sakit.
Sarana ini yang akan menyembuhkan jiwa dari penyakit yang berpengaruh buruk
pada akhlak. Dalam sarana ini ada berbagai amalan yang berdampak positif,
sehingga dengan sarana tersebut jiwa terbebas dari penyakit atau mencapai maqam
keimanan atau akhlaq islami.
Sarana
tersebut adalah dengan Ibadah shalat kita, Zakat, infak, sedekah zikir pikir ikhtiar,
dan sering zikrul maut, dan lain-lain. Yang intinya adalah kita keluarkan
sampah atau kotoran dalam jiwa kita. Wallahua'lam
=======
TJ
- G4
T:
Afwan
ustadz, ijin bertanya. Beberapa tahun terakhir, saya diberi ujian yang sangat
menguras energi dan kesabaran, hingga sekarang saya seperti menikmati setiap
ujian yang masih berjalan, gampang terenyuh (menangis) dan menurunkan semua ego
dunia. Bagaimana caranya supaya kita selalu merasa sebagai hamba yang
diperhatikan Allah tanpa menumbuhkan rasa ujub dan riya, ustadz? Afwan yang
fakir ilmu ini.
J:
Setiap
manusia termasuklah diri saya tidak lari daripada ujian, semuanya pasti diuji
oleh Allah.
Ujian
pula ada berbagai macam bentuknya. Ujian kesusahan, kemiskinan, kesakitan,
ketakutan, bencana alam dan seribu satu macam lagi bentuk ujian yang Allah swt
datangkan pada kita. Ujian-ujian ini semuanya menimbulkan masalah pada kita.
Sebab itu bila seseorang itu punya masalah, hakikatnya dia sedang diuji oleh
Allah swt. Bagi orang mukmin ujian adalah merupakan khabar gembira buat mereka
tetapi derita bagi orang yang sebaliknya.
Gembiranya
orang mukmin diuji karena mereka faham dan yakin bahwa dengan ujian itu Allah
mau menghapuskan dosa-dosa mereka. Mereka gembira karena dosa-dosa mereka akan
disapu bersih oleh Allah melalui sifat redha dan sabar mereka dalam berhadapan
dengan ujian.
Bagaimana
supaya hamba senantiasa diperhatikan Allah? Maka "Bertaqwalah niscaya
Allah akan mengajar kamu".
Bilamana
diri bertaqwa kepada Allah semua masalah akan selesai. Bila diuji kita akan
sabar. Apa saja ketentuan Allah kita akan terima dengan redha. Nikmat yang
Allah karuniakan pada kita akan kita syukuri dan puncak dari itu semua ialah
pertolongan dan bantuan daripada Allah yang tidak putus-putusnya. Banyak sekali
firman Allah yang menjelaskan tentang takwa ini.
T:
Ustadz
ijin bertanya. Bagaimana cara kita menghadapai orang ngeyel, merasa benar
sendiri, karena kalau di biarkan menjadi pembenaran atas sikapnya tersebut .
Dan akan jadi bumerang buat dirinya sendiri, syukron.
J:
Kita
sadar bahwa kita pun tidak selamanya benar. Dan yang paling benar adalah ketika
kita hidup mampu menampilkan kebenaran sesuai dengan aturan yang maha benar
(Allah) dan juga mampu menyampaikan kebenaran sesuai sumber dari yang maha
benar (Allah).
Ketika
ada saudara atau teman yang merasa benar, dan salah menurut sudut pandang kita
maka lantas jangan sampai memutuskan tali persaudaraan. Dan jangan pernah kita
meneliti apa ada gangguan dari pribadinya. Atau beradu pendapat dengannya.
Cukup bagi kita doakan yang terbaik untuk saudara kita tersebut semoga
dilembutkan hatinya.
Sebagai
hamba yang menyadari bahwa diri kita tidak ada yang luput dari kesalahan. Walau
dari sudut pandang kita, kita yg benar. Maka kita menyadari sepenuhnya bahwa
apapun yang ia lakukan apabila tidak menyelisihi Al Qur'an dan sunnah maka
pasti merupakan kebenaran yang mutlak. Bila sebaliknya jelas itu jelas
kesalahan.
Kita
akan menjadi orang benar dan sebenar-benarnya orang, ketika setiap gerak dari hidup
kita selalu termotivasi untuk melaksanakan kebenaran.
Karena
memang hanya orang-orang yang benar sajalah yang akan mendapat rohmat dan
ampunan dari Allah baik dunia maupun akhirat. Hidup meniti kebenaran yang
diajarkan oleh yang maha benar, berarti kita sudah memposisikan diri untuk
menjadi orang benar.
Ibnul
Qayyim Al-Jauziyah mengatakan: Orang-orang yang bahagia adalah orang-orang yang
mengenal kebenaran lalu menjadi pengikutnya. Sedangkan orang yang menderita
adalah orang–orang jahil tentang kebenaran sehingga mereka tersesat, atau
menjadi pengikut hawa nafsunya. Wallahua'lam.
T:
Ustadz,
kalau marah dengan orang yang percaya dengan hari-hari baik bagaimana, boleh tidak?
Susah diajak keluar rumah, kalau menurut perhitungan hari dia tidak baik untuk
keluar rumah.
J:
Ya
jelas. Tidak boleh, ingat sabda NABI Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam "Jangan
marah, bagimu surga.” (HR. Thabrani)
Tapi
beliau perlu di pahamkan bahwa dalam Islam tidak ada hari sial atau buruk.
Semua hari baik. Orang yang percaya dengan hal tersebut disebut Tathayyur
(merasa sial). Itu diharamkan dalam syari’at Islam dan dimasukkan dalam
kategori perbuatan syirik oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena
orang yang bertathayyur menganggap hal-hal tersebut membawa untung dan celaka.
Keyakinan seperti ini jelas menyalahi keyakinan terhadap taqdir (ketentuan)
Allah Azza wa Jalla. Wallahua'lam
=======
TJ
- G1
T:
Ijin
bertanya ustadz, bagaimanakah mengetahui ciri seorang hamba itu ditinggalkan/dibiarkan
oleh Allah? Apakah salah satunya hati yang keras? Jazakillah khyair ustadz
sebelumnya.
J:
Firman
ALLAH Ta’ala:
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ
أَعْمَالاً الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ
أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعاً
Katakanlah:
“Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi
perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam
kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya. Al-Kahfi : 103-104.
Hati
yang keras? Iya bisa jadi ini salah satu yg menyebabkan hamba jauh dari Allah
yaitu hati yang lalai.
مَن يَهْدِ اللّهُ فَهُوَ
الْمُهْتَدِي وَمَن يُضْلِلْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Barangsiapa
yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan
barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.
Al-A’raaf: 178
Tahukah
kita, Batu yang keras, air yang lembut. Ini dua hal yang berbeda. Tiada siapa
dapat menyangka. Air yang mengalir dingin sungai, ternyata terus berupaya
melembutkan batu.
Ini
diumpamakan kejadian hati dan zikir.
Hati
bisa jadi sekeras batu.
Zikir
sesejuk air mengalir,
Ia
bisa melembutkan hati
Apa
yang bisa menjadi pelembut hati tersebut? Yaitu tiada lain dan bukan adalah
zikrullah. Wallahua'lam
T:
Ijin
bertanya ustadz, bagaimana cara menyikapi seseorang yang tidak suka kepada
kita, padahal kita sudah berbuat baik kepadanya, tapi apa yang kita kerjakan tidak
ada yang benar di hadapannya, apa salah kalau kita cuek dan menjauhinya, tidak
benci kepadanya, tapi daripada kita dekat-dekat nanti malah timbul lagi masalah?!
jazakallah khair ustadz.
J:
Jangan
kita balas ketidak-sukaan seseorang dengan dengan kebencian. Walaupun kita sudah
berbuat baik kepadanya. Teruslah untuk menanam kebaikan kepadanya. Jangan
berhenti. Jadikan ia sebagai ladang amal untuk terus bersyukur. Mungkin ini
ujian kita. Orang yang berpandangan negatif kepada kita jadikan cermin untuk
diri agar kita tidak berbuat demikian. Jangan jauhi orang tersebut tetapi terus
kita tetap silaturahim dengannya. Maafkanlah saudara kita tersebut dan terus
mendoakan kebaikan untuknya. Jika kejahatan di balas kejahatan, maka itu adalah
dendam. Jika kebaikan dibalas kebaikan itu adalah perkara biasa. Jika kebaikan
dibalas kejahatan, itu adalah zalim. Tapi jika kejahatan dibalas kebaikan, itu
adalah mulia dan terpuji. ”Boleh jadi
kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak Mengetahui.” (QS, al-Baqarah [2]: 216). Wallahua'lam
=======
TJ
- G3
T:
Ijin
bertanya ustadz. Apa maksud dari di atas syaddad bin aus (berangan-angan
kepada Allah)
J:
Berangan-angan
kepada Allah maksudnya dari hadits tersebut adalah berangan-angan atas
pemberian Allah.
T:
Bolehkah melakukan zikir pagi-petang sambil beraktifitas? Karena kesibukan pagi
hari menyiapkan sarapan dan bekal bagi keluarga sehingga berpacu dengan waktu, terkadang
setelah doanya untuk dzikirnya sambil masak.
J:
Dzikir
terbagi dua: Dzikir Mutlak dan Dzikir Muqayyad.
Dzikir
Mutlak adalah dzikir yang tidak ditentukan oleh syara’ kapan
dibacanya, maka boleh kapan saja Dzikir Mutlak dibaca selama tidak pada waktu
yang seharusnya dibaca dzikir muqayyad.
Sedangkan
Dzikir Muqayyad adalah dzikir yang ditentukan oleh syara’ kapan
dibacanya seperti dzikir setelah shalat, Zikir Pagi Petang, dzikir ketika masuk
masjid dan keluar masjid, dzikir memakai pakaian dan melepasnya dan sebagainya.
Maka
dalam hal, sebagai bukti, kecintaan kepada Allah maka kesibukan kita yang
banyak janganlah menghalangi kita untuk berdzikir di pagi hari, boleh dibaca
zikir paginya yang mudah saja. Atau diringkas. Jadi tidak dilakukan zikir pagi
tersebut dibarengi aktifitas lain. Wallahua'lam.
T:
Mengambil
analogi seperti yang ustadz contohkan pada kasus pengendara, seringkali pada
'pukulan' pertama menuruti nafsu amarah, tapi baru kemudian bisa tersadar dan
istighfar, karena belum lulus-lulus, diuji lagi dengan hal-hal mirip. Mohon doa
ustadz, biar bisa lulus sabar di pukulan pertama. Jazakallah khair.
J:
Wa'alaikum
salaam. Melenyapkan sikap atau sifat marah itu memang bukanlah suatu perkara
yang mudah. Diperlukan adanya pelatihan yang serius dan di bawah bimbingan
seseorang atau beberapa orang yang benar-benar ahli menyembuhkan
penyakit-penyakit batin, mengusir bisikan-bisikan dan tipu daya setan dan
iblis. Karena kemarahan itu pada hakikatnya adalah hadirnya makhluk jahat itu
ke dalam jiwa dan hati manusia, dengan tujuan ingin menghancurkan manusia dari
dalam dirinya, sebagaimana sabda Rasulullah,
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ
خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ
فَلْيَتَوَضَّأْ
Rasulullah
ﷺ pernah bersabda: "Sesungguhnya marah itu dari setan dan
setan diciptakan dari api, sementara api akan mati dengan air, maka jika salah
seorang dari kalian marah hendaklah berwudhu." (HR.Abu Dawud no. 4152)
Beliau
telah mengajarkan bagaimana menghilangkan amarah itu, ketika suatu hari Nabi
memasuki rumah ‘Aisyah dan saat itu ia sedang marah, lalu beliau menarik ujung
hidung ‘Aisyah sambil membaca doa:
Allaahummaghfirlii
dzanbii wadzhab ghaizha qalbii wa ajirnii minasy syaithaanir rajiim.. “YaAllah
ampunilah diriku dari dosaku dan hilangkanlah kemarahan itu di dalam hatiku dan
peliharalah aku dari godaan setan.” (HR. Ibnu Sunni dari ‘Aisyah).
Wallahu
a’lam.
=======
TJ
- G5
T:
Afwan
ustadz, bagaimana caranya mengingatkan orang yang dendam dan selalu mengungkit-ungkit
kejadian masa lalu? Apakah bisa dengan Ruqyah Syar'iyyah?
J:
Sangat
bisa. Coba di terapi Ruqyah Syar'iyyah. Dan diajak ngobrol 4 mata dahulu.
Dicari sumber masalahnya. Dengan Siapa orang-orang yang telah membuat sakit, secara fisik maupun
psikis. Sehingga Ia berontak ingin membalas dendam.
Memaafkan
memang tidak mudah. Namun ia adalah pelepasan semua beban fikiran, dan
pembersihannya dari berbagai muatan negatif, merasa bersalah, bersedih, minder,
frustasi, atau stress. karena semuanya telah terjadi, sepedih apapun, dimana
waktu tidak bisa diputar kembali. Sedang hidup harus tetap berjalan dan harus
dinikmati dengan penuh rasa syukur. Ikhlas kan, Maafkan dan ridho atas semua
takdir yang terjadi.
Ya
Allah, mudahkanlah kami memaafkan kesalahan, dan lindungilah kami dari
kesengajaan menyakiti orang-orang yang tidak berhak disakiti!
T:
Assalamu'alaikum
ustadz, izin bertanya. Ada yang bilang kalau minta ruqyah nanti di hisab, padahal
kita kan umumnya berdosa pasti dihisab dulu, ada juga ustadz yang bilang yang
dihisab itu kalau ruqyah yang non syar'i, mohon penjelasan dan dalilnya.
J:
Bismillah.
Masalah ini perlu penjelasan yang sangat lengkap. Mengutip dari sebuah artikel
tentang ANGGAPAN RUQYAH TERLARANG - Hukum Meminta Ruqyah (Meluruskan
Pemahaman Yg Keliru) yang ditulis oleh Ustadz KH. Riyadh Rosyadi.
Ada
sebagian orang keliru dalam memahami berberapa hadits terkait dengan ruqyah
lalu berkesimpulan melarang atau menghindari dari segala yang terkait dengan
ruqyah. Diantaranya bersandar kepada beberapa hadits berikut :
١. عن جابر رضي الله
عنه قال : نهي رسول الله ﷺ عن الرُّقي
(رواه مسلم)
“Dari
sahabat Jabir r.a berkata : RasuluLLLah ﷺ
telah melarang Ruqyah”
(HR.
Muslim)
٢. عن ابن مسعود رضي
الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ : إنّ الرقى و التِّوالة
شِرْكٌ (رواه حاكم و صححه – المستدرك، كتاب الطب)
“Dari
Ibn Mas’ud r.a berkata : Bersabda RasuluLLah ﷺ
: Sesungguhnya Ruqyah dan Tiwalah (sejenis ‘pelet’) adalah perbuatan Syirik” (HR. Hakim - Al Mustadrak,
kitab Pengobatan)
٣. عن ابن عباس رضي الله
عنه قال : قال رسول الله ﷺ : " يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ
حِسَابٍ ، قَالُوا وَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هُمُ الَّذِينَ لا يَكْتَوُونَ
وَلا يَسْتَرْقُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
(رواه الشيخان)
Dari
Ibn Abbas ra, dia berkata: Telah bersabda RasuluLLah ﷺ
: Akan masuk surga tanpa hisab dari umatku sebanyak 70 ribu orang. Para sahabat
bertanya, siapakah mereka itu ya RasuluLLah ? Beliau bersabda : mereka itu
adalah orang-orang yang tidak minta di-dan tidak minta diruqyah dan mereka
bertawakkal kepada Robb mereka. (HR. Bukhari-Muslim)
و في رواية عند مسلم : هُمُ
الَّذِينَ لا يرقون وَلا يَسْتَرْقُونَ ولا يتطيّرون ولا يَكْتَوُونَ وَعَلَى
رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Dalam
riwayat Imam Muslim (dg kalimat): “mereka itu yang tidak meruqyah dan tidak
minta diruqyah tidak tathoyyur, tidak minta di-kay dan mereka bertawakkal
kepada Robb mereka”.
Kekeliruan
itu berakar dari kekeliruan memahami istilah ruqyah itu sendiri. Dianggapnya
setiap penyebutan kata ruqyah/ruqo (الرقى/الرقية)
pastilah ruqyah syar'iyyah. Padahal secara makna arti ruqyah itu sendiri
adalah: Mantera/jampi. Dan itu bisa terdefinisi sebagai Ruqyah Syar'iyyah
ataukah Ruqyah Syirkiyyah (jahiliyyah/syaithaniyyah). Sebagaimana yang
dikonsultasikan seorang sahabat yang bernama 'Auf bin Malik Al-Asyja'iy kepada
baginda Nabi ﷺ :
عَنْ عَوْفٍ بْنِ
مَالِكٍ رضي الله عنه قـال : كُنَّا نَرْقِي فِى الْجَـاهِلِيَّةِ، فَقُلْنـَا يـَا
رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى بِذلِكَ ؟ فَقَالَ : أَعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ
لاَ بَـأْسَ بِالرُّقَى مَالَمْ يَكُنْ شِرْكـاً
(رواه مسلم)
Dari
sahabat ‘Auf bin Malik ra dia berkata : Kami dahulu meruqyah di masa
Jahiliyyah, maka kami bertanya : “Ya RosuluLLaah, bagaimana menurut pendapatmu
?” Beliau ﷺ menjawab : “Tunjukkan padaku
Ruqyah (mantera) kalian itu. Tidak mengapa mantera itu selama tidak mengandung
kesyirikan” (HR. Muslim).
Atau
hadits Jabir bin AbdiLLaah radhiaLLaahu 'anhu berikut:
عن جابر رضي الله
عنه قال نهي رسول الله صلى لله عليه و سلَم عن الرُّقي فجاء آل عمرو بن حزم،
فقالوا : يا رسول الله إنّه كانت عندنا رقية نرقى بها من العقرب، قال : فعرضوا عليه،
فقال : ما أرى بـأساً، من استطاع أن ينفع أخاه فلينفعه (رواه مسلم)
Dari
Jabir ra berkata : RasuluLlah ﷺ
telah melarang Ruqyah. Maka datanglah keluarga ‘Amru bin Hazm, mereka berkata :
Yaa RosulaLLaah bahwa kami memiliki Ruqyah (mantera) yang biasa kami
meruqyahnya jika terkena gangguan kalajengking. Maka mereka menunjukkankan
(Ruqyah itu) kepada RasuluLLaah ﷺ.
Lalu beliau bersabda : saya memandang tidak apa-apa ruqyah kalian itu.
Barangsiapa yang mampu memberi manfaat bagi saudaranya, maka lakukanlah.
(HR. Muslim)
Jika
kita posisikan konteks pemaknaan kata ruqyah pada tempatnya maka tidak akan
keliru lagi memahaminya. Termasuk hadits tentang kriteria 70 ribu orang yang
masuk surga tanpa hisab itu adalah "tidak meruqyah atau meminta ruqyah
dengan ruqyah syirkiyyah/jahiliyyah/syaithaniyyah terbukti kalimat ruqyah di
hadits tsb disandingkan dg segala perbuatan/kebiasaan jahiliyyah (Tathoyuur,
Kay dg besi panas). Adapun minta diruqyah dengan ruqyah syar'iyyah tentu tidak
mengapa bahkan sangat terpuji karena artinya berobat dengan Al-Quran dan dengan
doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ.
T:
Dulu pernah saya ruqyah, dan ustadznya suruh kita tidur bareng-bareng yang
ruqyah, kemudian nanti ada dari ibu-ibu yang di ruqyah pas di suruh pejam mata
bisa melihat jin, jadi jinnya berdialog dengan ustadz tersebut melalui ibu itu,
ustadz menanyakan apa ada orang yang sengaja menyantet atau jinnya datang
sendiri ke tubuh orang-orang yang di ruqyah itu. Terakhir nanti ustadz nanya
masih adakah jin ditubuh ibu tadi, biasanya jin yang dikeluarkan dari tubuh orang-orang
yang di ruqyah nempel sebagian di ibu-ibu yang bisa lihat makhluk halus tadi, jadi
biasanya ustadz dengan sebuah sapu lidi kecil mukul-mukul bagian tubuh ibu-ibu
tadi untuk mengusir jin tadi, kalau bandel biasanya di azankan. Maaf panjang banget,
jadi
menurut ustadz bagaimana praktek ruqyah seperti ini?
J:
Wa'alaikum
salaam. Ruqyah dibolehkan apabila terpenuhi tiga syarat, apabila tidak
terpenuhi maka dilarang, yaitu:
1.
Meyakini bahwa ruqyah tersebut dapat bermanfaat dengan izin Allah ta’ala
semata.
2.
Tidak mengandung penyelisihan terhadap syari’at, yaitu syirik, bid’ah dan
maksiat,
□
Contoh ruqyah yang mengandung syirik seperti memohon kepada selain Allah
ta’ala, adanya penyembelihan untuk selain Allah, menggunakan jimat sebagai
medianya, dan lain-lain.
□
Contoh ruqyah yang mengandung bid’ah seperti menciptakan bacaan-bacaan tertentu
yang tidak berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, meruqyah secara berjama’ah,
dan lain-lain.
□
Contoh ruqyah yang menganduk maksiat seperti adanya campur baur antara
laki-laki dan wanita tanpa suatu alasan darurat, peruqyah menyentuh wanita yang
diruqyah, berdua-duaan dengannya, dan lain-lain.
3.
Menggunakan bahasa yang dipahami, yaitu ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang
berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan mantra-mantra yang tidak dipahami
maknanya. (Lihat Al-Qoulul Mufid, 1/187)
WallahuA'lam
Semoga
Bermanfaat
T:
Izin
bertanya Ustdz. Apakah dzikir boleh di segala waktu juga tempat? Kadang tanpa
sadar saya dzikir maaf di kamar mandi juga, bagaimana ustadz untuk hal ini
dzikir dalam hati? Kadang pas sakit dzikir terus tidak sadar di tempat tersebut
(kamar mandi). Syukron Ustadz
J:
Allah
SWT berfirman:
اُتْلُ مَاۤ اُوْحِيَ اِلَيْكَ
مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ ۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ
ۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ
ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
utlu
maaa uuhiya ilaika minal-kitaabi wa aqimish-sholaah, innash-sholaata tan-haa
'anil-fahsyaaa`i wal-mungkar, walazikrullohi akbar, wallohu ya'lamu maa
tashna'uun
"Bacalah
Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah
sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan
(ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah
yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS.
Al-'Ankabut 29: Ayat 45)
Salah
satu tanda kepribadian seorang muslim itu adalah berzikir. Kita dianjurkan
berdzikir setiap saat, dari bangun hingga tidur kembali. Secara harfiah, arti
dzikir adalah mengingat Allah dengan menyebut nama-nama-Nya.
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ
مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
Nabi
ﷺ bersabda: "Permisalan orang
yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya seperti orang
yang hidup dengan yang mati." (HR. Bukhari no. 5928)
Insya
Allah, dengan membiasakan lidah untuk mengucap kalimat-kalimat thayyibah, akan
semakin mempertinggi ma'rifat kita kepada Allah. Dengan dekat kepada Allah,
hati jadi tenang.
Dzikir
terbagi dua: Dzikir Mutlak dan Dzikir Muqayyad. Dzikir Mutlak adalah dzikir
yang tidak ditentukan oleh syara’ (Al Qur’an atau hadits) kapan dibacanya, maka
boleh kapan saja.
Dzikir
Mutlak dibaca selama tidak pada waktu yang seharusnya dibaca dzikir muqayyad.
Sedangkan Dzikir Muqayyad adalah dzikir yang ditentukan oleh syara’ kapan
dibacanya seperti dzikir setelah shalat, dzikir ketika masuk masjid dan keluar
masjid, dzikir memakai pakaian dan melepasnya dan lain-lain.
Adapun,
Dzikir dengan hati itu disyari’atkan setiap saat dan di setiap tempat termasuk
di kamar mandi dan tempat lainnya. Yang dimakruhkan di kamar mandi dan tempat
kotor semisalnya adalah berdzikir dengan lisan. Hal ini dilarang dalam rangka
mengagungkan Allah Ta’ala. Yang dikecualikan ketika di kamar mandi adalah
membaca basmalah saat wudhu. Membaca basmalah di tempat tersebut dibolehkan
ketika sulit berwudhu di luar kamar mandi. Membaca basmalah ketika wudhu itu
wajib menurut sebagian ulama, namun dianggap sunnah muakkad oleh jumhur
(mayoritas ulama).
[Majmu’
Fatawa wa Maqolat Ibnu Baz, 5: 381]
Wallahu'alam.
=======
TJ
- G2
T:
Jika
tidak dicintai Allah berarti tidak akan mengatur jiwanya untuk mencintaiNya. Adakah
caranya agar Allah mencintai kita?
J:
Ya.
Allah menganugerahkan ilmu kepada hamba-hamba-Nya yang tiada kesempurnaan bagi mereka
tanpanya, sehingga semua gerak-gerik kita sesuai dengan apa yang dicintai dan
yang diridhai Allah.
Allah
mengutus para rasul-Nya, menurunkan kitab-kitab-Nya, dan menetapkan
syariat-Nya. Kesempurnaan hakiki seorang hamba adalah kalau gerak dan
aktivitasnya selaras dengan apa yang dicintai Allah.
Agar
Allah mencintai kita, maka Allah menjadikan ittibaa' (mengikuti) rasul-
Nya
sebagai bukti cinta kepada-Nya.
"قُلْ إِن كُنتُمْ
تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٣١﴾
"Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (Q.S. Al Imran: 31)
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment