Tazkiyatun Nufus

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Wednesday, November 14, 2018


Hasil gambar untuk tazkiyatun nufus
Rekap Kajian Online HA Ummi Link
Hari/Tgl: Jum'at, 28 September 2018 
Materi: Tazkiyatun Nufus
Narasumber: Ustadz Rudi
Waktu Kajian: 14.00 - 17.00 wib
Notulensi    :  Nining
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖





السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Perkenalkan nama saya Rudi Abu Azka dari Divisi Publishing RLC yang berfokus pada
- Penerbitan buku buku Terapi Quran
- Tazkiyatun Nufus
- Terapi Ruhani
- Menjadi narasumber beberapa acara training Ruqyah Syar'iyyah.
Dan masih banyak aktifitas lainnya. Insya Allah.

Tema Kuliah Online ini kita hari ini akan membahas Makna Tazkiyah & Proses Pembersihan Jiwa

Segala puji dan syukur bagi Allah Pencipta anusia dengan hati nuraninya yang demikian mempesona. Shalawat dan salam semoga tercurah senantiasa kepada qudwah hasanah kita tercinta pemilik hati termulia dan jiwa teragung, juga untuk keluarganya, para shahabat dan orang-orang yang berjiwa setia kepadanya.

Watak perjalanan hidup yang panjang dan kadang menjenuhkan memang menuntut persiapan matang. Khususnya kematangan jiwa, kedewasaan berpikir dan ketepatan sikap. Namun tidak setiap orang menyadari kepentingan ini, sebagai bagian terpenting khazanah pemikirannya. Termasuk seorang muslim, dimana perannya yang multi peran mengharuskannya agar selalu berada di garis depan dalam mengantisipasi berbagai permasalahan.

Allah SWT berfirman:

كَمَاۤ اَرْسَلْنَا فِيْکُمْ رَسُوْلًا مِّنْکُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْکُمْ وَيُعَلِّمُکُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِکْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَ  ۗ 
kamaaa arsalnaa fiikum rosuulam mingkum yatluu 'alaikum aayaatinaa wa yuzakkiikum wa yu'allimukumul-kitaaba wal-hikmata wa yu'allimukum maa lam takuunuu ta'lamuun

"Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Quran) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 151)

Allah SWT berfirman:

فَاذْكُرُوْنِيْۤ  اَذْكُرْكُمْ وَاشْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
fazkuruuniii azkurkum wasykuruu lii wa laa takfuruun

"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 152)

Dalam Hadist Jami' Tirmidzi No 2383

حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ حَبِيبٍ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ قَالَ وَمَعْنَى قَوْلِهِ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ يَقُولُ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا قَبْلَ أَنْ يُحَاسَبَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

dari Syaddad bin Aus dari Nabi beliau bersabda: "Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah." Dia berkata: Hadits ini hasan, dia berkata: Maksud sabda Nabi "Orang yang mempersiapkan diri" dia berkata: Yaitu orang yang selalu mengoreksi dirinya pada waktu di dunia sebelum di hisab pada hari Kiamat.

وَيُرْوَى عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا وَيُرْوَى عَنْ مَيْمُونِ بْنِ مِهْرَانَ قَالَ لَا يَكُونُ الْعَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ مِنْ أَيْنَ مَطْعَمُهُ وَمَلْبَسُهُ

Dan telah diriwayatkan dari Umar bin Al Khottob dia berkata: hisablah (hitunglah) diri kalian sebelum kalian dihitung dan persiapkanlah untuk hari semua dihadapkan (kepada Rabb Yang Maha Agung), hisab (perhitungan) akan ringan pada hari kiamat bagi orang yang selalu menghisab dirinya ketika di dunia." Dan telah diriwayatkan dari Maimun bin Mihran dia berkata: Seorang hamba tidak akan bertakwa hingga dia menghisab dirinya sebagaimana dia menghisab temannya dari mana dia mendapatkan makan dan pakaiannya." (Hadist Jami' Tirmidzi No 2383)

Seorang cendekiawan pernah berkata,
"Siapa pun bisa marah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang bijak, bukanlah hal mudah."

Sebelum lebih jauh membahas Tazkiyatun Nufus. Kita faham kan dulu kaitan Hati dan Tazkiyah

Hati menempati posisi yang sangat strategis dalam kehidupan manusia. Rasulullah, shallallaahu ‘alaihi wa sallam, lebih jauh mengatakan:“Istafti qalbaka”, mintalah fatwa (nasehat dan saran putusan) kepada hatimu. Sementara Steven R. Covey menulis bahwa suara hati adalah salah satu dari empat anugerah Pencipta yang terbesar di samping kesadaran diri, kehendak bebas dan imajinasi kreatif.

Nampaknya paradigma (cara pandang) inilah yang mewarnai sebahagian besar taujih (arahan) dan irsyad (bimbingan) beliau yang agung. “Allahumma thahhir qalbahu wa hashshin farjahu” (Ya Allah, bersihkanlah hatinya dan peliharalah kemaluannya) adalah do’a beliau untuk permintaan sang pemuda yang meminta izin berzinah kepadanya. Setelah berlangsung dialog antara beliau dengan sang pemuda itu yang berakhir dengan kepuasan jiwanya atas bimbingan Rasulullah, shallaahu ‘alaihi wa sallam, yang demikian bijak.

Tazkiyah berarti membersihkan atau purification (purifikasi). Dalam psikologi dengan mudah tazkiyyah dapat dijadikan ukuran untuk perkembangan personality (kepribadian). Konsep-konsep Al-Quran mengenai kejiwaan, an-nafs al-amarah, an-nafs al-lawwamah, an-nafs al-mutma'innah, dengan mudah dapat diturunkan menjadi konsep teoretis ilmu jiwa untuk mengukur kematangan seseorang.

Melihat betapa penting dan berartinya proses tazkiyah, maka sangatlah dipahami jika tazkiyah merupakan salah satu fungsi dan tugas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana tersurat secara eksplisit dalam surah dan ayat diatas.

Jiwa, Iman dan Dzikrullah, Tiga unsur proses Tazkiah

Pada hakikatnya, setiap jiwa seringkali mengarahkan kepada perbuatan irrasional, akibat dominasi pikiran emosional yang buruk terhadap pikiran rasional. Namun, orang yang beriman, selalu mewarnai jiwanya dengan cucuran rahmat dan Allah swt. dengan cara ber-dzikr tanpa henti. Dengan cara demikian, jiwa yang buruk (an-nafsul ammaratun bis suu') akan berubah menjadi jiwa yang kritis (an-nafsul lawwaamah, jiwa yang selalu mencela dan mengkritik manakala berbuat salah atau tertinggal bebuat baik) dan an-nafsul muthma'innah, yaitu jiwa yang senantiasa memotivasi diri agar melakukan pekerjaan-pekerjaan baik. Pada akhirnya, an-nafsul muthma'innah (pikiran emosional yang telah dirahmati Allah) senantiasa akan bekerja searah dan saling mendukung dengan pikiran rasional (otak).

Di sinilah rahasia mengapa Allah swt. memerintahkan setiap mu'min agar selalu memperkuat tali hubungan dengan Allah
Allah SWT berfirman:

وَكَيْفَ تَكْفُرُوْنَ وَاَنْـتُمْ تُتْلٰى عَلَيْكُمْ اٰيٰتُ اللّٰهِ وَفِيْكُمْ رَسُوْلُهٗ  ۗ  وَمَنْ يَّعْتَصِمْ بِاللّٰهِ فَقَدْ هُدِيَ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
wa kaifa takfuruuna wa antum tutlaa 'alaikum aayaatullohi wa fiikum rosuuluh, wa may ya'tashim billaahi fa qod hudiya ilaa shiroothim mustaqiim

"Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barang siapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 101)

Karena kita seringkali kurang atau tidak mempunyai kendali atas kapan kita dilanda nafsul amaratun bis suu' (nafsu amarah).

Ilustrasi sederhana tentang orang yang dikuasai nafsu amarah dibanding dengan orang yang telah mampu mengendalikan hawa nafsunya (an-nafsul muthma'innah) adalah sebagai berikut.

Seseorang sedang mengemudi di jalan tol dengan santai. Tiba-tiba pengemudi mobil lain dengan sembrono nyaris menyerempet mobil orang tersebut.

Bila pikiran orang tersebut lepas dari kendali dzikir, sehingga memicu munculnya nafsu amarah, maka bisa diduga orang itu akan mengumpat, "Sialan! Dia hampir saja menabrakku! Aku tak akan membiarkannya begitu saja!" Serta-merta ruas-ruas jari yang menggenggam kemudi mengencang, seakan-akan sedang mencekik leher orang yang baru menyalipnya. Jantung berdegup kencang dan otot-otot di wajah tersetel untuk menampilkan raut wajah bersungut-sungut.

Namun, bila orang tersebut senantiasa menghubungkan pikiran dan hatinya (rasio dan emosinya) dengan Allah (dzikir), maka orang itu akan berprasangka baik (husnuzh-zhan) terhadap si pengemudi yang menyalipnya. "Barangkali ia tidak melihatku, atau ia punya alasan kuat mengapa mengemudi begitu ngawur, siapa tahu ada keadaan darurat medis. Atau dia tengah menghadapi krisis waktu, sehingga ia mengemudi tergesa-gesa." Sikap husnuzhzhan akan mampu menundukkan amarah kemudian menggantinya dengan sikap kasihan.

Tentang hal ini, seorang cendekiawan pernah berkata: "Nafsu amarah itu muncul tak pernah tanpa alasan, tapi amat sedikit yang alasannya benar."
Akhir.....

Kiat membersihkan Hati Nurani

Inilah beberapa masalah penting yang berkaitan dengan hati serta kiat membersihkannya:

1. Tidak ada siksaan yang lebih besar yang ditimpakan kepada seorang hamba selain hati yang keras dan jauh dari Allah

2. Neraka diciptakan untuk mencairkan hati yang keras.

3. Hati yang paling jauh dengan Allah ialah hati yang keras.

4. Jika hati menjadi keras, maka mata pun menjadi liar.

5. Kekerasan hati bersumber dari empat perkara, yaitu selagi dilakukan hingga melebihi kebutuhan: Makan, tidur, berkata dan bergaul.

6. Selagi badan sakit, maka tak ada manfaatnya makanan dan minuman. Begitu pula hati yang sakit karena syahwat, maka tidak ada gunanya nasihat dan peringatan.

7. Siapa yang menginginkan agar hatinya bersih, maka hendaklah dia lebih mementingkan Allah daripada syahwatnya.

8. Hati yang berkait dengan syahwat akan terhalang dari Allah, tergantung dari seberapa jauh keterkaitannya itu.

9. Hati adalah bejana Allah di dunia. Andaikan manusia mengisinya dengan Allah dan hari akhirat, maka hati itu pun menjadi bening dengan makna-makna kalam Allah dan ayat-ayatNya, lalu pemiliknya akan mendapatkan hikmah yang mengagumkan.

10. Jika hati disuapi dengan dzikir, diairi dengan tafakkur dan dibersihkan dari noda, pemiliknya tentu akan melihat berbagai macam keajaiban dan dia diberi ilham hikmah.

11. Tidak setiap orang yang tampak memiliki ma'rifah dan hikmah adalah orang yang benar-benar memilikinya. Tapi orang yang memiliki ma'rifah dan hikmah adalah orang yang menghidupkan hatinya dengan cara membunuh hawa nafsu. Sedangkan orang yang membunuh hatinya dan menghidupkan hawa nafsu, maka ma'rifah dan hikmah akan menghindar dari lidahnya.

12. Kehancuran hati karena merasa aman dan lalai, sedangkan kemakmurannya karena rasa takut dan dzikir.

13. Jika hati menghindari hidangan dunia, maka ia akan duduk di hadapan hidangan akhirat bersama orang-orang yang menyeru kepada akhirat. Jika hati ridha terhadap hidangan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan hidangan akhirat.

14. Kerinduan kepada Allah dan bersua dengan-Nya merupakan angin sepoi-sepoi yang berhembus di dalam hati, menjadikan dunia bersinar terang.

15. Siapa yang meletakkan hatinya di sisi Allah, maka dia akan merasa tenang, dan siapa yang melepaskan hatinya di tengah manusia, maka dia akan gundah gulana.

16. Cinta kepada Allah tidak akan masuk ke dalam hati yang mencintai dunia, kecuali seperti masuknya onta ke lubang jarum.

17. Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan mengatur jiwanya, membuat hamba itu mencintai-Nya dan memurnikan ibadahnya, sehingga dia menyibukkan diri bagi Allah, menyibukkan lidahnya dengan dzikir dan menyibukkan anggota tubuhnya untuk pengabdian kepada-Nya.

18. Hati bisa sakit sebagaimana badan yang juga bisa sakit. Penawar sakit hati adalah taubat dan menjaganya. Hati bisa suram sebagaimana cermin yang juga bisa suram. Untuk membersihkannya ialah dengan dzikir. Hati bisa telanjang sebagaimana badan yang juga bisa telanjang. Hiasannya adalah takwa. Hati bisa lapar dan dahaga seperti halnya badan. Adapun makanan dan minuman hati adalah ma'rifah, cinta, tawakal dan pasrah kepada Allah.

Ini saja dahulu yg dapat saya sampaikan. Silahkan untuk dibaca dan dipelajari. Bila ada hal atau tulisan yang tidak berkenan mohon dibukakan pintu maaf yg seluas luasnya.

Barokallahu fiikum.


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA- JAWAB


TJ - G6

T: Assalamualaikum. Ijin bertanya, ustadz. Dalam mencapai tazkiyatun nufus itu, lebih dahulu mana memberantas penyakit hati atau melakukan amal-amal sholih? Syukron.
J: Penyakit hati ada dua macam.
Pertama, penyakit yang tidak dirasakan sama sekali oleh pemilik hati itu, misalnya penyakit jahl (kebodohan) dan syubhat (syubhat) atau syukuuk (keraguan).
Kedua, penyakit yang bisa langsung dirasakan, seperti kecemasan, kesedihan, kesusahan dan kemarahan. Penyakit ini bisa hilang dengan obat-obat alami, misalnya dengan membuang faktor penyebabnya atau dengan menggunakan kebalikan dan penghilang faktor penyebab tersebut. Hati memang bisa sakit dan menderita disebabkan oleh penyakit dan penderitaan yang menimpa badan, sebagaimana badan seringkali mengalami sakit dan menderita karena penyakit dan penderitaan yang menimpa hati. Wallahua'lam
Maka yg lebih utama adalah dengan melakukan amalan kebajikan. Maka otomatis penyakit hati tersebut akan hilang.

T: Assalamu'alaykum ustadz, izin bertanya. Bagaimana jika kita selalu  perbanyak zikir dan ibadah serta beramal, tapi saat kita mendengar suara atau apapun yang bersifat kuat terdengar dan tidak sesuai aqidah yang benar, kita terpancing marah ustadz, apa itu salah satu tanda hati kita masih kotor ustadz? Syukron.
J: Kadang kita ingin marah saat agama kita di lecehkan atau dinistakan. Atau itu kita anggap sesuatu yg menyimpang misalnya. Setiap manusia pasti memiliki sifat marah yang terpendam dalam dirinya. Sifat ini akan muncul secara otomatis ketika ada suatu hal yang memantik amarahnya. Yang menjadi perbedaan adalah sepintar apa ia mengendalikan amarah tersebut hingga tidak menimbulkan sesuatu yang berlebihan namun rasa amarahnya dapat tersalurkan secara baik dan positif.
Ada kisah menarik, ada sebuah cermin indah yang bisa kita saksikan dari seorang Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Kecerdikan seorang Aisyah dalam mengendalikan amarah patut kita contoh dan bisa kita coba dalam kehidupan sehari-sehari.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَعْلَمُ إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى قَالَتْ فَقُلْتُ وَمِنْ أَيْنَ تَعْرِفُ ذَلِكَ قَالَ أَمَّا إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً فَإِنَّكِ تَقُولِينَ لَا وَرَبِّ مُحَمَّدٍ وَإِذَا كُنْتِ غَضْبَى قُلْتِ لَا وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ قَالَتْ قُلْتُ أَجَلْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَهْجُرُ إِلَّا اسْمَكَ و حَدَّثَنَاه ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ إِلَى قَوْلِهِ لَا وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ وَلَمْ يَذْكُرْ مَا بَعْدَهُ

dari 'Aisyah dia berkata; "Rasulullah pernah berkata: "Sesungguhnya aku tahu kapan kamu suka kepadaku dan kapan kamu marah kepadaku.' Aisyah bertanya; 'Dari mana engkau mengetahui itu, ya Rasulullah? ' Rasulullah menjawab: "Ketika kamu sedang suka kepadaku, maka kamu akan mengatakan; Demi Tuhan Muhammad'. Dan ketika kamu sedang marah kepadaku, maka kamu akan mengatakan; 'Demi Tuhan Ibrahim.' Aisyah berkata, "Demi Allah ya Rasulullah, memang yang tidak saya sebut ketika saya sedang marah hanyalah nama engkau."Dan telah menceritakannya kepada kami Ibnu Numair; Telah menceritakan kepada kami 'Abdah dari Hisyam bin 'Urwah melalui jalur ini, sampai perkataannya; 'Demi Tuhan Ibrahim.' (tidak ada tambahan setelah itu). (Hr.muslim no. 4469)
Demikian. Wallahua'lam.

T: Assalamualaikum ustadz. Bagaimana memulai tazkiyatun nufus, sementara hati begitu keras, menjalankan sholat 5 waktu, tapi setiap ada yang tidak sesuai dengan keinginan, selalu emosi yang pertama muncul, dengan mudah menyalahkan dan mencela orang lain. Istighfar sangat jarang dilakukan?!
J: Wa'alaikum salaam. Saudariku, tentu kita tidak lalai akan do’a yang satu ini : “Ya Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah diriku dalam dien-Mu”.
Begitulah, menjaga kondisi hati untuk senantiasa istiqomah berada di jalan Allah, senantiasa bersih dari segala kotoran dan lembut dari segala kekerasan (hati), tidaklah mudah. Kesibukan dan rutinitas kita yang menguras tenaga dan pikiran, serta interaksi yang terus menerus dengan masalah duniawi, jika tidak diimbangi dengan “makanan-makanan” ruhani, terkadang membuat hati menjadi keras, kering, lalu mati. Padahal sebagai seorang mukmin, dalam melihat berbagai macam persoalan kehidupan, haruslah dengan mata hati yang jernih.

Dalam memulai proses tazkiyatun Nafs.Maka paling tidak jalankan Sarana tazkiyahnya, yaitu berbagai amalan yang berpengaruh baik terhadap jiwa yang sedang sakit. Sarana ini yang akan menyembuhkan jiwa dari penyakit yang berpengaruh buruk pada akhlak. Dalam sarana ini ada berbagai amalan yang berdampak positif, sehingga dengan sarana tersebut jiwa terbebas dari penyakit atau mencapai maqam keimanan atau akhlaq islami.
Sarana tersebut adalah dengan Ibadah shalat kita, Zakat, infak, sedekah zikir pikir ikhtiar, dan sering zikrul maut, dan lain-lain. Yang intinya adalah kita keluarkan sampah atau kotoran dalam jiwa kita. Wallahua'lam


=======
TJ - G4

T: Afwan ustadz, ijin bertanya. Beberapa tahun terakhir, saya diberi ujian yang sangat menguras energi dan kesabaran, hingga sekarang saya seperti menikmati setiap ujian yang masih berjalan, gampang terenyuh (menangis) dan menurunkan semua ego dunia. Bagaimana caranya supaya kita selalu merasa sebagai hamba yang diperhatikan Allah tanpa menumbuhkan rasa ujub dan riya, ustadz? Afwan yang fakir ilmu ini.
J: Setiap manusia termasuklah diri saya tidak lari daripada ujian, semuanya pasti diuji oleh Allah.
Ujian pula ada berbagai macam bentuknya. Ujian kesusahan, kemiskinan, kesakitan, ketakutan, bencana alam dan seribu satu macam lagi bentuk ujian yang Allah swt datangkan pada kita. Ujian-ujian ini semuanya menimbulkan masalah pada kita. Sebab itu bila seseorang itu punya masalah, hakikatnya dia sedang diuji oleh Allah swt. Bagi orang mukmin ujian adalah merupakan khabar gembira buat mereka tetapi derita bagi orang yang sebaliknya.
Gembiranya orang mukmin diuji karena mereka faham dan yakin bahwa dengan ujian itu Allah mau menghapuskan dosa-dosa mereka. Mereka gembira karena dosa-dosa mereka akan disapu bersih oleh Allah melalui sifat redha dan sabar mereka dalam berhadapan dengan ujian.
Bagaimana supaya hamba senantiasa diperhatikan Allah? Maka "Bertaqwalah niscaya Allah akan mengajar kamu".

Bilamana diri bertaqwa kepada Allah semua masalah akan selesai. Bila diuji kita akan sabar. Apa saja ketentuan Allah kita akan terima dengan redha. Nikmat yang Allah karuniakan pada kita akan kita syukuri dan puncak dari itu semua ialah pertolongan dan bantuan daripada Allah yang tidak putus-putusnya. Banyak sekali firman Allah yang menjelaskan tentang takwa ini.

T: Ustadz ijin bertanya. Bagaimana cara kita menghadapai orang ngeyel, merasa benar sendiri, karena kalau di biarkan menjadi pembenaran atas sikapnya tersebut . Dan akan jadi bumerang buat dirinya sendiri, syukron.
J: Kita sadar bahwa kita pun tidak selamanya benar. Dan yang paling benar adalah ketika kita hidup mampu menampilkan kebenaran sesuai dengan aturan yang maha benar (Allah) dan juga mampu menyampaikan kebenaran sesuai sumber dari yang maha benar (Allah).
Ketika ada saudara atau teman yang merasa benar, dan salah menurut sudut pandang kita maka lantas jangan sampai memutuskan tali persaudaraan. Dan jangan pernah kita meneliti apa ada gangguan dari pribadinya. Atau beradu pendapat dengannya. Cukup bagi kita doakan yang terbaik untuk saudara kita tersebut semoga dilembutkan hatinya.
Sebagai hamba yang menyadari bahwa diri kita tidak ada yang luput dari kesalahan. Walau dari sudut pandang kita, kita yg benar. Maka kita menyadari sepenuhnya bahwa apapun yang ia lakukan apabila tidak menyelisihi Al Qur'an dan sunnah maka pasti merupakan kebenaran yang mutlak. Bila sebaliknya jelas itu jelas kesalahan.

Kita akan menjadi orang benar dan sebenar-benarnya orang, ketika setiap gerak dari hidup kita selalu termotivasi untuk melaksanakan kebenaran.
Karena memang hanya orang-orang yang benar sajalah yang akan mendapat rohmat dan ampunan dari Allah baik dunia maupun akhirat. Hidup meniti kebenaran yang diajarkan oleh yang maha benar, berarti kita sudah memposisikan diri untuk menjadi orang benar.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah mengatakan: Orang-orang yang bahagia adalah orang-orang yang mengenal kebenaran lalu menjadi pengikutnya. Sedangkan orang yang menderita adalah orang–orang jahil tentang kebenaran sehingga mereka tersesat, atau menjadi pengikut hawa nafsunya. Wallahua'lam.

T: Ustadz, kalau marah dengan orang yang percaya dengan hari-hari baik bagaimana, boleh tidak? Susah diajak keluar rumah, kalau menurut perhitungan hari dia tidak baik untuk keluar rumah.
J: Ya jelas. Tidak boleh, ingat sabda NABI Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam "Jangan marah, bagimu surga.” (HR. Thabrani)
Tapi beliau perlu di pahamkan bahwa dalam Islam tidak ada hari sial atau buruk. Semua hari baik. Orang yang percaya dengan hal tersebut disebut Tathayyur (merasa sial). Itu diharamkan dalam syari’at Islam dan dimasukkan dalam kategori perbuatan syirik oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena orang yang bertathayyur menganggap hal-hal tersebut membawa untung dan celaka. Keyakinan seperti ini jelas menyalahi keyakinan terhadap taqdir (ketentuan) Allah Azza wa Jalla. Wallahua'lam


=======
TJ - G1

T: Ijin bertanya ustadz, bagaimanakah mengetahui ciri seorang hamba itu ditinggalkan/dibiarkan oleh Allah? Apakah salah satunya hati yang keras? Jazakillah khyair ustadz sebelumnya.
J: Firman ALLAH Ta’ala:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعاً
Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Al-Kahfi : 103-104.

Hati yang keras? Iya bisa jadi ini salah satu yg menyebabkan hamba jauh dari Allah yaitu hati yang lalai.

مَن يَهْدِ اللّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَن يُضْلِلْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi. Al-A’raaf: 178

Tahukah kita, Batu yang keras, air yang lembut. Ini dua hal yang berbeda. Tiada siapa dapat menyangka. Air yang mengalir dingin sungai, ternyata terus berupaya melembutkan batu.
Ini diumpamakan kejadian hati dan zikir.
Hati bisa jadi sekeras batu.
Zikir sesejuk air mengalir,
Ia bisa melembutkan hati
Apa yang bisa menjadi pelembut hati tersebut? Yaitu tiada lain dan bukan adalah zikrullah. Wallahua'lam

T: Ijin bertanya ustadz, bagaimana cara menyikapi seseorang yang tidak suka kepada kita, padahal kita sudah berbuat baik kepadanya, tapi apa yang kita kerjakan tidak ada yang benar di hadapannya, apa salah kalau kita cuek dan menjauhinya, tidak benci kepadanya, tapi daripada kita dekat-dekat nanti malah timbul lagi masalah?! jazakallah khair ustadz.
J: Jangan kita balas ketidak-sukaan seseorang dengan dengan kebencian. Walaupun kita sudah berbuat baik kepadanya. Teruslah untuk menanam kebaikan kepadanya. Jangan berhenti. Jadikan ia sebagai ladang amal untuk terus bersyukur. Mungkin ini ujian kita. Orang yang berpandangan negatif kepada kita jadikan cermin untuk diri agar kita tidak berbuat demikian. Jangan jauhi orang tersebut tetapi terus kita tetap silaturahim dengannya. Maafkanlah saudara kita tersebut dan terus mendoakan kebaikan untuknya. Jika kejahatan di balas kejahatan, maka itu adalah dendam. Jika kebaikan dibalas kebaikan itu adalah perkara biasa. Jika kebaikan dibalas kejahatan, itu adalah zalim. Tapi jika kejahatan dibalas kebaikan, itu adalah mulia dan terpuji.  ”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS, al-Baqarah [2]: 216). Wallahua'lam


=======
TJ - G3

T: Ijin bertanya ustadz. Apa maksud dari di atas syaddad bin aus (berangan-angan kepada Allah)
J: Berangan-angan kepada Allah maksudnya dari hadits tersebut adalah berangan-angan atas pemberian Allah.

T: Bolehkah melakukan zikir pagi-petang sambil beraktifitas? Karena kesibukan pagi hari menyiapkan sarapan dan bekal bagi keluarga sehingga berpacu dengan waktu, terkadang setelah doanya untuk dzikirnya sambil masak.
J: Dzikir terbagi dua: Dzikir Mutlak dan Dzikir Muqayyad.
Dzikir Mutlak adalah dzikir yang tidak ditentukan oleh syara’ kapan dibacanya, maka boleh kapan saja Dzikir Mutlak dibaca selama tidak pada waktu yang seharusnya dibaca dzikir muqayyad.
Sedangkan Dzikir Muqayyad adalah dzikir yang ditentukan oleh syara’ kapan dibacanya seperti dzikir setelah shalat, Zikir Pagi Petang, dzikir ketika masuk masjid dan keluar masjid, dzikir memakai pakaian dan melepasnya dan sebagainya.
Maka dalam hal, sebagai bukti, kecintaan kepada Allah maka kesibukan kita yang banyak janganlah menghalangi kita untuk berdzikir di pagi hari, boleh dibaca zikir paginya yang mudah saja. Atau diringkas. Jadi tidak dilakukan zikir pagi tersebut dibarengi aktifitas lain. Wallahua'lam.

T: Mengambil analogi seperti yang ustadz contohkan pada kasus pengendara, seringkali pada 'pukulan' pertama menuruti nafsu amarah, tapi baru kemudian bisa tersadar dan istighfar, karena belum lulus-lulus, diuji lagi dengan hal-hal mirip. Mohon doa ustadz, biar bisa lulus sabar di pukulan pertama. Jazakallah khair.
J: Wa'alaikum salaam. Melenyapkan sikap atau sifat marah itu memang bukanlah suatu perkara yang mudah. Diperlukan adanya pelatihan yang serius dan di bawah bimbingan seseorang atau beberapa orang yang benar-benar ahli menyembuhkan penyakit-penyakit batin, mengusir bisikan-bisikan dan tipu daya setan dan iblis. Karena kemarahan itu pada hakikatnya adalah hadirnya makhluk jahat itu ke dalam jiwa dan hati manusia, dengan tujuan ingin menghancurkan manusia dari dalam dirinya, sebagaimana sabda Rasulullah,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

Rasulullah pernah bersabda: "Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari api, sementara api akan mati dengan air, maka jika salah seorang dari kalian marah hendaklah berwudhu." (HR.Abu Dawud no. 4152)

Beliau telah mengajarkan bagaimana menghilangkan amarah itu, ketika suatu hari Nabi memasuki rumah ‘Aisyah dan saat itu ia sedang marah, lalu beliau menarik ujung hidung ‘Aisyah sambil membaca doa:
Allaahummaghfirlii dzanbii wadzhab ghaizha qalbii wa ajirnii minasy syaithaanir rajiim.. “YaAllah ampunilah diriku dari dosaku dan hilangkanlah kemarahan itu di dalam hatiku dan peliharalah aku dari godaan setan.” (HR. Ibnu Sunni dari ‘Aisyah).
Wallahu a’lam.


=======
TJ - G5

T: Afwan ustadz, bagaimana caranya mengingatkan orang yang dendam dan selalu mengungkit-ungkit kejadian masa lalu? Apakah bisa dengan Ruqyah Syar'iyyah?
J: Sangat bisa. Coba di terapi Ruqyah Syar'iyyah. Dan diajak ngobrol 4 mata dahulu. Dicari sumber masalahnya. Dengan Siapa orang-orang yang  telah membuat sakit, secara fisik maupun psikis. Sehingga Ia berontak ingin membalas dendam.
Memaafkan memang tidak mudah. Namun ia adalah pelepasan semua beban fikiran, dan pembersihannya dari berbagai muatan negatif, merasa bersalah, bersedih, minder, frustasi, atau stress. karena semuanya telah terjadi, sepedih apapun, dimana waktu tidak bisa diputar kembali. Sedang hidup harus tetap berjalan dan harus dinikmati dengan penuh rasa syukur. Ikhlas kan, Maafkan dan ridho atas semua takdir yang terjadi.
Ya Allah, mudahkanlah kami memaafkan kesalahan, dan lindungilah kami dari kesengajaan menyakiti orang-orang yang tidak berhak disakiti!

T: Assalamu'alaikum ustadz, izin bertanya. Ada yang bilang kalau minta ruqyah nanti di hisab, padahal kita kan umumnya berdosa pasti dihisab dulu, ada juga ustadz yang bilang yang dihisab itu kalau ruqyah yang non syar'i, mohon penjelasan dan dalilnya.
J: Bismillah. Masalah ini perlu penjelasan yang sangat lengkap. Mengutip dari sebuah artikel tentang ANGGAPAN RUQYAH TERLARANG - Hukum Meminta Ruqyah (Meluruskan Pemahaman Yg Keliru) yang ditulis oleh Ustadz KH. Riyadh Rosyadi.

Ada sebagian orang keliru dalam memahami berberapa hadits terkait dengan ruqyah lalu berkesimpulan melarang atau menghindari dari segala yang terkait dengan ruqyah. Diantaranya bersandar kepada beberapa hadits berikut :


١.   عن جابر رضي الله عنه قال : نهي رسول الله    عن الرُّقي 
(رواه مسلم)
“Dari sahabat Jabir r.a berkata : RasuluLLLah    telah melarang Ruqyah”
(HR. Muslim)

٢.   عن ابن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله    : إنّ الرقى و التِّوالة شِرْكٌ  (رواه حاكم و صححه – المستدرك، كتاب الطب)
“Dari Ibn Mas’ud r.a berkata : Bersabda RasuluLLah    : Sesungguhnya Ruqyah dan Tiwalah (sejenis ‘pelet’) adalah perbuatan Syirik”  (HR. Hakim - Al Mustadrak, kitab Pengobatan)

٣.   عن ابن عباس رضي الله عنه قال : قال رسول الله    : " يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ ، قَالُوا وَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هُمُ الَّذِينَ لا يَكْتَوُونَ وَلا يَسْتَرْقُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
(رواه الشيخان)
Dari Ibn Abbas ra, dia berkata: Telah bersabda RasuluLLah    : Akan masuk surga tanpa hisab dari umatku sebanyak 70 ribu orang. Para sahabat bertanya, siapakah mereka itu ya RasuluLLah ? Beliau bersabda : mereka itu adalah orang-orang yang tidak minta di-dan tidak minta diruqyah dan mereka bertawakkal kepada Robb mereka. (HR. Bukhari-Muslim)

و في رواية عند مسلم : هُمُ الَّذِينَ لا يرقون وَلا يَسْتَرْقُونَ  ولا يتطيّرون ولا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Dalam riwayat Imam Muslim (dg kalimat): “mereka itu yang tidak meruqyah dan tidak minta diruqyah tidak tathoyyur, tidak minta di-kay dan mereka bertawakkal kepada Robb mereka”.

Kekeliruan itu berakar dari kekeliruan memahami istilah ruqyah itu sendiri. Dianggapnya setiap penyebutan kata ruqyah/ruqo (الرقى/الرقية) pastilah ruqyah syar'iyyah. Padahal secara makna arti ruqyah itu sendiri adalah: Mantera/jampi. Dan itu bisa terdefinisi sebagai Ruqyah Syar'iyyah ataukah Ruqyah Syirkiyyah (jahiliyyah/syaithaniyyah). Sebagaimana yang dikonsultasikan seorang sahabat yang bernama 'Auf bin Malik Al-Asyja'iy kepada baginda Nabi :

 عَنْ عَوْفٍ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قـال : كُنَّا نَرْقِي فِى الْجَـاهِلِيَّةِ، فَقُلْنـَا يـَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى بِذلِكَ ؟  فَقَالَ : أَعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَـأْسَ بِالرُّقَى مَالَمْ يَكُنْ شِرْكـاً
(رواه مسلم)
Dari sahabat ‘Auf bin Malik ra dia berkata : Kami dahulu meruqyah di masa Jahiliyyah, maka kami bertanya : “Ya RosuluLLaah, bagaimana menurut pendapatmu ?” Beliau menjawab : “Tunjukkan padaku Ruqyah (mantera) kalian itu. Tidak mengapa mantera itu selama tidak mengandung kesyirikan” (HR. Muslim).

Atau hadits Jabir bin AbdiLLaah radhiaLLaahu 'anhu berikut:

 عن جابر رضي الله عنه قال نهي رسول الله صلى لله عليه و سلَم عن الرُّقي  فجاء آل عمرو بن حزم، فقالوا : يا رسول الله إنّه كانت عندنا رقية نرقى بها من العقرب، قال : فعرضوا عليه، فقال : ما أرى بـأساً، من استطاع أن ينفع أخاه فلينفعه (رواه مسلم)
Dari Jabir ra berkata : RasuluLlah telah melarang Ruqyah. Maka datanglah keluarga ‘Amru bin Hazm, mereka berkata : Yaa RosulaLLaah bahwa kami memiliki Ruqyah (mantera) yang biasa kami meruqyahnya jika terkena gangguan kalajengking. Maka mereka menunjukkankan (Ruqyah itu) kepada RasuluLLaah . Lalu beliau bersabda : saya memandang tidak apa-apa ruqyah kalian itu. Barangsiapa yang mampu memberi manfaat bagi saudaranya, maka lakukanlah. (HR. Muslim)

Jika kita posisikan konteks pemaknaan kata ruqyah pada tempatnya maka tidak akan keliru lagi memahaminya. Termasuk hadits tentang kriteria 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab itu adalah "tidak meruqyah atau meminta ruqyah dengan ruqyah syirkiyyah/jahiliyyah/syaithaniyyah terbukti kalimat ruqyah di hadits tsb disandingkan dg segala perbuatan/kebiasaan jahiliyyah (Tathoyuur, Kay dg besi panas). Adapun minta diruqyah dengan ruqyah syar'iyyah tentu tidak mengapa bahkan sangat terpuji karena artinya berobat dengan Al-Quran dan dengan doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad .


T: Dulu pernah saya ruqyah, dan ustadznya suruh kita tidur bareng-bareng yang ruqyah, kemudian nanti ada dari ibu-ibu yang di ruqyah pas di suruh pejam mata bisa melihat jin, jadi jinnya berdialog dengan ustadz tersebut melalui ibu itu, ustadz menanyakan apa ada orang yang sengaja menyantet atau jinnya datang sendiri ke tubuh orang-orang yang di ruqyah itu. Terakhir nanti ustadz nanya masih adakah jin ditubuh ibu tadi, biasanya jin yang dikeluarkan dari tubuh orang-orang yang di ruqyah nempel sebagian di ibu-ibu yang bisa lihat makhluk halus tadi, jadi biasanya ustadz dengan sebuah sapu lidi kecil mukul-mukul bagian tubuh ibu-ibu tadi untuk mengusir jin tadi, kalau bandel biasanya di azankan. Maaf panjang banget,
jadi menurut ustadz bagaimana praktek ruqyah seperti ini?
J: Wa'alaikum salaam. Ruqyah dibolehkan apabila terpenuhi tiga syarat, apabila tidak terpenuhi maka dilarang, yaitu:
1. Meyakini bahwa ruqyah tersebut dapat bermanfaat dengan izin Allah ta’ala semata.
2. Tidak mengandung penyelisihan terhadap syari’at, yaitu syirik, bid’ah dan maksiat,
□ Contoh ruqyah yang mengandung syirik seperti memohon kepada selain Allah ta’ala, adanya penyembelihan untuk selain Allah, menggunakan jimat sebagai medianya, dan lain-lain.
□ Contoh ruqyah yang mengandung bid’ah seperti menciptakan bacaan-bacaan tertentu yang tidak berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, meruqyah secara berjama’ah, dan lain-lain.
□ Contoh ruqyah yang menganduk maksiat seperti adanya campur baur antara laki-laki dan wanita tanpa suatu alasan darurat, peruqyah menyentuh wanita yang diruqyah, berdua-duaan dengannya, dan lain-lain.
3. Menggunakan bahasa yang dipahami, yaitu ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan mantra-mantra yang tidak dipahami maknanya. (Lihat Al-Qoulul Mufid, 1/187)
WallahuA'lam
Semoga Bermanfaat

T: Izin bertanya Ustdz. Apakah dzikir boleh di segala waktu juga tempat? Kadang tanpa sadar saya dzikir maaf di kamar mandi juga, bagaimana ustadz untuk hal ini dzikir dalam hati? Kadang pas sakit dzikir terus tidak sadar di tempat tersebut (kamar mandi). Syukron Ustadz
J: Allah SWT berfirman:

اُتْلُ مَاۤ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ    ۗ   اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ  وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ   ۗ   وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
utlu maaa uuhiya ilaika minal-kitaabi wa aqimish-sholaah, innash-sholaata tan-haa 'anil-fahsyaaa`i wal-mungkar, walazikrullohi akbar, wallohu ya'lamu maa tashna'uun

"Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 45)

Salah satu tanda kepribadian seorang muslim itu adalah berzikir. Kita dianjurkan berdzikir setiap saat, dari bangun hingga tidur kembali. Secara harfiah, arti dzikir adalah mengingat Allah dengan menyebut nama-nama-Nya.

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
Nabi bersabda: "Permisalan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya seperti orang yang hidup dengan yang mati." (HR. Bukhari no. 5928)

Insya Allah, dengan membiasakan lidah untuk mengucap kalimat-kalimat thayyibah, akan semakin mempertinggi ma'rifat kita kepada Allah. Dengan dekat kepada Allah, hati jadi tenang.
Dzikir terbagi dua: Dzikir Mutlak dan Dzikir Muqayyad. Dzikir Mutlak adalah dzikir yang tidak ditentukan oleh syara’ (Al Qur’an atau hadits) kapan dibacanya, maka boleh kapan saja.
Dzikir Mutlak dibaca selama tidak pada waktu yang seharusnya dibaca dzikir muqayyad. Sedangkan Dzikir Muqayyad adalah dzikir yang ditentukan oleh syara’ kapan dibacanya seperti dzikir setelah shalat, dzikir ketika masuk masjid dan keluar masjid, dzikir memakai pakaian dan melepasnya dan lain-lain.
Adapun, Dzikir dengan hati itu disyari’atkan setiap saat dan di setiap tempat termasuk di kamar mandi dan tempat lainnya. Yang dimakruhkan di kamar mandi dan tempat kotor semisalnya adalah berdzikir dengan lisan. Hal ini dilarang dalam rangka mengagungkan Allah Ta’ala. Yang dikecualikan ketika di kamar mandi adalah membaca basmalah saat wudhu. Membaca basmalah di tempat tersebut dibolehkan ketika sulit berwudhu di luar kamar mandi. Membaca basmalah ketika wudhu itu wajib menurut sebagian ulama, namun dianggap sunnah muakkad oleh jumhur (mayoritas ulama).
[Majmu’ Fatawa wa Maqolat Ibnu Baz, 5: 381]

Wallahu'alam.


=======
TJ - G2

T: Jika tidak dicintai Allah berarti tidak akan mengatur jiwanya untuk mencintaiNya. Adakah caranya agar Allah mencintai kita?
J: Ya. Allah menganugerahkan ilmu kepada hamba-hamba-Nya yang tiada kesempurnaan bagi mereka tanpanya, sehingga semua gerak-gerik kita sesuai dengan apa yang dicintai dan yang diridhai Allah.
Allah mengutus para rasul-Nya, menurunkan kitab-kitab-Nya, dan menetapkan syariat-Nya. Kesempurnaan hakiki seorang hamba adalah kalau gerak dan aktivitasnya selaras dengan apa yang dicintai Allah.
Agar Allah mencintai kita, maka Allah menjadikan ittibaa' (mengikuti) rasul-
Nya sebagai bukti cinta kepada-Nya.

"قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٣١﴾

"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al Imran: 31)









•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!