Home » , , , » Tiga Tanda Iman Dalam Timbangan Tazkiyyatunnafs

Tiga Tanda Iman Dalam Timbangan Tazkiyyatunnafs

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Wednesday, December 11, 2019


Hasil gambar untuk IMAN


Kajian Online HA (Umum) AKHWAT
Hari, Tgl: Selasa, 26 Februari 2019 
Materi:  Tiga Tanda Iman Dalam Timbangan Tazkiyyatunnafs
Nara Sumber: Ustadz Endang
Waktu Kajian: 15.00 - 17.20 WIB
Notulen: Restu
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖




MATERI

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛


Alhamdulillah..
Walhamdulillah..
Tsummalhamdulillah...
Kita bersyukur kepada Allah Azzawajalla Robb yang telah dan senantiasa melimpahkan nikmat-nikmat yang agung dalam kehidupan kita..

Akhwat Fillah yang berbahagia..  In syaa Allah pada kajian ini kita akan membahas tentang iman. Yaitu kita akan mengupas kwalitas dilihat dari sikap dan perilaku seseorang berdasarkan hadits Rasulullah Shollallahu alayhi wassallama. Maksudnya mengupas Kwalitas Iman

Akhwat Fillah semuanya, silakan disimak bahwa Allah Azzawajalla berfirman...

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِيaنَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal [8]: 2).

Dan FirmanNya dalam ayat yang lain...

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَاناً مَّعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيماً حَكِيماً

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka.” (QS:  Al Fath [48]: 4).


Dari dua ayat diatas tersebut Allah Azzawajalla menunjukan eratnya hubungan antara iman dengan hati. Sehingga untuk mengukur kadar keimanan seorang bisa di lihat dari keadaan hatinya yang akan tercermin dari sikap dan perilaku dalam kehidupannya.

Silakan disimak ya akhwat fillah...
Kita lanjut 15 menit kedepan selepas ibadah sholat Ashar

Bismillah kita lanjutkan...

Akhwatfillah semuanya.... Bagaimanakah sikap dan perilaku seorang hamba yang menunjukan kwalitas imannya,? Mari kita simak sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Imam Tirmidzi yang di nukil oleh Imam Ibnu Qoyyim Al-Jawziyyah dalam kitab beliau yang berjudul Fawaidul fawaid
Bahwa beliau Shollallahu alayhi wassallama bersabda :

إِذَا دَخَلَ النُّورُ الْقَلْبَ انْفَسَحَ وَانْشَرَحَ. قَالُوا: وَمَا عَلَامَةُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الْإِنَابَةُ إِلَى دَارِ الْخُلُودِ، وَالتَّجَافِي عَنْ دَارِ الْغُرُورِ، وَالِاسْتِعْدَادُ لِلْمَوْتِ قَبْلَ نُزُولِهِ.

Apabila cahaya masuk ke dalam hati maka ia akan menjadi lapang. Para sahabat bertanya: ‘Apakah ada tandanya wahai Rasulullah?’ Rasulullah Saw menjawab: ‘Kembali kepada negeri yang kekal, berpalling dari negeri tipuan (dunia), dan mempersiapkan diri akan kematian sebelum datang kepadanya.’9

Dari hadits ini di terangkan ada tiga ciri sikap dan perilaku yang menunjukan hati seorang hamba telah di masuki cahaya iman.
Mari kita simak penjelasannya...
Dari hadits diatas Rasulullah Shollallahu alayhi wassallama menjelaskan tiga ciri sikap dan perilaku seorang hamba yang hatinya telah tercahayai iman yaitu:

1. Al Inabah ila daril khulud
(الإنابة إلى دار الخلود)

,selalu berharap ingin kembali kepada negeri yang kekal. Cita-cita terbesarnya adalah kembali kepada kampung halaman akhirat. Dunia hanyalah sebagai perjalanan atau ladang untuk akhiratnya. Ibarat orang yang sedang mengembara akan senantiasa ingat kepada kampung halamannya. Hidupnya terbatas, tempat tinggalnya hanya sekadar bisa makan dan tidur. Harta yang dicari dengan susah payah, tidak dihabiskan melainkan disimpan dan dikirim ke kampung halamannya. Dengan begitu, saat ia mudik kegembiraan akan diraihnya sebab hasil jerih payahnya dengan memeras keringat dan banting tulang, telah berada di kampung halamannya tempat kembali.

Renungan bagi kita semua sebagai pengembara di dunia adalah sudahkah dalam batin kita mencita-citakan ingin kembali ke akhirat? Sejak bangun tidur hingga saat ini sudah berapa kali ingat kepada kampung abadi?

Potret kehidupan para sahabat Ra yang mendapatkan bimbingan Rasulullah Saw sehingga hatinya dimasuki cahaya Allah menggambarkan betapa kehidupan akhirat senantiasa berada di pelupuk mata dan benaknya.

Dahulu ada seorang pemuda yang menikah di pagi hari. Tiba-tiba di siang hari Rasulullah Saw mengumpulkan para sahabat untuk berjihad (berperang) di jalan Allah. Lalu pemuda tersebut memutuskan untuk berjihad di jalan Allah. Ia memilih berperang daripada menikmati kesenangan bersama istri yang baru dinikahinya. Pilihan itu dilakukan karena ia telah merasakan bahwa surga itu sudah dekat. Surga telah memotivasi dan menginspirasi langkah-langkahnya untuk berjihad.

Pemuda tadi langsung maju ke barisan depan di medan perang, menghunus musuh-musuh Allah, dan akhirnya terbunuh mati syahid. Salah seorang sahabat diperlihatkan ternyata yang menjemput ruhnya adalah bidadari dan malaikat surga. Surga rindu kepada pemuda tersebut.

Kondisi jiwa semacam ini yang ditakutkan oleh musuh-musuh Islam, karena orang-orang yang beriman sudah tidak mengenal takut akan kematian. Justru ia menyongsongnya dengan penuh semangat dan kegembiraan. Akhirat oriented menciptakan orang-orang yang berani meneteskan darah di jalan Allah.

Orang yang mendambakan akhirat akan membangkitkan semangat ketaatan dan ketaqwaan. Segala perbuatannya diarahkan untuk kehidupan akhirat. Segala tantangan dan kemalasan dalam beribadah dilaluinya dengan cita-cita akhirat yang didamba-dambakannya.


2.  At Tajafi ‘an Daril Ghurur
(التجافى عن دار الغرور),

Menjauhi tipu daya dunia. Bukanlah materi dunia dijauhi seluruhnya, tapi tipu daya yang berada di baliknya. Materi dunia sebagai bagian dari rahmat Allah dicari seluas-luasnya, dan bersikap hati-hati (waspada) dari tipuannya.

Hasan al Basri Ra menyebutkan, ‘Dunia ini lebih menyihir dari Harut dan Marut.’ Jika sihir Harut dan Marut mampu memisahkan antara suami dan istri, sedangkan sihir dunia bisa menjauhkan seorang hamba kepada Allah. Banyak manusia yang terkena sihir dunia sehingga lupa kepada Allah dan dirinya sendiri.

Dikisahkan Nabi Sulaiman As melakukan sebuah perjalanan dengan menggunakan kendaraan angin, dikawal oleh jin-jin yang gagah. Di kala panas dan hujan burung-burung ikut memayunginya. Ketika Beliau melewati suatu tempat terdengarlah suara seorang rakyat jelata yang menyampaikan decak kagum dengan kehebatan yang disaksikannya, ‘Subhaanallaah!’ Allah memerintahkan angin membawa ucapan tasbih tersebut ke telinga Nabi Sulaiman As yang sedang berada dalam keadaan penuh karunia dan kebesaran-Nya. Tatkala mendengarnya, Nabi Sulaiman As tersontak kaget dibuatnya. Badannya pun gemetar sehingga Allah memerintahkan angin untuk berhenti menyampaikannya. Nabi Sulaiman As meminta angin untuk membawanya kepada orang yang mengucapkan tasbih tersebut. Maka angin membawanya ke hadapan seorang petani di suatu desa terpencil. Petani yang sedang sibuk dengan kekagumannya itu menjadi kaget dengan kehadiran Nabi Sulaiman As yang muncul secara tiba-tiba di hadapannya. Dalam hatinya bertanya-tanya, kesalahan apakah yang telah ia perbuat sehingga Sang Raja yang ia kagumi datang kepadanya secara langsung tanpa diduganya. Nabi Sulaiman As langsung bertanya kepadanya, ‘Wahai Fulan, apakah engkau yang baru saja mengucapkan kalimat Subhaanallaah?’ Jawab petani tersebut, ‘Benar’. Nabi Sulaiman As berkata, ‘Ketahuilah, wahai Fulan, jika kalimat Subhaanallaah ditimbang dengan kerajaanku maka akan lebih berat kalimat tersebut. Dan apabila kerajaan, kekuasaan dan harta yang telah diberikan kepadaku ini dilipatgandakan kemudian ditimbang lagi dengan kalimat Subhaanallaah maka masih lebih berat kalimat tersebut.’ Ternyata Nabi Sulaiman As lebih takjub dengan kalimat-kalimat Allah daripada harta dan jabatan yang dimilikinya. Inilah kehebatan pribadi Nabi Sulaiman As yang tidak tersihir dengan dunia. Bahkan harta dan kekuasaannya dijadikan sarana untuk membuatnya semakin dekat dan makrifat kepada Allah.


3. Al Isti’daad lil maut qobla nuzuulih
(الإستعداد للموت قبل نزوله)

Mempersiapkan kematian sebelum datang menjemputnya.

Sikap seseorang semestinya adalah tidak takut dengan mati, tidak mencari mati, tapi mempersiapkannya. Menurut kaca mata nafsu, kematian itu untuk orang lain, bukan untuk dirinya. Berita kematian hanya menyebutkan nama orang lain, tidak namanya.

Saat ajal kematian pasti terjadi. Hari ini adalah persiapan membekali diri untuk menghadapinya. Semua orang menginginkan senyum bahagia di akhir kehidupannya. Orang yang telah membekali diri untuk kematian akan pulang dalam keadaan tersenyum.

Saat ruh berada di tenggorakan balasan Allah mulai diperlihatkan. Yawma yanzhurul mar’u maa qoddamat yaadah. Akan diputar kembali catatan amal saat ajal sudah tiba. Amal kebaikan dan keburukan mulai diperlihatkan. Semua manusia pasti akan sadar dengan kesalahannya. Tapi saat itu sudah terlambat.

Jemputlah kematian dengan persiapan yang matang agar kita tersenyum ketika menghadap Allah. Bahkan malaikat Izrail As diperintahkan Allah agar memperlihatkan wajah yang tersenyum dan memberikan salam. Alladzii tatawaffaahumul malaa-ikatu thoyyibiin yaquuluna salaamun ’alaykum. Udkhulul jannata bimaa kuntum ta’maluun.

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Keselamatan atas kalian, masuklah kalian ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kalian kerjakan.” (Q.S. Al-Nahl: 32)

Diibaratkan ada 2 orang polisi mengetuk-ngetuk pintu rumah seseorang. Tidak ada rasa khawatir apabila si pemilik rumah telah berbuat baik dan senantiasa melakukan hal terpuji. Tapi jika ia telah berbuat pelanggaran hukum atau melakukan suatu pelanggaran, adalah wajar jika suara ketukan tersebut membuatnya ketakutan. Bagi yang berbuat buruk kedatangan polisi tersebut membawanya ke penjara, sedangkan bagi yang berbuat baik (berjasa) kedatangan polisi mengantarnya ke istana untuk bertemu Presiden. Kedua-duanya sama-sama polisi yang datang. Begitu pula dengan Izrail As yang datang kepada semua manusia tanpa kecuali. Namun kedatangannya mempunyai dampak berbeda kepada setiap orang yang didatanginya bergantung amal perbuatannya sebelum datang kematian.  Allah berfirman:

وَالنَّازِعاتِ غَرْقاً. وَالنَّاشِطاتِ نَشْطاً.

Demi para malaikat yang mencabut (nyawa orang-orang yang berdosa) dengan keras. Dan para malaikat yang mencabut (nyawa orang-orang beriman) dengan lemah lembut. (Q.S. An Nazi’at: 1-2)

Ada ruh yang dicabut dengan cara paksa dan ada yang dengan cara yang lembut. Perumpamaan kematian orang mukmin (thoyyib) dicabut ruhnya seperti mencabut selembar rambut di atas tepung.

Demikianlah kematian yang ditunggu-tunggu oleh para Nabi dan orang-orang yang saleh.

قُلْ إِن كَانَتْ لَكُمُ ٱلدَّارُ ٱلْأخِرَةُ عِندَ ٱللَّهِ خَالِصَةً مِّن دُونِ ٱلنَّاسِ فَتَمَنَّوُا ٱلْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ

Katakanlah: "Jika kalian (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untuk kalian di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginkanlah kematian(kalian), jika kalian memang benar. (Q.S. Al-Baqarah: 94)

Hati perlu dipelihara agar cahaya Allah tidak mantul kembali. Ia adalah aset yang paling mahal. Hati yang selalu dipelihara dengan banyak zikir akan mampu bermusyahadah (menyaksikan) kehadiran Allah di setiap saat. Tidak akan mampu sembunyi dari Tatapan-Nya, karena Allah hadir di setiap saat. Inilah kenikmatan perjalanan seorang hamba dalam kehidupan dunia sampai menghadap kepada Allah dengan diliputi kebahagiaan.

Inilah Akhwat Fillah semuanya ...
Tiga ciri yang mencerminkan sikap dan perilaku seorang hamba yang menunjukan kwalitas imannya.
Pertama sikapnya terhadap Akhirat. Kedua sikapnya terhadap Dunia. Dan ketiga sikapnya terhadap kematian.

Bersikap benar terhadap tiga hal tersebut akan membuahkan perilaku yang menakjubkan yang dapat di lakukan seorang mukmin yang menunjukan keadaan imannya yang baik.. Wallahu a'lam.
Insyaa Allah kita akan mulai dengan soal jawab mulai jam 15.50 sd selesai..

******************
TANYA JAWAB


1. Mau tanya ustadz, apa yang di maksud bersikap benar terhadap dunia? poin 2 di atas?
Jawab: Bismillah. Sikap benar terhadap dunia adalah kita berhati dengan tipuannya karena memang duni sifatnya kesenangan yang menipu,

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (QS. al-Hadîd [57]: 20).

Dan banyak manusia yang tertipu dengan pesona dunia sehingga melalaikan akhirat.
Bahkan ada manusia tertipu dunia dengan menganggap telah melakukan hal hal hebat padahal disisi Allah adalah sia-sia.
Perhatikan firman Allah dalam surah AlKahfi 103-106 dibawah ini.

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا (103) الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا (104) أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا (105) ذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا (106) }

Katakanlah, ' Apakah akan Kami beri tahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.

Ini merupakan bentuk sikap dan prilaku yang salah terhadap dunia akibat mudahnya tertipu dengan kemilau dan pesona dunia.
Wallahu a'lam..

2 Assalamualaikum ustadz bagaimana kiat kita meningkatkan keimanan sampai batas 3 tanda tersebut? Terutama didalam keluarga sebagai anak maupun istri jika berumah tangga?
Jawab: Bismillah. Rumah tangga merupakan jalan yang paling sempurna yang Allah anugerahkan kepada hambaNya baik laki-laki maupun perempuan. Islam mengajarkan Rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah yang akan mengantarkan kepada bahagia dunia dan akhirat. Memang butuh kajian khusus untuk membahas bab ini. Singkatnya rumah tangga sakinah mawaddah warahmah adalah rumah tangga yang mengatur nilai, peran, suami istri dan anak-anak dalam menjalan kan fungsi sebagai hamba yang wajib beribadah kepada Allah.
Wallahu a'lam

🔅🔅🔅

Demikianlah Akhwatfillah kajian yang dapat kita laksanakan pada petang ini,  semoga membawa manfaat dan kebaikan untuk kita semuanya. Saya haturkan jazakumullah khoiron katsiiro atas perhatiannya. In syaa Allah dilain kesempatan kita akan melanjutkan kajian dengan tema yang berbeda. Mohon maaf atas kekurangannya. Baarakallahu aqulu qouli hadzaa. Fastghfiruhuu innahu huwal ghofuururrohiim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuhu.



•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim..... Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
 


Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!