Rekapan Kajian Online WA HAMBA اللَّهِ SWT
Senin, 28 April 2014
Narasumber : Ustadz Iman Abu Syafiq
Notulen : Bunda Okta
Menjaga Hati Lebih Berat Daripada Menjaga Dunia
بسم الله الرحمن الرحيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
Beberapa Cara Melembutkan Hati
Hadis riwayat Aisyah ra. istri Nabi saw.:
Rasulullah saw. bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah itu
Maha Lembut yang menyukai kelembutan. Allah akan memberikan kepada orang yang
bersikap lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang bersikap keras
dan kepada yang lainnya.
Kita tidak lalai akan do'a yang satu ini : "Ya Dzat yang
membolak-balikkan hati, tetapkanlah diriku dalam Agama-Mu dan dalam Ketaatan
kepada-Mu".
Begitulah, menjaga kondisi hati untuk senantiasa istiqomah berada
di jalan Allah, senantiasa bersih dari segala kotoran dan lembut dari segala
kekerasan (hati), tidaklah mudah. Kesibukan dan rutinitas kita yang menguras
tenaga dan pikiran, serta interaksi yang terus menerus dengan masalah duniawi,
jika tidak diimbangi dengan "makanan-makanan" hati, terkadang membuat
hati menjadi keras, kering, lalu mati... Padahal sebagai seorang mukmin, dalam
melihat berbagai macam persoalan kehidupan, haruslah dengan mata hati yang
jernih.
Untuk itu, beberapa nashehat berikut patut kita renungi dalam
upaya melembutkan hati. Kita hendaknya senantiasa:
1. Takut akan datangnya maut secara tiba-tiba sebelum kita sempat
bertaubat.
2. Takut tidak menunaikan hak-hak Allah secara sempurna.
Sesungguhnya hak-hak Allah itu pasti diminta pertanggungjawabannya.
3. Takut tergelincir dari jalan yang lurus, dan berjalan di atas
jalan kemaksiatan dan jalan syaithan.
4. Takut memandang remeh atas banyaknya nikmat Allah pada diri
kita.
5. Takut akan balasan siksa yang segera di dunia, karena maksiat
yang kita lakukan.
6. Takut mengakhiri hidup dengan su'ul khatimah.
7. Takut menghadapi sakaratul maut dan sakitnya sakaratul maut.
8. Takut menghadapi pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir di dalam
kubur.
9. Takut akan adzab dan prahara di alam kubur.
10. Takut menghadapi pertanyaan hari kiamat atas dosa besar dan
dosa kecil yang kita lakukan.
11. Takut melalui titian yang tajam. Sesungguhnya titian itu lebih
halus daripada rambut dan lebih tajam dari pedang.
12. Takut dijauhkan dari memandang wajah Allah.
13. Perlu mengetahui tentang dosa dan aib kita.
14. Takut terhadap nikmat Allah yang kita rasakan siang dan malam
sedang kita tidak bersyukur.
15. Takut tidak diterima amalan-amalan dan ucapan-ucapan kita.
Dan masih banyak lagi cara-cara untuk melembutkan hati kita dalam
mencapai predikat Qolbun Saliim....
Hadaanallahu wa iyyakum ajma'iin...
PERTANYAAN DAN JAWABAN:
HATI YANG KERAS
■ Bagaimana caranya melembutkan hati yang keras dan sudah mati karena terlalu banyak maksiat kepada Allah. Selain dengan doa, langkah konkrit apa yang harus diambil?
Mohon maaf jika terlalu kasar "mengatakan hatinya sudah mati". Bagaimana tidak, sholat aja hanya semau dia, alias banyak tidak sholatnya. Maksiat jalan terus. Nasehat-nasehat baik dianggap angin. Sehingga sya berpikir orang itu hatinya sudah mati. Sampai orang2 terdekatnya hampir putus asa untuk menasihatinya dan mengingatkannya.
Jawab:
Al Qur'an
menyebutnya dengan 'hati yang berpenyakit'. Fii quluubihim marodhun fazaadahumullahu
marodho. Saking seringnya pelaku/pemilik hati bermaksiat dan menjauhkan diri
dari hidayah. Na'uudzu billahi min dzaalik.
Apalagi jika ALLAH telah 'mengunci' hati kita...
Tidak ada lagi kesempatan utk memperbaiki diri...na'uudzu
billahi.min dzaalik... Agar hati tidak menjadi keras dan lebih keras lagi, bisa
kita lakukan 'riyadhoh hati'..
Misalnya:
- Dengan banyak bersedekah.
- Bersilaturrahim ke saudara sedarah maupun yang tidak sedarah.
- Berlemah lembut dalam berbicara dan bersikap dan lain-lainTapi begitulah riyadhoh Nya yang bisa kita lakukan...
Allah 'Azza wa Jalla berfirman (yang makna ayatnya spt ini ):
"Wahai Muhammad, beritahukan kepada hamba-hambaKU, bahwa AKU Maha Pengampun & Maha Penyayang. Dan azabKU adalah azab yang pedih".
Sifat pengampun dan penyayangnya ALLAH diperuntukkan kepada mereka yang menyadari dosa dan kesalahannya serta bersegera bertaubat kepada ALLAH. Tetapi bagi mereka yan kufur, ahli maksiat, tidak pernah mau mendengarkan nasehat kebenaran dari org lain...boro-boro mau tobat, maka kata ALLAH... ya silahkan saja berbuat sesukamu, tetapi ingat AZABKU sangat pedihhhh....! Begitulah kira2 sifat 'dendam'nya ALLAH dlm mengancam hamba2NYA yg tdk mau peduli terhadap peringatanNYA....
HATI YANG TERSAKITI
HATI YANG TERSAKITI
■ Bagaimana caranya agar kita bisa merasa ikhlas lahir bathin kepada seseorang yang pernah mezolimi kita, karena kalau teringat muncul dendam di dada, mohon sarannya terimakasih.
Jawab:
Kalau merasa sakit hati itu adalah hal yg wajar.... Karena kita
punya hati .... Karena pada dasarnya sifat hati itu lebih suka terhadap hal-hal yang baik...
Dhomir namanya.
Orang yang masih memiliki dhomir, pasti akan selalu menjaga setiap kata yang akan keluar dari mulutnya maupun sikap yang akan diperbuatnya... Dendam adalah suatu
sikap balik (reaksi) dari hati tersakiti. Namun sebisa mungkin kita hindari
sikap saling mendendam...
Karena hanya ALLAH sajalah yang berhak untuk memiliki sifat
tersebut. Dalam Al Qur'an kita sering membaca/mendengar :
wa ALLAHU 'Aziizun
Dzuntiqoom...
"Dan ALLAH adalah Dzat yg Maha Perkasa dan memiliki hak
dendam"
■ Hubungan dengan orang yang pernah menyakiti hati tetap terjalin baik, seperti tidak pernah terjadi apa-apa diantara
kita. Tetapi jika teringat kembali, dalam hati berkata aku bisa melebihi kamu, lebih menyakitkan dan
membuat kamu bertekok lutut, karena teramat licik dan sebagainya. Tetapi dihati juga tidak ada niat begitu, tetap berusaha sabar dan mengalah demi kebaikan, kaya domba berhati
serigala, mau menggonggong tapi lemah. Apakah berdosa karena memiliki perasaan itu ustadz?
Jawab:
Biar kita bisa ikhlas untuk menerima dia lagi, sebaiknya
kita lupakan segala hal yang buruk yang pernah kita terima dan yang kita ingat-ingat adalah kebaikannya saja.... Berat memang....
■ Afwan ustad, bukankah Allah Maha Pengasih dan Penyayang ?? kenapa ada dendam jika sifat kasih dan sayangnya sudah ada ??
■ Afwan ustad, bukankah Allah Maha Pengasih dan Penyayang ?? kenapa ada dendam jika sifat kasih dan sayangnya sudah ada ??
Jawab:
Seperti yang tadi disampaikan di atas, bahwa kata "dzun tiqoom" berarti yang
memiliki sifat membalas.
Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Ali Imron ayat 4. Jadi yang berhak untuk membalas sifat buruk yang diberikan oleh orang lain ke kita itu hanyalah
ALLAH. Kita dianjurkan untuk memaafkan... Itu yg paling baik....
■ Assalamualaikum ustad, manakah yang harus didahulukan seandainya kita mau korban hewan, contohnya: ibu saya sudah meninggal tetapi dulu belum sempat qurban hewan, dan saya ingin melaksanakan untuk Ibu saya, tetapi saya sendiri belum melaksanakan qurban itu sendiri.
CARA MEMBERITAHU ORANG LAIN TANPA MENYAKITI
■ Maaf Ustadz, Bagaimana cara kita mengingatkan seorang pemimpin yang bersikukuh dengan kesalahannya tanpa menyakiti hatinya? terimakasih.
■ Maaf Ustadz, Bagaimana cara kita mengingatkan seorang pemimpin yang bersikukuh dengan kesalahannya tanpa menyakiti hatinya? terimakasih.
Jawab:
Dalam QS. An Nahl ayat
125, Allah mengajarkan kpd kita tata cara menyampaikan pendapat/Da'wah agar
bisa diterima dengan baik, yaitu Bilhikmah wal Maw'izhoh Hasanah (tutur
kata & bahasa yang baik).
Tapi mulailah dengan hal-hal yang baik yang pernah dia
perbuat. Setelah dia merasa nyaman dengan pembicaraan kita, barulah kita sisipkan
sedikit demi sedikit beberapa kekeliruannya, tapi kita contohkan orang lain saja.
Sebagaimana dulu, ketika dua orang cucu Rasulullah 'gatel' melihat ada seorang tua
yang berwudhunya masih asal-asalan. Mereka tidak menegur langsung orang tua tersebut, melainkan mereka
berdebat/bertengkar sesama mereka soal cara wudhu yang keliru tersebut. Sehingga orang tua datang melerai mereka dan menanyakan apa gerangan yang terjadi. Akhirnya salah seorang dari mereka menjelaskan bahwa saudaranya itu wudhunya keliru (sebenarrnya dia menirukan
wudhunya orang tua tsb tanpa disadarinya), dan saudaranya yang satunya pun akhirnya
menjelaskan bahwa cara berwudhu yang benar adalah seperti yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW (begini..dan begini...).
Dengan demikian, akhirnya bapak tua tersebut menyadari bahwa sebenarnya dia telah keliru dalam cara berwudhu.
Wa ALLAHU a'lam bishshowaab...
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا
إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT