Kajian Online WA HAMBA اللَّهِ SWT
Jumat, 9 Mei 2014
Narasumber : Ustadz Dian Alamanda (Abu Danesh)
Notulen: Bunda Dewi
Sungguh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan berbagai macam amanah dan tanggung jawab kepada manusia. Diantara amanah dan tanggung jawab terbesar yang Alloh Ta’ala bebankan kepada manusia, dalam hal ini orang tua (termasuk guru, pengajar ataupun pengasuh) adalah memberikan pendidikan yang benar terhadap anak. Yang demikian ini merupakan penerapan dari firman Alloh Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka”
(QS. At-Tahrim:6).
Sahabat yang mulia Ali bin Abi Tholib rodhiyallohu ‘anhu menafsirkan ayat diatas dengan mengatakan: “Didik dan ajarilah mereka (istri dan anak-anak) hal-hal kebaikan” (Tafsir Ath-Thobari, Al-Maktabah As-Syamilah)
Oleh karena itu sudah sepantasnya bagi orang tua untuk memperhatikan masalah pendidikan anaknya dengan sebaiknya-baiknya.
Dari mana harus memulai?
Segala sesuatu adalah berproses, demikian juga dalam hal mendidik anak. Berikut beberapa tahapan dalam membina dan mendidik anak
1. Memilih istri (ibu bagi anak) yang sholihah
Hal ini merupakan langkah awal yang dilakukan oleh seseorang (calon bapak) agar anak-anaknya kelak menjadi anak-anak yang sholih. Karena seorang ibu adalah sekolah pertama tempat anak-anak menimba ilmu dan belajar. Seorang ibu yang sholihah tentu saja akan mengajarkan kebaikan dan amal sholih kepada anak-anaknya.
Oleh karena itu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : “Wanita dinikahi karena 4 hal: (yaitu) kekayaanya, kedudukanya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah wanita yang memiliki agama, niscaya engkau akan beruntung”(HR. Bukhori Muslim).
Demikian juga sebaliknya. Bagi seorang calon ibu, ia harus memilih pendamping sholih yang kelak akan menjadi ayah dari anak-anaknya. Ayah adalah pemimpin dalam keluarga yang akan mengarahkan kemana bahtera rumah tangga akan berlayar. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya : “Apabila datang kepada kalian orang yang kalian ridhoi akhlak dan agamanya maka nikahkanlah ia, jika tidak kalian lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang luas” (HR At-Tirmidzi)
2. Membiasakan anak untuk mengerjakan ibadah
Diantara yang perlu ditanamkan sejak dini dalam diri anak-anak adalah kesadaran untuk mengerjakan sholat wajib. Yang demikian ini disebutkan dalam firman Alloh :
وَأْمُرْأَهْلَكَ بِالصَّلَاةِوَاصْطَبِرْعَلَيْهَا
“perintahkan keluargamu untuk mengerjakan sholat dan bersabar atasnya” (QS. Thoha:132).
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “ajarkan sholat pada anak anak disaat berumur 7 tahun” (HR. At-Tirmidzi).
Selain itu pula hendaknya orang tua memotivasi anak-anak untuk mengerjakan ibadah yang lain agar ketika mereka mencapai usia balig, mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut.
[8:51AM, 5/9/2014] Rusni Takaful pin7474f329: [8:34AM, 5/9/2014] Rusni Takaful pin7474f329: 3. Memberikan teladan yang baik
Teladan yang baik merupakan hal terpenting dalam keberhasilan mendidik anak. Telah diketahui bersama bahwa seorang anak itu suka meniru tingah laku orang tuanya. Bila orang tua memberikan teladan yang baik kepada anaknya niscaya anak tersebut menjadi pribadi yang baik. Begitu juga sebaliknya. Maka hendaknya orang tua memperhatikan dan tidak menyepelekan masalah ini, serta jangan pula apa yang dikerjakan bertentangan dengan apa yang dikatakan. Alloh berfirman yang artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan. Amat besar kemurkaan disisi Alloh ta’ala bila kalian mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan” (QS. Ash –Shof : 2-3)
4. Menjauhkan mereka dari teman teman yang buruk
Hendaknya orang tua memberikan pengarahan kepada anak-anaknya agar memilih teman-teman yang baik agama dan budi pekertinya. Juga selayaknya orang tua memberikan pengertian dan senantiasa mengingatkan mereka akan bahaya bergaul dengan orang-orang tak sholih
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Sesungguhnya, perumpamaan teman baik dengan teman buruk, seperti penjual minyak wangi dan pandai besi; adapun penjual minyak, maka bisa jadi dia akan memberimu hadiah atau engkau membeli darinya atau mendapatkan aromanya; dan adapun pandai besi, maka boleh jadi ia akan membakar pakaianmu atau engkau menemukan bau busuk” (HR Bukhari dan Muslim)
5. Membentengi diri mereka dari hal hal yang merusak akhlak mereka
Penyebab banyaknya penyimpangan yang dilakukan anak-anak baik dari segi aqidah maupun akhlak adalah apa yang mereka saksikan baik di media cetak maupun elektronik berupa gambar-gambar atau tayangan-tayangan yang merusak agama mereka. Solusinya adalah terus memantau aktivitas sehari-hari mereka, serta memberikan bimbingan akan dampak negatif dari kemajuan teknologi. Yang demikian ini bukan berarti melarang mereka untuk menggunakan sarana informasi dan komunikasi, hanya merupakan pengarahan agar teknologi bisa termanfaatkan dengan baik.
[8:35AM, 5/9/2014] Rusni Takaful pin7474f329: 6. Mengajarkan nilai-nilai luhur dalam ajaran islam
Sudah sepantasnya bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai luhur pada diri anak-anaknya, seperti pentingnya iman dan islam, kecintaan pada Alloh Ta’ala dan Rosul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam (yang nantinya membuahkan ketaatan terhadap perintah-perintah dan meninggalkan larangan-larangan), juga mengajarkan mereka adab-adab islam sehari-hari,( seperti adab berpakaian, makan dan minum dsb), dzikir-dzikir dan doa-doa, cara bertutur kata, bergaul dengan baik terhadap orang yang lebih tua dan sesama, cinta akan kebersihan dan perilaku baik lainya.
7. Bersikap adil
Yaitu bersikap kepada anak-anak, tidak membedakan antara satu anak dengan anak yang lainya dalam segala hal, baik dari sisi kasih sayang, perhatian, pengajaran, nafkah, hadiah dan lain sebagainya sehingga tidak terjadi kecemburuan diantara mereka.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
فَاتَّقُوااللَّهَ وَاعْدِلُوابَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ
“Bertaqwalah kalian kepada Alloh, dan berbuat adillah terhadap anak-anak kalian” (HR. Muslim)
8. Mendoakan kebaikan bagi mereka
Hendaknya orang tua menyadari bahwa hidayah berada di tangan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Alloh memberikan hidayah kepada siapa saja yang Ia kehendaki dengan rahmat dan karunia-Nya, sedang orang tua hanya bisa mengajarkan, mengarahkan, dan membimbing anak-anaknya. Oleh karena itu hendaknya memperbanyak berdoa untuk kebaikan mereka.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَاهَبْ لَنَامِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَاقُرَّةَأَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَالِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“ mereka berdoa: “ wahai Robb kami, berikanlah kami penyejuk hati dari istri-istri dan anak-anak kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al-Furqon: 74).
Namun sebaliknnya, jauhilah dari mendoakan kejelekan bagi mereka (seperti: mengutuk, membodoh-bodohi, melaknat dan yang semisalnya)
Penutup
Anak adalah amanah dari Alloh, dan kita diperintahkan agar bisa menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya. Semoga kita mampu menjaga dan menunaikan amanat yang diberikan kepada kita. Wallohu Ta’ala A’lam.
PERTANYAAN DAN JAWABAN
Ust. Mau tanya.
Bagaimana cara ny mengajarkan anak untuk mengenal Allah?
Harus disesuaikan dgn usianya
Ust. Anak ana yg pertama usianya 2 thn dan yg k dua 1 thn. Bagaimana caranya mengenalkan allah kpd anak ana...?
Untuk anak2 usia balita, bisa dibacakan cerita yg membangun konsep tauhid dalam alam pikiran dan hatinya.
Bunda bisa membeli buku2 islami untuk anak dari penerbit yg dipercaya.
Ayah bunda juga harus sering menunjukkan ibadah dihadapan anak2 agar terbangun di alam bawah sadarnya
Misalnya dgn tilawah dan membiasakan sholat sunnah saat di rumah bagi ayah, dan sholat wajib/sunnah bagi bunda
Jadi sejak dini anak2 sudah terbiasa dgn asma Allah, dan lantunan bacaan quran
Perhatikan juga kehalalan dan kebaikan makanan yg diberikan kepada anak2
Buku cerita yg membangun konsep tauhid itu contohny sprt apa ustad?
Bisa diambil kisah para nabi dan rosul
Walaupun mereka tdk sepenuhnya memahami, in syaa Allah tertanam di benaknya hingga dewasa
Sebagai contoh, saya mengajak anak yg laki2 sejak 4 thn untuk subuh di masjid
Sepanjang jalan saya berkisah ttg bulan, bintang, dan para malaikat.
Tanya
Ustad dian .dikarenakan kerja yg jauh.sy pernah baca buku ..
benar kah seorg ibu yg tdk pernh merawat ananya dr kecil ,
dapt di tebus kesalahan nya Qtau dosa nya dg merawat kembli anak yg akn di lahir kan lg / mengambil anak asuh ..
mohon penjelasan nya?
Mbak
lia, boleh saja melakukan kebaikan seperti itu. Namun jika bisa, kita
juga harus memberikan hak anak yg dulu luput dari didikan kita.
Ada yg ingat hadits ttg 3 hal yg tdk terputus dari sesorang yg tlah wafat?
Amal jariah, ilmu yg bermanfaat dan doa anak yg soleh
Ada yg inget, anak dlm redaksi bahasa arab hadits ini mnggunakan kata apa?
Dlm hadits riwayat imam muslim, kata yg digunakan adalah وَلَدٌ
Bukan اَبْنٌ
Waladun mencakup semua anak, tidak cuma anak kandung (nasab)
Termasuk anak angkat, anak yatim, anak didik yg kita asuh/didik
Dalam hadits tersebut tdk disebut abnun (anak kandung)
Nah,
disini pentingnya sedikit memahami bahasa arab, jadi kita bisa memahami
lebih dalam pesan yg terkandung dlam ayat dan hadits
Sebagai contoh, misalnya hadits yg diawal tadi, ttg agama seseorang tergantung agama temannya
Ada yg bisa jawab, dalam hadits itu, bahasa arabnya apa untuk kata teman?
Dalam bahasa arab, pertemanan ada tingkatannya
Zamili>qorib>akhi/ukhti>khalili
Hadits diatas menggunakan kata khalili
Jadi berhati hatilah dalam memilih teman yg paaaling akrab/kekasih
Maka ibrahim alaihissalam diberi gelar kekasih Allah /khalilullah
Hadits
ini juga menunjukkan kita boleh berteman sekedarnya dgn orang kafir,
misal teman di kantor, atau org yg buruk agamanya, namun jgn jadikan
mereka teman dekat apalagi kekasih
Kata waladun diatas mencakup semua anak. Bahkan anak didik (murid).
Tanya
Maaf
ustad mau tanya...kalau misalnya mengasuh anak:angkat,anak yatim/piatu
ataupun anak tiri itu doanya apa mengalir ke kita ustad..sy jd teringat
krn waladun diatas..sy pernah bertanya pd seorang ustadzah,ttg doa anak
yg soleh yg sampai ke kita...dia menjawab hanya anak kandung..kalau
begitu kasian dong ustad org2 yg ga dikasih keturunan...trus ngadopsi
anak gitu.udh dididk dg baik agamanya tp jika ank tsb berdoa tdk sampai
kpdnya...mohon penjelasannya ustad...lalu apa anak piatu sama maknany
dg anak yatim ustad?krn dlm alquran dijelaskan ttg org yg celaka salah
satunya menghardik anak yatim...apa berlaku sm jika dg ank piatu?krn ada
selisih pendapat jg ttg hal ini ustad...
Menurut ibnu abbas, anak yatim adalah anak yg ditinggal mati ayahnya dan belum baligh
Kata piatu setau saya tdk dikenal dlm bahasa arab
Oo..kl anak yg sdh meninggal ibunya..lalu diasuh oleh bibinya...krn wanita biasanya sk cerwet ustad...lalu marah itu gmn ustad..
Apa
masuk kategori menghardik ank yatim?sy jg sependapat dg ustad.krn mnrt
sy yatim wajib disantuni krn tulang punggung yg biasa cr nafkah keluarga
sdh tdk ada,shg hdpnya terlunta2..kl piatu kan beda ustad,kebutuhanya
in syaa allah masih terpenuhi...
Kembali lg pd profesi ayahnya...
Meskipun ia piatu, tetap wajib diperlakukan dgn baik. Sebagaimana Rasulullah sangat baik interaksinya dgn anak2
Hari2
ini kita liat di media betapa banyak anak2 direnggut kesucian jiwa dan
raganya, padahal secara fisik ayah bundanya masih ada
Nauzubillah...
Semoga Allah melindungi anak2 kita
Jadi ayah bunda harus memperhatikan anak2nya dgn seksama
Jgn alpa mengajak mereka diskusi ttg skolahnya, kawan2nya
Buat mereka nyaman untuk terbuka dgn ayah bundanya
Ajarkan anak2 untuk menjaga kesuciannya sjak dini
Ajarkan mereka untuk tdk membuka aurat di depan umum
Dari bu Elly Risman:
Menyikapi
kejadian kekerasan seksual di JIS & Sukabumi, serta kasus kekerasan
seksual antar an ak, remaja, dll, yg saat ini byk terjadi di sekitar
kita, maka sikap Ayah Bunda:
1. Bekali anak dg pemahaman pentingnya menjaga diri. Bahwa dirinya amatr sangat berharga, tdk sembarang org dpt menyentuhnya.
2. Tekankan pd anak, agar berhati2 thd sentuhan dr org lain.
Ajari perbedaan sentuhan :
• Sentuhan baik > atas bahu & bawah lutut
• Sentuhan membingungkan > bawah bahu sampai atas lutut
• Sentuhan buruk > sentuhan pada bagian2 yg ditutupi pakaian dalam
Ajari
anak bagaimana harus bersikap bila menerima sentuhan buruk dan
membingungkan.� Meski sentuhan itu dr org laki2 terdekatnya (paman,
kakek, tetangga, bahkan ayahnya sendiri).
3. Semaksimal mungkin
hindari anak2 dr gadget (smartphone, tablet, ipad), tv, komputer, lebih
baik berikan mainan utk kegiatan fisik semisal, bola, sepeda,
bowling2an, dan atau buku2 cerita/pengetahuan, bukur aktifitas (Ingat :
buku adalah investasi berharga yg kita tanam utk anak), dan atau mainan
edukatif (puzel, lego, balok, tangram, kartu2 yg mendidik, dll - sdh
banyak dijual di toko buku.
4. Berikan "underwear rule". Aturan
pada anak dlm berpakaian, di mana, kapan dan pada siapa boleh membuka
pakaian dalam. Janganr biasakan anak kita (usia balita) hanya memakai
pakaian dalam saja saat di rumah, meski sdg bersama orgtua/anggota
keluarga. Mulai berikan pemahaman ttg aurat laki2 adlh dr pusar sampai
lutut, dan aurat perempuan semua, kecuali telapak tangan dan muka.
5.
Berikan aturan sesuai Islam, sejak usia 7 thn sdh dipisah tidurnya anak
laki2 dan perempuan. Dan tidak boleh tidur dlm satu selimut. Bila masuk
kamar orgtua (pd saat sebelum subuh, antara zuhur dan ashar, dan ba'da
Isya) harus mengetuk pintu terlebih dahulu.
6. Orgtua tdk membiasakan diri hanya memakai handuk saja saat keluar dr kamar mandi. Aturan ini jg hrs dibiasakan pd anak2 kita.
Tanya
Itu
ustad temen saya kan mengakui kalo dia itu punya sifat mencuri tapi dia
pakai sendiri kalo bahaSA psikolognya mah klepto Ɣɑ̤̈ ustad. Mencuri
itu kan haram. Nah dia ♏åu taubat. Tp kata dia selalu åϑå hasrat untuk
pengen barang itu. Bukan kayak pencuri pada umumnya. Pengen lagi pengen
lagi dan lagi. Dia udah nyoba buat slalu inget Allah tilawah salat rajin
ustad tp ketika dia mnjadi masy biasa kembali lagi penyakit kleptonya
itu.
Dia pernah suatu kali juga slat taubat tp lagi lagi dia mlakukan hal ᵞαƝᵍ [d̲̅i̲̅] larang ustad.
Penyembuhannya gimana Ɣɑ̤̈ ustad? Lalu taubatnyA ᵞαƝᵍ lalu [d̲̅i̲̅] ampuni atau tidak.?
Mohon bantuannya Ɣɑ̤̈ ustad. TerimakaSih.
Memang
sulit merubah kebiasaan buruk. Terus diberi semangat. Mungkin bisa
sering2 diajak ikut kajian, atau kalau dia senang membaca, dikasih buku.
Sembari dikokohkan aqidahnya, agar sadar bahwa kita selalu dalam pengawasan Allah.
Untuk terapi mungkin bisa minta saran psikiater yg dikenal baik.
Bisa juga terapi dzikir, jadi ketika ada peluang dan hasrat kleptonya muncul, biasakan berdzikir dulu yg banyak
Kemudian selama terapi usahakan sedikit mungkin pergi sendirian, ajaklah selalu teman.
Lalu usahanya dlm ibdh kpd Allah akn sia2
Jawab:
In syaa Allah tdk
Terus aja usahakan perbanyak ibadah dan dzikir
Dan jgn merasa nyaman dgn kebiasaan buruk itu. Harus sungguh2 berusaha meninggalkan.
SoAlnya
lingkungan dia itu Ɣɑ̤̈ ustad lingkungan ᵞαƝᵍ slalu mewah dan serba
mudah. Alias org beradA smua tRcukupi. Jadinya dia serba pengen liat
temennya begini begitu. InsyaAllah nanti akan saya beri tahu masukan
ustad ini maaf Ɣɑ̤̈ ustad. Markirest (mari kita rest) terimakasih banyak
Ɣɑ̤̈ ustad.
TanyaAslm wrwb
Ustadz Dian, afwan, ingin
bertanya.. Laki2 sholeh yg dimaksud disini bgma tadz? Terus, kriteria
laki2 yg bersungguh2 dgn kita itu seperti apa?
Lihat 3B
Bibit Bebet Bobot
Harus punya referensi dari org2 dekatnya
Perhatikan juga lingkungan pergaulannya
Teman
“Seseorang tergantung agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memerhatikan siapakah teman dekatnya.”
Laki-laki yg sungguh2 itu bisa kita liat dari :
1. Visi misi hidupnya
2. Menjaga adab sebelum halal
3. Diuji dulu
Tapi jgn lupa, tdk ada manusia yg sempurna.
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT